com
Fenomena Covid-19 yang terjadi saat ini di Indonesia dan di seluruh dunia benar-
benar telah melumpuhkan aktivitas masyarakat di berbagai bidang. Hal ini tidak
terkecuali pula dalam aktivitas pendidikan dan pengajaran di berbagai
tingkatanya, mulai Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas
(SMA), hinga Perguruan Tinggi.
Islam sebagai agama sempurna tidak hanya menjelaskan dimensi ideologis dan
ritual agama, tetapi juga memberikan pencerahan kepada manusia tentang
beberaap aspek diantaranya kesehatan. Dalam perspektif Islam, manusia
diharapkan mampu membina relasi harmonis bukan hanya dengan Allah sebagai
pencipta, dengan manusia lainnya, tetapi juga dengan alam. Tulisan ini merupakan
kajian kepustakaan yang mengkaji pandangan Islam tentang konsep kesehatan
yaitu solusi islam. Ditemukan bahwa meskipun dunia Barat modern telah
mencanangkan urgensi solusi kesehatan dari pemikirannya, agama Islam sejak
lama memberikan gambaran detil tentang solusi islam menghadapi kesehatan
untuk kemaslahatan umat manusia.
Solusi Islam
Dalam sejarah, para dokter mendeskripsikan wabah yang terjadi dalam tinjauan
medis, lalu dicarikan solusi dan penangananya secara medis pula. Hal ini
menginisiasi munculnya teknik pengobatan dan obat-obatan yang relevan untuk
wabah tersebut. Sementara itu para fukaha dan ahli agama juga ikut memberi
kontribusi dari sisi hukum dan hikmah wabah di jaman itu.
Dalam sejarah, wabah penyakit menular pernah terjadi pada masa Rasulullah saw.
Wabah itu adalah penyakit kusta yang menular dan mematikan sebelum diketahui
obatnya. Untuk mengatasi wabah tersebut, upaya Rasulullah saw. adalah
menerapkan karantina atau isolasi terhadap penderita. Ketika itu Rasulullah saw.
memerintahkan untuk tidak dekat-dekat atau melihat para penderita kusta tersebut.
Beliau bersabda:
Janganlah kalian terus-menerus melihat orang yang mengidap penyakit kusta (HR
al-Bukhari).
Metode karantina sudah diterapkan sejak zaman Rasulullah saw. untuk mencegah
wabah penyakit menular menjalar ke wilayah lain. Pada jaman itu, untuk
memastikan perintah tersebut dilaksanakan, Rasul saw. membangun tembok di
sekitar daerah yang terjangkit wabah. Peringatan kehati-hatian pada penyakit
kusta juga dikenal luas pada masa hidup Rasulullah saw. Abu Hurairah ra.
menuturkan bahwa Rasulullah bersabda, “Jauhilah orang yang terkena kusta,
seperti kamu menjauhi singa.” (HR al-Bukhari).
Jika kalian mendengar wabah terjadi di suatu wilayah, janganlah kalian memasuki
wilayah itu. Sebaliknya, jika wabah itu terjadi di tempat kalian tinggal, janganlah
kalian meninginggalkan tempat itu (HR al-Bukhari).
Dikutip dalam buku berjudul, Rahasia Sehat Ala Rasulullah saw.: Belajar Hidup
Melalui Hadis-hadis Nabi karya Nabil Thawil, pada zaman Rasulullah saw., jika
ada sebuah daerah atau komunitas terjangkit penyakit Tha’un, beliau
memerintahkan untuk mengisolasi atau mengkarantina para penderitanya di
tempat isolasi khusus. Jauh dari pemukiman penduduk. Ketika diisolasi, penderita
diperiksa secara detail. Lalu dilakukan langkah-langkah pengobatan dengan
pantauan ketat. Para penderita baru boleh meninggalkan ruang isolasi ketika
dinyatakan sudah sembuh total.
Pada masa Kekhalifahan Umar bin al-Khaththab pernah terjadi wabah penyakit
menular. Diriwayatkan:
Khalifah Umar pernah keluar untuk melakukan perjalanan menuju Syam. Saat
sampai di wilayah bernama Sargh, beliau mendapat kabar adanya wabah di
wilayah Syam. Abdurrahman bin Auf kemudian mengabari Umar bahwa
Rasulullah saw. pernah bersabda, “Jika kalian mendengar wabah terjadi di suatu
wilayah, janganlah kalian memasuki wilayah itu. Sebaliknya, jika wabah terjadi di
tempat kalian tinggal, janganlah kalian meningggalkan tempat itu.” (HR al-
Bukhari).
Islam telah memerintahkan kepada setiap orang untuk melakukan hak diri kepada
diri yaitu memberi diri makanan yang halal dah thoyyib. Misalnya, diawali
dengan makanan. Allah SWT telah berfirman:
Makanlah oleh kalian rezeki yang halal lagi baik yang telah Allah karuniakan
kepada kalian (TQS an-Nahl [16]: 114).
Hikmah:
Rasulullah saw. bersabda:
َهُ ُدونxب هَّللا ُ َع ْن َ احْ ت ََجxxَلِ ِمينَ فxر ْال ُم ْسx
ِ x ا َجتِ ِه ْم َوخَ لَّتِ ِه ْم َوفَ ْقxب ُدونَ َح
َ ر ِه ْم احْ تَ َجx ِ x ْيًئا ِم ْن َأ ْمxَم ْن َواَّل هُ هَّللا ُ َع َّز َو َج َّل َش
َحا َجتِ ِه َو َخلَّتِ ِه َوفَ ْق ِر ِه
Siapa yang diserahi oleh Allah untuk mengatur urusan kaum Muslim, lalu dia
tidak mempedulikan kebutuhan dan kepentingan mereka, maka Allah tidak akan
mempedulikan kebutuhan dan kepentinganya (pada Hari Kiamat).
(HR Abu Dawud dan at-Tirmidzi).
Referensi :
https://mediaumat.news/buletin-kaffah-cara-islam-mengatasi-wabah-penyakit-
menular/ (di akses 15 april 2020)