Anda di halaman 1dari 53

Laporan Kegiatan

SIKLUS PEMECAHAN MASALAH:

TINGGINYA ANGKA PENDERITA HIPERTENSI YANG


TIDAK BEROBAT SECARA TERATUR DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA

Disusun oleh: 565C


Shanaz Qisthina G99172014
Rizal Rian Dhalas G99181057
Bagas Muhammad G99182004
Rahmadhani Bella K G991903049
Tamyana Amalia Chariski G991905053

Pembimbing
Prof. Dr. H. Endang Sutisna S. dr., M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
JAWA TENGAH
2019

i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PUSKESMAS

Laporan Kegiatan Siklus Pemecahan Masalah dengan Judul

TINGGINYA ANGKA PENDERITA HIPERTENSI YANG


TIDAK BEROBAT SECARA TERATUR DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA

Disusun oleh: Kelompok 573D


Shanaz Qisthina G99172014
Rizal Rian Dhalas G99181057
Bagas Muhammad G99182004
Rahmadhani Bella K G991903049
Tamyana Amalia Chariski G991905053

Telah diperiksa, disetujui dan disahkan pada:


Hari :
Tanggal :

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Banyuanyar Surakarta

dr. Aji Danarto


NIP. 19800720 200604 1 013

ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING FAKULTAS

Laporan Kegiatan Siklus Pemecahan Masalah dengan Judul

TINGGINYA ANGKA PENDERITA HIPERTENSI YANG


TIDAK BEROBAT SECARA TERATUR DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA

Disusun oleh: Kelompok 573D


Shanaz Qisthina G99172014
Rizal Rian Dhalas G99181057
Bagas Muhammad G99182004
Rahmadhani Bella K G991903049
Tamyana Amalia Chariski G991905053

Telah diperiksa, disetujui dan disahkan pada:


Hari :
Tanggal :

Mengetahui,
Pembimbing Siklus Pemecahan Masalah

Prof. Dr. H. Endang Sutisna S. dr., M.Kes


NIP. 195603 20198312 1 002

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan Tahap Profesi Ilmu
Kesehatan Masyarakat dengan judul “Siklus Pemecahan Masalah” Tingginya
Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue Di UPTD Puskesmas Banyuanyar”.
Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam menempuh kepaniteraan
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran UNS/RSUD Dr. Moewardi
Surakarta.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Hartono,dr., M.Si, selaku Dekan Fakultas Kedokteran UNS Surakarta.
2. Dr. dr. Eti Poncorini, M.Pd, selaku Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat-
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran UNS Surakarta.
3. dr. Aji Danarto, selaku Kepala Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta
sekaligus selaku pembimbing dokter muda di Puskesmas Banyuanyar.
4. Prof. Dr. Endang Sutisna S. dr., M. Kes selaku pembimbing dokter muda
Fakultas Kedokteran UNS
5. Seluruh staf pegawai UPTD Puskesmas Banyuanyar yang telah memberikan
dukungan selama kami menjalani kegiatan di puskesmas.
6. Seluruh staf pengajar laboratorium IKM Fakultas Kedokteran UNS Surakarta.

Demikian Laporan Siklus Pemecahan Masalah ini kami buat, semoga


dapat bermanfaat untuk para pembaca dan semua pihak yang membutuhkan.
Saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan
kekurangan ataupun kekeliruan laporan ini.
Surakarta, Februari 2019

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
BAB I 1

A.............................................................................................Latar Belakang
1

B........................................................................................Rumusan Masalah
2

C...........................................................................................................Tujuan
3

D.........................................................................................................Manfaat
3
BAB II 4

A...................................................................Analisis Situasi Kependudukan


4

B.........................Analisis Situasi Masalah dan Kecenderungan Kesehatan


6

C................................................................Analisis Situasi Upaya Kesehatan


7

D......................................................Analisis Situasi Lingkungan Kesehatan


11

E......................................................Analisis Tenaga dan Sarana Kesehatan


13
BAB III 15

A.....................................................................................Identifikasi Masalah
15

v
B......................................................................Penentuan Prioritas Masalah
18

C..............Analisis SWOT Manajemen Penurunan Angka Kesakitan DBD


20

D........................................Analisis Masalah dengan Diagram Tulang Ikan


21
BAB IV 22

A..................................................................Penetapan Pemecahan Masalah


22

B.............................................Pemilihan Alternatif Intervensi yang Terbaik


23
BAB V 26
BAB VI 30

A.......................................................................................................Simpulan
30

B.............................................................................................................Saran
30

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas adalah perangkat pelayanan kesehatan yang menjalankan
upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perseorangan
(UKP) tingkat pertama, yg memprioritaskan upaya promotif dan preventif
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya setinggi-
tingginya (Kemenkes RI, 2014).
Upaya kesehatan Puskesmas yang diselenggarakan dengan merata dan
memiliki mutu sesuai standar diwujudkan dengan adanya bukti perbaikan dan
peningkatan pencapaian target indikator kesehatan masyarakat dan
perseorangan, yaitu menurunnya angka-angka kesakitan penyakit yang
menjadi prioritas untuk ditangani, menurunnya angka kematian balita, angka
gizi kurang balita, menurunnya jumlah kematian maternal, teratasinya
masalah-masalah kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya, dan lainnya.
(Kemenkes RI, 2016).
Seiring dengan Peraturan Menteri Kesehatan diatas, UPT Puskesmas
Banyuanyar memiliki visi ”Mewujudkan masyarakat sehat di wilayah kerja
UPT Puskesmas Banyuanyar” (UPT Puskesmas Banyuanyar, 2019). Dalam
rangka mencapai visi Puskesmas tersebut, Puskesmas harus menjalankan
siklus manajemen Puskesmas yang berkualitas, yang harus dipantau secara
berkala dan teratur, diawasi dan dikendalikan sepanjang waktu. Sehingga
kinerjza Puskesmas dapat diperbaiki dan ditingkatkan dalam satu siklus ”Plan-
Do-Check-Action” (Kemenkes RI, 2016).
Problem Solving Cycle adalah proses yang terdiri dari langkah -
langkah berkesinambungan yang terdiri dari analisa situasi, perumusan
masalah secara spesifik, penentuan prioritas masalah, penentuan tujuan,
memilih alternatif terbaik, menguraikan alternatif terbaik menjadi rencana
operasional dan melaksanakan rencana kegiatan serta mengevaluasi hasil
kegiatan (Reed, 2000).

3
Bentuk Problem Solving Cycle dalam dunia kesehatan salah satunya
adalah siklus manajemen masalah kesehatan. Menurut pengertiannya
manajemen masalah kesehatan didefinisikan sebagai suatu proses dan upaya
untuk mengoptimalkan sumber daya melalui pelaksanaan fungsi – fungsi
manajemen yaitu, perencanaan (P1), penggerakan dan pelaksanaan (P2), serta
pengawasan, pengendalian, dan penilaian (P3) untuk mengatasi kesenjangan
antara apa yang diharapkan dan dengan apa yang menjadi kenyataan di bidang
kesehatan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan/klien
dalam rangka mencapai tujuan organisasi layanan kesehatan (Sulaeman,
2015).
Siklus manajemen masalah kesehatan terdiri dari berbagai tahap siklus
yang meliputi analisis situasi, identifikasi masalah dan penyebabnya,
penentuan prioritas masalah, penetapan tujuan, alternatif pemecahan masalah
dan prioritas pemecahan masalah, pembuatan rencana operasional,
penggerakan dan pelaksanaan (aktuasi), serta pemantauan, pengendalian dan
penilaian (Sulaeman, 2015).
Pada tulisan ini akan ditentukan prioritas masalah di UPT Puskesmas
Banyuanyar dan alternatif penyelesaian masalah serta plan of action yang
tepat, efektif dan efisien.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana analisis situasi di wilayah kerja UPT Puskesmas Banyuanyar?
2. Bagaimana mengidentifikasi masalah dan penyebabnya di wilayah kerja
UPT Puskesmas Banyuanyar?
3. Apakah prioritas masalah di wilayah kerja UPT Puskesmas Banyuanyar?
4. Bagaimana penetapan tujuan dalam manajemen masalah kesehatan di
wilayah kerja UPT Puskesmas Banyuanyar?
5. Bagaimana alternatif pemecahan masalah dan prioritas pemecahan
masalah di wilayah kerja UPT Puskesmas Banyuanyar?
6. Apakah rencana operasional pemecahan masalah di wilayah kerja UPT
Puskesmas Banyuanyar?
C. Tujuan

4
1. Tujuan Umum
Membuat rencana operasional program demam berdarah dengue di
UPT Puskesmas Banyuanyar dengan pendekatan Problem Solving Cycle.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan analisis situasi di wilayah kerja UPT Puskesmas
Banyuanyar.
b. Mengidentifikasi masalah dan penyebabnya di wilayah kerja UPT
Puskesmas Banyuanyar.
c. Menentukan prioritas masalah di wilayah kerja UPT Puskesmas
Banyuanyar.
d. Menetapkan tujuan dalam manajemen masalah kesehatan di wilayah
kerja UPT Puskesmas Banyuanyar.
e. Mengetahui alternatif pemecahan masalah dan prioritas pemecahan
masalah di wilayah kerja UPT Puskesmas Banyuanyar.
f. Membuat rencana operasional pemecahan masalah di wilayah kerja
UPT Puskesmas Banyuanyar.
D. Manfaat
Manfaat penulisan ini, adalah sebagai berikut:
a. Bagi Dokter Muda Fakultas Kedokteran UNS, kegiatan ini dapat
memberikan pengetahuan tentang cara penyusunan dan penerapan
Problem Solving Cycle dalam manajemen masalah yang belum
mencapai target.
b. Bagi puskesmas, laporan ini diharapkan memberi manfaat sebagai
bahan untuk evaluasi kinerja puskesmas dan masukan perencanaan
kebijakan program layanan kesehatan masyarakat.
c. Bagi klien, laporan ini diharapkan dapat memberi informasi ilmiah
mengenai masalah-masalah serta metode penanganan masalah-masalah
yang ada di UPT Puskesmas Banyuanyar, Kota Surakarta

5
BAB II
PROFIL PUSKESMAS

A. Keadaan Geografis dan Demografi


7. Keadaan Geografis
A. Batas Wilayah
UPT Puskesmas Banyuanyar terletak di Kecamatan Banjarsari,
mempunyai wilayah kerja meliputi dua kelurahan yaitu Kelurahan
Banyuanyar dan Kelurahan Sumber yang berada di sisi Barat Laut
wilayah Kota Surakarta. Luas wilayah Puskesmas Banyuanyar adalah
255 Ha = 2,55 km2 yang seluruhnya merupakan daratan. Batas-batas
wilayah kerja Puskesmas Banyuanyar adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara : Wilayah kerja Kabupaten Boyolali
2. Sebelah Selatan : Wilayah kerja Puskesmas Manahan
3. Sebelah Timur : Wilayah kerja Puskesmas Gambiran
4. Sebelah Barat : Wilayah kerja Kabupaten Karanganyar
Adapun peta wilayah kerja Puskesmas Banyuanyar seperti dibawah ini:

Gambar 2.1 Peta Kelurahan Banyuanyar

6
Gambar 2.2 Peta Kelurahan Sumber
B. Pembagian Administrasi
a. Kelurahan Banyuanyar
Jumlah RT : 47
Jumlah RW : 12
Jumlah KK : 3223
b. Kelurahan Sumber
Jumlah RT : 75
Jumlah RW : 17
Jumlah KK : 5184
8. Demografi
1) Data Kependudukan
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Banyuanyar
tahun 2018 adalah sebanyak 32.271 jiwa. Penduduk tersebar di 2
kelurahan dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2.1 Data Kependudukan
Kelurahan Pria Wanita Jumlah
Banyuanyar 7.085 7.171 14.256
Sumber 8.839 9.176 18.015
Jumlah 15.924 16.347 32.271
Sumber: Data Puskesmas Banyuanyar, 2018
2) Jarak

7
Jarak Puskesmas:
1) Ke Dinas Kesehatan Kota : ±7 km
2) Ke Kelurahan Banyuanyar : ±1 km
3) Ke Kelurahan Sumber : ±2 km

B. Unit Pelayanan Kesehatan


a. Pelayanan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
- Pelayanan pemeriksaan umum
- Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
- Pelayanan KIA/KB
- Pelayanan gizi
- Pelayanan gawat darurat
- Pelayanan persalinan normal
- Pelayanan kefarmasian
- Pelayanan laboratorium
- Pelayanan rawat inap
b. Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial
1. Pelayanan promosi kesehatan
2. Pelayanan kesehatan lingkungan
3. Pelayanan KIA/KB
4. Pelayanan gizi
5. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
c. Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan
a. Pelayanan kesehatan lanjut usia (lansia)
b. Program kesehatan reproduksi remaja
c. Program usaha kesehatan sekolah (UKS)

8
C. Sumber Daya Kesehatan
Berikut adalah data sumber daya kesehatan yang ada di Puskesmas
Banyuanyar :
Tabel 2.2 Sumber Daya Kesehatan
No Jenis Tenaga Kebutuhan Kekurangan Status
Ketenagaan Tersedia Kepegawaian
Ka Puskesmas 1 1 0 PNS
Ka Subbag TU 1 1 0 PNS
Dokter Umum 2 4 2 PNS
Dokter Gigi 1 1 0 PNS
Perawat Umum 10 10 0 PNS
Bidan 11 11 0 PNS
Perawat Gigi 1 1 0 PNS
Apoteker 1 2 1 PNS
Asisten 2 3 1 PNS
Apoteker
10 Nutrisionis 2 2 0 PNS
11 Sanitarian 1 1 0 PNS
12 Penyuluh 1 2 1 PNS & TKPK
kesehatan
13 Laboran 2 2 0 PNS
14 Administrasi 9 9 0 PNS & TKPK
15 Tenaga 2 2 0 Outsourcing
Kebersihan
16 Tenaga 3 3 0 Outsourcing
keamanan
17 Pengemudi 3 3 0 Outsourcing
JUMLAH 53 60 7
Sumber : Data Puskesmas Banyuanyar, 2018

9
D. Daftar Kunjungan Pasien Rawat Jalan
Data daftar kunjungan pasien rawat rawat jalan di Puskesmas Banyuanyar
adalah sebagai berikut :
Tabel 2.3 Pasien Rawat Jalan
No Diagnosa Jumlah Kasus
Acute Nasopharyngitis (Common Cold) 4626
Essensial (primary) Hypertension 4035
Myalgia 1854
Rheumatism, unspecified 1697
Dyspepsia 1603
Non-Insulin-Dependent Diabetes melitus 1433
without complication
Supervision of other high-risk pregnancies 1319
Laboratory Examination 1299
Need for imunization against othercombinations 1284
of infection diseases
10 Other examinations for administrative purposes 1251
11 Lainnya 8387
TOTAL : 28788
Sumber: Simpus UPT Puskesmas Banyuanyar, 2018

E. Cakupan dan Pencapaian Kinerja Puskesmas Banyuanyar


Berikut adalah data mengenai cakupan dan pencapaian kinerja Puskesmas
Banyuanyar pada bulan Juni tahun 2019 :

Tabel 2.4 Data Cakupan dan Pencapaian Kinerja


No Indikator Target Satuan Pencapaian Keterangan
Juni,
2019

10
Angka Kematian 41.83 Per 0 Target
Ibu 100.000 tercapai
kelahiran
hidup
Prosentase ibu 100 Persen 100% Target
hamil mendapatkan tercapai
pelayanan
antenatal sesuai
standar
Cakupan 99.30 Persen 100% Target
komplikasi tercapai
kebidanan yang
ditangani
Prosentase ibu 100 Persen 100% Target
bersalin tercapai
mendapatkan
pelayanan
persalinan sesuai
standar
Cakupan 100 Persen 100% Target
pertolongan tercapai
persalinan oleh
tenaga kesehatan
yang memiliki
kompetensi
kebidanan
Cakupan pelayanan 100 Persen 100% Target
nifas tercapai
Angka kematian 2.41 Per 1000 4.41 Target tidak
bayi kelahiran tercapai
hidup
Prosentase bayi 100 Persen 100% Target
baru lahir tercapai

11
mendapatkan
pelayanan
kesehatan sesuai
standar
Prosentase bayi 48 Persen 50.22% Target
baru lahir tercapai
mendapat Inisiasi
Menyusu Dini
(IMD)
10 Cakaupan neonatus 100 Persen 100% Target
dengan tercapai
kommplikasi yang
ditangani
11 Cakupan 49 Persen 49.50% Target
kunjungan bayi tercapai
12 Angka kematian 3.24 Per 1000 4.41 Target tidak
balita kelahiran tercapai
hidup
13 Cakupan pelayanan 50 Persen 44.67% Target tidak
anak balita tercapai
14 Prosentase anak 50 Persen 46.43% Target tidak
usia 0-59 bulan tercapai
mendapatkan
pelayanan
kesehatan sesuai
standar
15 Cakupan skrining 50 Persen 0 Belum
kesehatan siswa terlaksana
pendidikan dasar
kelas 1 dan kelas 7
16 Cakupan skrining 50 Persen 27.60% Target tidak
kesehatan dan tercapai
pelayanan

12
kesehatan
reproduksi
penduduk dewasa
(15-59 th)
17 Cakupan skrining 50 Persen 47.21% Target tidak
kesehatan lansia tercapai
18 Prevalensi anemia 14 Persen 1.70% Target
pada ibu hamil tercapai
19 Prevalensi bumil 1.31 Persen 1.02% Target
KEK tercapai
20 Bayi dengan berat 1.32 Persen 0.79% Target
badan lahir rendah tercapai
(BBLR)
21 Prosentase bayi 78 Persen 79.02% Target
usia kurang dari 6 tercapai
bulan yang
mendapat ASI
eksklusif
22 Prevalensi gizi 0.01 Persen 0% Target
buruk pada balita tercapai
23 Prevalensi 1.39 Persen 1.18% Target
kekurangan gizi tercapai
(underweight) pada
balita
24 Prevalensi stunting 3.46 Persen 0.74% Target
(pendek dan sangat tercapai
pendek) anak
baduta
25 Cakupan balita gizi 100 Persen 0 Tidak ada
buruk mendapat gizi buruk
perawatan
26 Prosentase remaja 35 Persen 47.94% Target
putri yang tercapai
mendapat tablet

13
tambah darah
(TTD)
27 Angka kematian ≤1 Persen 0% Target
DBD tercapai
28 Angka kesakitan 23 Per 74.4 Target tidak
DBD 100.000 tercapai
penduduk
29 Cakupan 100 Persen 100% Target
penemuan dan tercapai
penanganan
penderita penyakit
DBD
30 Angka kesakitan 0 Per 1000 0 Target
malaria penduduk tercapai
31 Angka kesakitan 61 Per 18.60 Target
TB 100.000 tercapai
penduduk
32 Angka penemuan 46.94 Persen 7.45% Target tidak
pasien TB/CNR tercapai
(Case Notification
Rate)
33 Prosentase orang 100 Persen 100% Target
dengan TB tercapai
mendapatkan
pelayanan TB
sesuai standar
34 Proporsi kasus 96.41 Persen 100% Target
tuberkulosis yang tercapai
berhasil diobati
dalam program
DOTS (successs
rate)
35 Prosentase orang 100 Persen 100% Target
berisiko HIV tercapai

14
mendapatkan
pemeriksaan HIV
sesuai standar
36 Angka penemuan <5 Per 0 Target
kasus baru kusta 100.000 tercapai
penduduk
37 Angka penemuan 49 Persen 20.92% Target tidak
kasus diare balita tercapai
38 Prosentase diare 100 Persen 0 Tidak ada
KLB dapat diare KLB
ditangani < 24 jam
39 Angka penemuan 49 Persen 13.27% Target tidak
kasus pneumonia tercapai
balita
40 Prosentase anak 49.05 Persen 49.50% Target
usia 0-11 bulan tercapai
mendapat
imunisasi dasar
lengkap
41 Cakupan 100 Persen 100% Target
desa/kelurahan tercapai
universal child
immunization
(UCI)
42 Cakupan 100 Persen 0 Tidak ada
desa/kelurahan KLB
mengalami KLB
yang dilakukan
penyelidikan
epidemiologi <24
jam
43 Proporsi kasus 19 Persen 30.27% Target
hipertensi di tercapai

15
fasilitas pelayanan
kesehatan
44 Proporsi kasus 18 Persen 19.88% Target
diabetes mellitus di tercapai
fasilitas pelayanan
kesehatan dasar
45 Prevalensi berat 15 Persen 0.47% Target
badan lebih dan tercapai
obesitas pada
penduduk usia 18+
tahun
46 Prevalensi 2.5 Persen 0.08% Target
merokok pada usia tercapai
≤ 18 tahun
47 Proporsi tempat- 48.75 Persen 44.12% Target tidak
tempat umum tercapai
(TTU) memenuhi
syarat
48 Proporsi TPM 47.50 Persen 48.61% Target
memenuhi syarat tercapai
49 Desa/kelurahan 2 Desa/kal 100% Target
melakukan STBM tercapai
50 Cakupan inspeksi 50 Persen 43.33% Target tidak
pangan di tercapai
pendidikan dasar
51 Presentase rumah 65 Persen 97.52% Target
tangga berperilaku tercapai
hidup bersih dan
sehat (PHBS)
52 Cakupan kelurahan 100 Persen 100% Target
siaga aktif tercapai
53 Prosentase balita 79 Persen 81.99% Target
ditimbang berat tercapai
badannya (D/S)

16
54 Proporsi 100 Persen 100% Target
puskesmas tercapai
terakreditasi Persen
55 Prosentase 18.55 Persen 28.68% Target
kunjungan baru tercapai
rawat jalan di
puskesmas
56 Jumlah kunjungan 150 Orang 170 Target
puskesmas orang tercapai
per hari
57 Prosentase 50 Persen 9.39% Target tidak
penderita tercapai
hipertensi
mendapat
pelayanan
kesehatan sesuai
standar
58 Prosentase 50 Persen 15.57% Target tidak
penderita diabetes tercapai
mellitus mendapat
pelayanan
kesehatan sesuai
standar
59 Upaya kesehatan 100 Persen 100% Target
jiwa pada orang tercapai
dengan gangguan
jiwa
berat/prosentase
penanganan kasus
gangguan jiwa
berat
60 Prosentase 100 Persen 100% Target
kecukupan sarana tercapai

17
untuk administrasi
perkantoran
61 Prosentase 100 Persen 92.31% Target tidak
kecukupan sarana tercapai
aparatur
62 Prosentase 85 Persen 100% Target
ketersediaan obat tercapai
dan vaksin di
puskesmas
63 Prosentase 44.5 Persen 0 Belum
makanan yang terlaksana
memenuhi syarat
64 Tingkat deteksi 50 Persen 24.67% Target tidak
dini kesehatan tercapai
masyarakat
65 Proporsi 100 Persen 100% Target
puskesmas yang tercapai
menerapkan pola
tata kelola BLUD
Sumber : Data Puskesmas Banyuanyar, Juni 2019

Dari tabel 2.4 diatas terdapat beberapa program yang belum mencapai
target, selanjutnya akan dilakukan identifikasi masalah, penentuan prioritas
masalah dan alternatif pemecahan masalah pada bab selanjutnya.

18
BAB III

ANALISIS MASALAH

A. Identifikasi Masalah
Melalui analisis situasi dapat dihasilkan berbagai macam masalah.
Masalah adalah kesenjangan yang dapat diamati antara situasi dan kondisi
yang terjadi dengan situasi dan kondisi yang diharapkan, atau kesenjangan
yang dapat diukur antara hasil yang mampu dicapai dengan tujuan dan
target yang ingin dicapai. Masalah juga dapat dirumuskan dalam bentuk
hambatan kerja dan kendala yang dihadapai organisasi layanan kesehatan
dalam pelaksanaan kegiatan dan program. Di pelayanan kesehatan terdapat
tiga macam masalah yang dapat dibedakan menjadi (a) masalah kesehatan,
(b) masalah determinan atau faktor-faktor kesehatan, dan (c) masalah
program (Sulaeman, 2015).
Berdasarkan cakupan sesuai SPM ( Standar Pelayanan Minimal ) UPT
Puskesmas Banyuanyar periode bulan Januari-Juni tahun 2019 didapatkan
adanya program-program yang sudah dilaksanakan namun belum mencapai
target yang akan dijabarkan pada tabel dibawah berikut ini.

19
Tabel 3.1 Identifikasi Masalah yang ada di Puskesmas Banyuanyar Januari – Juni 2019

20
GET PEMB PENY HASIL
TENGAH
ILANG EBUT
TAHUN
2019
1 Angka Per 1000 2.41 1 227 4.41
kematian bayi kelahiran
hidup
2 Angka Per 1000 3.24 1 227 4.41
kematian kelahiran
balita hidup
3 Cakupan Persen 50 755 1690 44.67%
pelayanan
anak balita
5 Presentasi Persen 50 1066 2296 46.43%
anak usia 0-
59 bulan
mendapatkan
pelayanan
sesuai standar
6 Cakupan Persen 50 5741 20799 27.60%
skrining
kesehatan dan
pelayanan
kesehatan
Reproduksi
penduduk
dewasa (usia
15-59th)
7 Cakupan Persen 50 1786 3783 47.21%
skrining
kesehatan
lansia
8 Angka Per 23 24 32260 74.4
kesakitan 100.000

21
DBD penduduk
9 Angka Persen 46.94 7 94 7.45%
penemuan
pasien
TB/CNR
(Case
Notification
Rate)
10 Angka Persen 49 96 459 20.92%
penemuan
kasus diare
balita
11 Angka Persen 49 11 82.9 13.27%
penemuan
kasus
pneumonia
balita
12 Proporsi Persen 48.75 15 34 44.12
tempat-
tempat umum
(TTU)
memenuhi
syarat
13 Cakupan Persen 50 13 30 43.33%
inspeksi
pangan di
pendidikan
dasar
14 Persentase Persen 50 591 6296 9.39%
Penderita
hipertensi
mendapat
Pelayanan

22
Kesehatan
sesuai standar
15 Persentase Persen 50 234 1503 15.57%
Penderita
Diabetes
Mellitus
mendapat
Pelayanan
Kesehatan
sesuai standar
16 Persentase Persen 100 60 65 92.31%
kecukupan
sarana
aparatur
17 Tingkat Persen 50 74.03 3 24.67%
deteksi dini
kesehatan
masyarakat

23
Tabel 3.2. Rekapitulasi Pendataan Keluarga Sehat Januari – Juli 2019 Kelurahan
Banyuanyar
% Cakupan
No Indikator Y T N Kelurahan
Banyuanyar
Keluarga mengikuti program 1254 1283 2021
1 62.05
KB
Ibu hamil melahirkan di 126 3178 126
2 100
fasyankes
Bayi usia 0-11 bulan 105 3196 108
3 97.22
diberikan imunisasi lengkap
Pemberian Asi eksklusif bayi 127 3151 153
4 83.01
0-6 bulan
Pemantauan pertumbuhan 529 2751 553
5 95.66
balita
Penderita TB paru yang 27 3277 27
6 90
berobat sesuai standar
Penderita hipertensi yang 262 2668 636
7 41.19
berobat teratur
Penderita gangguan jiwa 6 3296 8
8 berat yang berobat dengan 75
benar
Tidak ada anggota keluarga 2190 1 3303
9 66.3
yang merokok
10 Sudah menjadi anggota JKN 2922 5 3299 88.57
Mempunyai dan 3299 2 3302
11 menggunakan sarana air 99,91
bersih
Menggunakan jamban 3299 1 3303
12 99,88
keluarga
Indeks Keluarga Sehat (IKS) 0.5
Jumlah Keluarga dengan IKS > 0.8 1653
Jumlah Keluarga 3304

B. Penetapan Prioritas Masalah

24
1. Metode Skoring USG

Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan di Puskesmas


Banyuanyar, dilakukan penyaringan indikator cakupan pelayanan yang
tidak mencapai target Standar Pelayanan Minimal (SPM). Selanjutnya
dengan menggunakan Metode USG dilakukan pembobotan seperti
dibawah ini :

a. Tingkat besarnya atau mendesaknya masalah (U=Urgency)

Pertimbangan ini dari aspek waktu. Apakah masih dapat ditunds


atau harus segera ditanggulangi. Semakin pendek tenggang
waktunya semakin mendesak untuk ditanggulangi.

b. Tingkat Kegawatan Masalah (S = Seriousness)

Adalah besarnya akibat atau kerugian yang ditimbulkan oleh


masalah tersebut, yang dapat dinyatakan dalam besaran kuantitatif
berupa rupiah, orang dan lain-lain.

c. Tingkat Perkembangan

Merupakan kecenderungan atau perkembangan akibat dari suatu


permasalahan. Semakin berkembang potensi masalah yang
ditimbulkan semakin diprioritaskan.

25
Tabel 3.3. Penetapan urutan prioritas masalah dengan metode USG

NO MASALAH SKORING POIN URUTAN

U S G
Cakupan pasangan usia subur mengikuti
1. 2 2 3 7
program KB belum memenuhi target
Bayi mendapatkan imunisasi dasar
2 1 1 1 3
lengkap belum memenuhi target
Masih ada keluarga yang belum
3 1 1 1 3
memiliki akses atau menggunakan
sarana air bersih
Persentasi ibu hamil mendapatkan
4 2 2 2 6
pelayanan antenatal sesuai standart
belum memenuhi target
Masih ada keluarga yang belum
5 1 1 1 3
memiliki akses/ jamban keluarga

6 Cakupan kunjungan bayi masih kurang 1 1 1 3


Persentase anak usia 0-59 bulan yang
7 1 1 2 4
mendapatkan pelayanan kesehatan
balita sesuai standar belum memenuhi
target
Angka penemuan penderita TB paru
8 4 4 4 12 3
(CDR dan CNR) yang masih rendah
Persentase orang dengan TB
9 2 2 3 7
mendapatkan pelayanan TB sesuai
standar yang sangat rendah
Masih ada penderita gangguan jiwa
10 3 3 3 9
berat yang tidak diobati dan
ditelantarkan
Masih kurangnya persentase warga
11 2 3 4 9
negara usia 15 sampai 59 tahun yang
mendapatkan skirining kesehatan sesuai

26
standar

12 Masih kurangnya persentase warga 2 2 2 6


negara usia 60 tahun keatas yang
mendapatkan skrining kesehatan sesuai
standar
Penderita hipertensi yang berobat
13 4 5 4 13 1
teratur masih sangat rendah
Persentase penderita hipertensi
14 4 4 4 12 2
mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar masih kurang dari target
Persentase penderita DM mendapatkan
15 4 3 4 11
pelayanan kesehatan sesuai standar
masih kurang dari target
Tingkat deteksi dini kesehatan
16 4 3 2 9
masyarakat belum memenuhi target

17 Keluarga yang semua anggotanya sudah 1 1 1 3


menjadi peserta JKN belum memenuhi
target

18 Keluarga dengan perilaku merokok 2 3 4 9


cukup tinggi

Keterangan sistem skoring:


Berdasarkan hasil pendataan PISPK (Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga) pada poin Penderita hipertensi yang berobat teratur
hanya tercapai 41.19% dari target 80%. Pad9 hasil pendataan SPM ( Standar
Pelayanan Minimal ) pada poin persentase penderita Hipertensi mendapat
Pelayanan Kesehatan sesuai standar didapatkan angka 9.90% dari target
50%, menjadikan hipertensi PTM dengan persentase pasien mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar paling rendah di Puskesmas
Banyuanyar, diikuti oleh Diabetes Mellitus dengan capaian 15.57% dari
target 50%. Penentuan prioritas masalah di Puskesmas Banyuanyar selain
dari data di atas juga didukung dengan menggunakan metode USG,

27
didapatkan perumusan masalah yaitu tingginya penderita hipertensi yang
tidak berobat secara teratur, persentase penderita hipertesi mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar, dan angka penemuan penderita TB paru
(CDR dan CNR) yang masih. Pada problem solving cycle ini, kami akan
membahas terkait tingginya angka penderita hipertensi yang tidak berobat
secara teratur

C. Analisis SWOT Masalah Tingginya Angka Penderita Hipertensi Yang


Tidak Berobat Secara Teratur

Tabel 3.5 Analisis SWOT Tingginya Angka Penderita Hipertensi Yang Tidak
Berobat Secara Teratur
S (Strength) W (Weakness)

a. Kualitas SDM a. Terbatasnya


yang kompeten ketersediaan obat
b. Jaringan dan bahan
Puskesmas yang b. Sumber daya tenaga
mencakup kesehatan pembantu
posyandu di tiap yang masih kurang
Internal wilayah sudah ada (kuantitasnya)
c. Akses dan c. Kurangnya edukasi
kemudahan untuk atau konsultasi
menjangkau dan tenaga kesehatan di
Eksternal dijangkau posyandu
masyarakat d. Banyaknya program
d. Diadakan promosi kesehatan
penyuluhan lain yang juga
berkala mengenai diprioritaskan
hipertensi puskesmas
(penyakit tidak
menular)
O (Opportunity) Strategi SO Strategi WO

 Masyarakat sekitar 1. Optimalisasi A. Meningkatk


semangat untuk skrining hipertensi an ketersediaan
menghadiri dan terkhusus obat-obatan baik
mendengar puskesmas oleh kuantitas dan
penyuluhan yang tenaga kesehatan kualitas terkait
berasal dari 2. Menjangkau lebih hipertensi dan
puskesmas banyak lagi komplikasinya

28
 Dukungan program penderita B. Meningkatk
dari pemerintah hipertensi baik an kesadaran
mengenai penyakit penderita baru masyarakat akan
tidak menular atau lama yang pentingnya peran
(hipertensi) pengobatannya aktif terkait
tidak terkontrol hipertensi dan
2. Promosi kesehatan komplikasinya
oleh tenaga C. Menyisipka
kesehatan tentang n pesan mengenai
definisi dan pentingnya berobat
komplikasi dengan benar
hipertensi untuk pasien
hipertensi
D. Promosi da
controlling kepada
masyarakat melalui
kader
E. Pengkrucut
an program
puskesmas
bedasarkan
prioritas dari data
metode Urgency
Seriousness
Growth

T (Threat) Strategi ST Strategi WT

 Masih rendahnya 1. Meningkatkan B. Meminta bantuan


kesadaran edukasi ke kader atau tokoh
masyarakat tentang masyarakat agar masyarakat untuk
pentingnya deteksi lebih menyayangi memberikan
dini, perubahan dan menghargai pemahaman
pola hidup, kesehatan diri tentang hipertensi
pengobatan dan sendiri dan risiko
kontrol rutin komplikasinya
hipertensi
(hipertensi) 2. Penyuluhan C. Evaluasi
 Persepsi kepada masyarakat keberjalanan
masyarakat yang tentang pentingnya Posbindu yang ada
menganggap bahwa deteksi dini, di masing-masing
minum obat hanya perubahan pola wilayah kerja
jika saat ada hidup, pengobatan puskesmas
keluhan. dan kontrol rutin
 Mitos di hipertensi
masyarakat jika (hipertensi)

29
mengkonsumsi 3. Edukasi terkait
obat-obatan terus gaya hidup sehat
menerus dapat terhadap
menyebabkan masyarakat
kerusakan ginjal.

D. Analisa Masalah Dengan Diagram Tulang Ikan (Fish Bone)


Diagram tulang ikan adalah salah satu teknik analisis kausal dengan cara
menempatkan masalah yang ditetapkan pada identifikasi masalah diletakan
pada kepala, kemudian penyebabnya dianalisis dari berbagai aspek atau unsur
yang ditempatkan pada rusuk-rusuk besar, kemudian ditelusuri masalah
spesifiknya yang diletakkan pada rusuk-rusuk kecil.

MAN MONEY MINUTE MATERIAL


Kurangnya petugas kader
puskesmas untuk skrining
hipertensi
Tingginya
Kurangnya Kurangnya sarana dan
rasa malas
pengetahuan prasarana promosi
mengenai untuk terus
kesehatan hipertensi di
hipertensi Kurangnya mengambil
masyarakat
dana obat
promosi
kesehatan

Kurangnya
kesadaran Gaya hidup
pentingnya masyakarat
yang tidak
meminum sehat Tingginya Angka
obat Penderita Hipertensi
Yang Tidak Berobat
Wilayah kerja Secara Teratur
Puskesmas yang luas Alat yang
Kurangnya belum
melibatkan tokoh terkalibrasi
masyarakat dan
kader Kurangnya
kerjasama dengan Terbatasnya alat pengukur tensi di tingkat
fasilitas kesehatan di puskesmas pembantu dan kader RT/RW
Metode
luar wilayah kerja
penyuluhan
yang kurang
efektif
METHOD MARKET INFORMATION ALAT
BAB IV
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

4. Penetapan Pemecahan Masalah

30
Berdasarkan diagram tulang ikan pada gambar 3.1, dapat ditemukan
masalah spesifik untuk dibahas operasionalnya sebagai alternatif pemecahan
masalah.

Tabel 4.2. Alternatif Pemecahan Masalah Berdasarkan Penyebab


Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah
Dari pihak penderita dan
Tingginya angka masyarakat; 1. Memberikan penyuluhan
penderita hipertensi A. Kurangny mengenai pentingnya pola
yang tidak berobat a kesadaran
secara teratur. hidup sehat dan bahaya
pentingnya
meminum obat. hipertensi.
B. Gaya 2. SMS reminder untuk berobat
hidup masyakarat memanfaatkan teknologi
yang tidak sehat. 3. Memberikan pelatihan guna
C. Kurangny mempersiapakan kader.
a pengetahuan 4. Melibatkan tokoh masyarakat
mengenai dan kader untuk deteksi dini
hipertensi.
penderita hipertensi.
D. Kurangny
a petugas kader
puskesmas untuk
skrining
hipertensi
E. Tingginya
rasa malas untuk
terus mengambil
obat.
Dari pihak Puskesmas;
1. Kurangnya 1. Membuat pos hipertensi di
melibatkan tokoh setiap RW
masyarakat dan 2. Pelatihan warung makan
kader. dalam pengetahuan terkait
2. Kurangnya
kerjasama dengan nutrisi
fasilitas kesehatan di
luar wilayah kerja.
3. Wilayah kerja
Puskesmas yang
luas.

31
4. Metode penyuluhan
yang kurang efektif.
5. Alat yang belum
terkalibrasi.
6. Terbatasnya alat
pengukur tensi di
tingkat puskesmas
pembantu dan kader
RT/RW.
7. Kurangnya sarana
dan prasarana
promosi kesehatan
hipertensi di
masyarakat.

5. Pemilihan Alternatif Pemecahan Masalah Terbaik


Untuk menentukan urutan pemecahan masalah, salah satu caranya adalah
dengan menggunakan metode analisis pembiayaan. Kriteria yang digunakan pada
metode tersebut meliputi magnitude (besarnya masalah yang dihadapi),
importance (pentingnya jalan keluar untuk menyelesaikan masalah), vulnerability
(kemampuan untuk menghadapi masalah), dan cost (biaya yang dikeluarkan).
Setiap kriteria diberikan nilai 1 – 5 kemudian nilai total dihitung dengan rumus :

Prioritas = Magnitude (M) × Importance (I) × Vulnerability (V)


Cost (C)

Nilai total yang lebih besar berarti mendapatkan prioritas yang lebih tinggi
(Symond, 2013).
Tabel 4.3. Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah Terbaik

32
Alternatif Pemecahan Masalah M I V C Total Peringkat
Memberikan pelatihan guna 2 4 3 2 12 3
mempersiapakan kader
SMS reminder untuk berobat 3 4 3 2 18 2
Melibatkan tokoh masyarakat dan kader 2 4 2 2 8 5
untuk deteksi dini penderita hipertensi.
Pos Hipertensi 4 4 4 3 21,3 1
Memberikan penyuluhan mengenai 4 3 4 5 9,6 4
pentingnya pola hidup sehat, bahaya
hipertensi, dan pengelolaan stres
Pelatihan warung makan dalam penggunaan 4 3 3 5 7,2 6
garam

Berdasarkan hasil skoring pada tabel 4.2, prioritas alternatif pemecahan


masalah untuk menekan tingginya angka penderita hipertensi yang tidak berobat
secara teratur di wilayah kerja Puskesmas Banyuanyar adalah menguatkan teknik
konseling pada petugas kesehatan untuk memotivasi pasien memberikan pelatihan
kepada kader dan memberikan penyuluhan mengenai pentingnya pola hidup sehat
dan bahaya hipertensi untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya berobat
secara teratur.

BAB V
RENCANA OPERASIONAL

Prioritas di UPTD Puskesmas Banyuanyar pada tahun 2019 adalah


meningkatkan cakupan penemuan pasien dengan hipertensi di Puskesmas
Banyuanyar belum mencapai target. Untuk menyelesaikan permasalahan ini maka
perlu disusun Plan of Action (POA) yang komprehensif, efektif dan efisien. Salah
satu penyebab masih belum mencapai target di wilayah kerja Puskesmas
Banyuanyar adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat tentang deteksi dini

33
perubahan pola hidup dan pengobatan hipertensi. Untuk meningkatkan kesadaran
dari penderita hipertensi, kami membuat program “Diskusi Hipertensi”.
“Diskusi Hipertensi” melibatkan penderita hipertensi saling terbuka
mengenai penyakitnya terutama hipertensi, dipimpin oleh 1 ketua dan 1 kader
puskesmas sebagai penengah dan pengarah diskusi.
SMS reminder Berobat “Dering Tensi” melibatkan kader untuk
menyebarkan informasi melalui media elektronik dan mengingatkan masyarakat
untuk berobat rutin.
Pelatihan kader untuk meningkatkan semangat kader hipertensi dalam
melakukan keberlangsungan program hipertensi kepada masyarakat sehingga
motivasi kesehatan dalam pengobatan hipertensi dapat tersamipakn kepada
masyarakat.
Rencana operasional yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang deteksi dini perubahan pola hidup dan pengobatan PTM
antara lain sebagai berikut :
A. Diskusi Hipertensi
1. Tujuan
a. Meningkatkan kesadaran penderita hipertensi tentang penyakit
hipertensi mulai dari gejala hingga komplikasi
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk sadar akan pentingnya
berobat secara teratur dan mewaspadai komplikasi hipertensi

2. Sasaran
a. Penderita hipertensi khususnya yang memiliki riwayat berobat tidak
teratur
3. Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Banyuanyar.
4. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan diadakan 3 kali seminggu, sekali pertemuan 1 jam di wilayah
kerja Puskesmas Banyuanayar yang dilaksanakan antara bulan Juli.
5. Sarana Prasarana yang dibutuhkan

34
a. Ruangan dengan kapasitas 11 orang berukuran 4 x 6 m dengan
ventilasi pencahayaan yang cukup
b. Sound system
c. Karpet
d. Snack
6. Kebutuhan Anggaran
Anggaran yang dibutuhkan untuk 3 kali pertemuan adalah Rp.1.500.000
a. Ruangan dengan kapasitas 11 orang berukuran 4 x 6 m dengan
ventilasi pencahayaan yang cukup
Pinjam ruangan di puskesmas atau kelurahan
b. Sound system
Memakai fasilitas yang disediakan oleh puskesmas atau kelurahan
c. Karpet
Memakai fasilitas yang disediakan oleh puskesmas atau kelurahan
d. Snack
11 orang : 10.000/pack
7. Rincian Kegiatan
Kegiatan ini membutuhkan 1 orang tenaga kerja dari puskesmas dijadikan
sebagai penengah dari berjalannya kegiatan, 1 orang yang dipilih dari
puskesmas yang sudah menderita hipertensi dimana berobat rutin sebagai
narasumber dan sudah pernah terkena pengalaman komplikasi dari
hipertensi, dan 1 kelompok ”Diskusi Hipertensi” terdiri dari 6-8 orang,
dikumpulkan secara melingkar. Kegiatan ”Diskusi Hipertensi” dimulai
dari narasumber yang menceritakan tentang pengalamamn komplikasi dan
pengobatannya selama terkena hipertensi, lalu diikuti dengan semua
anggota kelompok satu per satu menceritakan keluhan maupun
pengalamannya selama terkena hipertensi, kegiatan ini dijaga agar tetap
terarah dalam berdiskusi oleh 1 penengah dari pihak puskesmas.
8. Indikator Kinerja
Tabel 5.1. Indikator Kinerja Meningkatkan Cakupan Hipertensi
No Indikator Target Pencapaian

35
Kinerja
1 Persentase 1) Pemenuhan 50% Persentase penderita hipertensi
orang yang berusia
penderita mendapat pelayanan kesehatan sesuai
lebih dari 40 tahun
hipertensi untuk mendapatkan
standar =
pengobatan dan
mendapat
konseling untuk
pelayanan mencegah serangan
jantung dan stroke
kesehatan
sesuai 2) Pemenuhan 80%
ketersediaan obat
standar esensial penyakit
kardiovaskular dan
teknologi untuk
pengobatan HT

x 100% = 21.66 %

Target belum tercapai di kedua


indikator
2 Prevalensi Target RPJMN Pencapaian : 0.97%
berat badan PROGRAM P2PTM Target sudah ter capai
tahun 2019 : 15.4%
lebih dan
obesitas
pada
penduduk
usia 18+
tahun
3 Prevalensi Target RPJMN Pencapaian :
hipertensi PROGRAM P2PTM Target sudah tercapai
tahun 2019 :
Penderita
hipertensi
yang
berobat
teratur

36
9. Rencana Evaluasi
Dilakukan sebelum dan setelah kegiatan, berupa tanya jawab lisan untuk
mengetahui seberapa berhasil pemaparan materi diskusi dapat diterima
oleh para penderita hipertensi. Selain itu dilakukan pemantauan wilayah
dengan bekerjasama dengan kader setempat apakah ada dampak yang
positif setalah diskusi. Bagian administrasi pendataan Puskesmas
bekerjasama dengan kader hipertensi untuk mengadakan survei cakupan
penemuan resiko tinggi hipertensi dan survei dampak (menilai kesadaran
masyarakat tentang deteksi dini perubahan pola hidup dan pengobatan
hipertensi. Dengan demikian diharapkan program yang diadakan sejalan
dengan ketentuan yang ada.

B. Pos Hipertensi
1. Tujuan
a. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk sadar akan pentingnya cek
kesehatan terutama tekanan darah secara teratur dan mewaspadai
komplikasi hipertensi
2. Sasaran
a. Penderita hipertensi khususnya yang memiliki riwayat berobat tidak
teratur
b. Masyarakat secara umum
3. Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan di pos yang telah dibuat di setiap RW
4. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Setiap hari, dengan melakukan janji dengan kader penanggung jawab pos
hipertensi
5. Sarana Prasarana yang dibutuhkan
a. Tensimeter
6. Kebutuhan Anggaran
Anggaran yang dibutuhkan 600.000;
a. Tensimeter 600.000

37
7. Rincian Kegiatan
Kegiatan ini membutuhkan 1 orang tenaga kerja dari puskesmas dijadikan
sebagai pemantau dari berjalannya kegiatan di pos hipertensi dan 1 orang
kader untuk pelaksana kegiatan. Apabila warga RW hendak mengecek
tekanan darah dapat menghubingi kader yang bertanggung jawab di pos
hipertensi di setiap RW.
8. Indikator Kinerja
Tabel 5.1. Indikator Kinerja Meningkatkan Cakupan Hipertensi
No Indikator
Target Pencapaian
Kinerja
1 Persentase 3) Pemenuhan 50% Persentase penderita hipertensi
orang yang berusia
penderita mendapat pelayanan kesehatan sesuai
lebih dari 40 tahun
hipertensi untuk mendapatkan
standar =
pengobatan dan
mendapat
konseling untuk
pelayanan mencegah serangan
jantung dan stroke
kesehatan
sesuai 4) Pemenuhan 80%
ketersediaan obat
standar esensial penyakit
kardiovaskular dan
teknologi untuk
pengobatan HT

x 100% = 21.66 %

Target belum tercapai di kedua


indikator
2 Prevalensi Target RPJMN Pencapaian : 0.97%
berat badan PROGRAM P2PTM Target sudah ter capai
tahun 2019 : 15.4%
lebih dan
obesitas
pada
penduduk

38
usia 18+
tahun
3 Prevalensi Target RPJMN Pencapaian :
hipertensi PROGRAM P2PTM Target sudah tercapai
tahun 2019 :
Penderita
hipertensi
yang
berobat
teratur

9. Rencana Evaluasi
Pemantauan wilayah dengan bekerjasama dengan kader setempat apakah
ada dampak yang positif selama program berjalan. Bagian administrasi
pendataan Puskesmas bekerjasama dengan kader untuk mengadakan survei
cakupan prevalensi hipertensi penderita hipertensi yang berobat teratur. Di
bulan pertama program, diharapkan peserta sudah dapat menerima
infomrasi untuk berobat rutin, pentingnya pola hidup sehat, bahaya
hipertensi, pengelolaan stres serta tidak lagi berpegang pada stigma dan
paradigma yang beredar di masyarakat.

C. SMS reminder Berobat “Dering Tensi”


1. Tujuan
a. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk sadar akan pentingnya
berobat secara teratur dan mewaspadai komplikasi hipertensi
2. Sasaran
a. Penderita hipertensi khususnya yang memiliki riwayat berobat tidak
teratur
3. Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Banyuanyar.
4. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan 1 kali seminggu, setiap hari senin.
5. Sarana Prasarana yang dibutuhkan

39
b. Handphone
c. Pulsa atau paket data internet
6. Kebutuhan Anggaran
Anggaran yang dibutuhkan 1.050.000;
b. Handphone : 1.050.000
c. Pulsa atau paket data internet : 50.000
7. Rincian Kegiatan
Kegiatan ini membutuhkan 1 orang tenaga kerja dari puskesmas dijadikan
sebagai pemantau dari berjalannya kegiatan dan 1 orang kader untuk
pelaksana kegiatan. Setiap awal pekan kader mengirimkan sms atau
whatsApp massenger kepada masyarakat yang menderita hipertensi dan
sudah mendaftarkan nomor ponsel . Isi format pesan singkat meliputi
anjuran untuk berobat rutin, pentingnya pola hidup sehat, bahaya
hipertensi dan pengelolaan stres.
8. Indikator Kinerja
Tabel 5.1. Indikator Kinerja Meningkatkan Cakupan Hipertensi
No Indikator
Target Pencapaian
Kinerja
1 Persentase 5) Pemenuhan 50% Persentase penderita hipertensi
orang yang berusia
penderita mendapat pelayanan kesehatan sesuai
lebih dari 40 tahun
hipertensi untuk mendapatkan
standar =
pengobatan dan
mendapat
konseling untuk
pelayanan mencegah serangan
jantung dan stroke
kesehatan
sesuai 6) Pemenuhan 80%
ketersediaan obat
standar esensial penyakit
kardiovaskular dan
teknologi untuk
pengobatan HT

x 100% = 21.66 %

40
Target belum tercapai di kedua
indikator

2 Prevalensi Target RPJMN Pencapaian : 0.97%


berat badan PROGRAM P2PTM Target sudah ter capai
tahun 2019 : 15.4%
lebih dan
obesitas
pada
penduduk
usia 18+
tahun
3 Prevalensi Target RPJMN Pencapaian :
hipertensi PROGRAM P2PTM Target sudah tercapai
tahun 2019 :
Penderita
hipertensi
yang
berobat
teratur

9. Rencana Evaluasi
Pemantauan wilayah dengan bekerjasama dengan kader setempat apakah
ada dampak yang positif selama program berjalan. Bagian administrasi
pendataan Puskesmas bekerjasama dengan kader untuk mengadakan survei
cakupan prevalensi hipertensi penderita hipertensi yang berobat teratur. Di
bulan pertama program, diharapkan peserta sudah dapat menerima
infomrasi untuk berobat rutin, pentingnya pola hidup sehat, bahaya

41
hipertensi, pengelolaan stres serta tidak lagi berpegang pada stigma dan
paradigma yang beredar di masyarakat.

D. Pelatihan Kader Hipertensi


1. Tujuan
a. Meningkatkan pengetahuan kader hipertensi tentang penyakit
hipertensi mulai dari gejala, cara pengobatan, pola hidup hingga
komplikasi.
b. Meningkatkan semangat kader hipertensi dalam melakukan
keberlangsungan program hipertensi kepada masyarakat sehingga
motivasi kesehatan dalam pengobatan hipertensi dapat tersamipakn
kepada masyarakat.
2. Sasaran
a. Kader Puskesmas Banyuanyar sejumlah 17 orang
3. Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Banyuanyar.
4. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan diadakan 1 kali dalam sebulan di wilayah kerja Puskesmas
Banyuanayar yang dilaksanakan bulan Juli.
5. Sarana Prasarana yang dibutuhkan
a. Ruangan aula
b. Sound system
c. Alat tulis menulis ( papan tulis, spidol, bolpoin)
d. Pointer
e. Snack
f. LCD dan Proyektor
g. Materi pelatihan kader
h. Meja dan Kursi
6. Kebutuhan Anggaran
Anggaran yang dibutuhkan untuk 1 – 2 kali pertemuan adalah
Rp.2.000.000;

42
a. Ruangan aula
Pinjam ruangan di puskesmas atau kelurahan
b. Sound system
Memakai fasilitas yang disediakan oleh puskesmas atau kelurahan
c. Alat tulis menulis ( papan tulis, spidol, bolpoin)
Memakai papan tulis yang disediakan oleh puskesmas atau kelurahan.
Spidol : 10.000
Bolpoin : 25.000
d. Pointer
Memakai fasilitas yang disediakan oleh puskesmas atau kelurahan
e. Snack
20 orang : 10.000/pack
f. LCD dan Proyektor
Memakai fasilitas yang disediakan oleh puskesmas atau kelurahan
g. Materi pelatihan kader
h. Meja dan Kursi
Memakai fasilitas yang disediakan oleh puskesmas atau kelurahan

E. Pelatihan Warung Makan Siap Saji


1. Tujuan
a. Meningkatkan pengetahuan penjual makanan tentang makanan apa
saja yang dapat berpotensi menyebabkan hipertensi serta dapat
membuat alternatif mengenai makanan apa saja (bahan, cara
memasak, proses penyimpanan) yang dapat mengurangi prevalensi
hipertensi di wilayah kerja UPT Puskesmas Banyuanyar.
b. Mengurangi kadar garam dan juga bahan makanan dengan kadar tinggi
natrium untuk mengurangi prevalensi hipertensi di wilayah kerja UPT
Puskesmas Banyuanyar.
2. Sasaran
Penjual makanan siap saji di wilayah kerja UPT Puskesmas Banyuanyar
.
3. Tempat Pelaksanaan Kegiatan

43
Kegiatan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Banyuanyar.
4. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan diadakan 3 kali dalam satu tahun (2 kali pelatihan dan 1 kali
melakukan demo masak) di wilayah kerja Puskesmas Banyuanayar yang
dilaksanakan bulan Juli.
5. Sarana Prasarana yang dibutuhkan
a. Ruangan aula
b. Sound system
c. Alat tulis menulis ( papan tulis, spidol, bolpoin)
d. Pointer
e. Snack
f. LCD dan Proyektor
g. Materi pelatihan
h. Meja dan Kursi
6. Kebutuhan Anggaran
Anggaran yang dibutuhkan untuk 1 – 2 kali pertemuan adalah
Rp.2.000.000;
a. Ruangan aula
Pinjam ruangan di puskesmas atau kelurahan
b. Sound system
Memakai fasilitas yang disediakan oleh puskesmas atau kelurahan
c. Alat tulis menulis ( papan tulis, spidol, bolpoin)
Memakai papan tulis yang disediakan oleh puskesmas atau kelurahan.
Spidol : 10.000
Bolpoin : 25.000
d. Pointer
Memakai fasilitas yang disediakan oleh puskesmas atau kelurahan
e. Snack
20 orang : 10.000/pack
f. LCD dan Proyektor
Memakai fasilitas yang disediakan oleh puskesmas atau kelurahan

44
g. Materi pelatihan
h. Meja dan Kursi
Memakai fasilitas yang disediakan oleh puskesmas atau kelurahan
7. Rincian Kegiatan
Tim PTM dari Puskesmas Banyuanyar melakukan pengundangan terhadap
seluruh kader hipertensi Puskesmas Banyuanyar untuk dilakukan pelatihan
diantaranya bisa menilai faktor resiko tinggi hipertensi dari setiap KK
keluarga, kemudian melakukan pelatihan cara pengobatan kepada pasien
hipertensi agar pengobatan hipertensi yang dilakukan masyarakat bisa
berkelanjutan, lalu dilakukan pelatihan pengaturan mengenai pola hidup
yang harus dijalani oleh penderita hipertensi sehingga bisa mengurangi
faktor resiko dan meminimalkan komplikasi dari hipertensi

8. Indikator Kinerja
Tabel 5.1. Indikator Kinerja Meningkatkan Cakupan Hipertensi
No Indikator Target Pencapaian
Kinerja
1 Prosentase 1) Pemenuhan 50% orang Persentase penderita hipertensi
yang berusia lebih dari
penderita mendapat pelayanan kesehatan
40 tahun untuk
hipertensi mendapatkan pengobatan
sesuai standar =
dan konseling untuk
mendapat
mencegah serangan
pelayanan jantung dan stroke
kesehatan 2) Pemenuhan 80%
sesuai ketersediaan obat
esensial penyakit
standar kardiovaskular dan
teknologi untuk
pengobatan HT

x 100% = 21.66 %

Target belum tercapai di kedua

45
indikator
2 Prevalensi Target RPJMN PROGRAM Pencapaian : 0.97%
berat badan P2PTM tahun 2019 : 15,4% Target sudah tercapai

lebih dan
obesitas
pada
penduduk
usia 18+
tahun
3 Prevalensi Target RPJMN PROGRAM Pencapaian :
hipertensi P2PTM tahun 2019 : Target sudah tercapai
Penderita
hipertensi
yang
berobat
teratur

9. Rencana Evaluasi
Dilakukan sebelum dan setelah kegiatan pelatihan berupa tanya jawab
lisan untuk mengetahui seberapa berhasil pemaparan materi pelatihan
dapat diterima oleh para kader hipertensi. Bagian administrasi pendataan
Puskesmas untuk mengadakan survei cakupan penemuan resiko tinggi
hipertensi dan survei dampak (menilai kesadaran masyarakat tentang
deteksi dini perubahan pola hidup dan pengobatan hipertensi khususnya
pada hipertensi). Dengan demikian diharapkan program yang diadakan
bisa menajdi indikator dari keberhasilan pelatihan para kader hipertensi.

46
BAB VI
PENUTUP

A. Simpulan
1. Prioritas masalah di wilayah kerja Puskesmas Banyuanyar adalah
Tingginya angka penderita hipertensi yang tidak berobat secara teratur
2. Alternatif intervensi pemecahan masalah yang dapat diberikan adalah :
melakukan diskusi hipertensi, pos hipertensi, reminder sms untuk pasien
dengan hipertensi, dan pelatihan kader hipertensi, serta melakukan
pelatihan pada warung makan siap saji di wilayah kerja UPT Puskesmas
Banyuanyar
B. Saran
1. Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan kesadaran pasien hipertensi
untuk tertib berobat dengan melibatkan semua petugas Puskesmas,
termasuk kader dan tokoh masyarakat, sehingga dapat menghemat waktu
dan tenaga.
2. Perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara rutin (misalnya setiap
bulan) untuk menjamin bahwa program hipertensi dilaksanakan sesuai
rencana yang ditetapkan. Selain itu, juga dapat digunakan untuk menilai
apakah program tersebut berhasil meningkatkan cakupan penemuan kasus
hipertensi.
3. Menjalin kerjasama dengan fasilitas kesehatan lain (puskesmas, rumah
sakit, klinik swasta) di daerah yang berdekatan untuk meningkatkan
pengetahuan penderita hipertensi tentang penyakit hipertensi mulai dari
gejala hingga komplikasi serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
melaksanakan pola hidup sehat sehingga dapat terhindar dari penyakit
hipertensi serta komplikasinya

47
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan RI (2007). Keputusan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia tentang Program Pelaksanaan Promosi
Kesehatan di Puskesmas.
Kementerian Kesehatan RI (2016). Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia tentang Pedoman Penyelenggaraan
Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga.
Sulaeman, ES (2015). Manajemen Masalah Kesehatan: Manajemen
Strategik dan Operasional Program serta Organisasi Layanan
Kesehatan. Cetakan 1. Surakarta: UNS Press.
UPT Puskesmas Banyuanyar (2018). Profil Puskesmas Kecamatan
Banyuanyar tahun 2018. Surakarta: Puskesmas Banyuanyar

48
49

Anda mungkin juga menyukai