Anda di halaman 1dari 13

PENGOBATAN DENGAN

TAMAIM DAN HERBAL


DARI SUDUT PANDANG
ISLAM

Nama Kelompok:

1. Alia Azizah (20210910100112)


2. Ananda Chyntia Prayoga (20210910100113)
3. Dara Nur Shafa Salsabila (20210910100114)
4. Desti Syawalia (20210910100115)
5. Hana Faradila (20210910100116)
6. Melly Diah Ayu Permatasari (20210910100117)
7. Wanda Natasha (20210910100144)
Pengertian Tamaim

Tamimah adalah sesuatu yang digantungkan di leher atau


anggota badan lainnya, yang berisi jampi-jampian, kerang-
kerang, tulang-tulang dan seumpamanya dengan tujuan
meraih manfaat/ keberuntungan atau menolak mudharat/
bahaya. Jika yang dikalungkan itu berasal dari ayat-ayat Al
Qur’an, sebagian ulama salaf memberikan keringanan
dalam hal ini; dan sebagian yang lain tidak
memperbolehkan dan melarangnya, di antaranya Ibnu
Mas’ud Radhiallahu ‘anhu.

Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam


bersabda,
‫َتَع َّلَق َتِم يَم ًة َف َال َأَتَّم ُهَّللا َلُه َو َم ْن َع َق َو َد َع َال َو َد َع ُهَّللا ُه‬
‫َل‬ ‫َف‬ ‫ًة‬ ‫َّل‬ ‫َت‬

“Barangsiapa yang menggantungkan tamimah, semoga Allah


tidak mengabulkan keinginannya. Dan barangsiapa yang
menggantungkan wada’ah, semoga Allah tidak memberi
ketenangan pada dirinya.”

Dalam riwayat yang lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda,
‫َم ْن َتَع َّلَق َتِم يَم ًة َف َق ْد َأْش َرَك‬
“Barangsiapa yang menggantungkan tamimah, dia telah
berbuat syirik.”
Sebagian para ulama mengatakan boleh menggantungkan jimat-
logo
jimat tersebut. Hal ini diriwayatkan dari sejumlah ulama salaf dan
mereka menjadikan tamimah ini sebagaimana ruqyah yang
dibacakan bagi orang yang sakit.

Pendapat ke dua mengatakan, hal ini tidak diperbolehkan.


Pendapat ini diketahui berasal dari ‘Abdullan bin Mas’ud, juga
Hudzaifah radhiyallahu ‘anhuma, dan sejumlah ulama terdahulu
(salaf) dan belakangan (khalaf). Mereka mengatakan, tidak boleh
menggantungkan menggantungkan tamimah meskipun berupa Al
Qur’an, dalam rangka menutup dan memotong jalan menuju
kemusyrikan dan juga dalam rangka mengamalkan keumuman
hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas.

Hadits-hadits yang melarang tamimah bersifat umum (mencakup


semua jenis tamimah), dan tidak ada pengecualian sedikit pun. logo
Kewajiban kita adalah mengamalkan keumuman tersebut, sehingga
tidak diperbolehkan sama sekali untuk memakai tamimah dari
benda atau bahan apa pun bentuknya (termasuk Al Qur’an).

Oleh karena, wajib untuk melarang semua bentuk tamimah. Jika


kita membolehkan tamimah dari Al Qur’an atau dari doa-doa
thayyibah, hal ini akan membuka jalan (menuju kemusyrikan).

Terdapat alasan ke tiga dilarangnya hal ini, yaitu terkadang kita


masuk ke toilet atau tempat-tempat yang kotor lainnya. Dan kita
ketahui bahwa kalamullah (Al Qur’an) tersucikan dari tempat-
tempat seperti itu. Sehingga tidak layak memasuki toilet dengan
membawa tamimah dari Al Qur’an.
Pengobatan Herbal Dari Sudut logo

Pandang Islam

Penggunaan herbal untuk pengobatan dan obat tradisional


sudah dilakukan sejak lama. Minat masyarakat dalam
menggunakan herbal terus meningkat berdasarkan konsep
back to nature (Susilawati, 2010). Pengenalan tanaman herbal
atau tanaman obat harus dilakukan sedini mungkin kepada
anak-anak. Hal ini dikarenakan masih kurangnya pengenalan
obat-obatan herbal terhadap anak-anak usia dini sehingga
pengetahuan mereka terhadap tanaman obat herbal dan
khasiatnya masih dirasa sangat kurang ( Sundari dan
Marmawi, 2014).

logo
Dunia pengobatan sejak dulu selalu berjalan bersamaan dengan
kehidupan umat manusia. Sebagai makhluk hidup, manusia sangat
akrab dengan berbagai macam penyakit ringan maupun berat.

Keinginan untuk terlepas dari segala jenis penyakit itulah yang


mendorong manusia berupaya menyingkap berbagai metode
pengobatan, mulai dari mengonsumsi berbagai jenis tumbuhan secara
tunggal atau pun yang sudah terkomposisikan, yang diyakini
berkhasiat menyembuhkan jenis penyaki ttertentu, atau sistem
pemijatan, pembekaman hingga operasi dan pembedahan. Semuanya
dilakukan dengan try and error.

Teknologi medis boleh saja merambati modernisasi dan sophisticasi logo

(pengalaman dalam soal-soal duniawi) yang sulit diukur. Namun


perkembangan jenis penyakit juga tidak kalah cepat beregenerasi.
Sementara banyak manusia yang tidak menyadari bahwa Allah tidak
pernah menciptakan manusia dengan ditinggalkan begitu saja.

Setiap kali penyakit muncul, pasti Allah juga menciptakan obatnya.


Hanya ada manusia yang mengetahuinya dan ada yang tidak
mengetahuinya. Kenyataan lain yang harus disadari oleh manusia
bahwa apabila Allah secara tegas memberikan petunjuk pengobatan,
maka petunjuk pengobatan itu sudah pasti lebih bersifat pasti bernilai
absolut.

Pengobatan Dalam Perspektif


Al-Qur’an
Tidak diragukan lagi bahwa Alquran merupakan obat penyakit hati
sebagaimana firman Allah dalam surat Yûnus [10]: 57 yang berbunyi:

‫ِّل‬ ‫ة‬ٞ ‫َق‬ ‫َأ‬‫ٰٓـ‬


‫ء َم ا‬ٞ‫ُّيَه ا ٱلَّناُس ۡد َجٓاَء ۡتُكم َّم ۡو ِع َظ ِّم ن َّرِّبُكۡم َو ِش َف ٓا‬
‫ة ِّلۡلُم ۡؤ ِم ِنيَن‬ٞ ‫ِفي ٱلُّص ُدوِر َو ُهٗدى َو َرۡحَم‬

Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu


dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (Q.s. Yûnus [10]: 57).

Makna “Syifâ’ lima fi shudûr” (‫ )الشفاء الصدور يف مال‬pada surat Yûnus [10]:
57, menunjukkan bahwa Alquran merupakan obat penyembuh bagi penyakit
hati, yaitu penyembuh dari penyakit kebodohan, keragu-raguan dan juga
kebimbangan.
logo

Menurut Mustamir,1 Alquran di samping dapat mengobati penyakit


ruhani juga dapat menjadi obat penyakit jasmani. Menurutnya ada 4
(empat)hal yang menjadimekanisme Alquran dalam mengobati
penyakitfisik, yaitu: pertama, Alquran mengajarkan cara bernapas
yang baik. Kedua, huruf-huruf Alquran ketika dibaca dapat melatih
organ- organ di hidung, mulut, dan tenggorokan, bahkan organ-organ
dada dan perut. Ketiga, bacaanAlquran yang merdu dapat berperan
sebagai terapi musik. Keempat,dengan konsep
religiopsikoneoruimunologi (seni penyembuhan dengan
menggabungkan antara dimensi ruhani,psikologis, dan fisik.

Kesimpulan logo

1. Al-Islam dan Kemuhammadiyahan merupakan suatu kearifan yang seharusnya dicapai di setiap
penyelenggaraan pendidikan di lingkungan Muhammadiyah demi terbentuknya manusia
pembelajar yang bertaqwa, berakhlak mulia, berkemajuan dan unggul dalam IPTEKS sebagai
perwujudan tajdid dakwah amar ma’ruf nahi munkar sesuai dengan amanah yang tertuang dalam
Putusan Muktamar Muhammadiyah ke-46 tentang Revitalisasi Pendidikan Muhammadiyah.
2. Tamimah adalah sesuatu yang dikalungkan di leher anak-anak untuk menangkal dan menolak
penyakit ‘ain. Jika yang dikalungkan itu berasal dari ayat-ayat Al Qur’an, sebagian ulama salaf
memberikan keringanan dalam hal ini; dan sebagian yang lain tidak memperbolehkan dan
melarangnya, di antaranya Ibnu Mas’ud Radhiallahu ‘anhu.
3. Dunia pengobatan semenjak dahulu selalu berjalan seiring dengan kehidupan umat manusia.
Sebagai makhluk hidup, manusia amatlah akrab dengan berbagai macam penyakit ringan maupun
berat. Keinginan untuk berlepas diri dari segala jenis penyakit itulah yang mendorong manusia
berupaya menyingkap berbagai metode pengobatan, mulai dari mengonsumsi berbagai jenis
tumbuhan secara tunggal ataupun yang sudah terkomposisikan, yang diyakini berkhasiat
menyembuhkan jenis penyakit tertentu, atau sistem pemijatan, pembekaman hingga operasi dan
pembedahan. Semuanya dilakukan dengan try and error.
logo

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai