Anda di halaman 1dari 21

ISLAM & PENYAKIT INFEKSI

ISLAM DALAM BIDANG KESEHATAN


• Islam diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh alam
• Tujuan Syariat Islam utk: (1) kemaslahatan primer (agama, akal,
jiwa, keturunan & harta), (2) sekunder (hajat hidup manusia)
dan (3) tersier (suplementer / nilai keindahan)
• Semua ajaran Islam adalah untuk kebaikan, kesejahteraan dan
kebahagiaan manusia, termasuk kesehatan jasamani dan rohani.
Mis: thaharah, shalat, puasa, zakat, haji, iman, taqwa, dsb.
• Islam lebih mementingkan preventif dari pada terapi (al-
wiqayah khair min al-‘ilaj atau prevention is better than
curration). Artinya menjaga kesehatan (pencegahan) itu lebih
baik dari pada pengobatan,
• Islam juga mengajarkan pengobatan sebagai ikhtiar untuk
mengatasi gangguan atau penyakit, baik berkaitan dengan fisik
maupun psikis.
ARTI INFEKSI
• KBBI, Infeksi = terkena hama; kemasukan bibit penyakit;
ketularan penyakit; peradangan
• Dalam bhs Arab disebut‫عدوى‬
• Scr. istilah: Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan
oleh mikroba patogen, dan bersifat sangat dinamis. Secara
umum proses terjadinya penyakit melibatkan tiga faktor yang
saling berinteraksi yaitu : faktor penyebab penyakit (agen),
faktor manusia atau pejamu (host), dan faktor lingkungan.
• Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan karena
masuknya bibit penyakit. Penyakit ini menular dari satu orang
ke orang lain. Orang yang sehat harus dihindarkan dari orang-
orang yang menderita penyakit dari golongan ini.
Contoh-contoh penyakit infeksi
Disebabkan oleh Bakteri
• TBC : ditularkan memalui udara
• Tetanus : melalui luka yang kotor
• Mencret : lalat, air dan jari yang kotor
• Pneumonia : lewat batuk (udara)
• Gonorrhea dan sifilis : hubungan kelamin
• Sakit telinga : dengan selesma (masuk angin dan pilek)
Disebabkan oleh Virus
• Selesma, influenza, campak, gondok : ditularkan melalui udara, batuk, ataupun lalat
• Rabies : melalui gigitan binatang
• Penyakit kulit : melalui sentuhan
Disebabkan oleh Jamur
• Kurap, kutu air, dan gatal pada lipatan paha : ditularkan melalui sentuhan atau dari pakaian yang
di pakai secara bergantian
Disebabkan oleh Parasit internal (hewan berbahaya yang hidup di dalam tubuh)
• Disentri : ditularkan dari kotoran ke mulut
• Malaria : malalui gigitan nyamuk
Disebabkan oleh Parasit eksternal (hewan yg berbahaya yg hidup di permukaan tubuh)
• Kutu rambut, kutu hewan, kutu busuk berupa kudis : penularannya dari orang-orang yang telah
terinfeksi atau melalui pakaian
PENULARAN INFEKSI
• Transmisi Langsung: Penularan langsung oleh
mikroba patogen ke pintu masuk yang sesuai dari
pejamu. Sebagai contoh adalah adanya sentuhan,
gigitan, ciuman, atau adanya droplet nuclei (tetesan)
saat bersin, batuk, berbicara atau saat transfusi darah
dengan darah yang terkontaminasi mikroba patogen.
• Transmisi Tidak Langsung: Penularan mikroba
patogen yang memerlukan media perantara baik
berupa barang/bahan, air, udara, makanan /
minuman, maupun vektor.
DASAR PENYAKIT INFEKSI
Ada hadits Nabi:
• َّ ‫ َوأُ ِح ُّب ا ْلقو َل ال‬, َ‫ َوالَ ِطيَ َرة‬,‫ الَ َع ْد َوى‬: ‫بي‬
‫صالِ َح‬ ُّ َّ‫ قَا َل الن‬: ‫َعنْ أَبِ ْي ُه َر ْي َرةَ قَا َل‬
Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah bersabda: “Tidak ada
penyakit menular dan thiyarah (merasa sial dengan burung dan
sejenisnya), dan saya menyukai ucapan yang baik”.

Padahal Islam juga mengakui adanya wabah penyakit menular.


Dari Abu Hurairah dari Nabi bersabda,
• ِ ‫ض َعلَى ُم‬
‫ص ٍّح‬ ٌ ‫الَ يُ ْو ِر ُد ُم ْم ِر‬
“Janganlah unta yang sehat dicampur dengan unta yang sakit”.
Dan Sabda beliau,
• َ َ‫فِ َّر ِم َن ا ْل َم ْج ُذ ْو ِم فِ َرا َر َك ِم َن األ‬
‫س ِد‬
“Larilah dari penyakit kusta seperti engkau lari dari singa”
Kedua hadits seperti kontradiksi
• kompromi hadits ini:maksud hadits pertama menafikan
penyakit menular adalah penyakit tersebut tidak
menular dengan sendirinya, tetapi menular dengan
kehendak dan takdir Allah. Berikut keterangan dari Al-
Lajnah Ad-Daimah (semacam MUI di Saudi):
• ‫ ما كان يعتقده أهل الجاهلية من أن العدوى‬:‫العدوى المنفية في الحديث هي‬
‫ وأما النهي عن الدخول في البلد الذي وقع بها الطاعون فإنه من‬،‫تؤثر بنفسها‬
‫باب فعل األسباب الواقية‬.
• Wabah yang dinafikan dari hadits tersebut yaitu apa
yang diyakini oleh masyarakat jahiliyah bahwa wabah
itu menular dengan sendirinya (tanpa kaitannya dengan
takdir dan kekuasaan Allah). Adapun pelarangan masuk
terhadap suatu tempat yang terdapat tha’un (wabah
menular) adalah merupakan perbuatan preventif
(pencegahan).
• Imam Nawawi berkata: “Jumhur (mayoritas) ulama
mengatakan: Kedua hadits ini harus digabungkan, karena
keduanya sama-sama shahih. Kata mereka: Cara
menggabungkannya sebagai berikut: Maksud hadits “Tidak
ada penyakit menular” adalah untuk meniadakan
menularnya penyakit seperti keyakinan orang-orang
jahiliyyah yaitu bahwa penyakit itu menular dengan
sendirinya bukan karena takdir Allah. Sedangkan maksud
hadits “Unta yang sakit jangan dikumpulkan dengan unta
sehat” adalah arahan agar menjauhkan diri dari sebab-
sebab penyakit dengan takdir Allah. Jadi beliau meniadakan
menularnya penyakit dengan sendirinya dan tidak
meniadakan adanya penyakit menular dengan takdir Allah
dan beliau mengarahkan agar menjauhi sebab-sebab yang
bisa menimbulkan penyakit. Cara alternatif ini merupakan
pendapat benar mayoritas ulama yang harus dianut.
• Syaikh al-Albani berkata: “Ketahuilah bahwa tidak ada kontradiksi antara dua
hadits ini dengan hadits “tidak ada penyakit menular” karena maksud dua
hadits ini adalah menetapkan adanya penyakit menular dari orang sakit kepada
yang sehat dengan izin Allah.
• Allah berfirman, yang artinya, “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi
dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh)
sebelum Kami menciptakannya (QS. Al-Hadid: 22)”. Tapi kerusakan di darat dan
laut, karena ulah manusia. (QS Ar Rum: 41).
• Adapun larangan Nabi untuk mencampur unta sakit dengan unta sehat dan
perintahnya untuk lari dari orang berpenyakit kusta serta larangannya untuk
memasuki daerah yang tertimpa penyakit tha’un, semua ini utk menjauhi
factor-faktor timbulnya penyakit.
• Kedoketeran, ilmu modern telah menetapkan adanya penyakit menular,
bahkan hal tersebut dianggap sebagai masalah yang tidak bisa diingkari. Oleh
karenanya, hampir tidak ada buku tentang kesehatan dan kedoketaran kecuali
terdapat pembahasan tentang penyakit menular, cara menular dan cara
pengobatannya.
• Kenyataan, dimana sering kita saksikan orang sehat tiba-tiba sakit karena
bergaul dengan orang yang sakit, terutama penyakit seperti kusta, belang
(penyakit kulit), sakit panas.
• Dari Usamah bin Zaid, Nabi bersabda,
‫ وإذا وقع بأرض وأنتم فيها فال‬، ‫• إذا وقع الطاعون بأرض فال تدخلوها‬
‫تخرجوا منها‬
• “Apabila tha’un (wabah penyakit menular) mewabah di suatu negeri, maka
janganlah kalian memasukinya. Dan apabila dia mewabah disuatu negeri yang
kalian berada di dalamnya, maka jangan kalian keluar darinya”. [HR Ahmad]
• Para dokter spesialis kuman dan penyakit mengatakan, bahwa data hasil
penelitian, manakala penyakit tha’un mewabah di suatu negeri, maka sekitar
95% dari jumlah penduduknya akan terkena penyakit dan yang benar-benar akan
terserang penyakit tersebut ada sekitar 20-30% dari jumlah penduduknya.
Adapun sisanya, adalah orang-orang yang membawa kuman akan tetapi
kekebalan tubuhnya mampu mengalahkan kuman tersebut. Apabila mereka
tetap tinggal di tempat tersebut, kesehatan mereka tidak akan terancam. Namun
apabila seorang saja dari mereka keluar dari negeri tersebut, maka dia akan
menularkan penyakitnya.
• Langkah paling tepat untuk menanggulangi tersebarnya penyakit ini adalah
dengan melakukan karantina kesehatan terhadap daerah yang terkena tha’un
tersebut, yaitu dengan melarang penduduknya untuk keluar darinya dan
melarang penduduk daerah lain yang tidak terkena wabah tha’un untuk
memasukinya.
CARA MENCEGAH INFEKSI
Cara memutus rantai infeksi adalah menjaga
kebersihan (krn ia bagian dari iman ) yaitu:
• Sering mencuci tangan. Mencuci tangan membantu
menghilangkan kuman yang datang dari binatang, tempat kotor,
atau benda-benda terkontaminasi. sangat disarankan untuk
mencuci tangan sebelum, selama dan sesudah menyiapkan
makanan, sebelum makan, setelah menggunakan kamar mandi,
dan setelah memegang binatang.
• Rutin membersihkan dan mensterilkan lantai dan permukaan,
terutama di dapur dan kamar mandi. Sabun dan air biasanya
cukup untuk membersihkan kedua tempat itu, tetapi akan lebih
aman bila juga menggunakan desinfektan.
• Jauhi penderita penyakit yang mudah menular melalui kontak,
misalnya flu, cacar air atau belekan. Bila tidak dapat
menghindarinya, berhati-hatilah agar tidak menyentuh wajah
dengan tangan sebelum mencucinya.
• Cegah perkembangbiakan nyamuk demam berdarah dan nyamuk
lainnya dengan gerakan 3M Plus (Menguras, Menutup, Mengubur
dan Menggunakan anti nyamuk). Pastikan tidak ada air yang
menggenang di rumah, kuras kamar mandi secara teratur, tutup
tempat-tempat yang berpotensi mengumpulkan air dan kubur botol,
pot, tempayan dan benda-benda penampung air lainnya.
• Masak dan sajikan makanan dengan aman. Perhatikan makanan
mana yang harus disimpan di kulkas. Jangan biarkan makanan yang
mudah basi seperti susu segar, bakso, nuget ayam, dll di tempat
terbuka lebih dari dua jam. Tutuplah makanan dengan rapat agar
tidak dihampiri lalat. Cucilah buah-buahan dan sayuran mentah
dengan bersih. Masaklah daging, ayam dan telur sampai betul-betul
matang. Pastikan membelinya dari sumber yang terpercaya. Daging
yang bersumber tidak jelas dapat membawa penyakit antrax dan flu
burung yang sangat berbahaya.
• Dapatkan imunisasi. Pastikan bayi mendapatkan semua imunisasi
yang dibutuhkan sesuai jadwal. Bila bepergian ke daerah yang rawan,
dapatkan imunisasi yang tepat sebelum berangkat ke sana. Jamaah
• Gunakan antibiotik dengan bijak. Flu, demam berdarah, dan infeksi virus
lainnya tidak dapat diobati dengan antibiotik. Bakteri dapat menjadi
resisten bila Anda mendapatkan antibiotik pada saat Anda tidak
memerlukannya.
• Jagalah kebersihan dan kesehatan hewan piaraan Anda. Berikan
imunisasi yang memadai kepada mereka. Pisahkan dengan tegas barang-
barang yang dipakai hewan dengan yang dipakai anggota keluarga Anda.
Bersihkan kotoran dan kandang mereka dengan teratur menggunakan
sabun dan desinfektan.
• Hindari kontak dengan binatang liar yang mungkin membawa penyakit
berbahaya. Tikus dapat membawa penyakit pes dan leptospirosis. Burung
dan ayam liar dapat membawa virus flu burung. Kucing dan anjing liar
dapat menularkan rabies.
• Makanlah makanan yang kaya antioksidan dan multivitamin A, C dan E.
Tubuh Anda akan memiliki sistem imun yang lebih baik dengan
mengkonsumsinya. Bila sistem imun Anda lemah, konsultasikan dengan
dokter agar mendapatkan pengobatan yang dapat meningkatkannya.
PENYAKIT KUSTA
• Kusta dalam literatur pengobatan Islam (al-Thîb al-Islamy) dibedakan dalam dua
jenis:

• Pertama, al-Judzam, yakni penyakit yang diakibatkan penetrasi cairan hitam dari
empedu ke sekujur badan hingga mengakibatkan perubahan sifat (resam tubuh),
karakter serta penampakan organ tubuh. Dan pada fase berikutnya, ketika tidak
segera diobati akan berakibat cacat permanen. Dalam islam, penyakit ini dinamakan
dâ' al-asad (penyakit macan), dengan ditandai bercak merah pada tubuh terutama
wajah kemudian menghitam dengan diikuti bau yang kurang sedap dan terakhir
ketika terlambat diobati akan berakibat kecacatan. Untuk jenis ini lebih tepat
dikatagorikan sebagai kusta basah.

• Kedua, al Abrash, yaitu penyakit kusta yang ditandai bercak putih pada bagian luar
kulit hingga selanjutnya dapat berakibat belang kulit serta menghilangkan
kemampuan peredaran darah dalam kulit. Dan biasanya rambut yang tumbuh pada
organ tubuh yang terjangkit akan berwarna putih. Jenis inilah yang biasa diistilahkan
dengan kusta kering. Namun dalam spesifikasinya mirip dengan bagian pertama,
yakni ketika pengobatan terlambat dilakukan maka kecacatan juga mungkin terjadi.
• Surat Al-Maidah ayat 110 menjelaskan tentang mu'jizat Nabi Isa, :

‫ص بِإ ِ ْذنِي‬
َ ‫ئ اأْل َ ْك َمهَ َواأْل َ ْب َر‬
ُ ‫• َوتُ ْب ِر‬
Dan (ingatlah), waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu "
"dan orang yang berpenyakit sopak (kusta) dengan seizin-Ku

• Setiap mu'jizat diturunkan sesuai dengan budaya jamannya. Pada masa Nabi Isa, tradisi
kedokteran sedang mengalami kemajuan pesat. Hingga Allah menurunkan kusta sebagai
penyakit yang sulit untuk disembuhkan, bahkan para ahli kedokteran di masa itu menganggap
mustahil untuk melakukan penyembuhan. Namun kebesaran Allah menunjukkan, bahwa
kusta dapat disembuhkan atas kehendak-Nya. Dan untuk saat ini, Allah juga telah
menurunkan pertolongan (ma'unah) kepada manusia untuk menyelesaikan penyakit kusta
secara mudah dan cepat.

• Setiap penyakit ada obatnya, namun hanya kebesaran Allah yang menentukan segala
kesembuhan. Allah berfirman dalam QS. As-Syu'araa' :80

ْ ‫• َوإِ َذا َم ِر‬


ْ َ‫ضتُ فَ ُه َو ي‬
‫شفِي ِن‬

• "Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku“


Hal ini menjadi bukti, betapa naifnya kita sebagai manusia. Namun bukan berarti kita harus
menyerah, karena Allah juga mewajibkan kita untuk berusaha (Ihtiyar). Dan Insyaallah dengan
usaha kita, segala obat dari berbagai macam penyakit yang sampai saat ini belum ditemukan,
akan segera ditemukan demi kepentingan umat manusia.
• Dalam kitab Tabyinul Haqa'iq Syarah Kanzu ad-Daqa'iq dijelaskan bahwa arti tekstual hadits ini
“perintah untuk menghindar”, secara Ijmâ' (konsensus ulama) bukanlah makna yang dikehendaki.
Karena siapapun diperkenankan mendekat (bergaul) dengan penderita kusta dan bahkan dijanjikan
pahala atas segala upaya pelayanan dan perawatannya.

• ْ َّ‫الَ تُ ِد ْي ُم ْوا إِل َى ْال َم ْج ُذ ْو ِم ْي َن الن‬


       ‫ظ َر‬

• "Janganlah kau terus menerus memperhatikan mereka yang menderita judzam (kusta)"   HR. Ibn
Majah

• َ ‫ف َر ُج ٌل َم ْج ُذ ْو ٌم فَأ َ ْر‬
ْ َ‫ إِنَّا قَ ْد بَايَ ْعنا َ َك ف‬e  ‫س َل إِلَ ْي ِه النَّبِ ُي‬
          ‫ار ِج ْع‬ ٍ ‫كاَنَ فِ ْي َو ْف ِد ثَقِ ْي‬

• "Dalam sebuah peperangan, ada seorang laki laki berpenyakit kusta utusan Tsaqif yang kemudian
oleh Nabi diberikan kabar (lewat utusannya),"Aku telah membaiatmu dan kembalilah ke
(rumahmu)" HR. Muslim

•         ‫ أَ ْو ُر ْم َح ْي ِن‬S‫َكلِّ ِم ْال َم ْج ُذ ْو َم َوبَ ْينَ َك َوبَ ْينَهُ قَ ْي ُد ُر ْم ٍح‬

• "Berbincanglah kepada penderita kusta, dan jarak antara kamu dengan dia kira kira satu tombak
atau dua tombak" HR. Abu Nu'aim

ِ ‫ض َعلَى ُم‬
       S‫ص ٍح‬ ٌ ‫الَ يُ ْو َر ُد ُمم ِّر‬

• "Tidak di datangkan seorang yang sakit kepada yang sehat" HR. Muslim
PENCEGAHAN KUSTA
• Islam mengajarkan berbagai upaya pencegahan penyakit kusta dengan dimensi
penjelasan yang variatif. Sebagian mampu kita berikan penjelasan secara rasional,
namun sebagian yang lain belum sampai kita singkap rahasia di dalamnya.
1. Konsumsi Garam Yang Cukup
Hal paling sepele dan paling dini yang diajarkan Islam dalam mencegah terjadinya
kusta adalah mengkonsumsi garam. Dalam pesan Nabi kepada Sayidina Ali
disebutkan:

ِ ‫س ْب ِع ْي َن نَ ْو ًعا ِمنْ أَ ْن َو‬


‫اع‬ َ ‫اختَتَ َم بِ ِه ع ُْوفِ َي ِم ِن ا ْثنَ ْي ِن َو‬ َ ‫اختِ ْم بِ ِه فَإِنَّ َم ِن ا ْفتَت ََح‬
ِ ‫ط َعا َمهُ بِاْل ِم ْل‬
ْ ‫ح َو‬ ْ ‫ح َو‬ ِ ‫• ا ْفت َْح طَ َعا َم َك بِاْل ِم ْل‬
‫ص‬ُ ‫لج َذا ُم َو ْالبَ َر‬
ُ ‫ا ْلبَالَ ِء ِم ْن َها ْا‬

• "Mulailah makananmu dengan garam dan akhirilah (juga) dengan garam, maka
kamu akan dijauhkan dari tujuhpuluh macam dari beberapa macam cobaan. Dan
termasuk diantaranya kusta dan lepra"

Rasionalisasi dari sabda nabi di atas adalah dimungkinkan karena garam sebagai salah
satu pendukung utama makanan pokok, mempunyai beberapa kandungan zat yang
sangat berguna untuk membentuk kekebalan tubuh maupun menetralisir proses
tertentu di dalam tubuh yang bermanfaat dalam pencegahan penyakit termasuk
kusta.
2. Merawat Organ Dan Jaringan Saraf Sekitar Mulut
Mungkin kita tidak menyadari ada sebagian organ tubuh kita merupakan titik pangkal
saraf yang menjadi sumber penyakit kusta. Dari beberapa keterangan yang kami
temukan, mulut adalah organ yang paling banyak diulas sebagai bagian tubuh yang
mempunyai akses saraf yang berperan merangsang terjadinya kusta. Disebutkan
keterangan dalam berbagai referensi baik dari hadis maupun dari keterangan ulama :

• ‫ال تخللوا بعود الريحان وال الرمان فإنهما يحركان عرق الجذام‬

• "Janganlah kamu menyela-nyelai (gigimu) dengan kayu tumbuhan raihan (tumbuhan


berbau harum) atau kayu pohon delima karena keduanya akan menggerakkan urat
(saraf) dari kusta. HR. Haytsamy

• Dari keterangan tersebut Ibn Qudamah memberikan kriteria alat yang digunakan
untuk ber-siwak (gosok gigi), yakni halus lembut sekaligus mampu membersihkan
gigi.[7] Keterangan lain menyebutkan :

 ‫• قطع الظفر باألسنان مكروه يورث البرص‬

• " Memotong kuku dengan beberapa gigi adalah makruh dan akan mengakibatkan
kusta"
‫• ويسن أن يبلع ريقه وقت وضع السواك في الفم وقبل أن يحركه كثيرا لما قيل إن ذلك أمان من‬
‫الجذام والبرص ومن كل داء‬

• "Disunatkan menelan ludah sewaktu meletakkan siwak (sikat gigi) di mulut


dan sebelum mengosokkan berulang-ulang, karena dari hal itu (menurut
sebuah pendapat) akan menjaga dari kusta, lepra dan penyakit-penyakit
lain".
Sehingga wajar apabila kemudian syariat Islam sangat menganjurkan
menggosok gigi karena mempunyai beberapa manfaat yang sangat banyak.

‫• وإدامته تورث السعة والغنى وتيسر الرزق وتسكن الصداع وتذهب جميع ما في الرأس من األذى‬
‫والبلغم وتقوي األسنان وتزيد فصاحة وحفظا وعقال وتطهر القلب وتذهب الجذام‬

• "Membiasakan bersiwak (menggosok gigi) akan menyebabkan


kelonggaran, kekayaan, kemudahan rejeki, mengurangi sakit kepala,
menghilangkan penyakit dan lendir di kepala, menguatkan gigi, menambah
kefasihan lisan, hapalan dan kecerdasan otak, serta menghilangkan
penyakit kusta".
• ‫لوال ان اشق على امتي المرتهم بالسواك عند كل صالة‬
KUSTA BISA DISEMBUHKAN
• Allah menurunkan cobaan bagi manusia hanyalah untuk mengetahui kesabaran seorang
hamba. Sehingga Allah selalu menciptakan obat untuk setiap penyakit. Dalam sebuah hadis :

‫• قالوا يا رسول هللا فهل علينا جناح أن نتداوي فقال تداووا عباد هللا فإن هللا لم يضع داء اال وضع له دواء‬

• "Sahabat berkata: "Ya Rasulullah, apakah kita berdosa jika melaksanakan pengobatan?".
Kemudian Beliau menjawab: "Berobatlah kalian hamba-hamba Allah, karena Allah tidak
menciptakan sebuah penyakit, kecuali Dia juga menciptakan (untuk penyakit itu) obat" HR.
Ibn Hibban

•  Hadist ini seharusnya kita maknai secara proporsional, agar tidak terkesan fiktif ketika kita
melihat banyak penyakit semacam AIDS atau mungkin SARS yang belum secara transparan
ditemukan penangkal obatnya. Penjelasannya dapat kita temukan dalam hadis lain :

‫• إن هللا لم ينزل داء إال أنزل له شفاء علمه من علمه وجهله من جهله‬

• "Sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit kecuali Dia juga menurunkan obatnya. Dia
memberikan (pengetahuan) kepada siapa yang mengetahui dan meniadakan pengetahuan
itu dari mereka yang tidak tahu". HR. Turmudzi
• Dalam Islam di kala dahulu juga banyak dikenalkan beberapa pengobatan kusta dengan melalui
beberapa media. Diantaranya dapat kita simak berikut ini.
a.       Pengobatan dengan empedu burung nasar
Muhammad Satha' menawarkan pengobatan dengan mempergunakan empedu dari burung
nasar yang dicampur dengan minyak yang terbuat dari biji anggur (dahn al-'inab). Perbandingan
campuran dari keduanya, menurut beliau, harus seimbang, kemudian dioleskan ke sekujur tubuh
yang terjangkit kusta selama tiga hari. Dengan ijin Allah, kusta akan sembuh.
b.       Manfaat brotowali (al-handzal)
Disebutkan oleh Ibn Muflih tentang salah satu khasiat brotowali, yakni dapat menghilangkan
serta memutus penyakit kusta. Digunakan dengan cara digosokkan ke bagian tubuh yang
terjangkit kusta. Insyaallah sembuh.
c.        Pengobatan Dengan Pembekaman (Hijamah)
Pembekaman atau semacam tusuk jarum yang pada intinya menghilangkan darah penyakit
dalam tubuh kita, dapat menjadi alternatif penyembuhan kusta. Dalam sebuah hadis :

‫عليكم بالحجامة فإنها شفاء من اثنين وسبعين داء‬

• "Menetapilah kalian untuk melakukan pembekaman, karena pembekaman dapat


menyembuhkan dari tujuhpuluh dua penyakit“
Dan disebutkan, salah satu penyakit yang dapat disembuhkan adalah kusta. Hadis ini juga
menjadi rekomendasi kesehatan tabib tabib jaman dahulu.
d.       Pengobatan Kusta Kering
Salah satu penanganan yang dulu biasa dipraktekkan adalah dengan mempergunakan air mawar

Anda mungkin juga menyukai