ANAK
H A R I T S T YA A N N I S A A O K TA L
2 0 1 9 1 0 4 0 1 0 11 0 9 5 ( T 3 2 )
S M F I L M U K E S E H ATA N A N A K
R S U H A J I S U R A B AYA
FA K U LTA S K E D O K T E R A N
U N I V E R S I TA S M U H A M M A D I YA H M A L A N G
2020
ANEMIA
Definisi Anemia:
Sindroma klinis yang disebabkan penurunan massa eritrosit total dalam
tubuh.
Keadaan dimana massa eritrosit dan atau massa hemoglobin tidak
dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan
tubuh
Penurunan kadar Hb, hitung eritrosit, dan hematokrit dibawah normal
ANEMIA
Berdasarkan patofisiologi:
I. Kegagalan produksi sel darah merah:
A. Gangguan sel induk hematopoesis
Anemia Aplastik
B. Gangguan sintesis DNA
Anemia Megaloblastik
C. Gangguan sintesis Hemoglobin (Hb)
Anemia Defisiensi Besi, Thalasemia
D. Gangguan sintesis eritropoetin
Anemia karena GGK
LANJUTAN…..ANEMIA BERDASARKAN PATOFISIOLOGI
12
Lanjutan…. Pendekatan Doagnostik…
- Pemeriksaan radiologi (Foto thorak, USG , MRI)
- Pemeriksaan kardiologi (EKG, Echocardiografi)
Catatan :
13
ANEMIA DEFISIENSI BESI
• Definisi:
Anemia yang timbul akibat kosongnya cadangan besi tubuh besi utk
eritropoeisis pembentukan Hb
• Anemia def. Fe, ditandai dgn:
- anemia hipokromik mikrositik
- besi serum
- TIBC (Total Iron Binding Capacity)
- Saturasi transferin
- Feritin serum
- Pengecatan Besi sumsum tulang negatif
- Respon terhadap pengobatan dengan preparat Fe
KEJADIAN DEFISIENSI BESI PADA ANAK
WHO ( INDONESIA )
• 2/3 ibu hamil : Hb rendah
• Kejadian BBLR : 20%
15
FAKTOR PREDISPOSISI
• Status hematologi ibu hamil
• BBLR
• Pemberian makanan Ketidak tahuan
• Infeksi menahun Sosioekonomi
• Infestasi parasit Perilaku pemberian makan
Jenis makanan
16
KEBUTUHAN TERHADAP BESI
• 5 – 10 mgr / hari
• Meningkat pada :
– Bayi Pertumbuhan
– Prasekolah meningkat
– Remaja / pubertas
– Penyakit infeksi
Sangat sedikit
Pengeluaran besi Deskuamasi: sel-sel kulit, sal cerna
Keringat, urine & empedu
17
Stadium I Stadium II Stadium III
• Hanya ditandai oleh • Mulai timbul bila • Keadaan ini disebut anemia
kekurangan persediaan besi persediaan besi hampir defisiensi besi.
di dalam depot. habis. • Stadium ini ditandai oleh
• Keadaan ini dinamakan • Kadar besi di dalam serum penurunan kadar
stadium deplesi besi. mulai menurun tetapi kadar hemoglobin MCV, MCH,
• Pada stadium ini baik kadar hemoglobin di dalam darah MCHC disamping
besi di dalam serum masih normal. penurunan kadar feritin dan
maupun kadar hemoglobin • Keadaan ini disebut kadar besi di dalam serum.
masih normal. stadium defisiensi besi.
ETIOLOGI
GEJALA KLINIS
Gejala dari keadaan deplesi besi maupun defisiensi besi tidak spesifik.
Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium yaitu penurunan
kadar feritin/saturasi transferin serum dan kadar besi serum.
Pada ADB gejala klinis terjadi secara bertahap.
Kekurangan zat besi di dalam otot jantung menyebabkan terjadinya gangguan kontraktilitas otot
organ tersebut.
Pasien ADB akan menunjukkan peninggian ekskresi norepinefrin; biasanya disertai dengan
gangguan konversi tiroksin menjadi triodotiroksin.
Penemuan ini dapat menerangkan terjadinya iritabilitas, daya persepsi dan perhatian yang
berkurang, sehingga menurunkan prestasi belajar kasus ADB.
Anak yang menderita ADB lebih mudah terserang infeksi karena defisiensi besi dapat
menyebabkan gangguan fungsi neutrofil dan berkurangnya sel limfosit T yang penting untuk
pertahanan tubuh terhadap infeksi
Perilaku yang aneh berupa pika, yaitu gemar makan atau mengunyah benda tertentu antara lain
kertas, kotoran, alat tulis, pasta gigi, es dan lain lain, timbul sebagai akibat adanya rasa kurang
nyaman di mulut.
Rasa kurang nyaman ini disebabkan karena enzim sitokrom oksidase yang terdapat pada mukosa
mulut yang mengandung besi berkurang.
Dampak kekurangan besi tampak pula pada kuku berupa permukaan yang kasar, mudah terkelupas
dan mudah patah.
Bentuk kuku seperti sendok (spoon-shaped nails) yang juga disebut sebagai kolonikia terdapat
pada 5,5% kasus ADB.
Pada saluran pencernaan, kekurangan zat besi dapat menyebabkan gangguan dalam proses
epitialisasi.
Papil lidah mengalami atropi. Pada keadaan ADB berat, lidah akan memperlihatkan permukaan
yang rata karena hilangnya papil lidah. Mulut memperlihatkan stomatitis angularis dan ditemui
gastritis pada 75% kasus ADB
LABORATORIUM
LABORATORIUM
Lab lainnya :
Darah tepi :
– Hb rendah
Mikrositer, – Hematokrit rendah
Hipokrom – SI menurun, TIBC meningkat
Anisositosis, – Ferritin menurun
Poikilositosis – Saturasi transferin
– FEP ( Free erytrhrocyt Phorphyrin )
22
PENGOBATAN
PENGOBATAN
• Pengobatan kausal
• Pemberian preparat besi :
– Ferro sulfat, fosfat, fumarat
– Suplementasi besi
– Fortifikasi besi
• Transfusi darah
23
PREPARAT BESI
Pada bayi dan anak, terapi besi elemental diberikan dengan dosis 3-6 mg/kg bb/hari dibagi
dalam dua dosis, 30 menit sebelum sarapan pagi dan makan malam; penyerapan akan lebih
sempurna jika diberikan sewaktu perut kosong.
Penyerapan akan lebih sempurna lagi bila diberikan bersama asam askorbat atau asam suksinat.
Bila diberikan setelah makan atau sewaktu makan, penyerapan akan berkurang hingga 40-50%.
Namun mengingat efek samping pengobatan besi secara oral berupa mual, rasa tidak nyaman
di ulu hati, dan konstipasi, maka untuk mengurangi efek samping tersebut preparat besi
diberikan segera setelah makan
TRANSFUSI
TRANSFUSI DARAH
DARAH
• Tidak sering dilakukan
• Indikasi khusus :
– Keadaan umum yang buruk
– Infeksi berat ( Bronkopneumonia )
– Gagal jantung
• Pemberian transfusi: sedikit dan berulang
25
PROGNOSIS
PROGNOSIS
• Sangat bergantung kepada kausal
( kausal diobati, pemberian preparat besi,Prognosa baik )
• Defisiensi besi saja, jarang menimbulkan kematian
• Defisiensi besi sejak lahir / sejak kecil, konsentrasi belajar menurun,
prestasi menurun
26
PENCEGAHAN
Suplementasi besi diberikan kepada semua anak, dengan prioritas usia balita
• (0-5 tahun), terutama usia 0-2 tahun
ANEMIA APLASTIK (HIPOPLASTIK)
28
GEJALA DAN GAMBARAN
LABORATORIUM ANEMIA APLASTIK
• Prognosis :
- buruk terutama untuk < 40 tahun → transplantasi sumsum tulang.
29
PENATALAKSANAAN ANEMIA APLASTIK :
30
TERIMA KASIH