• Pertama, al-Judzam, yakni penyakit yang diakibatkan penetrasi cairan hitam dari
empedu ke sekujur badan hingga mengakibatkan perubahan sifat (resam tubuh),
karakter serta penampakan organ tubuh. Dan pada fase berikutnya, ketika tidak
segera diobati akan berakibat cacat permanen. Dalam islam, penyakit ini dinamakan
dâ' al-asad (penyakit macan), dengan ditandai bercak merah pada tubuh terutama
wajah kemudian menghitam dengan diikuti bau yang kurang sedap dan terakhir
ketika terlambat diobati akan berakibat kecacatan. Untuk jenis ini lebih tepat
dikatagorikan sebagai kusta basah.
• Kedua, al Abrash, yaitu penyakit kusta yang ditandai bercak putih pada bagian luar
kulit hingga selanjutnya dapat berakibat belang kulit serta menghilangkan
kemampuan peredaran darah dalam kulit. Dan biasanya rambut yang tumbuh pada
organ tubuh yang terjangkit akan berwarna putih. Jenis inilah yang biasa diistilahkan
dengan kusta kering. Namun dalam spesifikasinya mirip dengan bagian pertama,
yakni ketika pengobatan terlambat dilakukan maka kecacatan juga mungkin terjadi.
• Surat Al-Maidah ayat 110 menjelaskan tentang mu'jizat Nabi Isa, :
ص بِإ ِ ْذنِي
َ ئ اأْل َ ْك َمهَ َواأْل َ ْب َر
ُ • َوتُ ْب ِر
Dan (ingatlah), waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu "
"dan orang yang berpenyakit sopak (kusta) dengan seizin-Ku
• Setiap mu'jizat diturunkan sesuai dengan budaya jamannya. Pada masa Nabi Isa, tradisi
kedokteran sedang mengalami kemajuan pesat. Hingga Allah menurunkan kusta sebagai
penyakit yang sulit untuk disembuhkan, bahkan para ahli kedokteran di masa itu menganggap
mustahil untuk melakukan penyembuhan. Namun kebesaran Allah menunjukkan, bahwa
kusta dapat disembuhkan atas kehendak-Nya. Dan untuk saat ini, Allah juga telah
menurunkan pertolongan (ma'unah) kepada manusia untuk menyelesaikan penyakit kusta
secara mudah dan cepat.
• Setiap penyakit ada obatnya, namun hanya kebesaran Allah yang menentukan segala
kesembuhan. Allah berfirman dalam QS. As-Syu'araa' :80
• "Janganlah kau terus menerus memperhatikan mereka yang menderita judzam (kusta)" HR. Ibn
Majah
• َ ف َر ُج ٌل َم ْج ُذ ْو ٌم فَأ َ ْر
ْ َ إِنَّا قَ ْد بَايَ ْعنا َ َك فe س َل إِلَ ْي ِه النَّبِ ُي
ار ِج ْع ٍ كاَنَ فِ ْي َو ْف ِد ثَقِ ْي
• "Dalam sebuah peperangan, ada seorang laki laki berpenyakit kusta utusan Tsaqif yang kemudian
oleh Nabi diberikan kabar (lewat utusannya),"Aku telah membaiatmu dan kembalilah ke
(rumahmu)" HR. Muslim
• "Berbincanglah kepada penderita kusta, dan jarak antara kamu dengan dia kira kira satu tombak
atau dua tombak" HR. Abu Nu'aim
•
ِ ض َعلَى ُم
Sص ٍح ٌ الَ يُ ْو َر ُد ُمم ِّر
• "Tidak di datangkan seorang yang sakit kepada yang sehat" HR. Muslim
PENCEGAHAN KUSTA
• Islam mengajarkan berbagai upaya pencegahan penyakit kusta dengan dimensi
penjelasan yang variatif. Sebagian mampu kita berikan penjelasan secara rasional,
namun sebagian yang lain belum sampai kita singkap rahasia di dalamnya.
1. Konsumsi Garam Yang Cukup
Hal paling sepele dan paling dini yang diajarkan Islam dalam mencegah terjadinya
kusta adalah mengkonsumsi garam. Dalam pesan Nabi kepada Sayidina Ali
disebutkan:
• "Mulailah makananmu dengan garam dan akhirilah (juga) dengan garam, maka
kamu akan dijauhkan dari tujuhpuluh macam dari beberapa macam cobaan. Dan
termasuk diantaranya kusta dan lepra"
•
Rasionalisasi dari sabda nabi di atas adalah dimungkinkan karena garam sebagai salah
satu pendukung utama makanan pokok, mempunyai beberapa kandungan zat yang
sangat berguna untuk membentuk kekebalan tubuh maupun menetralisir proses
tertentu di dalam tubuh yang bermanfaat dalam pencegahan penyakit termasuk
kusta.
2. Merawat Organ Dan Jaringan Saraf Sekitar Mulut
Mungkin kita tidak menyadari ada sebagian organ tubuh kita merupakan titik pangkal
saraf yang menjadi sumber penyakit kusta. Dari beberapa keterangan yang kami
temukan, mulut adalah organ yang paling banyak diulas sebagai bagian tubuh yang
mempunyai akses saraf yang berperan merangsang terjadinya kusta. Disebutkan
keterangan dalam berbagai referensi baik dari hadis maupun dari keterangan ulama :
• ال تخللوا بعود الريحان وال الرمان فإنهما يحركان عرق الجذام
• Dari keterangan tersebut Ibn Qudamah memberikan kriteria alat yang digunakan
untuk ber-siwak (gosok gigi), yakni halus lembut sekaligus mampu membersihkan
gigi.[7] Keterangan lain menyebutkan :
• " Memotong kuku dengan beberapa gigi adalah makruh dan akan mengakibatkan
kusta"
• ويسن أن يبلع ريقه وقت وضع السواك في الفم وقبل أن يحركه كثيرا لما قيل إن ذلك أمان من
الجذام والبرص ومن كل داء
• وإدامته تورث السعة والغنى وتيسر الرزق وتسكن الصداع وتذهب جميع ما في الرأس من األذى
والبلغم وتقوي األسنان وتزيد فصاحة وحفظا وعقال وتطهر القلب وتذهب الجذام
• قالوا يا رسول هللا فهل علينا جناح أن نتداوي فقال تداووا عباد هللا فإن هللا لم يضع داء اال وضع له دواء
• "Sahabat berkata: "Ya Rasulullah, apakah kita berdosa jika melaksanakan pengobatan?".
Kemudian Beliau menjawab: "Berobatlah kalian hamba-hamba Allah, karena Allah tidak
menciptakan sebuah penyakit, kecuali Dia juga menciptakan (untuk penyakit itu) obat" HR.
Ibn Hibban
• Hadist ini seharusnya kita maknai secara proporsional, agar tidak terkesan fiktif ketika kita
melihat banyak penyakit semacam AIDS atau mungkin SARS yang belum secara transparan
ditemukan penangkal obatnya. Penjelasannya dapat kita temukan dalam hadis lain :
• إن هللا لم ينزل داء إال أنزل له شفاء علمه من علمه وجهله من جهله
• "Sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit kecuali Dia juga menurunkan obatnya. Dia
memberikan (pengetahuan) kepada siapa yang mengetahui dan meniadakan pengetahuan
itu dari mereka yang tidak tahu". HR. Turmudzi
• Dalam Islam di kala dahulu juga banyak dikenalkan beberapa pengobatan kusta dengan melalui
beberapa media. Diantaranya dapat kita simak berikut ini.
a. Pengobatan dengan empedu burung nasar
Muhammad Satha' menawarkan pengobatan dengan mempergunakan empedu dari burung
nasar yang dicampur dengan minyak yang terbuat dari biji anggur (dahn al-'inab). Perbandingan
campuran dari keduanya, menurut beliau, harus seimbang, kemudian dioleskan ke sekujur tubuh
yang terjangkit kusta selama tiga hari. Dengan ijin Allah, kusta akan sembuh.
b. Manfaat brotowali (al-handzal)
Disebutkan oleh Ibn Muflih tentang salah satu khasiat brotowali, yakni dapat menghilangkan
serta memutus penyakit kusta. Digunakan dengan cara digosokkan ke bagian tubuh yang
terjangkit kusta. Insyaallah sembuh.
c. Pengobatan Dengan Pembekaman (Hijamah)
Pembekaman atau semacam tusuk jarum yang pada intinya menghilangkan darah penyakit
dalam tubuh kita, dapat menjadi alternatif penyembuhan kusta. Dalam sebuah hadis :