Anda di halaman 1dari 44

ANEMIA MEGALOBLASTIK

dr.Febianne Eldrian, SpA,M.Biomed


IKA FK UNBRAH
2021
Tujuan umum :
• 1. Menjelaskan istilah / definisi anemia
• 2. Menjelaskan patofisiologi anemia
• 3. Klasifikasi anemia berdasarkan :
a) Etiologi
b) Patofisiologi
c) Morfologi
Tujuan umum ....
4.Menjelaskan pendekatan klinis anemia
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
laboratorium .
5. Menjelaskan evaluasi awal pada seorang pasien
anak yang anemia
ANEMIA PADA ANAK
2. Klasifikasi anemia berdasarkan :
a. Etiologi
ETIOLOGI ANEMIA

1. Produksi berkurang :
a. Defisiensi
b. Kegagalan sum sum tulang
c. Anemia penyakit kronik
2. Destruksi yang meningkat/ penghancuran eritrosit
meningkat
Umur sel darah merah < 120 hari (hemolisis)
a. Didapat:
- Imun :
 Autoimmune hemolytic anemia (AIHA)
 Reaksi transfusi
-Non imun :
 DIC
 Infeksi (malaria)
 Trauma

b.Diturunkan :
 Talasemia
 Anemia sickle cell
 Spherocytosis, deff.G6PD
PKB 5 Palembang-18-19 Feb.2012
3.Pengeluaran eritrosit meningkat
• Perdarahan • Iatrogenik:
Tampak nyata atau Pengambilan darah
tidak. untuk pemeriksaan
Emergensi  trauma. labor setiap hari,
Penyakit  perdarahan. pembedahan,
Hipovolemia  syok 
pucat. hemodialisis.
• Retroperitoneal

PKB 5 Palembang-18-19 Feb.2012


Klasifikasi Anemia
∆. Berdasarkan patofisiologi: ada 3
I. Kegagalan produksi sel darah merah:  ada 5
A. Gangguan sel induk hematopoesis
 Anemia Aplastik
B. Gangguan sintesis DNA
 Anemia Megaloblastik
C. Gangguan sintesis Hemoglobin (Hb)
 Anemia Defisiensi Besi, Thalasemia
D. Gangguan sintesis eritropoetin
 Anemia karena PGK

www.themegallery.com Company Logo


Lanjutan…..anemia berdasarkan patofisiologi

E. Gangguan karena mekanisme lain:


 Anemia karena penyakit kronis,
 anemia sideroblastik
 Anemia karena infiltrasi sumsum tulang

II. Peningkatan destruksi sel darah merah:


 Anemia Hemolitik
III. Kehilangan darah (Blood Loss)
 Anemia karena perdarahan akut
Anemia
∆. Anemia berdasarkan morfologi

• Anemia sec. morfologi eritrosit, dilihat dari:


- ukuran dan warna di bawah mikroskop atau
- indeks eritrosit (MCV, MCH, dan MCHC)

- Kriteria Ukuran (size): Normositik, Mikrositik,


Makrositik

- Kriteria Warna (pucat): Normokromik,


Hipokromik
Cara Mengetahui Ukuran eritrosit: (praktikum)
* membandingkan dengan inti sel limfosit kecil (di
bawah mikroskop) :
→ ukuran sama = normositik
lebih kecil = mikrositik
lebih besar = makrositik

* Menghitung MCV (Mean Cell Volume)


MCV= PCV/Ery X 10 (fL)
(1 fL=10-12L= 1μm3) MCV
anak –anak (N) = 76- 86 fL

MCV : normositik , mikrositik, makrositik

* Eritrosit dengan variasi ukuran yang abnormal


anisositosis
- Warna, dapat diketahui juga dari MCH
(Mean Cell Hb)
MCH= Hb/RBC x 10 (pg)
MCH
Anak-anak: MCH=23-31 pg

MCH normal → normokromik


MCH < normal → hipokromik

- MCHC (Mean Cell Hb Concentration) :


MCHC=Hb/PCV x 100 (g/dL)
Normal: MCHC = 32-36 g/dL
Klasifikasi Anemia secara morfologi

1. Anemia Hipokromik-Mikrositik.

Anemia Normokromik-Normositik
2.

Anemia Makrositik
3.
• A.Megaloblastik :
• - Anemia defisiensi Folat, MCV > 95 fl
• - Anemia defisiensi vitamin B12
• B. Nonmegaloblastik : Anemia makrositik
• - Anemia pd peny. Hati kronis
• - Anemia pd hipotiroid
• Anemia pasca perdarahan akut
MCH 27-34 pg
• Anemia aplastik MCV 80 -95 fl
• Anemia hemolitik normositik
• Anemia akibat penyakit kronik

normokromik-
Anemia pada GGK
• Anemia pada mielofibrosis
Anemia
MCH <27 pg
• Anemia defisiensi Fe
• Thalasemia
MCV <80 fl
• Anemia akibat penyakit kronik mikrositik ;
• Anemia sideroblastik
Anemia hipokromik-
Pemeriksaan fisik : Pucat

PKB 5 Palembang-18-19 Feb.2012


Pemeriksaan fisik : Pucat

Rekomendasi IMCI diagnosa anemia


sedang -berat : pucat pada telapak
tangan (Bull.WHO.) . Anemia ringan : Yurdakok
K. Pediatr.Int 2008;50:232-234
PKB 5 Palembang-18-19 Feb.2012
Notes ! :

- First confirm Anemia ( Hb , PCV , RBC )

- Classify the anemia (MCV, MCH, MCHC)


- Causes of anemia
Anemia megaloblastik
• Adalah = anemia makrositik yg ditandai dgn
adanya peningkatan ukuran sel darah merah yg
disebabkan oleh abnormalitas hematopoisis
dgn karakteristik dismaturasi nukleus dan
sitoplasma sel mieloid dan eritroid sebagai
akibat gangguan sintesis DNA.
Macrocytic Anemia
[3A]

- Non-Megaloblastic Macrocytic Anemia :


• Reticulocytosis
• Liver disease / Alcoholism
• Myelodysplastic Syndrome
• Erythroleukemia (FAB-M6)

- Megaloblastic Macrocytic Anemia


Etiologi

• Hampir seluruh kasus anemia megaloblastik pada anak


• 95% disebabkan oleh :
• Defisiensi asam folat atau
• Defisiensi viatmin B12
• Lainnya : gangguan metabolisme
A. Defisiensi asam folat

• Asupan kurang : kemiskinan, tidak tahu, malnutrisi,


prematuritas, pasca cangkok SSTlg
• Gangguan absorpsi (kongenital & didapat)
• Keb yg meningkat ( percepatan pertumbuhan, anemia
hemolitik kronis, pyk keganasan, peny kulit luas
• Ggn metabolisme asam folat (kongenital & didapat)
• Peningkatan ekskresi : dialisis kronis, pyk hati &
jantung
B. Defisiensi vitamin B12
• Asupan kurang : diet kurang vit B12
• Gangguan absorpsi : kegagalan abs di usus
kecil
• Ggn transport vit B12 :( kongenital & didapat)
• Ggn metabolisme vita B12
C. Lain-lain

• Ggn sintesis DNA kongenital dan didapat


Tugas :
• Bahan makanan kaya asam folat dan Vitamin
B12
Manifestasi klinis :
[anemia megaloblastik]
• Timbul perlahan:
• Pucat
• Mudah lelah
• Anoreksi
Gejala klinis ….. [ deff asam folat ]

Pada bayi: Pada anak :


• Iritabel • Gejala dan tanda muncul
• BB tidak naik berhub dengan anemianya
• Diare kronis dan proses patologis
penyebab deff asam folat
• Perdarahan karena
tsb.
trombositopenia (pada
kasus berat)
• Deff asam folat sering
menyertai kwashiorkor,
marasmus, atau sprue
Anemia pernisiosa :

Anemia yang disebabkan karena kerusakan faktor


intrinsik yg dihasilkan sel parietal Gaster oleh
karena aktivitas ltmphocyte mediated immune.
Kekurangan faktor intrinsik menyebabkan
terjadinya malabsorpsi vitamin B12
Gejala klinis [ deff viatmin B12 ]

• Gejala tidak spesifik • Pucat,


• Lemah, lelah, gagal tumbuh, • Glositis
iritabel, • Muntah
• Diare
• Ikterus
• Kadang-kadang: gejala
neurologis [ parestesia,
defsisit sensori, hipotonia,
kejang
Pem.Laboratorium
Deff asam folat : Deff Vitamin B12
• Anemia makrositik (MCV > • Kadar Vit B12 < 100pg/ml
100fl ) (menurun)
• Anisositosis, poikilositosis, • Kadar besi & asam folat
retikulositopenia eritrosit serum normal atau
berinti dg morfologi meningkat
megaloblastik.
• Kadar besi & vit B12 serum
normal atau meningkat
Diagnosis ???
• Anamnesis
• Pem. fisik
• Laboratorium
Pada anamnesis :
• Ditemukan keluhan karena gejala anemianya,
kmdian dicari informasi ke arah fc etiologi dan
atau predisposisi seperti riw. diet, riw.operasi,
riw.pemakaian obat-obatan spt : antibiotik
anti konvulsan, gejala sal. cerna spt diare,
malabsorbsi.
Pada pem fisik
Didapatkan :
• anemia,
• ikterus ringan,
• glositis,
• stomatitis,
• purpura,
• neuropati.
Pem. lab awal
• Pem darah rutin (termasuk : indeks eritrosit,
apus darah tepi, dan sumsum tulang).

Untuk diagnosis pasti :


Pemeriksaan/tes yg spesifik spt :
Pem kadar asam folat
Vitamin B12
Diagnosis banding
• Setiap keadaan yg memberikan gambaran anemia
makrositer
• Leukemia akut
• Anemia hemolitik (krisis hemolitik)
• Anemia aplastik
• Ggn sintesis DNA kongenital dan didapat
Penatalaksanaan

Deff. asam folat Deff. Vitamin B12


• Asam folat • Vitamin B12
• Dosis: 0,5-1 mg/hari (po • Dosis : 1-5 ug/hari
atau pe)

Anda mungkin juga menyukai