PENDAHULUAN
I.1. Definisi
Kandung Kemih Hiperaktif (Overactive Bladder / OAB) didefinisikan sebagai
suatu keadaan urgensi dengan atau tanpa inkontinensia tipe urgensi, biasanya
disertai dengan frekwensi dan nokturia. OAB adalah suatu keadaan kronik,
kondisi debilitating, yang dapat mengenai semua umur, meskipun lebih banyak
terdapat pada usia lanjut. 1, 2, 3
I.2. Epidemiologi
Dalam suatu survei pada hampir 17.000 orang yang berusia 40 tahun ataulebih di
6 negara di Eropa sebanyak 16,5% dilaporkan mengalami satu atau lebihdari
urgesi, inkontinensia frekwensi atau inkontinensia urgensi. Di USA dilaporkan
16,9% pada wanita dan 16% pada pria diatas usia 18 tahun mengalami hal
tersebut di atas.
Studi terakhir di Eropa pada wanita berusia 18 tahun atau lebih 35%dilaporkan
ada pengeluaran urin secara tidak sadar dalam 30 hari terakhir, dimana20%
dilaporkan adanya gejala - gejala inkontinensia urgensi, 37% stress urinary
incontinence (SUI) dan 33% inkontinensia campuran. Gejala gejala
inkontinensia urgensi dan campuran meningkat seiring dengan peningkatan usia
4
1, 2 , 3, 4
Suatu kelompok studi kasus kontrol pada 919 pasien pasien diidentifikasikan
dari studi prevalensi di Amerika menunjukan akibat dari inkontinensia pada suatu
kondisi spesifik kesehatan berkaitan dengan kwalitas hidup (HRQL = health
related quality of life ) skala untuk OAB (OAB-q). Gejala yang mengganggu dan
skor tidur secara bermakna lebih buruk pada urgensi dari pada Stress Urinary
Incontinentia (SUI) (kedua p <0,001).
3, 4
Di
Amerika
biaya
tahunan
yang
berkaitan
dengan
OAB
di
masyarakat berkisar lebih dari 9 miliyar dolar , meliputi 2,9 milyar dolar untuk
diagnosis dan terapi, 1,5 milyar dolar untuk perawatan rutin, 3,9 milyar dolar
untuk akibat kesehatan yang terkait dan 841 milyar dolar untuk hilangnya
produktifitas.
tidak mencari pertolongan seperti malu, anggapan bahwa hanya sedikit yang bisa
dilakukan untuk membantu dan sebuah penerimaan yang salah bahwa masalah
kandung kencing adalah bagian normal dari proses menjadi tua. Ketaatan
penderita ketika menjalani terapi sangat mengecewakan yaitu kurang dari
seperempat pasien pasien tersebut bersedia untuk melanjutkan berbagai jenis
pengobatan untuk 6 bulan atau lebih. Sebagai usaha untuk meningkatkan
pengenalan dan penatalaksanaan dari OAB, sudah dikembangkan pedoman
pedoman klinis, khususnya oleh International Consultation on Incontinence (ICI)
dan European Assotiotion of Urology (EAU). Usaha - usaha yang keras telah
dilakukan untuk memperbaiki pedoman dengan harapan bahwa rekomendasi
rekomendasi mereka akan meningkatkan standar perawatan dan membantu
menghilangkan sikap yang nihilistik terhadap OAB yang biasa terjadi diantara
dokter ataupun pasien.
Karena OAB menimbulkan banyak masalah bagi kita terutama para lanjut usia,
maka penulis akan membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan OAB.
BAB II
PATOFISIOLOGI
KANDUNG
(OVERACTIVE BLADDER)
Kandung kemih
KEMIH
HIPERAKTIF
Urethra
Kandung kemih adalah suatu kesatuan organ yang dapat mengembang selama
pengisian dan berkontraksi selama berkemih melalui lapisan otot polos yang
dikenal
sebagai
otot
detrusor.
Otot
detrusor
ini
dipersarafi
dengan
Aktifitas otot polos dan lurik pada kandung kemih, urethra dan area
sfingter periuretra
dipengaruhi
oleh
berbagai
neurotransmitter
termasuk
Kapasitas
atau
menunda
berkemih.
Jika
ke
toilet,
maka
akan
tekanan kandung kemih harus lebih rendah dari pada tekanan urethra.
Ga
mbar 2. Proses berkemih Normal. Mula-mula kandung kemih terisi, jika
sudahsesuai
kapasitsnya
akan
terjadi
sensasi
untuk
berkemih,
otot
Dasar pelvis
Sistem saraf Otonom (sistem saraf involunter) terdiri dari saraf Simpatis dan
parasimpatis. Sistem saraf Otonom mensarafi :
Sfingter internal
Dasar Pelvis
Traktus
Urinarius Persarafan
Bawah
Kandung kemih
Stimulasi
Akibat
Kontraksi kandung kemih
parasympathetic
Kandung kemih
(cholinergic)
Stimulasi reseptor Beta- Relaksasi kandung kemih
adrenergik
(filling)
Leher kandung kemih Stimulasi reseptor Alpha- Kontraksi leher kandung
dan urethra (sphincter adrenergik
interna
II.3. Kontrol Proses Berkemih
Refleks berkemih normal pada orang dewasa diperantarai oleh jalur spino bulbo
spinal. Selama pengisian kandung kemih, jika ambang batas tegangan tercapai,
impuls akan dikirim, terutama oleh nervus pelvicus menuju pusat di SSP. Neuron
afferent mengirim informasi ke daerah abu-abu periaqueductal, yang akan
mengkomunikasikan dengan pontine tegmentum, dimana ada dua daerahyang
berbeda yang terlibat dalam kontrol berkemih. Salah satunya adalah daerah
Myang terletak di dorsomedial, berhubungan dengan nucleus Barrington
atau pontine micturition center (PMC). Lebih ke lateral terdapat region L yang
berperan sebagai pusat penyimpanan urin di pontine, yang diperkirakan menekan
kontraksi kandung kemih dan mengatur aktivitas muskulus striatum kandung
7 ,8, 9
7 ,8 , 9
1. Asam Glutamat
Sudah diketahui bahwa glutamat adalah transmitter excitatory utama pada SSP
mamalia, termasuk jalur yang mengontrol traktus urinarius bawah.
2. Glisin
Glisin dapat ditemukan di dalam neuron di komisura abu-abu daerah dorsal sakral
yang menerima input afferent PMC. Sebagian besar glisin berada bersama dengan
GABA. Keadaan ini diketahui dari adanya penemuan bahwa glisindilepaskan dari
interneurons dalam sumsum tulang, kadang-kadang dilepaskan bersamaan dengan
GABA pada sinaps parasympathetic neuron preganglion.
Relaksasi sfingter
selama proses berkemih dihambat dengan kuat oleh strychnine, yang merupakan
antagonis spesifik reseptor glisin.
3. Enkephalins.
Beberapa bukti memperlihatkan bahwa mekanisme enkephalinergic di otak dan
medula spinalis punya peran penting dalam regulasi fase berkemih baik
fase penyimpanan
maupun
fase
pengosongan.Ujung
saraf
yang
banyak
mengandung enkephalin pada daerah PMC dan parasimpatis sakralis dan nucleus
Onuf di dalam medulla spinalis. Ujung saraf ini memperlihatkan adanya kontrol
penghambatan pada refleks berkemih. Peptida opioid dapat menekan jalur afferent
pada refleks berkemih pada tingkat medulla spinalis.
4. Serotonin
Sumber utama dari ujung saraf yang berisi 5-HT pada medulla spinalis adalah
nucleus raphe. Stimulasi elektrik pada neuron yang berisi 5-HT pada raphekaudal
dan aktivasi reseptor 5-HT postsinaptik di medula spinalis kucing menyebabkan
penghambatan yang nyata dari kontraksi kandung kemih.
5. Noradrenalin
Peran dari jalur noradrenergik saraf pusat pada proses berkemih masih belum
jelas. Kontrol kandung kemih melalui jalur bulbospinal mungkin melibatkan
adrenoseptors (ARs) dan .
1 -ARs tampaknya aktif pada kontrol saraf simpatis dan somatik dari
traktus urinarius bawah.
6. Asetilkolin
Terdapat bukti bahwa jalur kolinergik kortek serebral berperan penting pada
refleks
berkemih,
dan
studi
pada
hewan
mengindikasikan
bahwa
muskarinik
adalah
target
terapi
farmakologi
pada
OAB.
Reseptor muskarinik dibagi menjadi lima subtype yang tersebar luas di dalam
tubuh. Reseptor tadi ditemukan di otot polos, seperti kandung kemih, kelenjar
eksokrin,sistem saraf pusat dan jantung.
Reseptor
Muskarinik
dan
Nikotinik
mungkin
terlibat
dalam
kontrol
fungsi pengosongan. Pada tikus, stimulasi reseptor nikotinik pada otak akan
memperbesar kapasitas kandung kemih, sehingga hal ini mengarah pada anggapan
bahwa nicotinic agonists dapat mengaktivasi mekanisme yang menghambat
refleks pengosongan/berkemih.
7. Dopamin
Jalur
dopaminergik
sentral
dapat
berefek
fasilitasi
dan
inhibisi
pada
berkemih melalui reseptor D 2 -like melibatkan aksi batang otak dan sumsum
tulang belakang.
8. GABA
GABA( -amino butyric acid) telah diketahui sebagai transmitter penghambat
pada sinap spinal dan supraspinal pada SSP mamalia. Fungsi GABA tampaknya
dipicu oleh pengikatan GABA pada reseptor ionotropicnya yaitu GABA
GABA C , dan reseptor metabotropic GABA B .
dan
reseptor GABA A lebih banyak daripada GABA B kecuali pada cornu dorsal
dimana reseptor GABA B merupakan reseptor yang predominan.
9. Tachykinin
Tachykinin endogen yang utama yaitu substansi P(SP), neurokinin A(NKA) dan
neurokinin B (NKB), dan reseptor-reseptornya NK1, NK2, dan NK3, terdapat di
berbagai daerah SSP dan mempengaruhi kontrol berkemih. Pada tingkat spinal
ada keterlibatan tachykinin melalui reseptor NK1 pada reflex berkemih yang
diinduksi oleh pengisian kandung kemih. Karena aksi spesifik alpha-adrenergic
receptors.
kita. Normalnya, otot kandung kemih (detrusor) relaksasi selama pengisian dan
secara gradual akan teregang, kemudian kita akan merasa ingin berkemih ketika
kandung kemih terisi setengah dari kapasitasnya. Kita dapat menahan sampai saat
yang diinginkan atau saat sampai di toilet.
Gejala OAB biasanya berhubungan dengan kontraksi involunter dari otot detrusor
kandung kemih yang biasanya dikenal sebagai hiperaktivitas detrusor. Penyebab
dari keadaan ini belum diketahui.
Ada dua teori penyebab keadaan hiperaktivitas detrusor yang diusulkan yaitu :
1. Teori miogenik (The myogenic theory) :
Peningkatan eksitabilitas sel-sel otot detrusor menghasilkan peningkatan
tekanan involunter.
2. Teori neurogenik (The neurogenic theory) :
Diperkirakan ada kerusakan jalur inhibitor sentral atau sensitisasi afferent
terminal perifer di dalam kandung kemih yang dapat unmask reflek-reflek
berkemih primitif yang akan memicu overaktivitas detrusor.
Trauma, penyakit sistem saraf, pemberian obat atau kelainan organ perifer dapat
mengakibatkan kelainan berkemih, yang dapat diklasifikasikan sebagai kelainan
penyimpanan atau kelainan pengosongan. Kegagalan penyimpanan urin dapat
berakibat terjadinya berbagai inkontinensia urin (terutama inkontinensia urgensi
dan stress). Kegagalan pengosongan urin mengakibatkan retensi urin, yang akan
mengakibatkan terjadinya inkontinensia overflow.
Dalam OAB, dipercaya adanya hiperaktivitas otot detrusor yang berakibat tidak
terjadi penghambatan kontraksi dan keinginan untuk segera berkemih. Otot
detrusor yang lemah akan mengakibatkan pengosongan kandung kemih yang
tidak sempurna
dan
akan
meningkatkan
frekuensi
berkemih
akibat
1. Sistemik :
Diabetes Melitus
Diabetes Insipidus
BAB III.DIAGNOSIS
III.1. Tanda dan Gejala 5
Kajian Klinis secara Umum meliputi :
Nocturia
yang
mengenai
sekitar
dua
per
tiga
pasien
dengan
kelainan
Penilaian dasar panggul: wanita akan diminta untuk mengejan atau batuk
selama pemeriksaan uretra untuk mengidentifikasi inkontinensia stress. Palpasi
suprapubik untuk pembesaran kandung kencing dan massa. Pemeriksaan genital.
Pemeriksaan neurologis.
tes Urodinamik
untuk melihat fungsi kandung kemih dan kemampuan pengosongannya
secara tuntas.-Pengukuran residu urin. Bila pengosongan kandung kemih
tidak komplit, residu urin yang ada akan dapat menimbulkan gejala
overactive bladder
Uroflowmetry.
Untuk menentukan kecepatan dan volume urin yangkeluar.
Cystometry
Untuk mengukur tekanan kandung kemih selama pengisian. Prosedur ini
dapat mengidentifikasi adanya kontraksi otot involunter yang dapat
mengindikasikan tingkat tekanan dimana seseorang merasa ingin berkemih
dan dapat mengukur tekanan yang diperlukan untuk pengosongan
kandung kemih.
Electromyography
Prosedur ini dapat mengkaji koordinasi dari impulssaraf di dalam otot
kandung kemih dan sfingter uriner.
Video urodinamik.
Prosedur ini menggunakan X-ray atau gelombang ultrasonografi untuk
mendapatkan
gambar
kandung
kemih
pada
saat pengisian
dan
Cystoscopy
Digunakan untuk melihat abnormalitas pada traktusurinarius bawah
misalnya batu saluran kemih atau tumor.
Catatan harian kandung kencing selama 3 hari untuk menilai gejala baik
sebelummaupun sesudah percobaan pengobatan.
III.4. Komplikasi
Penderita dengan overactive bladder mudah menjadi :
Depresi
Cemas
Fatigue
Sulit berkonsentrasi
BAB IV
PENGELOLAAN
Bladder training.
5 , 8 , 9 ,10
Ke toilet.
Untuk pergi ke toilet dibuat semudah mungkin.
Kafein.
Kafein mempunyai efek diuretik. Terdapat di dalam teh, kopi dan coklat
kadang terdapat dalam obat pereda nyeri. Kafein merangsang kandung
kemih, menimbulkan gejala overactive bladder
Alkohol.
Pada beberapa orang alkohol dapat memperburuk gejala overactive
bladder, apalagi bila dikombinasikan dengan kafein.
Hal ini akan memakan waktu beberapa minggu, tujuannya untuk mengeluarkan
urin hanya 5 6 kali dalam 24 jam. Selama mengerjakan Bladder training ini
sebaiknya dicatat dalam buku harian sehingga dapat diketahui kemajuan yang
dicapai. Setelah beberapa bulan akan didapatkan rasa ingin berkemih/ ke toilet
yang normal.
Bladder training mungkin merupakan hal yang sulit, tetapi akan lebihmudah
dengan seiring berjalannya waktu dan dengan adanya dukungan dari
dokter, perawat atau pelatih. Pastikan bahwa jumlah masukan cairan cukup selama
melakukan Bladder training ini.
Absorbent pads
Penderita menggunakan popok (absorbent pads) untuk melindungi pakaian dan
bila tidak dapat menahan kencing.
Akupuntur
Emmon & Otto melakukan studi yang mendapatkan hasil (level of evidence1)
bahwa akupuntur mempunyai efek singkat yang bermakna terhadap perbaikan
OAB setara dengan terapi farmakologi dan terapi fisik atau perubahan tingkah
laku.Studi dilakukan terhadap 74 wanita dengan OAB dimana kelompok
perlakuan mendapatkan terapi akupuntur selama 4 minggu. Pada kelompok ini
didapatkan perbaikan pada kapasitas kandung kemih, urgensi, frekuensi dan
kualitas hidup dibandingkan dengan kelompok plasebo.
Stimulasi Elektrik
Pulsa elektrik ringan dapat digunakan untuk merangsang saraf yang mengontrol
kandung kemih dan otot-otot sfingter. Pulsa dapat diberikan melalui vagina atau
anus atau menggunakan patches di kulit, tergantung saraf mana yangakan
dirangsang.
Metoda lain adalah dengan bedah minor yaitu dengan menempelkan kawat
elektrik di dekat tulang ekor. Pada prosedur ini ada 2 tahap, yaitu :
1. Kawat ditempatkan dan dihubungkan dengan stimulator temporer yang
dapat dibawa untuk beberapa hari. Jika kondisinya membaik maka akan
dilanjutkan dengan langkah kedua.
Obat-obatan ini dapat memperbaiki gejala pada beberapa kasus. Perbaikan ini
bervariasi pada setiap individu. Sebaiknya dicoba diberikan obat untuk satu bulan
atau lebih, jika membantu maka obat dilanjutkan selama enam bulan atau lebih
kemudian obat dihentikan dan dilihat bagaimana gejala yang ada tanpa minum
obat.
Efek samping obat ini sering terjadi tetapi hanya ringan dan dapat ditoleransi.
Efek samping yang sering adalah mulut kering, mata kering, konstipasi dan
penglihatan kabur.
Oxybutynin:
Oxybutynin
adalah
golongan
antimuskarinik
non
selektif
yang
mempunyaiaktifitas relaksasi otot kandung kemih dan anestesi local. Sediaan obat
ini dapat inidapat yang lepas seger (5 mg TID), lepas lambat (5 atau 10 mg OD)
dan transdermal patches (39 cm2 patch in a dose of 36 mg per patch) yang akan
melepas 3.9 mg oxybutynin per hari selama 3-4 hari.
11
Tolterodine:
Tolterodine adalah suatu antagonis muskarinik yang tersedia dalam bentuk shortacting dan long-acting. Berbagai uji klinik memperlihatkan bahwa 2 mg atau4 mg
per hari akan sama efektifnya dengan pemberian oxybutynin 5 mg atau 10 mg per
hari.
Obat-obat lain :
1. Imipramine:
suatu antidepresan trisiklik dengan efek antikolinergik dan alfa-adrenergik.
Mungkin mempunyai efek sentral terhadap refleks pengosongan kandung kemih
sehingga direkomendasikan untuk inkontinensia campuran urgensi stres.
17
BAB V
RINGKASAN
Overactive Bladder
Pengobatan OAB pada stadium awal akan meningkatkan kondisi pasien dan
mengurangi
penggunaan
sumber
daya
kesehatan.
Tetapi
keterlambatan
Terapi OAB :
-
DAFTAR PUSTAKA
5.Mayo Clinic Staff . Overactive Bladder in the Elderly. Oct 12, 2006.
7. Andersson K-E, Wein AJ. Pharmacology of the Lower Urinary Tract:Basis for
Current
and
Future
Rev.2004;56:581-631.
Treatments
of
Urinary
Incontinence. Pharmacol
2005;106:13843
12.Gormley
EA.
Overactive
Bladder:
Management
And
Treatment