Anda di halaman 1dari 40

DISENTRI

BASILER
(SHIGELLOSIS)
SYARIFAH AINI KHAIRUNISA
G99151070
DEFINISI

Disentri

Dys (Gangguan) Enteron (Usus)

Disentri Basiler
Gejala diare, adanya
Radang pada kuman genus lendir dan darah dalam
Kolon Shigella tinja, nyeri perut serta
tenesmus
EPIDEMIOLOGI
S. Flexneri 82,8%
S. sonnei 15% >> di negara maju
S. Dysenteriae 2,2%

disentri basiler
endemik diseluruh
Di Indonesia, Shigella
dunia, banyak spp penyebab
ditemukan di negara Disentri tersering kedua diare
berkembang dan yang dirawat di RS
beriklim tropis

Terjadi kematian ±600.000


orang akibat disentri basiler
pada anak-anak di bawah
umur 5 tahun
Etiologi
Disentri basiler (shigellosis) disebabkan oleh kuman genus
Shigella, basil non motil,tanpa kapsul gram negatif, famili
Enterobactericeae.

4 spesies Shigella yang menyebabkan


disentri :

• a. S. dysentriae (serogroup A)
• b. S. flexneri (serogroup B)
• c. S. bondii (serogroup C)
• d. S. sonnei (serogroup D)
P
a
t
o
g
e
n
e
s
i
s
Patofisiologi
kolonisasi invasi ke sel infiltrasi sel sel invasi ke plak
kuman di epitel mukosa radang, payeri dan
jejunum/ileum/ usus & lamina produksi KGB
kolon propia enterotoksin mesenterium

tinja berlendir hipertrofi,


eritrosit dan nekrosis
bercampur penurunan
plasma keluar mukosa,
darah - terjadi aliran darah ke
ke lumen terjadi ulkus
terus menerus mukosa

luka, nyeri timbul rasa haus, kulit kering dan


daerah anus – dingin , turgor kulit menurun, wajah
dehidrasi kebiruan, ekstremitas dingin
Gejala Klinis
Masa tunas dari beberapa jam-3 hari. Mulai gejala awal sampai timbulnya
gejala khas biasanya cepat.

Gejala Khas Pada kasus berat Anak + Dewasa


• Defekasi sedikit2 terus • Dehidrasi • Anak : kehilangan air
menerus  encer, • Renjatan septik dan elektrolit dapat
berlendir kadang (+) • Anus luka, nyeri, menimbulkan
darah kadang-kadang prolaps dehidrasi, asidosis dan
• Abd pain  kiri bahkan kematian
• Hemoroid (+) mungkin
• tenesmus muncul keluar • Dewasa : demam dan
diare menghilang
• Nusea-vomitus • Kematian  gang
spontan dalam 2-5
• Febris, takikardi sirkulasi perifer, anuria,
hari.
• Cephalgia koma uremikum,
malnutrisi, kelaparan
Diagnosis
Pemeriksaan •adanya eritrosit dan leukosit
mikroskopik tinja PMN.

GOLD •dilakukan kultur dan bahan


STANDART tinja segar atau hapus rectal.

dilakukan bila segera diperlukan


Pemeriksaan kepastian diagnosis apakah gejala
sigmoidoskopi yang terjadi merupakan disentri atau
manifestasi akut kolitis ulserativa.
Diagnosis Banding
Diagnosis banding disentri basiler adalah setiap
radang kolon yang disebabkan oleh kuman
enterohemoragik dan enteroinvasif
 E.coli
 Campylobacter jejuni
Salmonella enteridis
Yersinia enterocolitica
Clostridium difficile
protozoa Entamoeba hystolitica.
Disentri basiler Disentri amoeba
Timbulnya Akut Lebih sering perlahan-
lahan, diare awal tidak
ada atau jarang
Keluhan Toksemia, tenesmus, sakit Toksemia ringan,
sifatnya umum tenemus jarang, sakit
Disentri
terbatas.
Perkembangan Pada permulaan penyakit Tidak tentu, cenderung
Basiler
penyakitnya berat menahun vs
Tinja Kecil-kecil, banyak, Besar, terus - menerus,
Disentri
berbau, alkalis, berlendir, asam, berdarah, bila
nanah dan berdarah, bila bentuk biasanya
Amoeba
tinja berbentuk dilapisi tercampur lendir
lendir
Komplikasi Artritis Abses hati amoeba
Kelainan Daerah sigmoid, ileum, Daerah sekum dan kolon
anatomik mengalami hiperemi asendens, jarang
superficial ulseratif dan mengenai ileum;ulkus
selaput lendir menebal bergaung.
Penatalaksanaan
 infeksi ringan >> dapat sembuh sendiri, penyakit
akan sembuh dalam 4-7 hari.
 istirahat untuk mencegah dan memperbaiki
dehidrasi. Penyebab kematian terutama akibat
dehidrasi
 Untuk pengobatan antibakterial terdapat
beberapa pilihan:
 Norfloksasin
 Ofloksasin
 Ciprofloksasin
 Asam nalidiksat
 Trimetropim-sulfametoksazol.
Pencegahan
Menjaga kebersihan
makanan dan minuman
Memperhatikan pola Menjaga kebersihan
dari kontaminasi
hidup sehat dan bersih lingkungan
kotoran dan serangga
pembawa kuman

Membersihkan tangan
dengan baik sesudah Mencegah terjadinya
buang air besar atau dehidrasi
sebelum makan
Prognosis
• Bentuk yang berat, angka kematian tinggi
kecuali bila mendapatkan pengobatan dini.
• Bentuk sedang, biasanya angka kematian rendah.
• Bentuk dysentriae biasanya berat dan masa
penyembuhan lama, meskipun dalam bentuk yg
ringan.
Komplikasi
Komplikasi intestinal: stenosis, obstruksi, peritonitis,
megakolon.

Bakteremia terutama pada AIDS

Artritis: masa penyembuhan, sendi besar (lutut)

Neuritis perifer, iritis, iridosiklitis, peritonitis jarang,


ensefalopati, kesadaran

Hemolytic Uremic Syndrome (HUS)


ILUSTRASI KASUS
STATUS PASIEN
IDENTITAS
Nama • Tn. L

Umur • 27 tahun

Jenis Kelamin • Laki-laki

Alamat • Surakarta

Agama • Islam

Suku • Jawa

Status Perkawinan • Menikah

Pekerjaan • Pedagang

Tanggal Pemeriksaan • 10 Maret 2017

No RM • 013782xx
Keluhan Utama

• BAB Cair dan disertai darah

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Tinja : cair, kuning,


BAB cair dan disertai lendir, darah, bau
Frekuensi BAB 6-8x /
darah sejak 3 hari busuk ± satu gelas
hari
SMRS
belimbing per BAB

Keluhan lain :
demam, mual, Sudah membeli obat
3 hari SMRS minum es
muntah, saat BAB diare di apotek,
dawet yang dibeli di
nyeri, perut kiri melilit, namun keluhan tidak
pasar tradisional
lemas, nafsu makan ↓, berkurang
merasa haus
Riwayat penyakit dahulu
• Riwayat penyakit serupa ( - )
• Riwayat asma ( - )
• Rawayat alergi obat, makanan, udara dingin (- )
• Riwayat sakit darah tinggi (-)
• Riwayat sakit ginjal sebelumnya(-)
• Riwayat sakit gula (-)
• Riwayat trauma (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat penyakit serupa ( - )
• Riwayat asma ( - )
• Riwayat alergi (-)
• Riwayat sakit darah tinggi (-)
• Riwayat sakit gula (-)

Riwayat kebiasaan
• Riwayat merokok (-)
• Riwayat minuman keras (-)
• Riwayat olah raga : bersepeda 1x / minggu
Riwayat Gizi
• Makan teratur sebelum sakit 2-3 kali dengan porsi biasa
dengan lauk pauk dan sayur
• Minum kurang lebih 6-8 gelas
• Sering membeli makan dan minum di pasar tradisional dekat
rumah saat jam makan siang
• Semenjak sakit  nafsu makan menurun, mual, muntah dan
sering haus

Riwayat sosial ekonomi


• Penderita berprofesi sebagai penjual ikan di pasar tradisional
dekat rumahnya. Pasien sudah menikah dan belum memiliki
anak. Saat ini pasien berobat menggunakan fasilitas BPJS.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan • Tampak sakit sedang, compos mentis, GCS
umum E4/V5/M6, kesan gizi cukup

• Tensi : 120 /80 mmHg


• Nadi : 84x/ menit, irama reguler, isi dan tegangan
cukup, equal
Tanda Vital • Frekuensi nafas : 21x/menit
• Suhu : 38,50C

• Berat Badan : 61kg


• Tinggi Badan : 165 cm
Status Gizi • IMT : 22,40 kg/m2
• Kesan : normoweight
TELINGA: MATA:
MT intak, sekret (-/-), CP(-/-), SI (-/-), pupil
darah (-/-), nyeri tekan isokor (3 mm / 3
mastoid-tragus(-/-), mm), reflek cahaya
gangguan pendengaran (+/+). Mata cekung
(-/-). (+/+)

HIDUNG:
NCH(-/-), sekret (-/-),
epistaksis (-/-)

MULUT:
Sianosis (-), gusi
LEHER: berdarah (-), bibir
JVP (R+2), trakea di tengah, kering (+), pucat (-),
simetris, pembesaran tiroid (-), lidah tifoid (-), papil
pembesaran limfonodi cervical lidah atrofi (-),
(-), kaku kuduk (-). stomatitis (-),
THORAKS:
Normochest, simetris,
retraksi intercostal (-),
SIC melebar (-), KGB
axilla >> (-/-), nyeri tekan
sternum (-).

PULMO ANTERIOR-
POSTERIOR:
I: Normochest, simetris, SIC
tidak melebar, PD ka=ki,
JANTUNG: retraksi intercostal (-).
I: IC tak tampak P: simestris, PD ka=ki, FR
P: IC tak kuat angkat, ka=ki, penanjakan dada
teraba di SIC VI 2 cm ka=ki
dari LMCS P: sonor/sonor, paru-hepar
P: batas jantung tidak di SIC V LMCD, paru-
melebar lambung setinggi SIC VI
A:. BJ I-II murni, intensitas LMCS
normal, reguler, gallop (-), A: SDV, RBH (-/-), RBK (-/-)
bising (-).
ABDOMEN:
I: DP//DD, distented (-)
A: Peristaltik (+)
meningkat.
P: Timpani, area troube
redup, pekak alih (-), pekak
sisi (-), tes undulasi (-), liver
span 4 cm
P: Supel, NT (+) sebelah
kiri, H/L tidak teraba bruit (-
)

EKSTREMITAS:
oedem (-/-/-/-)
Pucat (-/-/-/-)
Dingin (-/-/-/-)
Peteki (-/-/-/-)
PEMERIKSAAN LABORATORIS
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
HEMATOLOGI RUTIN
Hb 14,2 g/dl 13,5 – 17,5
Hct 42 % 33 – 45
AL 9,2 103 / L 4,5 – 11,0
AT 201 103 / L 150 – 450
AE 4,90 103/ L 4,50 – 5,90
INDEX ERITROSIT
MCV 91 /um 80.0 - 96.0
MCH 30,5 Pg 28.0 - 33.0
MCHC 34,3 g/dl 33.0 - 36.0
HITUNG JENIS
Eosinofil 1,20 % 0.00 - 4.00
Basofil 0,70 % 0.00 - 2.00
Neutrofil 66,00 % 55.0-80.0
Limfosit 30,00 % 22.0 - 44.0
Monosit 2,10 % 0.00 - 7.00
KIMIA KLINIK
Glukosa Darah Sewaktu 84 mg/dl 60-140
SGOT 28 u/l 0-35
SGPT 33 u/l 0-45
Cr 1,1 mg/dl 0,9-1,3
Ur 26 mg/dl <50
ELEKTROLIT
Na darah 139 mmol/L 136 – 145
Pemeriksaan penunjang
• Biakan Tinja (+)Shigella dysenteriae
• Perlu dilakukan juga Uji kultur dan sensitivitas

Diagnosis
• DD:
o Disentri basiler
o Disentri amoeba

• Diagnosis kerja:
o Disentri basiler
Terapi
• Non Medikamentosa
o Istirahat, makan dan minum dipertahankan untuk
mencegah terjadinya dehidrasi dan menjaga kebutuhan
nutrisi
o Diet Makanan lunak, rendah serat
o Kalau ada tanda-tanda dehidrasi berat segera dibawa ke
pelayanan kesehatan
o Edukasi mengenaI kebersihan lingkungan dan diri
• Medikamentosa
o Ciprofloksasin 500 mg
o Attapulgite : New Diatabs 600 mg
o Oralit
o Metoclopramide 10 mg
o Parasetamol 500 mg
Ciprofloksasin
Ciprofloksasin merupakan Fluorokuinolon diserap dengan
Mekanisme kerja

Farmakokinetik
cepat melalui saluran cerna.
anti infeksi sintetik
mencapai kadar puncaknya
golongan kuinolon yang dalam 12 jam setelah pemberian
menghambat DNA-girase. obat. Penyerapan siprofloksasin
Efektif terhadap bakteri terhambat bila diberikan
yang resisten terhadap bersama antasida. Kebanyakan
fluorokuinolon dimetabolisme di
antibiotika lain misalnya hati dan diekskresikan melalui
aminoglikosida, penisilin, ginjal. Ciprofloksasin memiliki
sefalosporin dan bioavaibilitas oral 60-80% tanpa
tetrasiklin. Siprofloksasin kehilangan yang berarti pada
metabolisme pertama. Waktu
efektif terhadap bakteri paruh eliminasi pada orang
gram-negatif dan gram- dengan fungsi ginjal normal kira-
positif. kira 3-5 jam. Kira-kira 30-50%
dosis oral diekskresikan ke
dalam urin dalam bentuk yang
tidak berubah.
Indikasi Dosis Efek samping
• Untuk infeksi yang • Infeksi saluran • Mual,diare,muntah,dispe
disebabkan oleh cerna: sehari 2 kali psia sakit perut,
kuman patogen yang 500 mg. kembung dan anoreksia.
peka terhadap • Pusing, sakit kepala, rasa
siprofloksasin letih. Jarang terjadi
• pada saluran kemih gangguan penglihatan.
kecuali prostatitis; • Eosinofilia,
uretritis dan servisitis leukositopenia,
gonore leukositosis, anemia
• saluran pernafasan •Reaksi hipersensitif :
kecuali pneumonia ruam/reaksi kulit.
oleh streptokokus •Pada penderita gangguan
• kulit dan jaringan fungsi hati, dapat
lunak; tulang dan meningkatkan serum
sendi transaminase.
• saluran pencemaan
termasuk demam
tifoid dan paratifoid.
Attapulgite (New Diatabs)

Mekanisme Kerja
• Attapulgite merupakan magnesium alumunium silikat alamiah yang
telah dimurnikan dan diaktifkan dengan cara pemanasan untuk
meningkatkan kemampuan absorbsinya. Attapulgite mempunyai daya
absorbsi untuk menyerap racun, bakteri dan enterovirus yang
menyebabkan diare. Dapat melapisi selaput lendir dan menyerap
cairan radang di usus sehingga membantu memperbaiki konsistensi
feses serta mengurangi frekuensi buang air besar.

Indikasi
• untuk pengobatan diare yang tidak diketahui penyebabnya,
mengurangi frekuensi buang air besar, dan memperbaiki
konsistensi feces yang encer.
Efek Dosis
Komposisi samping •Dewasa dan anak-anak
>12 tahun : 2 tablet
Tiap tablet • Dapat setelah buang air besar,
menyebabkan maksimum penggunaan
mengandung tinja 12 tablet dalam waktu 24
activated mengeras jam.
Attapulgite pada dosis •Anak-anak 6 – 12 tahun
: 1 tablet setelah buang
630 mg. yang besar.
air besar. Maksimum
penggunaan 6 tablet
dalam waktu 24 jam.
Paracetamol
Paracetamol atau Absorpsi : diberikan peroral,
Mekanisme kerja

Farmakokinetik
acetaminophen adalah obat absorpsi bergantung pada
yang mempunyai efek kecepatan pengosongan
mengurangi nyeri (analgesik) lambung, dan kadar puncak
dan menurunkan demam dalam darah biasanya tercapai
(antipiretik). dalam waktu 30-60 menit.
Mengurangi nyeri dengan cara Distribusi : Asetaminofen
menghambat impuls/rangsang sedikit terikat dengan protein
nyeri (COX-1 dan COX-2) di plasma
jaringan perifer. Metabolisme : oleh enzim
Menurunkan demam dengan mikrosom hati dan diubah
cara menghambat pusat menjadi asetaminofen sulfat
pengatur panas tubuh di dan glukuronida
hipotalamus. Ekskresi : diekskresikan ke
dalam urin dalam bentuk tidak
berubah
Sediaan Dosis Efek samping
• tablet 500 mg • Dewasa 300 mg-1 g • Jarang terjadi efek
• sirup 120 mg/5 ml perkali, dengan samping, tetapi
maksimum 4 gram dilaporkan terjadi reaksi
per hari. hipersensitivitas, ruam
• Anak 6-12 tahun: 150- kulit, kelainan darah
300 mg/kali, dengan (termasuk
maksimum 1,2 g/hari. trombositopenia,
• Anak 1-6 tahun: 60- leukopenia, neutropenia)
120 mg/kali dan bayi • Penggunaan jangka
di bawah 1 tahun: 60 panjang dan dosis
mg/kali; pada berlebihan atau overdosis
keduanya diberikan dapat menyebabkan
maksimum 6 kali kerusakan hati
sehari.
Metoclopramide
• Absorbsi : Setelah pemberian oral, cepat dan hampir
sepenuhnya diserap, 30-100% dari dosis oral mencapai
sirkulasi sistemik. konsentrasi plasma puncak dicapai
pada 1-2 jam.
Farmakokinetik • Distribusi : didistribusikan ke sebagian besar jaringan
tubuh dan cairan;
• Eliminasi : Diekskresikan dalam urin (85%) dalam
bentuk metabolites dan juga dalam kotoran (sekitar 5%).

• Metoklopramid mempengaruhi Chemoreceptor Trigger


Zone medulla yaitu dengan menghambat reseptor
dopamin padat CTZ
Farmakodinamik • Metoklorpamid mempercepat peristaltis esophagus dan
lambung, meningkatkan tonus spgingter kardia dan
mempercepat pengosongan lambung. Disamping itu
juga mempunyai efek anti-emetik.
Indikasi
Dosis
Untuk Efek samping
meringankan/mengura - Tablet :
Dewasa : ½-1 tablet sehari 3 kali, sebelum • Pada takaran
ngi gastroparesis akut
dan yang kambuh makan dan sebelum tidur tinggi dapat
kembali - Sirup : menimbulkan
<6 tahun: tidak boleh lebih dari 0,1 kegelisahan,
Untuk menghilangkan mengantuk,
rasa panas yang mg/KgBB dalam dosis tunggal
>6 tahun: dosis maks 0,5 mg/KgBB kelelahan yang
berhubungan dengan
perhari dalam dosis terbagi dua berlebihan dan
refluks esofagitis
diberikan 30 menit sebelum makan dan gejala
Untuk menanggulangi ekstrapiramidal
sebelum tidur
mual dan muntah
Injeksi :
metabolik karenna obat
Dewasa: 1 ampul (10 mg) secara i.m/i.v
atau sesudah operasi
mendekati akhir operasi, bila perlu dosis
Tidak untuk mencegah diberikan sampai 20 mg.
“motion-sickness”
Oralit
• natrium klorida 0,52 g, kalium klorida 0,3 g,
trinatrium sitrat dihidrat 0,58 g, glukosa
Komposisi anhidrat 2,7 g dan bahan tambahan
secukupnya

• Mencegah dan mengobati kekurangan cairan


Indikasi akibat diare/muntaber

• Natrium klorida dan kalium klorida diabsorpsi


dengan baik di saluran pencernaan, mengganti
kehilangan elektrolit, mengoreksi gangguan
Farmakokinetik keseimbangan elektrolit.
• Kelebihan natrium sebagian besar diekskresi
melalui ginjal, dan sejumlah kecil melalui feses
dan keringat
Farmakodinamik Dosis Efek samping

• Oralit mengandung • Di bawah 1 tahun : 1 ½ • Gangguan


alkalinising agent gelas pada 3 jam keseimbangan
untuk mengantisipasi pertama, selanjutnya ½ elektrolit akibat
asidosis; sedikit hypo- gelas setiap mencret kelebihan natrium.
osmolar (kira-kira 250 • Anak umur 1-<5 tahun:
mmol/liter) untuk 3 gelas pada 3 jam
mencegah pertama, selanjutnya 1
kemungkinan induksi gelas setiap mencret
diare osmotik. • Anak umur 5-12 tahun:
6 gelas pada 3 jam
pertama, selanjutnya
1½ gelas setiap
mencret
• Diatas 12 tahun: 12
gelas pada 3 jam
pertama, selanjutnya 2
gelas setiap mencret
Penutup
A. Simpulan
1. Disentri basiler / shigellosis merupakan suatu infeksi akut
oleh kuman genus Shigella yang mengakibatkan radang
pada kolon.
2. Ditandai dengan gejala diare, adanya lendir dan darah
dalam tinja, serta nyeri perut dan tenesmus.
3. Diberikan terapi medikamentosa dan non medikamentosa
4. Shigellosis dapat menyebabkan suatu kematian jika tidak
ditangani dengan segera
B. Saran
Karena disentri basiller merupakan suatu penyakit yang
dapat menimbulkan kematian, maka diagnosis segera
dan pengobatan yang tepat sangat diperlukan
Daftar Pustaka
• Longo L D, Fauci S A. Harrison: Gastroenterologi & Hepatologi. Jakarta: ECG. 2014.
• Navianti S, Sinuhaji AB. Resisten Trimetropim-Sulfametoksazol terhadap Shigellosis. Sari
Pediatri. 2005; 7 (1): 39-44.
• Sya’roni A. Disentri Basiler dalam Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid III. Edisi kelima. Jakarta :
FKUI. 2009. 2857-2860p.
• Mandal B.k, EGL Wilkins, EM Dunbar, R.T Mayon-White. Lecture notes penyakit Infeksi.
Jakarta : Erlangga; 2008.
• Abdulrasheed AB, Aaron AO, Jerome EB, Deboye KO, Adebayo L. Multiresistant
Shigella spp. Isolated from Cases of Childhood Diarrhoea in Ile-Ife, Southwest nigeria.
Journal of Microbiology Research and Reviews. 2014; 2 (3): 19-29.
• Centers for Disease Control and Prevention (CDC). National Shigella Surveillance
Annual Summary. Atlanta, Georgia: US Department of Health and Human Services.
2009.
• Eppy. Diare Akut. Medicinus Journal of Pharmaceutical Development and Medical
Application. 2009; 22(3): 91-98.
• Jawetz M, Adelberg’s. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi kedua. Alih Bahasa: Huriwati
Hartanto, et al. Jakarta : EGC. 2008.
• Katzung, B. G. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi keenam. Jakarta : EGC. 1998.
• Ciesla WP, Guerrant RL. Infectious Diarrhea. Current Diagnosis and Treatment in
Infectious Disease. In: Wilson WR, Drew WL, Henry NK, et al editors. New York: Lange
Medical Books; 2003. 225 – 268p.
• Gunawan SG. Farmakologi dan Terapi. Edisi kelima. Jakarta : Bagian Farmakologi FKUI;
2007.

Anda mungkin juga menyukai