DISENTRI BASILER
Disusun oleh :
Fitri Ika Suryani G99142040
Disentri
Dys (Gangguan) Enteron (Usus)
Disentri Basiler
Gejala diare, adanya
Radang pada kuman genus lendir dan darah dalam
Kolon Shigella tinja, nyeri perut serta
tenesmus
EPIDEMIOLOGI
S. Flexneri 82,8%
S. sonnei 15% >> di
negara maju
S. Dysenteriae 2,2%
Terjadi kematian
±600.000 orang akibat
disentri basiler pada
anak-anak di bawah
umur 5 tahun
Etiologi
• a. S. dysentriae (serogroup A)
• b. S. flexneri (serogroup B)
• c. S. bondii (serogroup C)
• d. S. sonnei (serogroup D)
P
a
t
o
g
e
n
e
s
i
s
Patogenesis
Masa tunas dari beberapa jam-3 hari. Mulai gejala awal sampai timbulnya
gejala khas biasanya cepat.
Menjaga kebersihan
makanan dan minuman
Memperhatikan pola
dari kontaminasi
hidup sehat dan bersih
kotoran dan serangga
pembawa kuman
Membersihkan tangan
Menjaga kebersihan dengan baik sesudah
lingkungan buang air besar atau
sebelum makan
Prognosis
IDENTITAS
Nama • Tn.D
Umur • 23 th
Jenis Kelamin • Laki-laki
Alamat • Surakarta
Agama • Islam
Suku • Jawa
Status Perkawinan • Belum menikah
Pekerjaan • Karyawan
Tanggal Pemeriksaan • 4 Mei 2016
No RM • 0130xx
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan Utama
• BAB darah dan berlendir
MULUT:
Sianosis (-), gusi berdarah (-),
LEHER: bibir kering (+), pucat (-),
JVP tidak ada peningkatan, trakea di lidah tifoid (-), papil lidah
tengah, simetris, pembesaran tiroid (-), atrofi (-), stomatitis (-),
pembesaran limfonodi cervical (-), kaku
kuduk (-).
THORAKS:
Normochest, simetris, retraksi
intercostal (-), SIC melebar (-),
KGB axilla >> (-/-), nyeri tekan
sternum (-).
PULMO ANTERIOR-
POSTERIOR:
I: Normochest, simetris, PD ka=ki,
P: simestris, PD ka=ki, FR ka=ki,
penanjakan dada ka=ki
P: sonor/sonor, paru-hepar di SIC V
JANTUNG: LMCD, paru-lambung setinggi SIC VI
I: IC tak tampak LMCS
P: IC tak kuat angkat, teraba di SIC A: SDV, RBH (-/-), RBK (-/-)
VI 2 cm dari LMCS
P: batas jantung tidak melebar
A:. BJ I-II murni, intensitas normal,
reguler, gallop (-), bising (-).
ABDOMEN:
I: DP//DD, distented (-)
A: Peristaltik (+) meningkat.
P: Timpani, area troube redup, pekak
alih (-), pekak sisi (-), tes undulasi (-)
P: Supel, NT (+) sebelah kiri, tidak
teraba bruit (-)
EKSTREMITAS:
oedem (-/-/-/-)
Pucat (-/-/-/-)
Dingin (-/-/-/-)
Peteki (-/-/-/-)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan Nilai Satuan Range Normal
Biakan Tinja (+)
Hb 16,0 Gram % 13,5 – 17,5
AL 16.7 Ribu/ul 4,5 – 11,0 Shigella dysenteriae
Plan Pemeriksaan Penunjang :
AE 4.80 Juta/ul 4,50 – 5,90
AT 160 Ribu/ul 150-450 Uji kultur dan sensitivitas
GDS 90 mg/dl 60-140
SGOT 31 U/l 0-35
SGPT 32 U/l 0-45
Na 138 mmol/L 136 – 145
K 3,7 mmol/L 3,3 – 5,1
Cl 1,18 mmol/L 1.17 – 1.29
DIAGNOSIS
Diagnosis Banding
Amebiasis (disentri
Disentri Basiler
amoeba)
Diagnosis Kerja
Disentri Basiler
PENATALAKSANAAN
Non
Medikamentos
medikamentos
a
a
1. Istirahat, makan dan minum Ciprofloksasin 500 mg
dipertahankan untuk mencegah
terjadinya dehidrasi dan
menjaga kebutuhan nutrisi Attapulgite (Pularex tablet)
2. Diet Makanan lunak, rendah
serat Oralit
3. Kalau ada tanda-tanda
dehidrasi berat segera dibawa
Metoclopramide 10 mg
ke pelayanan kesehatan\
4. Edukasi mengenai kebersihan
lingkungan dan diri Parasetamol 500 mg
RESEP
Ciprofloksasin
Farmakokinetik
Mekanisme kerja
cepat melalui saluran cerna.
anti infeksi sintetik mencapai kadar puncaknya
golongan kuinolon yang dalam 12 jam setelah pemberian
menghambat DNA-girase. obat. Penyerapan siprofloksasin
Efektif terhadap bakteri terhambat bila diberikan
yang resisten terhadap bersama antasida. Kebanyakan
fluorokuinolon dimetabolisme di
antibiotika lain misalnya hati dan diekskresikan melalui
aminoglikosida, penisilin, ginjal. Ciprofloksasin memiliki
sefalosporin dan bioavaibilitas oral 60-80% tanpa
tetrasiklin. Siprofloksasin kehilangan yang berarti pada
metabolisme pertama. Waktu
efektif terhadap bakteri paruh eliminasi pada orang
gram-negatif dan gram- dengan fungsi ginjal normal kira-
positif. kira 3-5 jam. Kira-kira 30-50%
dosis oral diekskresikan ke
dalam urin dalam bentuk yang
tidak berubah.
Indikasi Dosis Efek samping
• Untuk infeksi yang • Infeksi saluran cerna: • Mual,diare,muntah,dis
disebabkan oleh sehari 2 kali 500 mg. pepsia sakit perut,
kuman patogen yang kembung dan
peka terhadap anoreksia.
siprofloksasin • Pusing, sakit kepala,
• pada saluran kemih rasa letih. Jarang
kecuali prostatitis; terjadi gangguan
uretritis dan servisitis penglihatan.
gonore • Eosinofilia,
• saluran pernafasan leukositopenia,
kecuali pneumonia leukositosis, anemia
oleh streptokokus •Reaksi hipersensitif :
• kulit dan jaringan ruam/reaksi kulit.
lunak; tulang dan •Pada penderita
sendi gangguan fungsi hati,
• saluran pencemaan dapat meningkatkan
termasuk demam serum transaminase.
tifoid dan paratifoid.
Attapulgite tab (Pularex)
Mekanisme Kerja
• Attapulgite merupakan magnesium alumunium silikat alamiah yang
telah dimurnikan dan diaktifkan dengan cara pemanasan untuk
meningkatkan kemampuan absorbsinya. Attapulgite mempunyai daya
absorbsi untuk menyerap racun, bakteri dan enterovirus yang
menyebabkan diare. Dapat melapisi selaput lendir dan menyerap
cairan radang di usus sehingga membantu memperbaiki konsistensi
feses serta mengurangi frekuensi buang air besar.
Indikasi
• untuk pengobatan diare yang tidak diketahui penyebabnya,
mengurangi frekuensi buang air besar, dan memperbaiki
konsistensi feces yang encer.
Efek Dosis
Komposisi samping •Dewasa dan anak-
anak >12 tahun : 2
tablet setelah buang
Tiap tablet • Dapat air besar, maksimum
mengandung menyebabkan penggunaan 12 tablet
activated tinja mengeras dalam waktu 24 jam.
•Anak-anak 6 – 12
Attapulgite 630 pada dosis yang tahun : 1 tablet setelah
mg. besar. buang air besar.
Maksimum
penggunaan 6 tablet
dalam waktu 24 jam.
Paracetamol
Farmakokinetik
Mekanisme kerja
acetaminophen adalah obat peroral, absorpsi
yang mempunyai efek bergantung pada kecepatan
mengurangi nyeri pengosongan lambung, dan
(analgesik) dan kadar puncak dalam darah
menurunkan demam biasanya tercapai dalam
(antipiretik). waktu 30-60 menit.
Mengurangi nyeri dengan Distribusi : Asetaminofen
cara menghambat sedikit terikat dengan
impuls/rangsang nyeri protein plasma
(COX-1 dan COX-2) di Metabolisme : oleh enzim
jaringan perifer. mikrosom hati dan diubah
Menurunkan demam menjadi asetaminofen sulfat
dengan cara menghambat dan glukuronida
pusat pengatur panas tubuh Ekskresi : diekskresikan ke
di hipotalamus. dalam urin dalam bentuk
tidak berubah
Efek
Sediaan Dosis samping
• tablet 500 mg • Dewasa 300 mg-1 g • Jarang terjadi efek
• sirup 120 mg/5 ml perkali, dengan samping, tetapi
maksimum 4 gram per dilaporkan terjadi
hari. reaksi
• Anak 6-12 tahun: 150- hipersensitivitas, ruam
300 mg/kali, dengan kulit, kelainan darah
maksimum 1,2 g/hari. (termasuk
• Anak 1-6 tahun: 60- trombositopenia,
120 mg/kali dan bayi leukopenia,
di bawah 1 tahun: 60 neutropenia)
mg/kali; pada • Penggunaan jangka
keduanya diberikan panjang dan dosis
maksimum 6 kali berlebihan atau
sehari. overdosis dapat
menyebabkan
kerusakan hati
Metoclopramide
• Absorbsi : Setelah pemberian oral, cepat dan
hampir sepenuhnya diserap, 30-100% dari
dosis oral mencapai sirkulasi sistemik.
konsentrasi plasma puncak dicapai pada 1-2
jam.
Farmakokinetik • Distribusi : didistribusikan ke sebagian besar
jaringan tubuh dan cairan;
• Eliminasi : Diekskresikan dalam urin (85%)
dalam bentuk metabolites dan juga dalam
kotoran (sekitar 5%).
• Metoklopramid mempengaruhi
Chemoreceptor Trigger Zone medulla yaitu
dengan menghambat reseptor dopamin
padat CTZ
Farmakodinamik • Metoklorpamid mempercepat peristaltis
esophagus dan lambung, meningkatkan
tonus spgingter kardia dan mempercepat
pengosongan lambung. Disamping itu juga
mempunyai efek anti-emetik.
Indikasi Efek samping
Dosis
Untuk
- Tablet : • Pada takaran
meringankan/mengurang
i gastroparesis akut dan Dewasa : ½-1 tablet sehari 3 kali, sebelum tinggi dapat
yang kambuh kembali makan dan sebelum tidur menimbulkan
- Sirup : kegelisahan,
Untuk menghilangkan
<6 tahun: tidak boleh lebih dari 0,1 mengantuk,
rasa panas yang
berhubungan dengan mg/KgBB dalam dosis tunggal kelelahan yang
refluks esofagitis >6 tahun: dosis maks 0,5 mg/KgBB perhari berlebihan dan
dalam dosis terbagi dua diberikan 30 menit gejala
Untuk menanggulangi sebelum makan dan sebelum tidur ekstrapiramidal
mual dan muntah
Injeksi :
metabolik karenna obat
Dewasa: 1 ampul (10 mg) secara i.m/i.v
atau sesudah operasi
mendekati akhir operasi, bila perlu dosis
Tidak untuk mencegah diberikan sampai 20 mg.
“motion-sickness”
Oralit
A. Simpulan
1. Disentri basiler / shigellosis merupakan suatu infeksi akut
oleh kuman genus Shigella yang mengakibatkan radang pada
kolon.
2. Ditandai dengan gejala diare, adanya lendir dan darah
dalam tinja, serta nyeri perut dan tenesmus.
3. Diberikan terapi medikamentosa dan non medikamentosa
4. Shigellosis dapat menyebabkan suatu kematian jika tidak
ditangani dengan segera
B. Saran
Karena disentri basiller merupakan suatu penyakit yang
dapat menimbulkan kematian, maka diagnosis segera dan
pengobatan yang tepat sangat diperlukan
Daftar Pustaka
WHO. 2009. Global health risks: mortality and burden of disease attributable to selected major risks.
http://www.who.int/healthinfo/global_burden_disease/GlobalHealthRisks_report_full.pdf (Diakses 14
Januari 2016)
Tjokroprawiro, Askandar. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya: Airlangga University Press. 2007.
Navianti S, Sinuhaji AB. Resisten Trimetropim-Sulfametoksazol terhadap Shigellosis. Sari Pediatri. 2005; 7
(1): 39-44.
Sya’roni A. Disentri Basiler dalam Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid III. Edisi kelima. Jakarta : FKUI. 2009.
2857-2860p.
Mandal B.k, EGL Wilkins, EM Dunbar, R.T Mayon-White. Lecture notes penyakit Infeksi. Jakarta :
Erlangga; 2008.
Abdulrasheed AB, Aaron AO, Jerome EB, Deboye KO, Adebayo L. Multiresistant Shigella spp. Isolated
from Cases of Childhood Diarrhoea in Ile-Ife, Southwest nigeria. Journal of Microbiology Research and
Reviews. 2014; 2 (3): 19-29.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). National Shigella Surveillance Annual Summary.
Atlanta, Georgia: US Department of Health and Human Services. 2009.
Eppy. Diare Akut. Medicinus Journal of Pharmaceutical Development and Medical Application. 2009; 22(3):
91-98.
Jawetz M, Adelberg’s. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi kedua. Alih Bahasa: Huriwati Hartanto, et al.
Jakarta : EGC. 2008.
Katzung, B. G. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi keenam. Jakarta : EGC. 1998.
Ciesla WP, Guerrant RL. Infectious Diarrhea. Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease. In:
Wilson WR, Drew WL, Henry NK, et al editors. New York: Lange Medical Books; 2003. 225 – 268p.
Gunawan SG. Farmakologi dan Terapi. Edisi kelima. Jakarta : Bagian Farmakologi FKUI; 2007.
TERIMA
KASIH