Anda di halaman 1dari 42

KONTRASEPSI

1. Anggita Dipika Wulandari (1604026131)


2. Dewi Motik Herawati (1604026147)
3. Fachrurrozi (1604026164)
4. Fathia Garnisa Rahmawati (1604026167)
5. Fitri Silviani (1604026172)
6. Gita Puji Astuti (1604026174)
7. Ika Yasinta R (1604026180)
8. Kurniya Septiyanti (1604026183)
9. Nursyifa Maharani (1604026211)
10. Nurul Fitri (1604026212)
11. Retno Yulianti Susman (1604026214)
12. Rojid Setiawan (1604026223)
13. Siti Maimonah (1604026230)
14. Zulfa Atqiya (1604026251)
Definisi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti melawan dan
konsepsi yang berarti fertilisasi/pembuahan. Kontrasepsi
adalah suatu tindakan pencegahan kehamilan atau
pencegahan konsepsi (bertemunya sel sperma dengan sel
telur yang matang) baik bersifat sementara atau menetap.
Tujuan dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya
kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang
dengan sel sperma.

Sifat kontrasepsi :
1. Kontrasepsi reversibel (berkemampuan memiliki anak jika
penggunaan kontrasepsi dihentikan).
2.Kontrasepsi permanen/sterilisasi (tidak dapat memiliki anak
dan melibatkan tindakan operasi.
Syarat-syarat yang harus di penuhi oleh
suatu metode kontrasepsi yang baik:

1. Aman/tidak berbahaya.
2. Dapat di andalkan.
3. Sederhana, sedapat-dapatnya tidak usah di
kerjakan oleh seorang dokter.
4. Murah.
5. Dapat diterima oleh orang banyak.
Jenis-jenis kontrasepsi
Kontrasep
Farmakolo si
gi Hormonal
Spermisid
Kontrasep e
si
Non- Kontrasep
Farmakol si Teknik Bersifat
ogi Kontrasep Reversibl
si e
Bersifat
Mekanik Irreversibl
e
Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi Hormonal Umumnya digunakan pada
wanita. Pil kontrasepsi mengandung kombinasi
antara hormon estrogen (E) dengan progesteron (P)
atau progesteron saja.
Prinsipnya pada mekanisme siklus menstruasi,
yaitu mencegah terjadinya ovulasi, melumpuhkan
sperma dan menghalangi pertemuan sel telur
Tersedia dalam bentuk sediaan :
1. Oral
2. Injeksi
3. Implant
4. Patch
Patofisiologi
Proses hipotalamus-pituitari-ovarium mengatur fisiologi reproduksi selama masa
refroduktif. Hormon penstimulasi folikel (follicle stimulating hormone, FSH) dan luteinizing
hormone (LH), diproduksi dipituitari sebagai respon kepada hormone pelepas gonadotropin
(gonadotropin relasing hormone, GnRH) dari hipotalamus, mengatur fungsi ovarium.
Gonadotropin juga dipengaruhi oleh umpan balik negative dari estradiol steroid seks (diproduksi
oleh korpus luteum). Steroid seks lain adalah androgen, banyak testoteron dan androstenedion,
dilepaskan oleh stroma ovarium dan kelenjar adrenal.

Perubahan patofisiologi berkaitan dengan menopause diakibatkan hilangnya aktivitas


folikular ovarium, ovarium pascamenopause tidak lagi merupakan tempat utama sintesis
estradiol atau progesterone.

Seiring bertambahnya umur wanita, FSH yang bersirkulasi naik secara progresif dan
inhibisi ovarium berkurang. Menopause dikarakterisasi oleh peningkatan 10-15 kali FSH yang
bersirkulasi dibandingkan dengan konsentrasi fase foliklar, peningkatan 4-5 kali LH, dan
penurunan 90% estradiol.
Siklus Menstruasi pada
Wanita
Ovarium mempunyai fungsi gametogenik penting yang
terintegrasi dengan aktivitas hormonalnya. Pada
perempuan gonad relatif tenang selama masa kanak-
kanak, suatu masa ketika terjadi pertumbuhan dan
menstruasi yang cepat. Pada pubertas, ovarium memulai
suatu periode fungsi siklus selama 30-40 tahun yang
disebet dengan siklus menstruasi karena mas perdarahan
teratur yang merupakan manifestasi yang paling jelas.

Satu siklus menstruasi umumnya terjadi dalam 28 hari yang di


bagi dalam 3 fase, fase folikuler, fase ovulasi, dan fase luteal.
Perbedaan ketiga fase mudah dengan melihat gambar dibawah
ini
Siklus Menstruasi pada Wanita
Terdapat 3 fase dalam 1 siklus ( 28 hari ):

1. Fase Folikuler adalah dimana kadar FSH (Folicle


Stimulating Hormone) sedikit meningkat sehingga
merangsang tumbuhnya 3 30 folikel ovarium (kantung
dinding telur ) yang masing masing mengandung 1 sel
telur.

2. Fase Ovulasi adalah dimana kadar LH ( Luteinizing


Hormone ) meningkat dan folikel yang matang akan
menonjol ke permukaan ovarium ( dinding telur ) untuk
melepaskan sel telur ( ovulasi ). Sel telur biasanya
dikeluarkan dalam waktu 16 32 jam setelah terjadi
peningkatan kadar LH. Dalam fase ini biasanya wanita
mengalami gangguan nyeri pada perut bagian bawah,
rasa itu bisa berlangsung dalam beberapa menit bahkan
sampai beberapa jam.

3. Fase Luteal adalah lepasnya sel telur dari indung telur


selama 14 hari, dan folikel ovarium ( kantung induk telur
) akan menutup kembali dan membentuk kopus luteum
yang menghasilkan hormon progesteron dalam jumlah
Mekanisme Kontrasepsi Oral

Menekan ovulasi
Mengurangi transport sperma di bagian atas
saluran genital (tuba fallopii)
Mengganggu pertumbuhan endometrium,
sehingga menyulitkan proses implantasi
Memperkental lendir serviks (mencegah
penetrasi sperma)
KONTRASEPSI ORAL
a. Monofasik Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen/progestin dalam dosis
yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. Contoh:
microgynon

b. Bifasik Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet


mengandung hormon aktif estrogen/progestin dalam dua
dosuis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Contoh: Climen 28

c. Trifasik Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet


mengandung hormon aktif estrogen/progestin dalam 3
dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Contoh: TRINORDIOL*-28
KONTRASEPSI PIL PROGESTIN ( MINIPIL)
Merupakan kontrasepsi yang digunakan oleh wanita segera setelah
berhubungan tanpa pengaman untuk mencegah kehamilan tidak
diinginkan (WHO, 1998).

Cara kerja minipil


Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium (tidak begitu kuat).
Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit.
Mengentalkan lendir serviks.
Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi ovum terganggu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
kontrasepsi oral
Pada wanita usia lebih dari 35 tahun
Perokok
Hipertensi
Diabetes Mellitus
Dislipidemia
Tromboembolisme
Gangguan Kardiovaskular
Migrain
Obesitas
Kanker
Kontrasepsi Injeksi

Injeksi progesteron untuk kontrasepsi long-acting mengandung


Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA).
Secara umum bekerja dengan cara :
a. Menghalangi ovulasi (masa subur)
b. Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental
c. Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim
d. Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma
e. Mengubah kecepatan transportasi sel telur.

Contoh kontrasepsi injeksi :


Depo Provera ( 3 ml/150 mg atau 1 ml/150 mg) diberikan
setiap 3 bulan (12 minggu )
Noristeran ( 200 mg ) diberikan setiap 2 bulan ( 8 minggu )
Cyclofem 25 mg Medroksi Progesteron Asetat dan 5 mg
Estrogen Sipionat diberikan setiap bulan.
Kontrasepsi Implant

Secara umum bekerja dengan menekan ovulasi, Mengentalkan lendir


serviks, Atrofi endometrium, dan menghambat transportasi ovum lewat
tuba. Efektivitas sangat efektif 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan
Kontrasepsi Patch

Kontrasepsi patch atau di sebut koyo KB adalah plastik elastis kecil dan
tipis yang ditempelkan di kulit untuk mencegah kehamilan. Tidak seperti
koyo pada umumnya yang digunakan untuk mengurangi keluhan saraf
(pegal-pegal), koyo KB mengandung hormon yang sama dengan pil KB
kombinasi.

Koyo memberikan dosis harian konstan hormon ke dalam aliran darah


melalui kulit. Hormon akan mencegah indung telur untuk melepaskan telur
(ovulasi) setiap bulan. Selain itu, hormon dari koyo juga mengentalkan
lendir di leher rahim, sehingga mempersulit sperma untuk mencapai telur
dan membuat lapisan rahim tipis jadi kurang mungkin untuk menerima telur
yang dibuahi.
ESO Kontrasepsi Hormonal

Nausea
Muntah
Nyeri payudara
Menstruasi tidak teratur
Timbul flek pada permukaan
kulit
Perdarahan atau bercak
Interaksi Obat dengan
E+P
Kontra Indikasi Untuk Penggunaan Jangka
Panjang KO Kombinasi

Kontraindikasi:
1. Penyakit hati akut atau progresif
2. Tumors hati jinak atau ganas
3. Tumor jinak tergantung hormon
4. Kejadian Thromboembolic atau infark myocardial pada
riwayat
5. Gangguan Koagulatori (contoh. Resistensi terhadap APC)
6. Hypertriglyceridemia
7. Diabetes mellitus dengan penyakit pembuluh (terbatas)
8. Hipertensi berat
9. Pendarahan uterus tidak jelas, yang tidak terdiagnosa
10. Migrain yang tidak tergantung siklus
11. Otosclerosis dengan progresi pada kehamilan sebelumnya
12. Perempuan berusia 45 atau lebih yang merokok
13. Chloasma
SPERMISIDA

Spermisida adalah bahan kimiawi yang digunakan untuk


menonaktifkan atau membunuh sperma.

Dikemas dalam bentuk aerosol (busa), tablet vaginal,


suposutaria, atau dissolvable film dan krim.

Cara kerjanya adalah dengan cara menyebabkan sel sperma


terpecah, memperlambat pergerakan sperma dan menurunkan
kemampuan pembuahan disel telur.
Manfaat dari pemakaian spermisida:
efektif seketika
tidak memngganggu produksi ASI
sebagai pendukung metode lain
tidak menggangu kesehatan
tidak mempengaruhi sistemik
mudah digunakan
meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual
Tidak menggunakan resep dokter atau pemeriksaan khusus.
KONTRASEPSI TEKNIK
Merupakan suatu cara yang dapat dikerjakan sendiri oleh peserta
keluarga berencana, tanpa pemeriksaan medis terlebih dahulu.
Rumus menghitung masa subur wanita dengan menggunakan sistem
kalender :

- Masa Subur = Hari Terakhir Haid Menstruasi + 13


- Masa Prasubur = Masa Subur -3 & Masa Subur + 3

Contoh :

- Masa subur = hari terakhir menstruasi adalah 20 April + 13


= 33 hari atau jatuh pada tanggal 3 Mei

- Masa prasubur = hari terakhir menstruasi -3 dan hari terakhir menstruasi +3


= 20-3 = 17 dan 20+3 = 23

Jadi hari terakhir menstruasi adalah tangal 20 April maka tanggal masa subur adalah
tanggal 3 Mei, masa prasubur awal tanggal 17 April dan masa prasubur akhir tanggal 23
April.

Agar lebih tepat sebaiknya melakukan pencatatan 6 siklus haid terakhir untuk
menentukan masa prasubur. Kurangi dan tambahkan 3 hari pada siklus terpendek dan
terpanjang dari catatan yang telah dibuat.
Kontrasepsi Mekanik Bersifat Reversible
AKDR dengan Progestin

AKDR atau IUD (Intra Uterine Device)

Dipasang di dalam rahim dengan


memakai alat khusus oleh dokter atau
bidan yang sudah dilatih. Metode ini
memiliki kemampuan yang tinggi
dalam mencegah kehamilan, tidak
mempengaruhi hubungan seksual,
tidak mempengaruhi kualitas dan
produksi ASI dan dapat digunakan
dalam jangka waktu lama (8 sampai
10 tahun).
Jenis-jenis AKDR di Indonesia :

1. Copper-T
2. Copper-7
3. Multi Load
4. Lippes Loop
Kontrasepsi Mekanik Bersifat Irreversible

Merupakan metode kontrasepsi dengan operasi kecil dengan


cara steril dan permanen atau tidak dapat hamil kembali.
Kontrasepsi ini biasa disebut dengan kontrasepsi mantap.

Vasektomi atau metode operasi pria (MOP)

Tindakan operasi ringan ini dengan cara mengikat dan


memotong saluran sperma (vas deferens) sehingga air mani
tidak mengandung sperma.

Tubektomi atau metode operasi wanita (MOW)

Tindakan operasi ringan ini dengan cara mengikat dan


memotong saluran telur (tuba fallopi) sehingga ovum dari
ovarium tidak mencapai uterus.
PERTIMBANGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI

1. Pil mini kurang efektif dibandingkan pil kombinasi dan


dikaitkan dengan pendarahan saat menstruasi.
2. Kontrasepsi multifasik dosis total yang lebih rendah dalam
setiap siklusnya.
3. Pilihan utama kontrasepsi oral adalah pil monofasik yang
mengandung EES 30-35 ug.
4. Produk yang mengandung EES 20 ug mungkin
menyebabkan kembung dan nyeri (ketegangan)
payudaradan wanita usia >40 thn lebih menyukainya.
Tetapi esterogen dosis rendah lebih mungkin terjadi
pendarahan dan meningkatkan resiko kegagalan jika
kelupaan minum.
5. Simtom karena menggunakan kontrasepsi pada pertama
seperti siklus pendarahan akan berkurang pada siklus
kedua atau ketiga.
6. Perhatikan tanda-tanda timbulnya bahaya karena
penggunaan kontrasepsi hormonal.
Kontraindikasi atau
kehati-hatian
penggunaan kontrasepsi
(WHO)
WHO dan manager program KB
mempromosikan skema bertingkat (4 kategori)
dan menggunakan istilah hati-hati
menggunakan daripada kontraindikasi absolut
dan relatif

Pada saat para spesialis OB/GYN dan institusi


KB Eropa mengacu pada kontraindikasi; para
bidan, petugas KB dan pelatih (di 3 atau 4
negara di Dunia) lebih leluasa merujuk pada
kategori hati-hati menggunakan karena lebih
memberi akses untuk memperoleh kontrasepsi.
Kontraindikasi Untuk
Penggunaan Jangka -
Panjang KO Kombinasi
Kontraindikasi:
1. Penyakit hati akut atau progresif
2. Tumors hati tinak atau ganas
3. Tumor jinak tergantung hormon
4. Kejadian Thromboembolic atau infark myocardial pada riwayat
5. Gangguan Koagulatori (contoh. Resistensi terhadap APC)
6. Hypertriglyceridemia
7. Diabetes mellitus dengan penyakit pembuluh (terbatas)
8. Hipertensi berat
9. Pendarahan uterus tidak jelas, yang tidak terdiagnosa
10.Migrain yang tidak tergantung siklus
11.Otosclerosis dengan progresi pada kehamilan sebelumnya
12.Perempuan berusia 45 atau lebih yang merokok
13.Chloasma
Kontraindikasi Untuk
Penggunaan Jangka
Panjang KOK
Kontraindikasi Relatif:
1. Bedah major meningkatkan risiko
thromboembolic dan imobilisasi harus
mengakhiri penggunaan KO sementara
2. Perokok berusia > 30tahun
3. Porphyria
4. Penyakit kantung empedu, riwayat
intrahepatik cholestasis
5. Gagal ginjal
6. Gagal Jantung
7. Thromboflebitis berulang
8. Penyakit Sickle Sel (Anemia Bulan Sabit)
Alasan-alasan Penghentian
Penggunaan KO Kombinasi

Penghentian Penggunaan Kontrasepsi


Oral:
1. Pertama kali migrain atau sefalgia berat
2. Meningkatnya episode epilepsi pada pasien
(semua jenis epilepsi)
3. Gangguan visual, gangguan pendengaran
4. Tumor Hati
5. Cholestasis, icterus
6. Hepatitis aktif atau baru
7. Flebitis
8. Thromboembolism
9. Kenaikan tekanan darah yang signifikan
Kehati-hatian Penggunaan
Pil Kontrasepsi Oral (WHO)

Kategori WHO 1 (aman & bermanfaat):


Postpartum >= 21 hari
Pasca keguguran, dengan pengguguran dilakukan
trimester pertama atau kedua
Riwayat diabetes kehamilan
Diabetes
Varises
Sakit kepala ringan
Pola ireguler pendarahan per-vaginal tanpa anemia
Riwayat PRP, riwayat PRP sekarang atau sebelumnya
Riwayat IMS sekarang atau sebelumnya
Vaginitis tanpa servisitis purulenta
Kehati-hatian Penggunaan
Pil Kontrasepsi Oral (WHO)

Kategori WHO 1 (aman & bermanfaat):


- Bertambahnya resiko IMS
- HIV-positif atau sedang berisiko terinfeksi HIV
atau AIDS
- Tumor jinak payudara
- Riwayat kanker payudara, kanker endometrial
atau ovarium
- Cervical ektropion
- Carrier virus hepatitis
- Mioma uteri
- Pernah mengalami Kehamilan ektopik
- Obesitas
- Kondisi Tiroid
Kehati-hatian Penggunaan
Pil Kontrasepsi Oral (WHO)

Kategori WHO 2 (manfaat diatas


risiko):
- Sefalgia berat setelah inisiasi Pil Kontrasepsi
Oral
- Diabetes mellitus
- Bedah major dengan imobilisasi yang lebih lama
- Penyakit Sickle Sel, penyakit hemoglobin C
- Tekanan darah 140/100 sampai 159/109 mm Hg
- Massa payudara yang belum terdiagnosa
- Kanker Serviks
- Usia >50 tahun
- Kondisi yang mengarah pada ketidak-patuhan
medik
- Riwayat anomali kandungan lipid darah
Kehati-hatian Penggunaan
Pil Kontrasepsi Oral (WHO)

Kategori WHO 3 (Pertimbangkan Manfaat


terhadap Risiko):
- Postpartum < 21 hari
- Laktasi (6 minggu hingga 6 bulan)
- Pendarahan uterus atau vagina yang tak terdiagnosa
- Usia > 35 years dan merokok kurang dari 20 rokok per
hari
- Riwayat Ca Mammae tapi tidak kambuh kembali 5
tahun belakangan
- Interaksi obat
- Penyakit kantung empedu
Kehati-hatian Penggunaan
Pil Kontrasepsi Oral (WHO)

Kategori WHO 4 (Risiko lebih besar dari Manfaat):


- Tromboemboli vena
- Cerebrovascular Disease atau penyakit arteri koroner
- Penyakit katub jantung (struktural)
- Diabetes dengan komplikasi
- Kanker payudara
- Kehamilan
- Laktasi (< 6 minggu dari postpartum)
- Penyakit Hati
- Sakit kepala dengan simptom neurologis fokal
- Bedah major dengan imobilisasi yang lebih lama
- Usia > 35 tahun dan merokok 20 batang atau lebih per hari
- Hipertensi (TD > 160/100 Hg disertai gangguan vaskuler progresif
Pembahasan dan Kasus
Ny. Sylvia bekerja sebagai manager bisnis
Online Shop di Kota Tasikmalaya yang berusia
27 tahun datang dengan keluhan dalam waktu
1 bulan terakhir sering pusing, kleyengan,
sedikit mual dan timbul flek-flek hitam pada
wajah. Dengan maksud untuk mengecek
keadaan rahim dan mengurangi keluhan-
keluhan tersebut atau perlu mengganti alat
kontrasepsi (IUD) dengan alat kontrasepsi
yang lain. Karena semenjak menggunakan IUD
siklus haid tidak teratur, terakhir haid 2 bulan
yang lalu, jadi Ibu mengalami kekhawatiran
hamil lagi, sedangkan Ibu tersebut baru
mempunyai 1 orang anak yang berusia 9
bulan dengan riwayat persalinan normal,
sebelumnya memakai alat kontrasepsi IUD.
Tekanan darah : 120/80 mmHg, HR: 70 x/mnt,
RR: 24 x/mnt, T: 37 Celcius, pemeriksaan
laboratorium: Hb : 13 gr%. Riwayat merokok
(-) dan riwayat penyakit lainnya (-).
1. Problem pasien

Problem utama : Ingin mengechek keadaan rahim, dan posis IUD


Problem tambahan : Sering pusing, kleyengan, sedikit mual dan timbul flek
hitam pada wajah, siklus haid tidak teratur
2. Tujuan terapi
Mengganti alat kontrasepsi
Mengatur jarak kehamilan
Mengatasi pusing, kleyengan, sedikit mual dan flek hitam pada wajah
3. Pemilihan Terapi

Dilakukan pengecekan terlebih dahulu, dilihat dari kronologis ada kemungkinan hamil,
jadi dilakukan pemeriksaan kehamilan (tespec) diyakinakan dengan pemeriksaan
kehamilan di Laboratorium dan USG kehamilan. Jika Postif (+) hamil, IUD
dibiarkan sampai proses persalinan di usia 40-41 minggu, tapi jika Negatif (-), maka
dilakukan beberapa terapi diantaranya :
Terapi Non Farmakologis :

Menghentikan pemakaian alat kontrasepsi yang mungkin mengakibatkan


keluhan pasien.
Menyarankan kontrasepsi alamiah seperti pantang berkala dan senggama
terputus.
Menyarankan kontrasepsi oral.
Mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi.
Olah raga teratur.
Terapi Farmakologis : Terapi kontrasepsi oral atau Terapi kontrasepsi suntik.

Anda mungkin juga menyukai