Anda di halaman 1dari 8

Seorang pria berusia 37 tahun menerima vaksin mRNA BNT162b2 (Pfizer/BioNTech) sebanyak dua kali,

dan mengalami kelelahan setelah suntikan booster pertama sekitar 6 bulan sebelum datang ke institusi
kami. Setelah vaksinasi COVID-19 ketiga setengah dosis vaksin mRNA-1273 (Moderna) ia mengeluh sakit
kepala ringan, sensasi melayang, dan kesulitan berkonsentrasi; dia tidak demam. Empat hari setelah
vaksinasi, dia menunjukkan sifat cerewet dan khayalan besar , mengatakan bahwa dia telah
memenangkan 2 miliar yen dalam pacuan kuda. Dia juga menunjukkan ketidakstabilan emosi, seperti
menangis ketika mengatakan “Semua orang akan bahagia.” Keesokan harinya keluarganya
membawanya ke unit gawat darurat rumah sakit kami; ia mengalami sulit tidur, kegembiraan, hiperaktif,
dan penyimpangan seksual. Delapan hari setelah vaksinasi, ia pergi ke rumah sakit lagi, berkonsultasi
dengan ahli saraf dan tidak didiagnosis menderita kelainan saraf apa pun , seperti ensefalitis. Setelah itu,
pada hari ke-9 setelah vaksinasi, ia melompat dari lantai 2 rumahnya, dan dibawa kembali ke rumah
sakit dengan ambulansApa Saja Reaksi Serius yang Bisa Terjadi Setelah Vaksin COVID-19?

Vaksin COVID-19 sudah terbukti aman dan efektif untuk digunakan. Namun, ada risiko tidak terduga
yang jarang dari reaksi merugikan yang dicatat. Perlu diingat, efek samping vaksin COVID-19 bisa
berbeda-beda, tergantung jenis vaksin yang diberikan.

Berikut ini beberapa efek samping yang paling mengkhawatirkan yang dicatat sampai saat ini dan
biasanya memerlukan perawatan di rumah sakit:

1. Gangguan pembekuan darah, seperti yang ditemukan dengan vaksin Johnson & Johnson (J&J) dan
Astrazeneca.

2. Guillain-Barre Syndrome, kondisi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang saraf, terlihat dengan
vaksin J&J.

3. Miokarditis, pericarditis, dan masalah yang berkaitan dengan peradangan jantung, terlihat pada
penggunaan vaksin Pfizer.

4. Komplikasi neurologis, pada vaksin Astrazeneca.

Anafilaksis dan reaksi alergi, terlihat pada sebagian besar vaksin.

Siapa Saja yang Berisiko Mengalami Reaksi Merugikan Setelah Vaksin COVID-19?

1. Menurut studi kasus dan pengamatan, berikut adalah kelompok orang yang berisiko mengalami reaksi
yang lebih kuat dan perlu diwaspadai:
2. Mereka yang Memiliki Riwayat Efek Samping Sebelumnya

Orang-orang yang pernah mengalami reaksi merugikan sebelumnya, baik terhadap vaksin maupun jenis
obat apa pun, cenderung dikategorikan sebagai kelompok sensitif yang mungkin lebih rentan mengalami
efek samping serius setelah vaksin COVID-19.

3. Mereka yang mengidap reaksi autoimun atau penyakit tertentu juga memiliki risiko yang lebih tinggi,
daripada populasi umum dan mungkin perlu melakukan tindakan pencegahan sebelum mendapatkan
vaksin COVID-19.

4. Mereka yang Alergi Terhadap Bahan Vaksin atau Mengidap Alergi Serius

Orang-orang yang memiliki alergi (seperti alergi telur) dan sensitif terhadap satu atau lebih bahan yang
ada dalam vaksin COVID-19 berisiko tinggi mengalami reaksi merugikan yang serius, termasuk
anafilaksis. Jadi, bila kamu punya alergi, sebaiknya beritahukan pada petugas kesehatan di lokasi,
sehingga bila terjadi reaksi yang tidak menyenangkan (yang mungkin muncul dalam beberapa menit
hingga seminggu kemudian setelah vaksinasi), bisa langsung dikelola dengan baik dan juga diobati.

Bahasa Indonesia

keyboard_arrow_down

+62 811-8951-

Ber
Cara Mencegah Virus Corona (COVID-19)

1. Mencuci Tangan dengan Air Sabun atau Alkohol

2. Mengurangi Kontak dengan Orang Sakit

3. Melakukan Etika Batuk dan Pakai Masker saat Sakit

4. Memasak Daging dan Telur Hingga Matang

5. Menjaga Daya Tahan Tubuh

Wabah infeksi COVID-19 (virus Corona) yang berasal dari Wuhan, Tiongkok kini telah menyebabkan
sekitar 95.000 kasus secara global dan menelan lebih dari 3.100 korban jiwa. Tingkat penyebaran yang
tinggi akibat belum tersedianya vaksin membuat cara mencegah virus Corona menjadi upaya terbaik
agar tidak tertular penyakit zoonotik ini.

Ada beberapa hal dasar yang perlu diketahui sebagai upaya mengurangi risiko penularan penyakit yang
disebabkan oleh SARS-CoV-2. Apa saja?

Cara Mencegah Virus Corona (COVID-19)

Jumlah kasus dan korban jiwa yang terus meningkat membuat masyarakat di seluruh dunia, termasuk
Indonesia sangat waspada terhadap perkembangan wabah COVID-19. Terlebih lagi, ketika di Indonesia
sudah dikonfirmasi terdapat dua WNI yang terkena infeksi virus tersebut.
Maka dari itu, masyarakat berbondong-bondong mencari tahu bagaimana cara mencegah virus Corona
agar tidak tertular virus tersebut.

1. Mencuci Tangan dengan Air Sabun atau Alkohol

Salah satu cara mencegah virus Corona adalah mencuci tangan. Mencuci tangan merupakah salah satu
kebiasaan sehat yang terlihat sederhana, tetapi ampuh mengurangi risiko penularan COVID-19.

Hal ini dikarenakan tangan manusia dipenuhi dengan berbagai macam bakteri dan virus, terutama ketika
berada di tempat yang ramai. Patogen yang tersebar dapat menempel di tangan dan lebih berisiko
menularkan infeksi virus, seperti SARS-CoV-2.

Selain itu, manusia juga lebih rentan tertular penyakit yang berasal dari sentuhan tangan pada barang
atau percikan cairan orang yang terkena virus. Terlebih lagi, Anda mungkin tanpa sadar sering
menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang belum dicuci.

Padahal, ketiga indera tersebut dapat menjadi ‘gerbang utama’ dari virus dan bakteri masuk ke dalam
tubuh. Disarankan untuk mencuci tangan dengan cara yang benar, yaitu dengan air mengalir dan sabun
ketika tangan dalam keadaan kotor.
Apabila terlihat bersin, dianjurkan untuk mencucinya dengan antiseptik dan lakukan 6 langkah cuci
tangan selama 20-30 detik sebagai cara mencegah virus Corona.

2. Mengurangi Kontak dengan Orang Sakit

Selain mencuci tangan, cara mencegah virus Corona lainnya adalah dengan mengurangi hingga
mencegah kontak dengan orang sakit, seperti batuk, demam, dan bersin. Metode ini sangat
direkomendasikan mengingat penularan COVID-19 terjadi melalui percikan cairan pasien yang batuk dan
bersin.

Selain itu, ketika Anda merasa tidak enak badan, cobalah untuk berdiam diri di rumah dan gunakan
masker ketika sakit. Dengan begitu, Anda tidak menularkan infeksi virus kepada orang lain dan tidak
tertular penyakit saat tubuh dalam keadaan tidak sehat.

3. Melakukan Etika Batuk dan Pakai Masker saat Sakit

Banyak orang yang mengira bahwa menggunakan masker meskipun dalam keadaan sehat merupakan
cara mencegah virus Corona yang efektif. Faktanya, tidak demikian. Pemakaian masker lebih efektif
dilakukan pada orang sakit dan tenaga kesehatan yang sering berkontak dengan pasien yang terinfeksi.
Selain itu, menggunakan masker akan lebih manjur ketika digabungkan dengan kebiasaan mencuci
tangan sesering mungkin.

Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan masker, seperti:

1. Mencuci tangan sebelum memakai masker.

2. Menutupi mulut dan hidung agar tidak ada celah antara wajah dengan masker.

3.Menghindari menyentuh masker saat menggunakannya.

4. Mengganti masker dengan yang baru ketika terasa lembap.

5. Melepas masker dari belakang tanpa menyentuh bagian depan.

Membuangnya di tempat sampah tertutup dan segera cuci tangan.

Tidak mengusap mata, hidung, mulut, dan wajah dengan tangan yang kotor.
Selain itu, Anda juga tidak dianjurkan untuk mengusap mata, hidung, mulut, dan wajah dengan tangan
yang kotor. Kebiasaan tersebut dapat memudahkan virus masuk ke dalam mukosa tubuh, sehingga
alangkah baiknya sering mencuci tangan.

Apabila masker tidak tersedia saat sakit, Anda dapat mengikuti etika batuk dengan benar, yaitu
menutupi mulut ketika batuk atau bersin dengan tisu atau menggunakan lengan tangan. Ingat, etika
batuk dan menggunakan masker saat sakit menjadi salah satu kunci penting dalam cara mencegah virus
Corona.

4. Memasak Daging dan Telur Hingga Matang

Tahukah Anda bahwa cara Anda memasak telur dan daging ternyata perlu diperhatikan sebagai cara
mencegah virus Corona? COVID-19 merupakan penyakit zoonotik, yaitu coronavirus menggunakan
hewan sebagai vektor dan menjangkit manusia ketika daging hewan tidak dimasak dengan matang.
Maka itu, Anda perlu memperhatikan kematangan daging dan telur agar tidak terinfeksi virus SARS-CoV-
2.

Selain itu, menjaga kebersihan ketika berkunjung ke pasar hewan dan mencegah kontak dengan hewan
liar tanpa pengaman pun sangat dianjurkan. Hal ini dikarenakan sampai saat ini para ahli belum
mengetahui dengan pasti bagaimana penularan COVID-19, sehingga disarankan untuk tetap berhati-
hati.
5. Menjaga Daya Tahan Tubuh

Sebenarnya, hal yang perlu diperhatikan sebagai salah satu cara mencegah virus Corona adalah menjaga
daya tahan tubuh. Apabila sistem kekebalan tubuh rendah, terutama saat sakit, virus lebih mudah
menyerang tubuh, entah itu virus flu maupun SARS-CoV-2. Menjaga daya tahan tubuh cukup sederhana
dan mudah, seperti:

1. Rutin berolahraga.

2. Makan makanan yang bergizi.

3. Memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral, seperti vitamin C dan D.

Anda mungkin juga menyukai