Anda di halaman 1dari 5

yayasan@dakwahislamid.

com

SOLUSI ISLAM MENGHADAPI KESEHATAN

Iga Kurnia Rohmah

Fenomena Covid-19 yang terjadi saat ini di Indonesia dan di seluruh dunia benar-
benar telah melumpuhkan aktivitas masyarakat di berbagai bidang. Hal ini tidak
terkecuali pula dalam aktivitas pendidikan dan pengajaran di berbagai
tingkatanya, mulai Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),

Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas
(SMA), hinga Perguruan Tinggi.

Islam sebagai agama sempurna tidak hanya menjelaskan dimensi ideologis dan
ritual agama, tetapi juga memberikan pencerahan kepada manusia tentang
beberaap aspek diantaranya kesehatan. Dalam perspektif Islam, manusia
diharapkan mampu membina relasi harmonis bukan hanya dengan Allah sebagai
pencipta, dengan manusia lainnya, tetapi juga dengan alam. Tulisan ini merupakan
kajian kepustakaan yang mengkaji pandangan Islam tentang konsep kesehatan
yaitu solusi islam. Ditemukan bahwa meskipun dunia Barat modern telah
mencanangkan urgensi solusi kesehatan dari pemikirannya, agama Islam sejak
lama memberikan gambaran detil tentang solusi islam menghadapi kesehatan
untuk kemaslahatan umat manusia.

Sejak diumumkan pada 31 Desember 2019, kasus kematian akibat COVID-19 di


Cina ada sejumlah 425 orang. Sampai Februari 2020 jumlah total kasus yang
dikonfirmasi di Cina mencapai 20.438. meski demikian, banyak orang meyakini,
jumlah sebenarnya jauh lebih besar. Ini karena Cina cenderung kurang terbuka
dalam menyampaikan info yang sebenarnya.

Penyebaran wabah COVID-19 telah menjangkau 25 negara: mulai dari Amerika


Serikat, Australia, Filipina, Finlandia, India, Inggris, Italia, Jepang, Jerman,
Kamboja, Kanada, Korea Selatan, Malaysia, Nepal, Prancis, Russia, Singapura,
Spanyol, Sri Lanka, Swedia, Taiwan, Thailand, Vietnam dan Uni Emirat Arab
(Cnbcindonesia.com, 4/2/2020).

Penyebaran COVID-19 yang meluas tak membuat Pemerintah membatasi


wisatawan Cina ke Indonesia. Terbukti, Pemerintah hanya menutup penerbangan
langsung ke Wuhan, Ibukota Provinsi Hubei. Namun sebenarnya, pembatalan
tersebut terjadi karena kebijakan isolasi yang ditetapkan oleh Pemerintah Cina,
selanjutnya diikuti oleh maskapai penerbangan, bukan berawal dari Kementerian
Perhubungan sendiri.

Wakil Menteri Parekraf Angela Tanoesoedibjo mengatakan, tahun lalu terdapat


sebanyak kurang lebih 1,9 juta wisatawan dari Cina. Meski demikian, hingga saat
ini pihaknya masih dalam proses perhitungan berapa potensi devisa jika
wisatawan dari Cina berkurang. Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (P2P) Kemenkes, dr. Achmad Yurianto, malah meyakinkan bahwa virus
bisa dicegah tanpa harus ada penolakan.

Solusi Islam

Islam selalu menunjukkan keunggulannya sebagai agama sekaligus ideologi yang


lengkap. Islam mengatur semua hal dan memberikan solusi atas segenap
persoalan. Islam telah lebih dulu dari masyarakat modern membangun ide
karantina untuk mengatasi wabah penyakit menular.

Dalam sejarah, para dokter mendeskripsikan wabah yang terjadi dalam tinjauan
medis, lalu dicarikan solusi dan penangananya secara medis pula. Hal ini
menginisiasi munculnya teknik pengobatan dan obat-obatan yang relevan untuk
wabah tersebut. Sementara itu para fukaha dan ahli agama juga ikut memberi
kontribusi dari sisi hukum dan hikmah wabah di jaman itu.

Dalam sejarah, wabah penyakit menular pernah terjadi pada masa Rasulullah saw.
Wabah itu adalah penyakit kusta yang menular dan mematikan sebelum diketahui
obatnya. Untuk mengatasi wabah tersebut, upaya Rasulullah saw. adalah
menerapkan karantina atau isolasi terhadap penderita. Ketika itu Rasulullah saw.
memerintahkan untuk tidak dekat-dekat atau melihat para penderita kusta tersebut.
Beliau bersabda:

َ‫الَ تُ ِدي ُموا النَّظَ َر ِإلَى ْال َمجْ ُذو ِمين‬

Janganlah kalian terus-menerus melihat orang yang mengidap penyakit kusta (HR
al-Bukhari).

Metode karantina sudah diterapkan sejak zaman Rasulullah saw. untuk mencegah
wabah penyakit menular menjalar ke wilayah lain. Pada jaman itu, untuk
memastikan perintah tersebut dilaksanakan, Rasul saw. membangun tembok di
sekitar daerah yang terjangkit wabah. Peringatan kehati-hatian pada penyakit
kusta juga dikenal luas pada masa hidup Rasulullah saw. Abu Hurairah ra.
menuturkan bahwa Rasulullah bersabda, “Jauhilah orang yang terkena kusta,
seperti kamu menjauhi singa.” (HR al-Bukhari).

Rasulullah saw. pernah memperingatkan umatnya untuk tidak mendekati wilayah


yang sedang terkena wabah. Sebaliknya, jika sedang berada di tempat yang
terkena wabah, mereka dilarang untuk keluar. Beliau bersabda:

‫ض َوَأ ْنتُ ْم بِهَا فَالَ ت َْخ ُرجُوا ِم ْنهَا‬


ٍ ْ‫ وَِإ َذا َوقَ َع بَِأر‬،‫ض فَالَ تَ ْد ُخلُوهَا‬
ٍ ْ‫ِإ َذا َس ِم ْعتُ ْم بِالطَّاعُو ِن بَِأر‬

Jika kalian mendengar wabah terjadi di suatu wilayah, janganlah kalian memasuki
wilayah itu. Sebaliknya, jika wabah itu terjadi di tempat kalian tinggal, janganlah
kalian meninginggalkan tempat itu (HR al-Bukhari).

Dikutip dalam buku berjudul, Rahasia Sehat Ala Rasulullah saw.: Belajar Hidup
Melalui Hadis-hadis Nabi karya Nabil Thawil, pada zaman Rasulullah saw., jika
ada sebuah daerah atau komunitas terjangkit penyakit Tha’un, beliau
memerintahkan untuk mengisolasi atau mengkarantina para penderitanya di
tempat isolasi khusus. Jauh dari pemukiman penduduk. Ketika diisolasi, penderita
diperiksa secara detail. Lalu dilakukan langkah-langkah pengobatan dengan
pantauan ketat. Para penderita baru boleh meninggalkan ruang isolasi ketika
dinyatakan sudah sembuh total.
Pada masa Kekhalifahan Umar bin al-Khaththab pernah terjadi wabah penyakit
menular. Diriwayatkan:

ٍ ْ‫و‬xx‫رَّحْ َم ِن بْنُ َع‬x‫ ُد ال‬x‫َأ ْخبَ َرهُ َع ْب‬xَ‫ ف‬،‫ْأ ِم‬x‫الش‬


‫ف َأ َّن‬ َّ ِ‫ َع ب‬xَ‫ ْد َوق‬xَ‫ فَلَ َّما َكانَ بِ َسرْ َغ بَلَ َغهُ َأ َّن ْال َوبَا َء ق‬.‫َأ َّن ُع َم َر خ ََر َج ِإلَى ال َّشْأ ِم‬
َ‫ا فَال‬xxَ‫ض َوَأ ْنتُ ْم بِه‬
ٍ ْ‫َأر‬xِ‫ َع ب‬xَ‫ ِه َوِإ َذا َوق‬x‫ َد ُموا َعلَ ْي‬x‫ض فَالَ تَ ْق‬
ٍ ْ‫َأر‬xِ‫ ِه ب‬xِ‫ ِم ْعتُ ْم ب‬x‫ ِإ َذا َس‬:‫َرسُو َل هَّللا ِ صلى هللا عليه وسلم قَا َل‬
.‫ت َْخ ُرجُوا فِ َرارًا ِم ْنه‬

Khalifah Umar pernah keluar untuk melakukan perjalanan menuju Syam. Saat
sampai di wilayah bernama Sargh, beliau mendapat kabar adanya wabah di
wilayah Syam. Abdurrahman bin Auf kemudian mengabari Umar bahwa
Rasulullah saw. pernah bersabda, “Jika kalian mendengar wabah terjadi di suatu
wilayah, janganlah kalian memasuki wilayah itu. Sebaliknya, jika wabah terjadi di
tempat kalian tinggal, janganlah kalian meningggalkan tempat itu.” (HR al-
Bukhari).

Islam telah memerintahkan kepada setiap orang untuk melakukan hak diri kepada
diri yaitu memberi diri makanan yang halal dah thoyyib. Misalnya, diawali
dengan makanan. Allah SWT telah berfirman:

‫فَ ُكلُوا ِم َّما َر َزقَ ُك ُم هَّللا ُ َحاَل اًل طَيِّبًا‬

Makanlah oleh kalian rezeki yang halal lagi baik yang telah Allah karuniakan
kepada kalian (TQS an-Nahl [16]: 114).

Islam memerintahkan umatnya untuk senantiasa menjaga kebersihan diri maupun


lingkungan sekitar. Untuk itulah Rasulullah saw. senang berwudhu, bersiwak,
memakai wewangian, menggunting kuku dan membersihkan lingkungannya.

Hikmah:
Rasulullah saw. bersabda:

َ‫هُ ُدون‬x‫ب هَّللا ُ َع ْن‬ َ ‫احْ ت ََج‬xxَ‫لِ ِمينَ ف‬x‫ر ْال ُم ْس‬x
ِ x‫ ا َجتِ ِه ْم َوخَ لَّتِ ِه ْم َوفَ ْق‬x‫ب ُدونَ َح‬
َ ‫ر ِه ْم احْ تَ َج‬x ِ x‫ ْيًئا ِم ْن َأ ْم‬x‫َم ْن َواَّل هُ هَّللا ُ َع َّز َو َج َّل َش‬
‫َحا َجتِ ِه َو َخلَّتِ ِه َوفَ ْق ِر ِه‬
Siapa yang diserahi oleh Allah untuk mengatur urusan kaum Muslim, lalu dia
tidak mempedulikan kebutuhan dan kepentingan mereka, maka Allah tidak akan
mempedulikan kebutuhan dan kepentinganya (pada Hari Kiamat).
(HR Abu Dawud dan at-Tirmidzi).

Referensi :

https://mediaumat.news/buletin-kaffah-cara-islam-mengatasi-wabah-penyakit-
menular/ (di akses 15 april 2020)

Sumber naskah: Maktabah al-Baladiyah, Iskandariah (Mesir). - Dr. Muhammad


Ali ‘Atha, Kutaibah ath-Tha’un (al-Juhud al-‘Ilmiyyah al-Islamiyyah fi
Mukafahah al-Aubi’ah wa athThawa’in), dalam htp:/www.hamasa.com (di akses
tanggal 10 april 2020)

Rakhmadi Arwin Juli Butar-Butar.Kepustakaan Medis-Pandemik di Dunia


Islam.OIF UMSU.2020

Anda mungkin juga menyukai