Anda di halaman 1dari 45

EROSI

KORNEA
Erosi Kornea

Keadaan terkelupasnya epitel kornea yang dapat


diakibatkan oleh gesekan keras pada epitel kornea
epidemiologi

Semua usia INSIDEN LEBIH >> pada


pekerja otomotif dan
pengguna kontak lensa
Etiologi

Benda asing
Cedera margo
Cedera dikelopak
kelopak mata
mata

Hembusan Benda asing


debu/pasir Keratitis
dikornea

Lensa kontak
Luka karena
penggunaan
kecelakaan
lama
Gambaran Klinis

Pasien akan
Hiperlakrimasi merasa sakit Blefarospasme
sekali

Penglihatan
Fotofobia akan Mata merah
terganggu
Diagnosis
Anamnesis
– Ada riwayat trauma tumpul
– Penderita akan merasa sakit sekali akibat erosi merusak kornea
yang mempunyai serat sensibel yang banyak
– Mata berair
– Mata merah
– Fotofobia
– Penglihatan akan terganggu oleh media yang keruh
Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan tajam
penglihatan

Pemeriksaan
dengan Slit-lamp
Pemeriksaan Penunjang

Dengan tes fluoresensi


Daerah defek/erosi dapat dilihat pada daerah yang berwarna hijau.
Diagnosa Banding

– Keratitis

– Uveitis
PENATALAKSANAAN

Non Medika
• Siklopegik : Mentosa
Tropikamida
• Antibiotik tetes : • Pemberian salep mata
Edukasi
• Pembersihan secret dengan
Neosporin, Gentamicin dan tutup baik
Kloramfenikol mata dengan kasa steril • Kompres hangat pada mata
• Analgetik : Asam • Rujuk ke bagian spesialis • Tutup mata dengan kasa
Mefenamat mata
steril dan hindari untuk
terpapar air

Medikamentosa
KOMPLIKASI

• Ulcus Kornea

• Erosi kornea rekuren


PROGNOSIS

• Ad vitam : Dubia ad bonam


• Ad functionam : Dubia ad bonam
• Ad sanationam : Dubia ad bonam
kesimpulan

Erosi kornea merupakan keadaan terkelupasnya


epitel kornea yang dapat diakibatkan oleh gesekan
keras pada epitel kornea. Erosi kornea dapat terjadi
tanpa cedera pada membran basal. Dalam waktu
yang pendek epitel sekitarnya dapat bermigrasi
dengan cepat dan menutupi defek epitel tersebut.
Erosi kornea merupakan penyakit yang jarang
terjadi. Biasanya terjadi akibat trauma benda tumpul
pada kornea.
Adapun gejala-gejala umum yang biasa terjadi pada erosi
kornea yaitu mata berair, blefarospasme, fotofobia, mata
merah, rasa mengganjal pada mata, dan terjadinya penurunan
visus. Untuk mendiagnosa erosi kornea diperlukan adanya
anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang.
Erosi kornea dapat didiagnosa banding dengan eveitis dan
keratitis.
Tatalaksana erosi kornea membutuhkan pengobatan sistemik.
Obat-obatan yang biasa dipakai yaitu siklopegik aksi pendek,
antibiotik, analgetik. Apabila terdapat penyakit penyerta, harus
dikonsultasikan ke dokter spesialis. Prognosis erosi kornea
biasanya baik jika tidak terjadi jaringan parut atau vaskularisasi
pada kornea
LUKA BAKAR
KORNEA
Definisi

– Luka bakar (combustio) kornea adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan
jaringan pada kornea yang disebabkan karena adanya kontak dengan sumber
panas seperti api, air panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi. Luka bakar
merupakan cedera yang cukup sering dihadapi dokter dan merupakan jemis
trauma dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi.
Etiologi

Trauma • Zat panas


• Sinar UV
termal • Sinar laser

Trauma • Zat asam


• Zat basa
kimia
patofisiologi
termal asam basa

• Cedera dari energi radiasi • paparan asam kuat yang • Bahan kimia alkali yang lipofilik
biasanya hasil dari kontak memiliki pH kurang dari 4 dapat menembus membran sel
dengan cairan panas, gas • Asam cenderung denaturasi, melalui saponifikasi membran
panas, kembang api atau mengental, dan menyebabkan lipid  denaturasi matriks
logam cair. Kematian sel dari endapan protein pada kornea kolagen kornea  penetrasi
luka bakar terbatas pada epitel  menciptakan barrier yang kimia lebih lanjut
superfisial; Namun, nekrosis mencegah asam penetrasi • Jaringan yang terkena bisa
termal dan penetrasi dapat lebih dalam Koagulasi mengalami nekrosis liquefaktif
terjadi. protein  kornea ground-glass  pelepasan enzim proteolitik
• Sedangkan asam fluorida  kerusakan lebih lanjut
dapat dengan cepat
menembus seluruh ketebalan
kornea melalui membran sel
 kerusakan segmen anterior
kornea
Evaluasi Awal

– Mata yang terkena harus diairi deras dengan cairan noncaustic.


– Irigasi harus terus di rumah sakit sampai pH permukaan okular telah dinormalisasi
antara 7,0 dan 7,2.
– pH diperiksa ulang 15 hingga 30 menit setelah stabilisasi
– Setelah pH netral, pemeriksaan mata lengkap diperlukan untuk mengkarakterisasi
sejauh mana cedera dan merencanakan perawatan lebih lanjut
– Fluorescein harus digunakan untuk menilai status epitel kornea dan konjungtiva
– Tekanan intraokular (TIO) harus diperiksa, karena luka bakar kimia yang serius dapat
meningkatkan atau menurunkan tekanan
Tatalaksana

tujuan pengobatan adalah untuk penyembuhan epitel dan mengurangi rasa sakit
sekaligus mengurangi peradangan dan mencegah superinfeksi bakteri
KERATITIS
Keratitis • merupakan suatu infeksi pada kornea yang ditandai dengan adanya infiltrat yang
disebabkan oleh beberapa faktor.

Berdasarkan • keratitis pungtata


• keratitis marginal

tempatnya • keratitis interstitial.

Berdasarkan •

keratitis bakterialis,
keratitis fungal,
• keratitis viral
penyebabnya • keratitis akibat alergi.
↑permeabilitas
Bakteri,virus Pengaktifan vaskular+faktor
komplemen
e ,fungi,parasit kemotaktic neutrofil

Neutrofil msk ke kornea


Limbus konjungtiva melepaskan enzim
meradang proteolitik&kolagenolitik,
menghasilkan metabolit 02 dan zat pro
kolagenase inf lamasi

Degradasi Stroma Kornea & disolusi


ETIOLOGI

• Virus
• Bakteri
• Jamur
• Mata kering
• Benda asing
• Iritasi
• Sinar ultraviolet
• Alergi
TANDA DAN GEJALA
Trias keratitis
 Fotofobia
 Epifora
 Blefarospasme
Keluhan lain
 Penurunan visus
 Mata merah (injeksi siliar)
 Nyeri
 Infiltrat +
KLASIFIKASI

Keratitis Pungtata

Lapisan yg terkena Keratitis Marginal

Keratitis Interstisial
KERATITIS PUNGTATA

 Lokasi : daerah M. Bowmen


 Lesi : Infiltrat kecil multiple , di permukaan
 Gejala klinis : mata terasa kelilipan, nyeri,
fotofobi, mata merah
 Pmx fisik : PCI (+), epifora, beberapa mengalami
penurunan reflek kornea

 Etiologi :
• Bakteri (chlamydial, staphylococcal)
• Virus
• Trauma
• UV
• Blefaritis
• Lensa kontak
KERATITIS MARGINAL
 Lokasi : tepi kornea | limbus

 Lesi : Infiltrat di tepi kornea

 Gejala klinis : mengeluh sakit, sensasi


kelilipan, , disertai fotofobia berat.

 Hasil pmx : blefarospasme pada satu mata,CI


(+), infiltrat atau ulkus yang memanjang,
dangkal unilateraldapat tunggal ataupun
multipel, sering disertai neovaskularisasi dari
arah limbus.

 Etiologi :
• Reaksi Hipersensitivitas eksotoksin
stafilokok
KERATITIS INTERSTITIAL
 Lokasi : Lapisan lebih dlm dari kornea

 Lesi : Lapisan difus keruh non supuratif


profunda

 Gejala klinis : fotofobia, lakrimasi, dan


menurunnya visus.

 pmx fisik : kornea keruh sehingga iris susah


dilihat, neovaskularisasi (+), CI (+)

 Etiologi :
• Reaksi Alergi
Keluhan bertahan seumur hidup • Infeksi ke dlm stroma , bisa oleh TB
• Bakteri, Virus, Jamur
• Trauma
Keratitis Bakteri

Keratitis Jamur

Penyebab Keratitis Virus

Keratitis Infeksi Herpes


Zoster

Keratitis Herpetik Keratitis Dendritik

Keratitis Infeksi Herpes


Simplek

Keratitis Alergi Keratitis Disiformis


KERATITIS BAKTERI
– Keluhan: mata merah, berair, nyeri pada mata, silau, pandangan menjadi kabur.
– Tanda klinis: hiperemis perikornea, blefarospasme, edema kornea, infiltrasi
kornea.
TERAPI
KERATITIS JAMUR
– Sering disebabkan oleh spesies jamur:
– Nekrosis koagulatif stroma kornea yang meluas dengan edema serat kolagen dan keratosit
– Hifa berpotensi masuk ke membran descement yang intak dan menyebar ke kamera okuli anterior
KELUHAN

• Sakit yg hebat
• Berair
• Visus turun
• Fotofobia
Biasa nya di dahului rudapaksa oleh ranting pohon Pmx fisik :
, daun , bagian lain tumbuhan • Infiltrat kelabu, berhifa dan satelit
• Hipopion
Timbul 5 hari - 3 minggu kemudian • Ulcer superficial
• CI (+), PCI (+)
TERAPI

Obat-obat anti jamur yang dapat diberikan meliputi:


– Polyenes  natamycin 5%, nistatin, dan amfoterisin
B 0,15% - 0,30%.
– Azoles  Ketokonazole 200-600mg/hari
KERATITIS VIRUS

Etiologi

Adenovirus & semua virus yg menyebabkan demam

++ Herpetik

Lesi

Keratitis Pungtata Superfisialis


Lesi Dendritik memiliki percabangan linear
dengan tepian kabur dan memiliki bulbus tanda klinis : blefarokonjungtivitis, keratitis
terminalis pada ujungnya epitel dan stroma, iridosiklitis

Acyclovir ophtalmic oinment 3% 5x1 selama 10 hari, trifluridin 1% 8x1 selama 10 hari
Acyclovir 800 mg PO 5x1 selama 10 hari
Herpes Zoster Oftalmikus

M. Klinis
Komplikasi
Rasa sakit pada daerah yg terkena , visus
turun & merah
Uveitis, parese muskulus mata, glaukoma
Vesikel pada kelopak dan kening
LESI DENDRITIK LESI GEOGRAFIK
KERATITIS ALERGI

 Etiologi
 Reaksi hipersensitivitas tipe I yang mengenai kedua mata, biasanya penderita sering
menunjukkan gejala alergi terhadap tepung sari rumput-rumputan.
 Manifestasi Klinis
 Bentuk palpebra: cobble stone (pertumbuhan papil yang besar), diliputi sekret mukoid.
 Bentuk limbus: tantras dot (penonjolan berwarna abu-abu, seperti lilin)
 Gatal
 Fotofobia
 Sensasi benda asing
 Mata berair dan blefarospasme
 Terapi
 Biasa sembuh sendiri
 Steroid topikal dan sistemik
 Kompres dingin
 O bat vasokonstriktor
 Cromolyn sodium topikal
 Koagulasi cryo C O 2.
 Pembedahan kecil (eksisi).
 Antihistamin umumnya tidak efektif
 Kontraindikasi untuk pemasangan lensa kontak
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai