Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIS

Pemeriksaan Fungsi Ginjal


Verdiansah
Program Pendidikan Dokter Spesialis Patologi Klinik
Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Indonesia

ABSTRAK
Ginjal termasuk salah satu organ tubuh manusia yang vital. Organ ini berperan penting dalam metabolisme tubuh seperti fungsi ekskresi,
keseimbangan air dan elektrolit, serta endokrin. Fungsi ginjal secara keseluruhan didasarkan oleh fungsi nefron dan gangguan fungsi ginjal
disebabkan oleh menurunnya kerja nefron. Penyakit ginjal sering disertai penyakit lain yang mendasarinya seperti diabetes melitus, hipertensi,
dislipidemia, dan lain-lain. Gejala gangguan ginjal stadium dini cenderung ringan, sehingga sulit didiagnosis hanya dengan pemeriksaan klinis.
Pemeriksaan laboratorium dapat mengidentifi kasi gangguan fungsi ginjal lebih awal. Pemeriksaan antara lain kadar kreatinin, ureum, asam
urat, cystatin C, β2 microglobulin, inulin, dan juga zat berlabel radioisotop. Hal ini dapat membantu dokter klinisi dalam mencegah dan
tatalaksana lebih awal untuk mencegah progresivitas gangguan ginjal menjadi gagal ginjal.

Kata kunci: Fungsi ginjal, ginjal, pemeriksaan laboratorium

ABSTRACT
Kidney is one of the vital organs in the human body. It is important for body metabolism with excretion, water and electrolyte balance, endocrine
functions. Overall, kidney’s function is based on nephron and renal function impairment is due to decrease of nephron function. Kidney disease
is mostly accompanied by other underlying diseases such as diabetes mellitus, hypertension, dyslipidemia, etc. The early symptoms tend to be
mild, thus it is difficult to diagnose using only clinical examination. Laboratory examinations can identify renal function impairment earlier. They
are measurement of creatinine, urea, uric acid, cystatin C, β2 microglobulin, inulin, and radioisotope labeled compound levels. These
examinations help clinicians prevent dan manage early to prevent progression to renal failure. Verdiansah.
Renal Function Tests.

Keywords: Kidney, laboratory examinations, renal function

PENDAHULUAN awal. Hal ini dapat membantu klinisi Terdapat kurang lebih satu juta nefron
Ginjal terletak retroperitoneal dalam untuk melakukan pencegahan dan yang merupakan unit fungsional ginjal
rongga abdomen dan berjumlah sepasang penatalak-sanaan lebih awal agar dalam setiap ginjal.4 Nefron terdiri dari
dan merupakan organ vital bagi manusia. mencegah progre-sivitas gangguan glomerulus, tubulus kontortus proksimal,
Kurangnya pengetahuan masyarakat ginjal menjadi gagal ginjal.1-3 lengkung Henle, tubulus kontortus distalis
mengenai kesehatan menyebabkan gang- dan tubulus kolektivus.4,5 Glomerulus
guan ginjal sering terlambat terdeteksi. ANATOMI GINJAL merupakan unit kapiler yang disusun dari
Penyakit ginjal sering disertai penyakit lain Setiap manusia mempunyai dua ginjal tubulus membentuk kapsula Bowman. 4,5
yang mendasarinya seperti diabetes melitus, dengan berat masing-masing ± 150 gram. 4 Setiap glomerulus mempunyai pembuluh
hipertensi, dan dislipidemia. Gejala dan Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal darah arteriola afferen yang membawa
keluhan pada gangguan ginjal stadium dini kiri, karena adanya lobus hepatis dekstra darah masuk glomerulus dan pembuluh
cenderung ringan, sehingga sulit didiagnosis yang besar.4 Setiap ginjal terbungkus oleh darah arteriola efferen yang membawa
hanya dengan pemeriksaan klinis. 1-3
selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa.4 darah keluar glomerulus.5 Pembuluh darah
Korteks renalis terdapat di bagian luar yang arteriola efferen bercabang menjadi kapiler
Fungsi ginjal secara keseluruhan didasarkan berwarna cokelat gelap dan medula renalis di peritubulus yang memperdarahi tubulus. 5
oleh fungsi nefron dan gangguan fungsinya bagian dalam berwarna cokelat lebih terang. 4
Di sekeliling tubulus ginjal tersebut
disebabkan oleh menurunnya kerja nefron. Bagian medula berbentuk kerucut disebut terdapat pembuluh kapiler, yaitu arteriola
Beberapa pemeriksaan laboratorium telah pelvis renalis, yang akan terhubung dengan yang membawa darah dari dan menuju
dikembangkan untuk mengevaluasi fungsi ureter sehingga urin yang terbentuk dapat glomerulus, serta kapiler peritubulus yang
ginjal dan identifikasi gangguannya sejak lewat menuju vesika urinaria.4 memperdarahi jaringan ginjal.1,6

Alamat korespondensi email: ve_fl ame@yahoo.com

148 CDK-237/ vol. 43 no. 2, th. 2016


PRAKTIS

FUNGSI GINJAL dapat digunakan untuk mengevaluasi ammonium yang kemudian diukur. Ada
Pembuangan Non-protein fungsi ginjal. Metode pemeriksaan yang metode yang menggunakan dua enzim,
Nitrogen Compound (NPN) dilakukan dengan mengukur zat sisa yaitu enzim urease dan glutamat
dehidrogenase. Jumlah nicotinamide
Fungsi ekskresi NPN ini merupakan metabolisme tubuh yang diekskresikan
adenine dinucleotide (NADH) yang
fungsi utama ginjal. NPN adalah sisa melalui ginjal seperti ureum dan kreatinin. berkurang akan diukur pada panjang
hasil metabolisme tubuh dari asam
nukleat, asam amino, dan protein. Tiga 1. Pemeriksaan Kadar Ureum gelombang 340 nm.1,10
zat hasil ekskresinya yaitu urea, Ureum adalah produk akhir katabolisme
kreatinin, dan asam urat.1-3,6 protein dan asam amino yang diproduksi Beberapa metode yang digunakan untuk
oleh hati dan didistribusikan melalui cairan mengukur ureum antara lain dapat
Pengaturan Keseimbangan Air intraseluler dan ekstraseluler ke dalam dilihat pada tabel 1.
Peran ginjal dalam menjaga keseimbangan darah untuk kemudian difiltrasi oleh
air tubuh diregulasi oleh ADH (Anti-diuretik glomerulus.9 Pemeriksaan ureum sangat Ureum dapat diukur dari bahan
Hormon). 1,6
ADH akan bereaksi pada membantu menegakkan diagnosis gagal pemeriksaan plasma, serum, ataupun urin.
perubahan osmolalitas dan volume cairan ginjal akut.9 Klirens ureum merupakan Jika bahan plasma harus menghindari
intravaskuler. 1,6
Peningkatan osmolalitas indikator yang kurang baik karena penggunaan antikoagulan natrium citrate
plasma atau penurunan volume cairan sebagian besar di-pengaruhi diet.9 dan natrium fl uoride, hal ini disebabkan
intravaskuler menstimulasi sekresi ADH oleh karena citrate dan fl uoride menghambat
hipotalamus posterior, selanjutnya ADH akan Pengukuran ureum serum dapat di- urease. Ureum urin dapat dengan mudah
meningkatkan permeabilitas tubulus kontortus pergunakan untuk mengevaluasi fungsi ginjal, terkontaminasi bakteri. Hal ini dapat diatasi
distalis dan duktus kolektivus, sehingga status hidrasi, menilai keseimbangan dengan menyimpan sampel di dalam
reabsorpsi meningkat dan urin menjadi lebih nitrogen, menilai progresivitas penyakit ginjal, refrigerator sebelum diperiksa.3,11,12
1,6,7
pekat. Pada keadaan haus, ADH akan dan menilai hasil hemodialisis. Kadar urea
disekresikan untuk meningkatkan reabsorpsi nitrogen dapat dikonversi menjadi ureum Peningkatan ureum dalam darah disebut
air.1,6 Pada keadaan dehidrasi, tubulus ginjal perhitungan perkalian 2,14 yang melalui azotemia. Kondisi gagal ginjal yang ditandai
akan memaksimalkan reabsorpsi air sehingga persamaan.1 dengan kadar ureum plasma sangat tinggi
dihasilkan sedikit urin dan sangat pekat dikenal dengan istilah uremia. Keadaan ini
dengan osmolalitas mencapai 1200 dapat berbahaya dan memerlukan
mOsmol/L.1,6 Pada keadaan cairan berlebihan hemodialisis atau tranplantasi ginjal.
akan dihasilkan banyak
urin dan encer dengan osmolalitas Peningkatan ureum dikelompokkan
menurun sampai dengan 50 mOsmol/L.1,6 Beberapa metode telah dikembangkan dalam tiga kelompok, yaitu pra-renal,
untuk mengukur kadar ureum serum, yang renal, dan pasca-renal.1,6,13
Pengaturan Keseimbangan Elektrolit sering dipilih/digunakan adalah metode
Beberapa elektrolit yang diatur keseim- enzimatik. Enzim urease menghidrolisis Azotemia pra-renal adalah keadaan
bangannya antara lain natrium, kalium, ureum dalam sampel menghasilkan ion peningkatan kadar ureum yang disebabkan
klorida, fosfat, kalsium, dan magnesium.5,6
Tabel 1. Metode pemeriksaan kadar ureum1

Pengaturan Keseimbangan Asam Basa Metode Enzimatik


Setiap hari banyak diproduksi sisa Metode-metode menggunakan Urease
metabolisme tubuh bersifat asam seperti tahapan pertama yang sama Urea + 2 H O 2 NH ++ CO 2-
2 4 3

asam karbonat, asam laktat, keton, dan Enzimatik GLDH coupled GLDH Digunakan pada banyak peralatan
lainnya harus diekskresikan.1,6 Ginjal otomatis sebagai pengukuran kinetik
me-ngatur keseimbangan asam basa Indikator perubahan warna NH + + indikator pH perubahan warna Digunakan pada sistem otomatis, reagen
4
film berbagai lapisan, dan reagen kering
melalui pengaturan ion bikarbonat, dan
pem-buangan sisa metabolisme yang Konduktimeter Konversi urea tidak terinonisasi Spesifik dan cepat
menjadi NH + dan CO 2- menghasilkan
4

bersifat asam.1,6,7 peningkatan konduktivitas


3

Metode Lain
Fungsi Endokrin
Spektrometri massa Deteksi karakteristik fragmen setelah Metode referensi yang disarankan
Ginjal juga berfungsi sebagai organ pengenceran isotop ionisasi; kuantifikasi menggunakan
endokrin. Ginjal mensintesis renin, senyawa yang dilabel isotop
eritropoietin, 1,25 dihydroxy vitamin D3, Tabel 2. Nilai rujukan kadar ureum1
dan prostaglandin.1,2,6-8
Spesimen Nilai Rujukan
JENIS PEMERIKSAAN Plasma atau Serum 6-20 mg/dL (2,1-7,1 mmol urea/hari)
Beberapa metode pemeriksaan laboratorium Urin 24 jam 12-20 g/hari (0,43-0,71 mmol urea/hari)

CDK-237/ vol. 43 no. 2, th. 2016 149


1,5 mg/dL atau memiliki faktor risiko dua kali
lebih besar dibandingkan pasien dengan nilai
kreatinin kurang dari 1,5 mg/dL untuk
mengalami gangguan kardiovaskuler.17

Kadar kreatinin berada dalam keadaan


relatif konstan, sehingga menjadikannya
sebagai penanda fi ltrasi ginjal yang baik.
Kadar kreatinin yang dipergunakan dalam
persamaan perhitungan memberikan

11-13

PRAKTIS

Tabel 3. Keadaan yang mempengaruhi kadar ureum 1


Peningkatan Konsentrasi
Pra-renal Gagal jantung kongestif, syok, perdarahan, dehidrasi, peningkatan katabolisme protein
Diet tinggi protein
Renal Gagal ginjal akut dan kronik
Penyakit renal, termasuk nefritis glomeruler, nekrosis tubuler
Pasca-renal Obstruksi saluran kemih
Penurunan Konsentrasi Asupan rendah protein
Muntah dan diare berat
Penyakit hati
Kehamilan
oleh penurunan aliran darah ke ginjal. dan penyakit hati yang berat. Pada asupan protein rendah, nekrosis tubuler,
Berkurangnya darah di ginjal membuat ureum kehamilan juga terjadi penurunan kadar dan penyakit hati berat.1,13
makin sedikit difi ltrasi. Beberapa faktor ureum karena adanya peningkatan sintesis
penyebabnya yaitu penyakit jantung protein.1,13 2. Pemeriksaan Kadar Kreatinin
kongestif, syok, perdarahan, dehidrasi, dan Kreatinin merupakan hasil
faktor lain yang menurunkan aliran darah Pengukuran kadar ureum juga dapat pemecahan
ginjal. Peningkatan ureum darah juga terjadi dilakukan menggunakan perbandingan
pada keadaan demam, diet tinggi protein, ureum/kreatinin. Nilai perbandingan
terapi kortikosteroid, perdarahan normal berkisar antara 10:1 sampai
gastrointestinal karena peningkatan kata- dengan 20:1.
bolisme protein. Penurunan fungsi ginjal juga
meningkatkan kadar urea plasma karena Pada gangguan pra-renal ureum plasma
ekskresi urea dalam urin menurun. Hal ini cenderung meningkat sedangkan kadar
dapat terjadi pada gagal ginjal akut ataupun kreatinin plasma normal, sehingga
kronis, glomerulonefritis, nekrosis tubuler, perbandingan ureum/kreatinin meningkat.
dan penyakit ginjal lainnya. Azotemia Peningkatan perbandingan
pasca-renal ditemukan pada obstruksi ureum/kreatinin dengan peningkatan kadar
aliran urin akibat batu ginjal, tumor kreatinin plasma dapat terjadi pada
vesika urinaria, hiperplasia prostat, dan gangguan pasca-renal. Penurunan
juga pada infeksi traktus urinarius berat. perbandingan ureum/kreatinin terjadi pada
kondisi penurunan produksi ureum seperti
Penurunan kadar ureum plasma dapat
disebabkan oleh penurunan asupan protein,
kreatin fosfat otot, diproduksi oleh tubuh secara pengukuran fungsi ginjal yang lebih baik, Perempuan : 88 mL/menit – 128 mL/menit per 1,73 m2
konstan tergantung massa otot. Kadar kreatinin karena pengukuran klirens kreatinin
berhubungan dengan massa otot, memberikan informasi mengenai GFR.
menggambarkan perubahan kreatinin dan fungsi Kreatinin merupakan zat yang ideal
ginjal. Kadar kreatinin relatif stabil karena tidak untuk mengukur fungsi ginjal karena
dipengaruhi oleh protein dari diet. Ekskresi merupakan produk hasil metabolisme
kreatinin dalam urin dapat diukur dengan tubuh yang diproduksi secara konstan,
menggunakan bahan urin yang dikumpulkan difiltrasi oleh ginjal, tidak direabsorbsi,
selama 24 jam.1,2,6,9,13,14 dan disekresikan oleh tubulus proksimal.
Kreatinin serum laki-laki lebih tinggi
The National Kidney Disease Education daripada perempuan karena massa otot
Program merekomendasikan penggunaan serum yang lebih besar pada laki-laki.1,10
kreatinin untuk mengukur ke-mampuan filtrasi
glomerulus,15 digunakan untuk memantau 2.1 Klirens Kreatinin
perjalanan penyakit ginjal. 16
Diagnosis gagal Klirens suatu zat adalah volume plasma
ginjal dapat ditegakkan saat nilai kreatinin serum yang dibersihkan dari zat tersebut dalam
meningkat di atas nilai rujukan normal. Pada waktu tertentu. Klirens kreatinin dilaporkan
keadaan gagal ginjal dan uremia, ekskresi dalam mL/menit dan dapat dikoreksi
kreatinin oleh glomerulus dan tubulus ginjal dengan luas permukaan tubuh. Klirens
menurun.2,6,13 kreatinin merupakan pengukuran GFR
yang tidak absolut karena sebagian kecil
Kadar kreatinin tidak hanya tergantung pada kreatinin di-reabsorpsi oleh tubulus ginjal
massa otot, tetapi juga dipengaruhi oleh aktivitas dan sekitar 10% kreatinin urin disekresikan
otot, diet, dan status kesehatan. Penurunan oleh tubulus. Namun, pengukuran klirens
kadar kreatinin terjadi pada kreatinin memberikan informasi mengenai
keadaan glomerulonefritis, nekrosis tubuler perkiraan nilai GFR.3,11,14
akut, polycystic kidney disease akibat
gangguan fungsi sekresi kreatinin. Penurunan
kadar kreatinin juga dapat terjadi pada gagal
jantung kongestif, syok, dan dehidrasi, pada
keadaan tersebut ter-jadi penurunan perfusi
darah ke ginjal sehingga makin sedikit pula Keterangan:
12
kadar kreatinin yang dapat difiltrasi ginjal. Ccr : klirens kreatinin
Ucr : kreatinin urin
Kadar kreatinin serum sudah banyak digunakan Vur : volume urin dalam 24 jam
untuk mengukur fungsi ginjal melalui pengukuran Pcr : kadar kreatinin serum
glomerulus fi ltration rate (GFR). Rehbeg 1,73/A : faktor luas permukaan tubuh
menyatakan peningkatan kadar kreatinin serum
antara 1,2–2,5 mg/ dL berkorelasi positif A adalah luas permukaan tubuh yang diukur dengan
terhadap tingkat ke-matian pasien yang diteliti menggunakan tinggi dan berat tubuh. Luas permukaan
selama 96 bulan. Pada beberapa penelitian tubuh pasien bervariasi berdasarkan keadaan tertentu
mengevaluasi adanya hubungan positif antara seperti obesitas ataupun anak-anak.1
penyakit kardiovaskuler dengan peningkatan
kadar kreatinin serum. Pasien dengan nilai Nilai rujukan:
kreatinin Laki-laki : 97 mL/menit – 137 mL/menit per 1,73 m2

150 CDK-237/ vol. 43 no. 2, th. 2016


PRAKTIS
Tabel 4. Stadium gagal ginjal kronik3

Pengukuran klirens kreatinin dengan


menggunakan perhitungan telah men-jadi Stadium Penyakit Ginjal Kronik (PGK) GFR (mL/menit per luas permukaan tubuh 1,73 m2)
standar untuk menentukan GFR. 1. Kerusakan ginjal (albuminuria, hematuria, atau ≥90
Perhitungannya tergantung pada kadar gambaran ginjal abnormal) dengan eGFR normal
kreatinin serum dibandingkan dengan kadar 2. Kerusakan ginjal dengan disfungsi ginjal ringan 60-89
kreatinin urin yang diekskresikan dalam 24 3. PGK stadium menengah 30-59
4. PGK stadium berat 15-29
jam. Pengumpulan bahan urin untuk 5. PGK stadium terminal (ESKD) <15
pemeriksaan GFR dilakukan dalam 24 jam.
Tabel 5. Nilai rujukan kadar kreatinin1
Wadah yang digunakan untuk pengumpulan
urin sebaiknya bersih, kering, dan bebas dari Populasi Sampel Metode Jaffe Metode Enzimatik
zat pengawet. Bahan urin yang dikumpulkan
Pria Dewasa Plasma atau serum 0,9-1,3 mg/dL (80-115μmol/L) 0,6-1,1 mg/dL (55-96 μmol/L)
disimpan dalam refrigerator selama pe-
Wanita Dewasa Plasma atau serum 0,6-1,1 mg/dL (53-97 μmol/L) 0,5-0,8 mg/dL (40-66 μmol/L)
ngumpulan sebelum diperiksakan. Volume Anak Plasma atau serum 0,3-0,7 mg/dL (27-62 μmol/L) 0,0-0,6 mg/dL (0-52 μmol/L)
urin yang dikumpulkan diukur keseluruhan Pria Dewasa Urin 24 jam 800-2.000 mg/hari (7,1-17,7 mmol/hari)
Wanita Dewasa Urin 24 jam 600-1.800 mg/hari (5,3-15,9 mmol/hari)
untuk kemudian dimasukkan ke dalam
formula perhitungan. 1,8,18
Kreatinin dapat diukur dari plasma, serum, menjadi asam urat di dalam hati. Asam urat
2.2 Estimated Glomerular Filtration Rate atau urin. Bahan pemeriksaan yang hemolisis diangkut dalam plasma dari hati ke ginjal. Di
The National Kidney Foundation me- dan ikterik harus dihindari jika menggunakan dalam ginjal, asam urat akan difiltrasi oleh
rekomendasi bahwa estimated GFR metode Jaffe. Bahan pemeriksaan yang glomerulus. Sekitar 98-100% asam urat
(eGFR) dapat diperhitungkan sesuai lipemik dapat mengganggu perubahan warna direabsorpsi di tubulus proksimal setelah
dengan kreatinin serum. Perhitungan yang terjadi saat reaksi berlangsung. Tidak melewati filtrasi glomerulus. Sebagian kecil
GFR berdasarkan kreatinin serum, usia, diperlukan puasa untuk pemeriksaan asam urat akan disekresikan oleh tubulus
ukuran tubuh, jenis kelamin, dan ras kreatinin karena tidak dipengaruhi oleh diet distalis ke dalam urin. Eliminasi asam urat
tanpa membutuhkan kadar kreatinin urin protein.1,2 sekitar 70% dilakukan oleh ginjal, selebihnya
menggunakan persamaan Cockcroft and akan didegradasi oleh bakteri di dalam traktus
Gault 15,18: Asam askorbat, glukosa, α-ketoacid, dan gastrointestinal. Asam urat akan dioksidasi
asam urat meningkatkan kadar kreatinin menjadi allantoin. Salah satu metode
jika menggunakan metode Jaffe karena pemeriksaan yang dipergunakan untuk
perubahan warna yang dihasilkan semakin memeriksa asam urat adalah metode
tua. Bilirubin menurunkan kadar kreatinin caraway. Metode ini menggunakan reaksi
pada pemeriksaan metode jaffe ataupun oksidasi asam urat yang dilanjutkan reduksi
Klirens kreatinin merupakan pemeriksaan enzimatik. Asam askorbat juga dapat asam fosfotungstat pada suasana alkali
yang mengukur kadar kreatinin yang di- mengganggu metode enzimatik yang menjadi tungsten blue. Metode yang
filtrasi di ginjal. GFR dipergunakan untuk menggunakan enzim peroksidase. Pada menggunakan enzim uricase yang
mengukur fungsi ginjal.1,18 pasien yang meminum antibiotik mengkatalisis oksidasi asam urat menjadi
sefalosporin dapat menyebabkan pe- allantoin. Perbedaan absorbansi sebelum dan
The Abbreviated Modification of Diet in Renal ningkatan kadar kreatinin palsu pada sesudah inkubasi dengan enzim uricase
Disease (MDRD) mempunyai persamaan metode Jaffe. Dopamine juga memberikan sebanding dengan kadar asam urat.1,10
untuk mengukur GFR dengan meliputi empat peningkatan palsu kadar kreatinin baik
variabel, yaitu kreatinin plasma, usia, jenis pada metode Jaffe ataupun enzimatik.2,9,13
kelamin, dan ras. Persamaan MDRD Metode coupled enzyme mengukur hidrogen
digunakan untuk mengukur estimated PEMERIKSAAN LAINNYA peroksida yang dihasilkan dari perubahan
glomerular fi ltration rate (eGFR), yaitu:1,18 1. Pemeriksaan Kadar Asam Urat asam urat menjadi allantoin. Enzim
Asam urat adalah produk katabolisme asam peroksidase dan katalase digunakan sebagai
nukleat purin. Walaupun asam urat difiltrasi indikator katalis reaksi kimia. Warna yang
oleh glomerulus dan disekresikan oleh dihasilkan sebanding dengan kadar asam
tubulus distal ke dalam urin, sebagian besar urat pada bahan pemeriksaan. Bilirubin dan
asam urat direabsorpsi di tubulus proksimal. asam urat dapat menjadi faktor peng-ganggu
Scr: serum creatinine Pada kadar yang tinggi, asam urat akan pada metode coupled enzyme.1,2
disimpan pada persendian dan jaringan,
Hasil dari persamaan ini diperhitungkan sehingga menyebabkan inflamasi.10,11,17 Bahan pemeriksaan untuk asam urat
dengan permukaan tubuh (1,73 m2). berupa heparin plasma, serum, dan urin.
Persamaan MDRD cocok untuk pasien Protein yang berasal dari diet atau kerusakan Diet akan mempengaruhi kadar asam urat.
dewasa usia 18 tahun sampai dengan jaringan dipecah menjadi adenosin dan Bahan pemeriksaan yang lipemik, ikterik,
70 tahun.1,18 guanin untuk selanjutnya akan dikonversi hemolisis dapat menghambat kerja enzim,

CDK-237/ vol. 43 no. 2, th. 2016 151


PRAKTIS

Tabel 6. Metode pemeriksaan kadar asam urat1 ditemukan pada keadaan penyakit hati
Metode Kimia yang berat, gangguan pada reabsorpsi
Phosphotungstic acid Na COOH- Nonspesifik; memerlukan tubuler seperti yang ditemukan pada
sindrom Fanconi. Pemberian kemoterapi
2 3

Asam urat + H2PW12O40 + O2 allantoin + tungsten blue pengeluaran protein


+ CO2 dengan menggunakan azathioprine atau
Metode Enzimatik 6-mercaptopurine juga dapat terjadi
Tahapan pertama yang sama Uricase Sangat spesifik hipourisemia. Pengobatan allopurinol yang
Asam urat + O2 + 2H2O allantoin + CO2 + H2O2
melebihi 300 mg/hari juga dapat menurun-
Spektrofotometri Penurunan absorbans pada 293 nm yang diukur Hemoglobin dan xanthine
berperan
kan kadar asam urat dalam plasma.1,3
Coupled enzymatic (I) Catalase Secara otomatis; mengurangi
2. Pemeriksaan Cystatin C
CH3OH + H2O2 H2CO + 2H2O agen yang mengganggu
CH2O + 3C3H8O2 + NH3 senyawa berwarna + 3H2O
Cystatin C adalah protein berat molekul
Metode Lain rendah yang diproduksi oleh sel-sel berinti.
Spektrometri massa Deteksi karakteristik fragmen setelah ionisasi; kuantifikasi Metode referensi yang Cystatin C terdiri dari 120 asam amino
pengenceran isotop (IDMS) menggunakan senyawa yang dilabel isotop diajukan merupakan cystein proteinase inhibitor.
Tabel 7. Nilai rujukan kadar asam urat1 Cystatin C difiltrasi oleh glomerulus, di-
reabsorpsi, dan dikatabolisme di tubulus
Populasi Sampel Metode uricase proksimal. Cystatin C diproduksi dalam laju
Pria dewasa Plasma atau serum 3,5-7,2 mg/dL 0,21-0,43 mmol/L yang konstan, kadarnya stabil pada ginjal
Wanita dewasa Plasma atau serum 2,6-6,0 mg/dL 0,16-0,36 mmol/L normal. Kadar cystatin C tidak dipengaruhi
Anak Plasma atau serum 2,0-5,5 mg/dL 0,12-0,33 mmol/L oleh jenis kelamin, ras, usia, dan massa otot.
Pengukuran cystatin C mempunyai kegunaan
Dewasa Urin 24 jam 250-750 mg/hari 1,5-4,4 mmol/hari
yang sama dengan kreatinin serum dan
klirens kreatinin untuk memeriksa
sehingga menurunkan kadar asam urat asam urat berlebihan. Keadaan ini dapat fungsi ginjal. Peningkatan cystatin C dapat
pada pemeriksaan kadar asam urat yang diperberat oleh diet tinggi purin dan memberikan informasi yang lebih awal pada
menggunakan enzim. Obat-obatan seperti alkohol. Kadar asam urat yang memberi- penurunan GFR <60 mL/min/1,73m2.
salisilat dan thiazide akan meningkatkan kan gejala klinis adalah bila kadar dalam Cystatin C difiltrasi oleh glomerulus, di-
kadar asam urat karena menghambat plasma lebih dari 6,0 mg/dL. Pasien reabsorpsi, dan dikatabolisme oleh sel
ekskresi dan meningkatkan reabsorpsi dengan hiperurisemia rentan untuk tubulus ginjal. Keadaan laju fi ltrasi cairan
asam urat di tubulus proksimal ginjal. menderita batu ginjal walaupun tidak yang menurun menunjukkan adanya
Asam urat stabil di dalam plasma dan semua pasien dengan kadar asam urat penurunan fungsi ginjal. Kadar cystatin C
serum yang telah dipisahkan dari sel-sel yang tinggi mendapatkan komplikasi batu dalam darah yang meningkat akan
darah. Serum dapat disimpan 3-5 hari di ginjal. Pada kasus yang berat, penimbunan menggambarkan fungsi ginjal. Kadar cystatin
dalam refrigerator.1,2,13 kristal asam urat pada jaringan dapat C tidak dipengaruhi oleh massa otot, jenis
menimbulkan deformitas.1,3 kelamin, usia, ras, obat-obatan, infeksi, diet,
Kelainan herediter metabolime purin yang ataupun infl amasi. Cystatin C dapat
berhubungan dengan peningkatan kadar Peningkatan kadar asam urat plasma juga digunakan sebagai pengganti kreatinin dan
asam urat, yaitu sindrom Lesch Nyhan. ditemukan pada pasien dengan kemoterapi klirens kreatinin dalam menilai dan
Sindrom Lesch Nyhan ditandai dengan yang menderita penyakit proliferatif seperti memantau fungsi ginjal. Cystatin C menjadi
adanya kelainan genetik pada kromosom X, leukemia, limfoma, multiple myeloma, dan pilihan parameter yang dapat menilai fungsi
yaitu ditemukan defisiensi enzim polycythemia. Pemantauan kadar asam urat ginjal pada kondisi bila pengukuran kreatinin
hypoxanthine guanine pada pasien ini penting untuk mencegah tidak akurat karena adanya gangguan pada
phosphoribosyltransferase yang merupakan nefrotoksisitas. Obat allopurinol digunakan metabolisme protein seperti pada sirosis hati,
enzim penting untuk metabolisme purin. sebagai terapi karena dapat menghambat obesitas, dan malnutrisi. 11,19,20
Defisiensi enzim ini akan mencegah enzim xanthine oxidase yang berperan dalam
pemecahan purin pada metabolisme nu- sintesis asam urat. Pemeriksaan asam urat Pada suatu meta-analisis yang dilakukan
kleotida, sehingga terjadi peningkatan tidak spesifi k sebagai indikator fungsi ginjal oleh Dharnidharka, et al, ditemukan bahwa
sintesis nukleotida purin dan kadar asam urat karena banyak faktor yang cystatin C lebih baik daripada kreatinin
dalam plasma dan urin. Peningkatan asam mempengaruhinya. Pasien dengan anemia sebagai penanda untuk glomerulus
urat plasma ditemukan pada pe-nyakit gout. hemolitik atau megaloblastik juga mengalami filtration rate.21 Cystatin C juga dapat
Penyakit gout sering pada pria dalam rentang peningkatan asam urat. Keadaan digunakan sebagai penanda yang efektif
usia 30-50 tahun. Gejala penyakit ini yaitu hiperurisemia biasa dijumpai pada untuk memeriksa glomerulus fi ltration rate
nyeri akibat inflamasi pada persendian akibat preeklampsi dan asidosis laktat. Keadaan pada pasien sirosis hati yang melakukan
timbunan natrium urat. Hiperurisemia adalah hipourisemia lebih sedikit dibandingkan transplantasi hati. Cystatin C serum lebih
keadaan kadar dengan hiperurisemia. Hipourisemia dapat sensitif (93,4%) dibandingkan

152 CDK-237/ vol. 43 no. 2, th. 2016


PRAKTIS

kadar kreatinin serum (86,8%) dalam Proteinuria juga dapat digunakan untuk 24 jam memberikan informasi terjadinya
menentukan laju filtrasi glomerulus pada memonitor perkembangan penyakit ginjal dan nefropati diabetik. Perbandingan albumin dan
fungsi ginjal normal. Cystatin C telah menilai respons terapi. Proteinuria yang lebih kreatinin 20-30 mg/g mengindikasikan
menunjukkan peningkatan pada laju filtrasi dari 3,5 gr/hari dapat ditemukan pada sindrom mikroalbuminuria. Metode pemeriksaan urin
glomerulus sebesar 88 mL/min/1,73m 2, nefrotik. Panel pengukuran protein meliputi dipstik telah tersedia untuk pemeriksaan yang
sedangkan kadar kreatinin serum baru albumin, α2-macroglobulin, IgG, dan α2- spesifik untuk albumin, yaitu 3’3’5’5’
meningkat setelah laju filtrasi glomerulus microglobulin dapat membantu membedakan tetrachlorophenol - 3,4,5,6 tetrabromosulfo-
75 mL/min/1,73m2.22 Terdapat hubungan penyakit pra-renal dan pasca-renal. Rasio phthalein (buffer) dengan protein akan
yang signifi kan antara cystatin C dengan albumin/kreatinin dari urin 24 jam juga telah membentuk senyawa berwarna hijau muda
gang-guan ginjal yang disertai peningkatan digunakan untuk penanda fungsi ginjal. Pada sampai hijau tua.1,9,11,14
risiko untuk penyakit jantung dan pembuluh pasien diabetes melitus dengan komplikasi
darah. Kadar cystatin C diukur penyakit ginjal mempunyai prevalensi 5. Pemeriksaan Inulin
menggunakan metode immunoturbidi- proteinuria yang tinggi. Salah satu cara Fructose polymer inulin dengan berat molekul
metry atau immunonephelometric.9 pengukuran semikuantitatif dipstick urinalisis 5.200 Da merupakan penanda yang ideal
termasuk pemeriksaan yang efektif dan untuk glomerular fi ltration rate.9 Inulin
3. Pemeriksaan β2 Microglobulin efisien untuk menilai proteinuria. 2,19,23
bersifat inert dan dibersihkan secara
β2 microglobulin adalah small menyeluruh oleh ginjal. Klirens inulin
nonglycosylated peptide dengan berat menggambarkan fungsi filtrasi ginjal karena
molekul 11.800 Da yang ditemukan pada Pemeriksaan mikroalbuminuria penting di- inulin merupakan zat yang difiltrasi bebas,
permukaan sel berinti. Membran plasma β2 lakukan pada pasien diabetes melitus yang tidak direabsorpsi, dan tidak disekresikan
microglobulin berikatan erat dengan cairan dicurigai mengalami nefropati diabetik. oleh tubulus ginjal. Pasien berpuasa terlebih
ekstraseluler. Kadar β2 microglobulin stabil Pada stadium awal terjadi hipertrofi ginjal, dahulu sebelum pemeriksaan kliren inulin
pada orang normal. Peningkatan kadar β2 hiperfungsi, dan penebalan dari membran dilakukan. Adapun cara pemeriksaan kliren
microglobulin menunjukkan adanya glomerulus dan tubulus. Pada stadium ini inulin yaitu 25 mL inulin 10% diinjeksi
peningkatan meta-bolisme seluler yang belum ada gejala klinis yang mengarah intravena diikuti dengan pemberian 500 mL
sering terjadi pada penyakit mieloproliferatif kepada gangguan fungsi ginjal, namun inulin 1,5% dengan kecepatan 4 mL/menit.
dan limfo-proliferatif, inflamasi, dan gagal proses glomerulosklerosis terus terjadi Pemasangan kateter urin diperlukan untuk
ginjal. β2 microglobulin mempunyai ukuran selama 7-10 tahun ke depan dan berakhir mengumpulkan urin setiap 20 menit
yang kecil, sehingga dapat dengan mudah dengan peningkatan permeabilitas dari sebanyak 3 kali. Pengambilan darah vena
difiltrasi oleh glomerulus. Sekitar 99% β2 glomerulus. Peningkatan permeabilitas ini untuk pemeriksaan inulin juga dilakukan pada
microglobulin direabsorpsi oleh tubulus menyebabkan albumin dapat lolos dari fi awal dan akhir periode pengumpulan urin.
proksimal dan dikatabolisme. Pengukuran ltrasi glomerulus dan ditemukan pada urin. Penggunaan inulin untuk menilai fungsi ginjal
kadar β2 microglobulin serum memberikan Jika hal ini dapat terdeteksi lebih awal dan membutuhkan laju infus intravena yang
informasi gangguan fungsi tubulus pada dilakukan pemberian terapi yang adekuat konstan untuk mempertahankan tingkat
pasien transplantasi ginjal dan adanya untuk mengontrol glukosa darah serta plasma dan kadar puncak yang telah dicapai.
peningkatan kadar β2 microglobulin me- pemantauan tekanan darah yang baik Pengukuran Inulin saat ini lebih sering
nunjukkan adanya penolakan organ maka gagal ginjal dapat dicegah. Kadar dilakukan dengan menggunakan inulinase.
tersebut. β2 microglobulin merupakan albumin 50-200 mg/24 jam pada urin Inulinase adalah
penanda yang lebih efektif dibandingkan
dengan kreatinin serum dalam menilai Tabel 8. Nilai normal klirens inulin25
keberhasilan transplantasi ginjal karena β2 mL/menit (rata2)
microglobulin tidak dipengaruhi oleh massa Umur Jenis Kelamin (terkoreksi terhadap 1,73m2 luas μmol/dL (rata2)
otot. Pemeriksaan β2 microglobulin permukaan tubuh)
dilakukan dengan menggunakan metode 20 – 29 Pria 90 – 174 (132) 0,87 – 1,68 (1,27)
Enzyme-linked Immunosorbent Assay Wanita 84 – 156 (119) 0,81 – 1,50 (1,15)
(ELISA). Protein ini difiltrasi glomerulus dan 30 – 39 Pria 88 – 168 (128) 0,85 – 1,62 (1,23)
diabsorpsi oleh tubulus proksimal atau Wanita 82 – 150 (116) 0,79 – 1,44 (1,12)
diekskresikan ke dalam urin, sehingga 40 – 49 Pria 78 – 162 (120) 0,75 – 1,56 (1,16)
protein ini dapat digunakan sebagai Wanita 82 – 146 (114) 0,79 – 1.41 (1,10)
50 – 59 Pria 68 – 152 (110) 0,65 – 1,46 (1,06)
penanda untuk menilai GFR.1,9,11,12
Wanita 66 – 142 (104) 0,63 – 1,37 (1,00)
60 – 69 Pria 57 – 137 (97) 0,55 – 1,32 (0,93)
4. Pemeriksaan Mikroalbuminuria Wanita 58 – 130 (94) 0,56 – 1,25 (0,91)
Mikroalbuminuria merupakan suatu keadaan 70 – 79 Pria 42 – 122 (82) 0,40 – 1,17 (0,79)
ditemukannya albumin dalam urin sebesar Wanita 45 – 121 (83) 0,43 – 1,17 (0,80)
30-300 mg/24 jam. Keadaan ini dapat 80 – 89 39 – 105 (67) 0,38 – 1,01 (0,65)
memberikan tanda awal dari penyakit ginjal.

CDK-237/ vol. 43 no. 2, th. 2016 153


PRAKTIS

suatu enzim yang mengubah inulin menjadi toksik. Kekurangan metode ini adalah Pemeriksaan laboratorium tersebut antara
fruktosa. Kadar fruktosa kemudian ditentu- terpajan radiasi, biaya mahal, lain pemeriksaan kadar kreatinin, ureum,
kan dengan bantuan sorbitol dehydrogenase dibutuhkan alat kamera gamma dan asam urat, Cystatin C, β2 microglobulin, inulin
dan pengukuran kadar dilakukan secara tenaga ahli sehingga tidak dapat dan juga zat berlabel radioisotop.
fotometris pada panjang gelombang 340 nm. digunakan secara rutin.9,18 Pemeriksaan zat-zat di atas bertujuan untuk
Namun pemeriksaan inulin membutuhkan menilai GFR ginjal. Penentuan GFR dapat
prosedur khusus yang membutuhkan waktu, RINGKASAN memberikan informasi mengenai fungsi ginjal
observasi, harganya cukup mahal dan tidak Ginjal merupakan organ vital yang berfungsi pasien. Pemilihan pemeriksaan laboratorium
dapat dilakukan untuk pasien rawat jalan.9,24 untuk melakukan beberapa fungsi penting yang tepat dapat memberi-kan informasi
dalam metabolisme tubuh. Pemeriksaan yang akurat mengenai fungsi ginjal pasien.
6. Pemeriksaan Zat Berlabel Radioisotop laboratorium sangat membantu dalam Hal ini dapat membantu dokter klinisi dalam
Beberapa zat berlabel radioisotop telah di- mengidentifikasi dan mengevaluasi fungsi melakukan pencega-han dan
gunakan untuk menilai GFR pada manusia ginjal. Pada saat ini telah dikembangkan penatalaksanaan lebih awal untuk mencegah
yaitu [51Cr] EDTA, [125I] Iothalamate, [99Tc] beberapa pemeriksaan laboratorium yang progresivitas gangguan ginjal menjadi gagal
DTPA, [131I]9; dalam jumlah sedikit tidak bertujuan untuk menilai fungsi ginjal. ginjal.

DAFTAR PUSTAKA

1. Edmund L. Kidney function tests. Clinical chemistry and molecular diagnosis. 4 th ed. America: Elsevier; 2010. p.797-831.
2. Kara A. Renal function. Clinical chemistry. 6th ed. Philadephia: Wolters Kluwer; 2012.
3. Toussaint N. Screening for early chronic kidney disease. The CARI guidelines. Australia: Saunder; 2012. p.30-55.
4. Anatomy of the kidney. MD Consult [Internet]. 2014 [cited 2015 July 1]. Available from: http://jpck.zju.edu.cn/jcyxjp/files/ge/07/MT/071A.pdf
5. Renal physiology. Physiology II [Internet]. 2012 [cited 2015 July 1]. Available from: http://people.upei.ca/bate/6b.pdf
6. Dine A. Renal physiology anatomy and physiology. USA: Addison Weisley; 2012. p.78-90.
7. The kidneys and regulation of water and organic ions. Human physiology [Internet]. 2001 [cited 2015 July 1]. Available from: http://m-
learning.zju.edu.cn/G2S/eWebEditor/ uploadfile/20130409163846476.pdf
8. Saund. Renal pathophysiology. San Fransisco: Prosono; 2009. p.1-35.
9. Gowda S, Desai PB, Kulkarni SS, Hull VV, Math AAK, Vernekar SN. Markers of renal function tests. N Am J Med Sci. 2010; 2(4): 170-3.
10. Frank C. Biomarkers of impaired renal function. Wolters Kluwer Health. 2010: 525-37.
11. Weanen. New marker for kidney disease. Clinical Chemistry. 3 rd ed. USA: Elsevier; 2002. p.1375-89.
12. Myers G. Markers of renal function and cardiovascular disease risk. Cardiovascular. 2012: 43-50.
13. Gaedeke. Renal function test. Laboratory and diagnostic test handbook. New York: Ad; 2000. p.706-15.
14. Rosner M. Renal function testing. Am J Kidney Dis. 2006; 47: 174-83.
15. Miller G, Myers GL, Ashwood ER, Killeen AA, Wang E, Thienpont LM, et al. Creatinine measurement. Arch Pathol Lab Med. 2005; 129: 297-304.
16. Stevens LA, Coresh J, Greene T, Levey AS. Assessing kidney function-measured and estimated glomerular filtration rate. N Engl J Med. 2006; 354: 2473-83.
17. Stain M. Renal disease. Canada: Citizenship and Immigration; 2010. p.1-76.
18. Irshad. Estimation of glomerular filtration rate. Nephrology 2011: 121-8.
19. Chadban. National evidence based guideline for diagnosis, prevention, and management of chronic kidney disease. National Health and Medical Council. 2009: 1-34.
20. Westhuyzen J. Cystatin C: A promising marker and predictor for impaired renal function. Ann Clin Lab Sci. 2006; 36: 387-94.
21. Dharnidharka VR, Kwon C, Stevens G. Serum cystatin C is superior to serum creatinine as a marker of kidney function: A meta-analysis. Am J Kidney Dis. 2002; 40: 221-6.
22. Coll E, Botey A, Alvarez L, Poch E, Quinto L, Saurina A, et al. Serum cystatin C as a new marker for noninvasive estimation of glomerular filtration rate and as a
marker for early renal impairment. Am J Kidney Dis. 2000; 36: 29-34.
23. Kut M. Diagnosis and management of chronic kidney disease. USA: NHS; 2008. p.10-98.
24. Frund M. Clinical practice guideline for management of chronic kidney disease in primary care. USA: Department of Veterans Affairs; 2011. p.12-45.
25. Wu A. Tietz clinical guide to laboratory tests. 4th ed. Missouri: Saunders Elsevier; 2006.

154 CDK-237/ vol. 43 no. 2, th. 2016

Anda mungkin juga menyukai