■ Tanda
■ kepucatan membran mukosa (hemoglobin <9-10 g/dL).
■ takikardia, nadi kuat, kardiomegali, dan bising jantung aliran sistolik
khususnya pada apeks.
■ Tanda spesifik dikaitkan dengan jenis anemia tertentu, misalnya koilonikia (
defisiensi besi), ikterus (anemia hemolitik), ulkus tungkai (anemia sel sabit
dan anemia hemolitik lainnya), deformitas tulang dengan (talasemia mayor
dan anemia hemolitik kongenital lain yang berat)
■ meriksaan Penunjang
■ 1) Pemeriksaan darah:
■ a. Pemeriksaan darah lengkap meliputi hemoglobin,
hematokrit, leukosit
■ (White Blood Cell / WBC), trombosit (platelet),
eritrosit (Red Blood
Etiogenesis
Gejala
1. nafas pendek, khususnya pada saat olahraga,
2. kelemahan,
3. letargi,
4. palpitasi dan sakit kepala.
Pemeriksaan Fisik
1. Tanda umum : kepucatan membran mukosa (hemoglobin kurang dari 9-10 g/dL), takikardia, nadi
dan bising jantung aliran sistolik. Gambaran gagal jantung kongesti mungkin ditemukan, khususn
2. Tanda spesifik : dikaitkan dengan jenis anemia tertentu, misalnya koilonikia dengan defisiensi bes
anemia hemolitik atau megaloblastik, ulkus tungkai dengan anemia sel sabit dan anemia hemolit
tulang dengan talasemia mayor dan anemia hemolitik kongenital lain yang berat.
Penatalaksanaan
Farmakologi
1. Erythropoetin-Stimulating Agents (ESAs)
2. Epoetin Alfa
3. Obat untuk Mengatasi Pendarahan
4. FRESH FROZEN PLASMA (FFP)
5. CRYOPRECIPITATE
6. Garam Besi
7. Fereous Sulfate
8. Carbonyl Iron
9. Iron Dextran Complex
10. Ferric Carboxymaltose
TRANSFUSI
Transfusi adalah paliatif dan tidak boleh digunakan sebagai
pengganti untuk terapi tertentu. Pada penyakit kronis yang
berhubungan dengan anemia gravis, erythropoietin dapat
membantu dalam mencegah atau mengurangi transfusi
Transplantasi Sumsum Tulang
dan Stem Sel
Terapi Nutrisi dan
Harapan hidup pada pasien ini
Pertimbangan Pola
meningkat, dan kelainan
Makanan
hematologi membaik. Alogenik
1. Protein
transplantasi sumsum tulang
2. Vitamin A
berhasil memperbaiki ekspresi
3. Vitamin C
fenotipik dari penyakit sel sabit
4. Zat Besi
dan talasemia dan
5. Asam Folat
meningkatkan harapan hidup
6. Vitamin B12
pada pasien yang berhasil
transplantasi.
Komplikasi
5. Fisiologik
– Lihat dari ketinggian
PATOFISIOLOGI VERTIGO
Pituitary Increased
Secretion of
Motion Vestibular Vestibular ADH, ACTH,
stimuli Apparatus Nuclei GH, PRL
CTZ Autonomic
centres
SWEATING
PALLOR
Somatosensory Decreased Gastric
Receptors Vomiting centre motility,
Cardiovasculer &
Inspiratory changes
VOMITING
NORMAL PROCESSING
Vestibular system
Visus
Propiocepsis
Sensory information
= coordinated
CENTRA = known pattern
Oculomotor centra
Stabilization of visual field
Muscles of the body
Static and kinetic equilibrium
ABNORMAL PROCESSING
Vestibular system
Visus
Propiocepsis
Sensory information
=abnormal
=Excesive
stimuli
=Discordant information
CENTRA
= unknown patern NEUROVEG.
ALARM CENTRA
WARNING Oculomotor centra: NISTAGMUS
Muscles : DEVIATION
CORTEX BECOMES CONSCIOUS
AFFECTIVE COMPONENT VERTIGO
Head Acceleration Head angular Velocity Endolymph Displacement
Synaptic Action
Generator Potential
Primay Afferent
Action Potentials
CNS Ket:
CNS: Central Nervous System
VOR: Vestibulo Ocular Reflex
Perception VOR Posture
DIAGNOSIS VERTIGO ANAMNESIS
KRONIS BERULANG
(-)
TD. TELINGA TD. TELINGA
(-) (+)
• Co R
• A SCL • Obat Osteofit Cervical
• > Ventilasi
• Trauma Cervical
■ PEMERIKSAAN NEUROLOGIS:
– Kesadaran
– Nn. Craniales
– Motorik
– Sensorik
– serebelum
■ PEMERIKSAAN KHUSUS
– Heart rate + irama
– Palpase a. Carotis
– Auscultasi bising a. Carotis
– Romberg test
– Tandem gait
■ STIMULASI VERTIGO
– Hipotensi ortostatik
– Manuver valsava
– Putar Kepala
– Nylen-Barany test
– Kalori test
– N. OPH
– N.OTOL
PARAMETER RESPON NORMAL
■ MORFOLOGI RESPON
– Yang menarik adl gelombang IV dan V sering
bercampur bersama menjadi apa yang disebut
kompleks IV-V .
– Variant-variant komplek IV-V adl:
a. Puncak tunggal tanpa pemisahan gel. IV dan V
b. Pemisahan gelombang IV dan V dimana IV
lebih pendek dari V
c. Pemisahan gelombang IV dan V dimana IV
lebih tinggi dari V
d. Gelombang IV naik di atas gel V
e. Gelombang V naik diatas gel IV
f. Gelombang terpisah sama tinggi
DIFERENSIAL DIAGNOSIS
Beda Vertigo Neurogenik, Otogenik atau Psikogenik
Vertigo Otogenik Neurogenik
I. VERTIGO Sering ditemukan rotatory Sering non Rotational
1. Tipe directional Horisontal, Horisontal, Rotatory dan
2. Arah Rotatory bentukan oscillopsia,
scotoma
II PEMERIKSAAN FISIK
a. Perubahan Posisi Dipengaruhi perubahan Dipengaruhi gerakan leher
posisi kepala/tubuh
b. Gangguan gait Jarang/tidak ada Sering ada
c. Gangguan fungsi Selalu ada Tidak/jarang terjadi
otonom
d. Keluhan lain Tinitus, tuli Gangguan kesadaran
III. PEMERIKSAAN NISTAGMUS
a. Arah Indirectional Bidirectional
b. Jenis Horisontal atau Horisontal Rotatory vertikal, downbeat
Rotatory up beat
c. Fiksasi mata menghambat Tidak menghambat
d. Posisional Sukar diulang, Mudah diulang,
nistagmus latensi lama singkat
e. Eye tracking Sinusoid Saccadic/ ataxic
f. Kalori Unilateral weakness Bilateral weakness
IV. PEMERIKSAAN VESTIBULO SPINAL
a. Rambert- test mata
terbuka Normal Abnormal
tertutup Abnormal Abnormal
b. Writing test Deviasi abnormal Ataxic/ gelombang
c. Ataksia Tidak ada Sering ada
d. Finger to finger test Normal Abnormal