Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 11

PENYAKIT DAN BEROBAT


DALAM ISLAM
Anggota :
1. Lulu luviona aderi 2010070100128
2. Putri Lisna 2010070100130
KONSEP SEHAT DAN SAKIT
Kata sehat merupakan Indonesianisasi dari bahasa Arab “ash-shihhah” yang berarti sembuh, sehat,
selamat dari cela, nyata, benar, dan sesuai dengan kenyataan. Kata sehat dapat diartikan pula:

(1) dalam keadaan baik segenap bada serta bagian-bagiannya (bebas dari sakit) dan waras,

(2) mendatangkan kebaikan pada badan,

(3) sembuh dari sakit.

Dalam bahasa Arab terdapat sinonim dari kata ash-shhihah yaitu al-afiah

 yang berarti ash-shhihah at-tammah (sehat yang sempurna). Kedua kata ashshihah - wa al-afiah yang
apabila diIndonesiakan menjadi „sehat wal afiat‟ dan artinya sehat secara sempurna.

3/1/20XX SAMPLE FOOTER TEXT 2


Pengertian sehat yang dikemukakan oleh WHO ini merupakan suatu keadaan
ideal, dari sisi biologis, psuologis, dan sosial sehingga Seseorang dapat
melakukan aktifitas secara optimal. Definisi sehat dikemukakan oleh WHO
mengandung karakteristik yaitu:

1.Mereflekasikan perhatian pada individu sebagai manusia.

2.Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan eksternal.

 3.Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif

3/1/20XX SAMPLE FOOTER TEXT 3


Konsep Sehat dan Sakit dalam Islam
Sakit dalam pandangan Islam bukanlah suatu kondisi yang hina atau
memalukan melainkan kedudukan mulia bagi seorang hamba karena dengan
mengalami sakit seorang hamba akan diingatkan untuk selalu bersyukur. Hal ini
karena keselamatan dan kesehatan merupakan nikmat Allah SWT yang terbesar
dan harus diterima dengan rasa syukur.
Perilaku hidup sehat dan bersih sesungguhnya telah lama diajarkan bagi
pemeluk agama Islam yang salah satu perwujudannya adalah dengan menjaga
kebersihan pribadi. Hal ini dengan jelas terdapat dalam Al-Quran yang
menekankan kualitas hidup bersih atau suci, baik suci secara lahiriah maupun suci
secara batiniah. Sebagaimana firman Allah dalam Qs, Al-Mudatstsir (74): 4.
Artinya : “Dan pakaianmu bersihkanlah”.

3/1/20XX SAMPLE FOOTER TEXT 4


SUMBER PENYAKIT
Berdasarkan Al-qur'an bahwa penyakit bukan hanya penyakit fisik namun juga
penyakit non fisik yang tidak Nampak seperti kotor iman, kemunafikan, ujub,
riya, sombong, ragu-ragu, dusta dan kufur nikmat.
Abdukl Aziz Al-Kahalidi membagi dua obat (syifa) penyembuh penyakit
yakni obat hissi untuk penyembuhan penyakit fisik dan obat ma'nawi untuk
penyakit non fisik. Obat hissi seperti berobat dengan air, madu, buah-buahan yang
disebut dalam Al-Gur'an sedangkan obat ma'nawi seperti do'a-do'a dan isi
kandungan Al-Our'an. Pembagian atas dua kategori obat didasarkan atas asumsi
bahwa dalam diri manusia terdapat dua substansi yang bergabung menjadi satu
yakni jasadiah dan ruhaniah.

3/1/20XX SAMPLE FOOTER TEXT 5


Penyakit Menurut Sains
Bila merujuk pada teori ilmu kesehatan kontemporer, sumber penyakit berasal
dari empat sumber yakni,
 toksil (racun) yang tertimbun dalam tubuh : bersumber dari bahan-bahan kimia
yang berlebihan ketika mengkonsumsi makanan-minuman yang terkandung
didalamnya seperti bahan pengawet, pewarna dan lainnya yang tidak diperlukan
tubuh.
 ketidakseimbangan suhu badan : adanya sistem pengeluaran urin yang
bermasalah
 ketidakseimbangan pikiran : (stress) menyebabkan tubuh mengeluarkan enzim
steroid yang melemahkan sistem imun tubuh kita

3/1/20XX SAMPLE FOOTER TEXT 6


Penyakit Menurut Al-Qur'an
Sumber penyakit adalah perbuatan manusia itu sendiri melalui tingkah laku kita sehari-hari yang kurang terpuji
di hadapan Allah SWT, akhlak yang kurang baik menjadikan malaikat Atid terus mencatat dan mencatat serta
melaporkannya dihadapan Allah SWT. Dimana sudah berjalan bertahun-tahun bahkan juga puluhan tahun sehingga
akhirnya Allah menurunkan musibah berupa penyakit sebagai peringatan sebagai peringatan bagi ummatNya agar
segera kembali ke jalan-Nya.

Pendapat tersebut di atas mengacu pada firman Allah SWT dalam surat As- Syura ayat 42-30

Artinya : “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri,
dan Allah memaafkan sebagian besar dari kesalahan-kesalahanmu. Dan kamu tidak melepaskan diri (dai azab
Allah), di muka bumi, dan kamu tidak memperoleh seorang pelindung dan tidak pula penolong selain Allah".

3/1/20XX SAMPLE FOOTER TEXT 7


 Penekanan pada kata “pelindung dan Penolong”" selain Allah, jadi
jika manusia mau sembuh dari penyakit harus kembali kepada ajaran
“Pelindung dan Penolong” manusia yaitu hanya Allah SWT. Pada
ayat lain “Barang siapa yang mengerjakan dosa, maka sesungguhnya
ia mengerjakannya untuk (kemudaratan) dirinya sendiri. Dan Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana"

3/1/20XX SAMPLE FOOTER TEXT 8


MAKNA BEROBAT
 Dalam bahasa arab, usaha untuk mendapatkan kesembuhan biasa disebut dengan istilah
At-Tadawi yang artinya menggunakan obat; diambil dari akar kata dawa (mufrad) yang
bentuk jamaknya adalah Adwiyah. Kalimat dawa yang biasa diterjemahkan dalam
bahasa Indonesia dengan arti obat; adalah segala yang digunakan oleh manusia untuk
menghilangkan penyakit yang mereka derita. Sementara penyakit yang akan diobati,
dalam bahasa arab biasa disebut dengan istilah Daa-un, bentuk masdar dari kata Daa-un.
 Pengertian kalimat Tadawi dalam sisi bahasa tidak jauh berbeda dengan makna tadawi
yang dipahami oleh para ahli fikih (pakar hukum Islam). kalimat Tadawi diartikan oleh
para pakar hukum Islam dengan makna; “menggunakan sesuatu untuk penyembuhan
penyakit dengan izin Allah SWT; baik pengobatan tersebut bersifat jasmani ataupun
alternatif.”

3/1/20XX SAMPLE FOOTER TEXT 9


HUKUM BEROBAT
 Para ahli fikih dari berbagai mazhab; yaitu ulama mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’I dan ulama
mazhab hambali sepakat tentang bolehnya seseorang mengobati penyakit yang dideritanya.
Pendapat para ulama tersebut didasari oleh banyaknya dalil yang menunjukkan kebolehan
mengobati penyakit. Di antara dalil-dalil tersebut adalah:
 diriwayatkan oleh Imam Muslim Artinya: “Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat
sesuai dengan penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
(HR. Muslim)
 Hadits di atas mengisyaratkan diizinkannya seseorang Muslim mengobati penyakit yang
dideritanya. Sebab, setiap penyakit pasti ada obatnya. Jika obat yang digunakan tepat
mengenai sumber penyakit, maka dengan izin Allah SWT penyakit tersebut akan hilang dan
orang yang sakit akan mendapatkan kesembuhan. Meski demikian, kesembuhan kadang terjadi
dalam waktu yang agak lama, jika penyebab penyakitnya belum diketahui atau obatnya belum
ditemukan.

3/1/20XX SAMPLE FOOTER TEXT 10


 Pengobatan adalah suatu kebudayaan untuk menyelamatkan diri dari penyakit
yang mengganggu hidup. Kebudayaan tidak saja dipengaruhi oleh lingkungan,
tetapi juga oleh kepercayaan dan keyakinan, karena manusia telah merasa di
alam ini ada sesuatu yang lebih kuat dari dia, baik yang dapat dirasakan oleh
panca indera maupun yang tidak dapat dirasakan dan bersifat gaib. Pengobatan
ini pun tidak lepas dari pengaruh kepercayaan atau agama yang dianut manusia.

3/1/20XX SAMPLE FOOTER TEXT 11


Prinsip-Prinsip Pengobatan dalam Al-Qur’an
 Beberapa prinsip pengobatan menurut standar Islam yakni:

Tidak berobat dengan zat yang diharamkan

Prinsip ini menunjukkan bahwa berobat dengan menggunakan zat-zat yang diharamkan sementara
kondisinya tidak benar-benar darurat, maka penggunaan zat tersebut diharamkan

Berobat kepada ahlinya (ilmiah)

Prinsip ini menunjukkan bahwa pengobatan yang dilakukan harus ilmiah. Dalam arti dapat diukur.
Seorang dokter dalam mengembangkan pengobatannya dapat diukur kebenaran metodologinya
oleh dokter lainnya. Sementara seorang dukun dalam mengobati pasiennya, tidak dapat diukur
metode yang digunakannya oleh dukun yang lain. Sistem yang tidak dapat diukur disebut tidak
ilmiah dan tidak metodologis.
3/1/20XX SAMPLE FOOTER TEXT 12
Tidak menggunakan mantra (sihir)
Hal ini harus menjadi perhatian besar dari orang-orang yang mendatangi pengobatan alternatif.
Memperhatikan dengan seksama, apakah pengobatan yang dilakukannya itu menggunakan sihir
atau tidak. Pengobatan yang melibatkan unsur- unsur syirik adalah termasuk salah satu bentuk
kemusyrikan. Tiga prinsip inilah yang harus ditransformasikan kepada masyarakat secara umum.
Bahan-Bahan Obat dalam Al-Qur’an
Dalam Al-Qur’an, secara umum pengobatan digolongkan menjadi dua, yaitu pengobatan dengan
menggunakan bahan-bahan obat alami dan pengobatan dengan pendekatan psikologis.
1. Air QS al-Anbiya/21: 30,
2. Minyak zaitun sebagaimana dalam surat QS. An-Nur /24:35
3. Buah Tin dan buah Zaitun. Sebagaimana dalam QS At-Tin 95:1 dan QS al- Mu’minun /23: 20
4. Buah Kurma dan Anggur. Sebagaimana dalam QS al-Nahl/16: 67

3/1/20XX SAMPLE FOOTER TEXT 13


Metode Penyembuhan Rasulluloh
1. Jintan Hitam
2. Air Zam-Zam
3. Madu
4. Bahan nabati/gizi lain: Kurma, buah zaitun, tajin, rebusan sayur, cuka
apel, bawang putih, kismis, mentimun, susu.
5. Bekam
6. Berwudhu
7. Membaca Al-Qur’an
8. Puasa
3/1/20XX SAMPLE FOOTER TEXT 14
Madu
 Terjemahnya QS al-Nahl/16:69: Kemudian makanlah dari tiap-
tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang
telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar
minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di
dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.

3/1/20XX SAMPLE FOOTER TEXT 15


 Madu merupakan makanan sekaligus obat yang disebutkan oleh Allah swt.
dalam al-Qur’an. Oleh karena itu, Rasulullah saw. Menyukai madu sebagai
makanan atau sebagai penyembuh penyakit. Bahkan, beliau suka meminum
madu di pagi hari dengan dicampur air dingin untuk menjaga atau mengobati
penyakit usus Beberapa manfaat madu, antara lain:
 Meningkatkan pertumbuhan bakteri yang menguntungkan serta menghambat
bakteri yang merugikan.
 Memperbaiki dan melindungi sistem pencernaan
 Membantu penyerapan kalsium
 Sebagai antioksidan

3/1/20XX SAMPLE FOOTER TEXT 16


Pengobatan Ala Rasulullah SAW. (menurut-Dr. Khadim Jafar Yamani)
Tidak bertentangan dengan alquran.
Tidak menggunakan bahan haram.
Tidak menyebabkan tubuh cacat.
Tidak bersifat tahayul; maupun khurafat.
Dokter atau tabib harus mengetahui ilmu tubuh manusia, ilmu pengobatan
dan efek samping obat.
Harus menjauhkan diri sikap riya, ujub sombong dan cenderung
melakukan tindak pemerasan kepada pasien.
Tidak ada simbol simbol yang merupakan pemujaan.

3/1/20XX SAMPLE FOOTER TEXT 17

Anda mungkin juga menyukai