Polisitemia
• Hb↑ Leu N PLT N
Leukemia
• Hb↓ Leu↑ PLT↓
Anemia
Aplastik
• Hb↓ Leu↓ PLT↓
Anemia ?
Pengurangan jumlah sel darah merah, baik itu dalam kadar hemoglobin dan atau hematokrit.
ditandai Hb < 12,5 gr/dl
Mikrositik Sideroblastik
Besi serum
hipokromik
Defisiensi
MCV < 80 fl
Besi
MCH < 27 Pg
Penyakit
kronik
Normositik Anemia
Anemia normokrom
Retikulosit
Hemolitik
MCV N 80 – 95 fl
Perdarahan
MCH ≥ 27 Pg
Akut
N/ Anemia
Aplastik
Defisiensi Folat
Makrositik
Leukemia
MCV >95 fl
Defisiensi B12
ANISOSITOSIS
• Thalasemia • Thalasemia
• Anemia defisiensi besi • Penyakit hati kronik
Poikilositosis
Sel sabit (sickle cell); drepanocyte; Schytosit (fragmentd cell; keratocytes)
crescent cell; menyscocyte)
Koilonychia Brittle
spoon – shaped nail
Angular cheilitis/
stomatitis angularis
Peradangan sudut mulut
Hb terkoreksi lanjutkan terapi besi oral hingga 3 – 6bulan, beberapa mengem menganjurkan hingga 12
bulan (untuk mengembalikan cadangan besi tubuh)
Respon terhadap terapi Start terapi
Dalam pengobatan dengan preparat besi, seorang pasien
dinyatakan memberikan respon baik bila retikulosit naik pada
minggu pertama,mencapai puncakpada hari ke – 10
dan normal lagi setelah hari ke 14, diikuti hb 0,15 g/hari
atau 2 g/ dl 3 – 4 minggu. Hemoglobin menjadi normal Gejala klinis
setelah 4 – 10 minggu
The response to iron therapy varies, depending on the
erythropoietin stimulus and the rate of absorpsion. Typically,
the reticulocyte count should begin to increase within 4 – 7 Retikulosit 4 – 7 hari
days fter initation of therapy and peak at 1 – ½ weeks. The
absence of a respons may be due to poor absorption,
noncompliance (which in common), or a confounding
diagnosis. A useful test in the clinic to determine the Hemoglobin 2 Minggu
patient’s ability to absorb iron the iron tolerance test. Two
iron tablets are given to the patient on an empty stomach,
and the seum iron is measured serially over the subsequent
2 h. Normal absorption will result in an increase in the serum 4 – 10
Hemoglobin Minggu
iron of at least 100 µg/ dl. If iron deficiency persists depsite normal (8 minggu)
adequate treatment , it may be necessary to switch to
parenteral iron therapy.
Terapi besi oral
• Sebaiknya diberikan saat lambung kosong (fe diserap paling baikdi duodenum dan
jejunum proksimal dalam kondisi sedikit asam).
• Efek samping fe Gastric upset(mual, muntah) dan konstipasi
• Intoleransi terutama berkaitan dengan besarnya kadar zat besi terlarut yang ada dalam
lumen usus dapat dicegah dengan memberikan dosis awal yang rendah(misal sulfas
ferosus 3 x 100 mg) atau memberikan preparat besi oral brsama dengan makanan atau
setelah makan.
Anemia Sideroblastik
• Anemia berat
• Anemia muncul dalam bulan – bulan awal
kehidupan (6 bulan)
• Splenomegali progresif
• Lab = anisositosis, poikilositosis, hipokromik, sel
target, basophilc stepling,kenaikan retikulosit
sedang.
splenomegaly Facies cooley,hair on
end
Thalasemia Alfa
Kurangnya atau tidak adanya sintesis rantai alfa
Jaundice Splenomegali
Hemolisis
Letak Penyebab
Extravascular Intravascular
(90%) (10%) Intrinsik Penyebab
Autoimun
Membran (warm =
Lupus,cold)
Reticuloendothelial (RE)
Enzim (G6PD
System Infeksi
deficiency)
(Malaria)
Hemoglobin
(Thalasemia)
WARM AIHA :
Spherocytes
Hemolytic Anemia
cold agglitinins
Anemia Defisiensi G6PD
Antimalariae
Anemia Defisiensi EPO (Anemia Renal)
Patofisiologi Anak dengan golongan darah A atau Anak dengan Rh (+) memiliki ibu
B memiliki ibu dengan gol darah O dengan Rh (-)
Gejala Gejala yang timbul biasanya ringan Gejala yang timbul berat
Hemostasis
Gangguan perdarahan dapat disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya
gangguan trombosit, faktor pembekuan, dan gangguan vaskular.
• Trombosit
- DHF, akibat penurunan jumlah trombosit, sekuesterasi, penurunan
produksi (PLT , BT >>, CT N).
- ITP , akibat kelainan autoimun, terjadi destruksi platelet akibat ikatan
platelet – antibodi (PLT , BT >>, CT N).
• Faktor koagulasi
- Hemofilia A kekurangan Faktor VIII aPTT >>, CT >>
- Hemofilia B kekurangan faktor IX)
• Vaskular
- Henoch – Schonlein purpura (PLT N, BT N, CT N, Rumple leed +), vaskulitis
sistemik yang ditandai gejala purpura, artrhritis dan nyeri abdomen.
Kelainan Trombosit.
• 1. Kelainan kuantitatif (jumlah): 2. Kelainan fungsi trombosit:
• Trombositopenia: A. kongenital:
• Pembentukan trombosit menurun. Kelainan membran trombosit.
• Destruksi trombosit berlebihan. Kelainan granula trombosit.
• Konsumsi (pemakaian) trombosit Kelainan pembentukan tromboksan A2.
berlebihan. B. sekunder :
• Trombositosis: Aspirin, kortikosteroid, antihistamin,
• Sebagai reaksi terhadap keadaan antidepresan.
lain. Uremia.
• Trombositosis reaktif. Paraprotein.
FDP.
Kelainan Faktor Kelainan Faktor Koagulasi
Pembekuan 2. Kelainan didapat:
1. Kelainan kongenital: • Defisiensi vit K:
• A. Hemofilia A dan hemofilia B. Menyebabkan defisiensi faktor
• B. Penyakit von Willebrand. pembeku yang memerlukan vit K : F II, F
VII, F IX dan F X.
• DIC (disseminated intravascular
coagulation) = KID.
Letak Gangguan Hemostasis
Kortikosteroid
Indikasi : AT < 20.000 atau perdarahan
Prednisone 1 mg/ kg/ hari (2 minggu)
IVIG
Indikasi : severe, life – threatening bleeding, atau anak dengan, atau anak
dengan AT < 20.000 dengan perdarahan minor
Platelet
Not indicated unless is significant bleeding.
DIC (Disseminated Intravascular Coagulation)
• Clinical manifestation of DIC Lab Diagnosis Of DIC
Screening
• Bleeding time (>>), PT (>>),
APTT (>>), Platelet count (<<),
fibrinogen (<<).
Diagnosis
• Fibrin degradation product
(FDP) (>>), D-dimer (>>)
Hemofilia
Suatu penyakit herediter yang diturunkan oleh ibu
kepada anak secara heterosomal resesif (sex linked
recessive), berupa gangguan pembekuan darah karena
kekurangan faktor pembekuan darah.
Jenis Hemofilia
1. Hemofilia A :
Defisiensi Faktor VIIIa.
2. Hemofilia B :
Defisiensi Faktor IXa.
Manifestasi Klinis Pemeriksaan Penunjang
• Akibat peningkatan produksi sel • Darah perifer : Pansitopenia
darah putih, maka dapat terjadi dengan atau tanpa leukositosis
penekanan produksi sel darah
• Apusan darah tepi : sel
yang lain, yang dapat berakibat
sebagai gejala anemia, abnormal tergantung jenis
pendarahan, infeksi. leukemia
• Asimtomatik, terutama jenis • Biopsi sumsum tulang (BMP)
kronik • Sitokimia Jenis leukemia
• Pada pemeriksaan fisik dijumpai • Sitogenetika Prognosis
hepatosplenomegal, anemia :
pucat, manifestasi perdarahan
Keparahannya : Hemofilia A & B
• Hemofilia A : defisiensi F VIII.
1. Hemofilia berat :
• Hemofilia B : defisiensi F IX.
• Bila aktifitas faktor pembekuan < 1
• Faktor VIII terdiri dari :
%.
1. F VIIIc : faktor pembeku.
2. Hemofilia sedang : 2. F VIIIvW : faktor von
• Bila aktifitas faktor pembekuan 1-5 Willebrand.
%. 3. F VIIIAg : antigen.
3. Hemofilia ringan :
• Bila aktifitas faktor pembekuan 5-
30 %.
4. Tidak terjadi perdarahan kalau
kadar faktor pembeku > 30 %.
Gambaran klinis :
• 1. Bervariasi, kerentanan terhadap perdarahan spontan
bergantung pada keparahannya (% aktivitas faktor VIII atau
IX).Biasa terjadi kalau aktivitasnya < 25 %.
• 2. Intensitas bervariasi. Membaik setelah pubertas.
• 3. Perdarahan yang sering terjadi :
• Dari gusi dan soket gigi.
• Epistaxis.
• Kedalam sinovia sendi.
• Kedalam otot.
Gambaran
hematologi :
1. Anemia, dapat terjadi bila perdarahan akut
maupun kronik.
2. aPTT memanjang.
3. F VIIIc / F IX plasma rendah atau tidak ada.
Terapi
• Hemofilia a Kriopresipitat.
• Hemofilia B Fresh frozen plasma
Penyakit Von Willebrand.