Anda di halaman 1dari 3

Pandemic convid-19

Saat WHO menetapkan status pandemi global terhadap COVID-19, WHO mencatat ada 118.000
kasus penyakit tersebut yang tersebar di 110 negara di seluruh dunia. Direktur WHO Tedros
Adhanom Ghebreyesus saat itu menyebutkan bahwa penyakit itu tak lagi sekadar krisis
kesehatan publik, melainkan krisis yang menyentuh seluruh aspek kemanusiaan. Karena itu, tiap
individu harus ikut menghentikan penyebaran virus.
Bersamaan dengan penyebaran COVID-19, kita kerap mendengar istilah wabah, epidemi, juga
pandemi. Sebetulnya, apa perbedaan dari ketiga istilah tersebut? Baik epidemi maupun pandemi
sejatinya punya arti yang serupa, tapi tak sama dengan wabah. Kata wabah sendiri bisa diartikan
sebagai melonjaknya jumlah kasus penyakit tertentu di tempat tertentu.
Yang membedakan epidemi dan pandemi adalah, kedua kata tersebut memiliki rujukan tentang
skala. Karena, kedua kata itu biasanya dipergunakan oleh lembaga yang mengurus kesehatan
masyarakat, baik di tingkat negara maupun dunia.
Epidemi biasa digunakan untuk menyebut wabah dalam skala yang besar. Sedangkan pandemi
biasa digunakan untuk merujuk ke wabah yang memiliki skala global.
Namun yang patut kita ingat, masing-masing lembaga kesehatan punya batasan dan definisi yang
berbeda untuk mengklasifikasikan wabah sebagai penyakit. Ambil contoh istilah pandemi.
Lembaga kesehatan masyarakat Amerika Serikat, Centers for Disease Control and Prevention
(CDC), akan menyebut penyakit akibat sebuah virus sebagai pandemi apabila virus tersebut bisa
menginfeksi orang dengan mudah dan menyebar dari orang ke orang dengan cara yang efisien
dan berkelanjutan di berbagai wilayah.
Sementara organisasi kesehatan dunia WHO mengartikan pandemi sebagai penyebaran penyakit
baru di tingkat dunia. Namun, WHO menetapkan beberapa kriteria tambahan yang lumayan
rumit untuk menyebut penyebaran penyakit baru sebagai pandemi.

Pandemi virus corona alias covid-19 melahirkan banyak pertanyaan di masyarakat. Salah satunya
adalah berapa hari masa inkubasi covid-19?
Penelitian Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health menyebutkan perkiraan 5,1 hari
untuk inkubasi penyakit sedang.
Hasil penelitian itu meneguhkan anjuran karantina selama 14 hari yang dikeluarkan Pusat
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan hasil penelitian, orang yang mengalami gejala terjangkiti virus corona bisa
dinyatakan positif terpapar dalam waktu 11,5 hari.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dari sepuluh ribu orang yang dikarantina selama 14
hari hanya 101 yang mengalami gejala setelah keluar.
Peneliti senior Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health Justin Lessler mengakui
bahwa masa karantina selama 14 hari sangat masuk akal.

Mewabahnya virus corona (COVID-19) hingga ke Indonesia, membaut keberadaan hand


sanitizer (larutan pencuci tangan) di toko alat kesehatan (alkes) dan apotek menjadi barang
langka. Sejumlah pihak lalu berinovasi dengan meraciknya sendiri bahan-bahan alami
menjadi hand sanitizer. Bahan yang digunakan bervariasi. Antara lain mengandalkan bahan
alami.
Pembuatan hand sanitizer dari bahan alami juga cukup mudah. Di antaranya merebus daun sirih
dan kulit rambutan di wadah berbeda untuk diambil ekstraknya. Setelah itu baru dicampur sesuai
selera. Baru ditambahkan minyak zaitun agar terasa lembut di tangan.
Cara kedua, daun kemangi dan lidah buaya diblender setelah dibersihkan dan dikupas kulitnya.
Setelah itu, kedua bahan disaring untuk diambil ekstrak kemangi dan lidah buaya, sedangkan
serbuk jeruk dilarutkan dengan air kemudian dicampur ekstrak kemangi dan lidah buaya.
“Pemilihan bahan ini juga dari pertimbangan khasiatnya. Seperti kemangi dan sirih yang
berfungsi sebagai antiseptik pengganti alkohol. Sering juga digunakan untuk pengobatan,”
imbuhnya.
Sementara kulit rambutan dan lidah buaya dipilih sebagai antioksidan. Bahan ini bisa diganti
dengan kulit manggis yang memiliki khasiat sama. Karena menggunakan bahan alami, hand
sanitizer tersebut aman digunakan.
“Hanya saja untuk daya tahannya (keawetan) tidak selama jika menggunakan alkohol. (Masa
kedaluarsa) hand sanitizer ini bisa bertahan tiga pekan atau jika aromanya sudah memudar maka
tidak usah dipakai,”

Cara Penularan Virus Corona


Setelah mengetahui penyebab virus Corona, penting juga untuk mengenal cara penularan virus
Corona. Ada beberapa cara penularan virus Corona, yaitu:
1. Tidak sengaja menghirup percikan ludah dari bersin atau batuk penderita virus
2. Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dahulu setelah menyentuh benda
yang terkena cipratan air liur penderita virus Corona
3. Kontak jarak dekat dengan penderita virus Corona, seperti berjabat tangan dan bersentuhan

Gejala Virus Corona


COVID-19 dimulai dari gejala demam di atas 38 derajat Celcius, pilek, batuk tidak berdahak,
sakit tenggorokan dan sakit kepala; atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat seperti demam
tinggi, sesak napas dan nyeri dada.
Gejala COVID-19 muncul dalam waktu 2 hari hingga 2 minggu setelah terpapar virus Corona.
Jika seseorang mengalami gejala tersebut, sangat dianjurkan untuk dibawa ke rumah sakit
rujukan virus Corona untuk segera ditangani lebih lanjut.
Rumah sakit langsung memastikan diagnosa COVID-19 dengan melakukan pemeriksaan
lanjutan seperti uji sampel darah, tes usap tenggorokan untuk meneliti sampel dahak (tes PCR)
dan rontgen dada guna mendeteksi cairan di paru-paru.
Setelahnya, pasien terjangkit harus diisolasi dari dunia luar, agar tenaga medis dan orang-orang
yang berada di sekitar rumah sakit tidak tertular virus Corona. Tim tenaga medis juga
menggunakan APD untuk meminimalisir kontak fisik dengan pasien terjangkit.
Penyakit virus Corona bisa disembuhkan. Korban meninggal terpapar virus Corona tidak hanya
semata disebabkan oleh COVID-19, namun juga dipengaruhi faktor usia yang sudah tua
sehingga daya tahan tubuh lemah dan juga penyakit lain yang sudah ada sebelumnya.

Pencegahan Virus Corona


Kampanye social distancing yang digalakkan di media sosial sebenarnya bisa dianggap sebagai
bagian dari pencegahan virus Corona. Hal itu meminimalisir kontak dengan orang banyak yang
kita tidak tahu terpapar virus atau tidak. Ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk mencegah
datangnya virus Corona ke tubuh seseorang, yaitu:
- Menghindari berkunjung ke public space yang ramai pengunjung (social distancing)
- Menggunakan masker ketika merasa flu atau batuk
- Rutin mencuci angan dengan air dan sabun atau hand sanitizer dengan kandungan alkohol
minimal 70% setelah beraktivitas
- Tidak menyentuh bagian wajah sebelum mencuci tangan
- Menghindari kontak dengan hewan, bila terjadi segera cuci tangan
- Memasak daging hingga benar-benar matang
- Menutup mulut dan hidung menggunakan tisu/siku bagian dalam ketika batuk dan bersin,
kemudian membuang tisu ke tempat sampah
- Menjaga kebersihan benda yang sering disentuh

Cara berbeda dilakukan agar pasien yang terpapar virus Corona agar tidak menulari orang lain,
yaitu:
- Tidak keluar rumah, kecuali untuk berobat
- Memeriksakan diri ke dokter hanya bila mengalami gangguan pernapasan yang disertai demam
atau memenuhi kriteria Pasien Dalam Pengawasan (PDP)
- Mengisolasi diri dari orang yang tidak terpapar
- Melarang orang lain untuk menjenguk
- Hindari berbagi penggunaan benda-benda di sekitar seperti alat makan dan mandi

TUGAS
1. Apa saja bahan-bahan yang bias digunakan untuk membuat hands sanitizer sendiri!
2. Berapa hari masa inkubasi covid-19?
3. Bagaimana cara pencegahan agar pasien yang terpapar covid-19 tidak menular ke orang
lain?
4. Ceritakan cara hidup bersih dan sehat dilingkungan rumah!
5. Buatlah sebuah poster yang berisi tutorial cara mencuci tangan dengan baik agar
terhindar dari covid-19!

https://forms.gle/Yhg1usufMPN7EJP19

Anda mungkin juga menyukai