LEUKEMIA DAN
THALASEMIA
Taufik Septiawan
REVIEW ANFIS HEMATOLOGI
“ Volume Darah “
mengandung c.e.s (cairan dlm plasma)
Darah
c.i.s (cairan dlm sel drh. merah)
Vol. Darah : penting utk mengatur dinamika kardio-
vaskuler
60 % darah adl plasma
N : 8 % BB ( 5 lt)
40 % darah adl. SDM
Hematokrit :
– Adl. Fraksi darah t.d. sel-2 darah merah
– Ditemukan mell. sentrifugasi darah dlm “ tabung
hematokrit ” sp sel-2 mampat dibag. bawah
tabung.
N ilai Normal : 36-43 %
Protection
necessary for inflammation and repair
perdarahan by hemostasis (coagulation)
pertahanan infection
FORMED ELEMENTS
HEMATOPOESIS
ANEMIA
NORMALNYA ERITROSIT
Eritrosit / SDM :
◦ Merupakan sel tidak berinti, elastis dan dapat berubah bentuk
◦ Dibentuk dalam sumsum tulang (fetus : dalam limpa dan hati)
◦ Membutuhkan besi, kobalamin dan asam folat
◦ Imatur : berinti , masuk aliran darah inti hilang
◦ Bentuk cakram bikonkaf
◦ Ukuran 7.8 x 2.5 mikrometer dan 1 mikrometer pada bagian tengahnya
◦ Volume rata-2 SDM 90 – 95 mikrometer 3
PENGERTIAN
Morfologi
penyebab
KLASIFIKASI MORFOLOGI
1 Anemia Normositik Normokrom
Terjadi ketika ukuran dan bentuk sel-sel darah normal serta mengandung
hemoglobin dalam jumlah yang normal (MCV dan MCHC normal atau rendah),
tetapi individu menderita anemia. Penyebabnya adalah kehilangan darah akut,
hemolisis, penyakit kronis,termasuk infeksi, gagal ginjal, kegagalan sumsum
tulang dan lain sebagainya
2 Anemia Makrositik Normokrom
Makrositik berarti ukuran sel-sel darah merah lebih besar dari normal, tetapi
normokrom terjadi karena konsentrasi hemoglobinnya normal (MCV
meningkat, MCHC normal). Hal ini dapat terjadi karena gangguan atau
terhentinya sintesis asam nukleat DNA seperti pada kondisi defisiensi B12,
asam folat. Dapat juga terjadi pada kemoterapi kanker dsb.
Anemia Mikrositik Hipokrom
3
Mikrositik berarti kecil, hipokrom berarti mengandung hemoglobin
dalam jumlah yang kurang (MCV kurang, MCHC kurang).
Umumnya karena insufisiensi sintesis heme (besi), seperti pada
anaemia defisiensi besi, kehilangan darah kronis, Thalasemia
(Penyakit hemoglobin abnormal kongenital)
KLASIFIKASI BERDASARKAN
ETIOLOGI
1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah) akibat aktivitas sistem
retikoendotelial yang berlebihan Hiperslpenisme) atau karena
sumsum tulang menghasilkan sel darah abnormal
2. Perdarahan akibat kecelakaan/ trauma, trombositopenia
3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker atau obat)
sehingga produksi sel darah merah menjadi turun
4. Kekurangan kofaktor untuk eritropoesis seperti pada Defisiensi
nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid,
piridoksin, vitamin C dll
KLASIFIKASI LAINNYA ANEMIA
3. Anemia Megaloblastik :
penyebab:
bila salah satu faktor diantara vit. B12, asam folat
dan faktor intrinsik mukosa lambung tidak ada,
maka akan memperlambat produksi eritroblas
dalam sumsum tulang, akibatnya sel darah
tumbuh besar bentuknya aneh dengan membran
yang rapuh dan mudah pecah disebut
megaloblas.
Terjadi pada :
• Atrofi mukosa lambung ( anemia pernisiosa )
• Gastrektomi total
• Sariawan usus / intestinal sprue ( absorbsi asam kolat, B12
dan senyawa B lain <<).
MACAM-MACAM ANEMIA:
4. Anemia Hemolitik :
◦ SDM abnormal ( biasanya ada faktor keturunan ), sel-
selnya rapuh dan mudah pecah waktu melalui kapiler /
limpa
◦ Walaupun mungkin jumlahnya normal / >>, masa hidupnya
pendek anemia
◦ Termasuk disini adalah :
Sferositosis herediter : SDM kecil, bentuk sferis, tidak
mempunyai struktur bikonkaf yang elastis mudah robek
5. Nutritional Anemia :
Meningkatnya dibutuhkan :
Wanita hamil : cacat syaraf pada janin
Seseorang yang pertumbuhannya sangat cepat
Gangguan Malabsorbsi: adanya sariawan
Seseorang yang mengkonsumsi methotrexate dan kemoterapi lainnya
ANEMIA SICKLE CELL
Pathophysiology:
Autosomal recessive cacat genetik
Hypoxemia: abnormal HbS deoxygenated
Crescent (bentuknya merah dan bulat ) atau bentuknya RBC nya shape RBC
Sel Sickled yang mengumpul
Melemahnya RBCs, hemodialisa
Pendeknya masa hidup RBC
Munculx krisis Sickle cel dari adanya :
Hypoxia
Suhu lingkungan yang rendah atau suhu tubuh
Olah raga yang berlebihan
Anesthesia
Dehidrasi
Infeksi
Asidosis
KRISIS SICKLE CELL
Manifestasi :
pucat,kelemahan, kuning, irritability
Nyeri dan bengkak pada tangan dan kaki (Daktilitis)
Nyeri sendi,nyeri perut,
stroke, priapism.
Aplastic anemia
Darah pada hati dan limfa
Manifestasi:
Anemia
splenomegaly, kuning, fraktur patologi
ANEMIA GLUCOSE -6-PHOSPHATE
DEHYDROGENASE (G6PD)
Cacat bawaan pada metabolisme RBC
Oksidasi langsung pada hemoglobin
menyebabkan kerusakan RBC
Terjadi ketika seseorang mengkonsumsi :
aspirin, sulfonamides, dan derivat Vitamin K
Manifestasi
Pucat, kuning, hemoglobinuria, peningkatan jumlah retikulosit
Penyebab : idiopathic
Infeksi virus
Kerusakan batang sel akibat dari radiasi
Paparan bahan kimia
Antibiotik tertentu (chloramphenicol)
Obat khemotherapi
APLASTIC ANEMIA
Manifestasi :
vary with onset and severity of pancytopenia
Pucat, kelelahan, sakit kepala, exertional dyspnea, tachycardia, heart failure
Bleeding due to low platelet levels
Fever, increased infection risk due to low WBC
Diagnostics: bone marrow exam
PATOFISIOLOGI ANEMIA
Kegagalan sumsum tulang/kehilangan sel darah merah
sec. berlebihan
Anemia
payah jantung
MANIFESTASI KLINIS
Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah
putih, kadar Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat,
vitamin B12, hitung trombosit, waktu perdarahan, waktu
protrombin, dan waktu tromboplastin parsial.
Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang.
1. Transfusi sel darah merah (PRC)
2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah. 4.Menghindari situasi
kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan >O2
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
PENATALAKSANAAN MEDIS
dari penyebabnya) :
1. Anemia defisiensi besi
Penatalaksanaan :
Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan
yang diberikan seperti ikan, daging, telur dan sayur.
Pemberian preparat fe :Perrosulfat 3x 200mg/hari/per oral sehabis
makan, Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis makan.
PENATALAKSANAAN MEDIS LANJUTAN
GEN globin
(DNA)
THALASSEMIAS: Genetic diseases
Defects of Hb
synthesis
Hemoglobin molecule Composition of
Adult Hb
heme
heme
HbA (22) 98%
Thalassemia-: -globin chain synthesis or ()
HbA2 (22) ~ 2.5%
Thalassemia-: -globin chain synthesis or () HbF (22) <1%
PERKEMBANGAN GLOBIN
Thalassemia
Presipitasi
r R R R
r R r R
r R R R r R R R
r r r R r R R R
PEWARISAN GEN THALASSEMIA (2)
Satu orang tua penderita Kedua orang tua penderita
Menderita Menderita
Menderita Tidak membawa thalassemia thalassemia
thalassemia gen thalassemia homozigot homozigot
homozigot (Normal)
r r r
r r R R
r
r r r r r r r r
r R r R r R r R
THALASSEMIA Β
Hasil mutasi tidak kurang dari 200 rantai globin β baik berupa hilangnya rantai β atau
berkurangnya rantai β.
Keadaan tersebut mengakibatkan ketidakseimbangan rantai globin rantai alpha
berlebih kerusakan sel darah merah pada sumsum tulang dan perifer
Skoring Klinis Thalassemia mayor/HbE
• CBC
Px • Darah tepi
laboratorium •
•
Analisis Hb: Hb elektroforesis, kadar HbA2, HbF
Status cadangan besi: SI, TIBC
GAMBARAN DARAH TEPI
ELEKTROFORESIS
HEMOGLOBIN
Kadar Hb F thalassemia bervariasi dari yang
rendah 10% sd 90%
Thalassemia minor Kenaikan HbF ringan : 2-
6% ; Hb A2 naik 3-7%
Thalassemia mayor kadar HbF meningkat
menjadi 30-50%
THALASEMIA MINOR
Kebanyakan tidak mempunyai gejala
Pembawa thalasemia mayor
Kehamilan dapat menyebabkan anemia sehingga butuh transfusi
THALASEMIA MAYOR
Disebut juga anemia cooley ditandai dengan anemia berat, hemolisis, produksi eritrosit tidak
efektif
Gangguan pertumuhan dapat terjadi karena kelebihan besi
HB ELEKTROFORESIS
minor
Terapi Kelasi
Splenektomi
Dukungan Psikososial
TRANSFUSI
Pengobatan suportif utama untuk menanggulangi anemia pada
thalassemia
Pemberian sel darah merah : high transfusion scheme dan low transfusion
scheme
Kadar hemoglobin pasien thalassemia umumnya turun 1g/dl tiap minggu
Promotif
Kualitas hidup
meningkat
LEUKEMIA
A. PENGERTIAN LEUKIMIA
Leukemia berasal dari bahasa yunani yaitu leukos (putih)
dan haima (darah). Leukemia adalah jenis kanker yang
mempengaruhi sumsum tulang dan jaringan getah
bening.
leukemia adalah neoplasma ganas sel induk
hematopoesis yang ditandai oleh penggantian secara
merata sumsum tulang oleh sel neoplasi.
Leukemia mempunyai sifat khusus yaitu proliferasi.
leukimia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
prolioferasi abnormal dari sel-sel leukosit yang
menyebabkan terjadinya kanker pada alat pembentuk
darah.
B. ETIOLOGI LEUKIMIA
Penyebab dari leukimia belum dapat diidentifikasi
secara pasti, namun ada beberapa faktor yang terbukti
dapat menyebabkan leukimia, yaitu :
faktor genetik,
sinar radioaktif,
virus dan
Leukemogenik
Leukemia :
Produksi SDP yang tidak terkontrol disebabkan oleh
mutasi yang menjurus pada kanker sel mielogenosa / sel
limfogenosa leukemia tidak berfungsi untuk
perlindungan , ditandai dengan jumlah SDP abnormal yang
berlebihan didalam sirkulasi.
Tipe leukemia :
1. Leukemia limfogenosa : produksi sel limfoid yang
bersifat kanker biasanya dimulai dari nodus limfe /
jaringan limfogenosa kemudian menyebar kearah
tubuh yang lain
2. Leukemia mielogenosa : dimulai dari produksi sel
meielogenosa muda yang bersifat kanker disumsum
tulang seluruh tubuh, sehingga SDP diproduksi
diperbagai organ extramodular terutama nodus
limfe, limpa dan hati. Kadang memproduksi sel
yang terdeferensiasi sehingga menghasilkan
leukemia netrofilik, eosinofilik, basofilik dan
monositik sifatkronis. Tetapi kadang-2 makin
tidak terdeferensiasi sifat akut.
Pengaruh leukemia pada tubuh :
Yaitu terjadi pertumbuhan metastatik dari sel leukemik pada
tempat abnormal didalam tubuh.
Dalam sumsum tulang berkembang menyerbu tulang
disekitarnya nyeri dan mudah fraktur
Menyebar ke limpa, nodus limfe, hati dan pembuluh darah
sel tumbuh cepat dan menginvasi jaringan sekitarnya
dengan menggunakan unsur metabolik jaringan
kerusakan jaringan
Pengaruh lainnya : infeksi, anemia berat, kecenderungan
perdarahan (trombosititopeni)
Jaringan leukemik memproduksi sel-2 baru dengan cepat
dengan menggunakan bahan metabolit jaringan (terutama
asam amino dan vitamin) sehingga seluruh tubuh
mengalami kelaparan metabolik meninggal.
C. KLASIFIKASI
Berdasarkan stem sel yang terlibat, waktu munculnya gejala, dan fase
perkembangan yang terganggu, leukimia dapat diklasifikasikan menjadi
leukimia akut dan kronik.
Leukimia myeloid akut (AML/LMA)
Leukimia myeloid kronik (KML/LMK)
Leukimia limfositik akut (ALL/LLA)
Leukimia limfositik kronik (KLL/LLK)
KLASIFIKASI
LEUKIMIA…
LEUKIMIA AKUT
Leukemia Granulositik atau Mielositik Akut
(LAG)/ Leukimia myeloid akut (AML/LMA)
Leukemia mielositik atau granulositi akut (LGA)
bertanggung jawab atas 80%leukemia akut pada
orang dewasa. Permulaan nya mungkin mendadak
atau progresif dalam masa 1 sampai 6 bulan
MANIFESTASI KLINIS
Skeletal
poliferasi limfosit imatur dalam sumsum tulang dan
jaringan perifer serta perkembangan sel-sel normal yang
banyak
Hematopoiesis normal terhambat dan leukopenia, anemia
dan terjadi trombositopenia.
Sistem sirkulasi
1.jumlah eritrosit dan trombosit rendah
2.jumlah leukosit rendah atau tinggi tetapi selalu
termasuk sel-sel imatur
Malignansi
Manifestasi infiltrasi sel leukemia ke dalam organ
lain lebih sering dengan LLA ketimbang leukemia
bentuk lain
TANDA DAN GEJALA
berkaitan dengan netropenia dan trombositopenia. Ini
adalah infeksi berat yang rekuren yaitu timbulnya :
Tukak pada membran mukosa
abses perirektal
pneumenia
septikemia di sertai menggigil
demam
takikardi
takipnea
DIAGNOSIS LGA/LMA
Ditegakkan melalui hitung darah tepi dan pemeriksaan sumsum tulang serta pemeriksaan
kromosom.
Hitung sel darah putih dapat meninggi, normal atau menurun disertai mieloblas dalam
sirkulasi.
PENATALAKSANAAN
LGA/LMA
Bentuk pengobatan utama adalah kemoterapi
kombinasi vinkristin, prednison, daunorubisin, dan asparaginase
digunakan untuk terapi awal
kombinasi merkaptopurin, metoktreksat, vinkristin dan prednosinuntuk
numatan
iradiasi region serebrospinal dan suntikan intratekal dengan obat-obat
kemoterapiotik membantu mencegah kekambuhan sistem saraf pusat.
LEUKEMIA LIMFOSITIK AKUT (LLA)
Pembesaran organ secara masif menyebabkan tekanan mekanik pada lambung sehingga
menimbulkan gejala cepat kenyang, rasa tidak enak pada abnomen dan buang air besar
tidak teratur. Mungkin terjadi infeksi kulit dan pneumonia; keadaan ini terjadi sekunder
akibat adanya perubahan imunologik da netropenia
PENGOBATAN
Ditujukan untuk mengurangi massa limfositik, sehingga memperbaiki pansitopenia dan
melegakan rasa tidak enak yang di sebabkan oleh pembesaran organ. Di gunakan kemoterapi
dengan agen-agen alkil dan kortikosteroid.
MANIFESTASI KLINIS LLK
1. Banyak di antaranya asimptomatik
2. Manifestasi yang mungkin adalah anemia, infeksi atau pembesaran nodus imfe dan organ
abdomen
3. jumlah eritosit atau trombosit mungkin normal atau menurun
4. Terdapat limfositosis
PENATALAKSANAAN DAN
PROGNOSIS
jika ringan, LLK dapat tidak membutuhkan pengobatan. Jika gejalanya menghebat,
kemoterapi dengan steroid dan klorambusil (leukeran) sering di gunakan.
pasien yang tidak memberikan respons terhadap terapi yang lazim mungkin mencapai
remisi dengan, mis., fludarabin monofosfat atau pentostanin
imunoglobulin intravena (IGIV) merupakan pengobatan profilatik yang efektif untuk
pasien tertentu
rata-rata angka dapat bertahan hidup adalah 7 tahun.
Leukemia tergolong akut bila ada proliferasi blastosit
(sel darah yang masih muda) dari sumsum tulang.
Leukemia akut merupakan keganasan primer sumsum
tulang yang berakibat terdesaknya komponen darah
normal oleh komponen darah abnormal (blastosit)
yang disertai dengan penyebaran organ-organ lain.
Leukemia tergolong kronis bila ditemukan ekspansi
dan akumulasi dari sel tua dan sel muda. Selain akut
dan kronik, ada juga leukemia kongenital yaitu
leukemia yang ditemukan pada bayi umur 4 minggu
atau bayi yang lebih muda.
PERBEDAAN LEUKIMIA AKUT DAN KRONIK
Terapi Radiasi
- Fase induksi
Dimulasi 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini diberikan terapi kortikostreroid
(prednison), vincristin dan L-asparaginase. Fase induksi dinyatakan behasil jika tanda-tanda
penyakit berkurang atau tidak ada dan dalam sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda
kurang dari 5%.
- Fase Profilaksis Sistem saraf pusat
Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine dan hydrocotison melaui intrathecal
untuk mencegah invsi sel leukemia ke otak. Terapi irradiasi kranial dilakukan hanya pada
pasien leukemia yang mengalami gangguan sistem saraf
- Konsolidasi
Pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan unutk mempertahankan remisis dan mengurangi
jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh. Secara berkala, mingguan atau bulanan
dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respon sumsum tulang terhadap
pengobatan. Jika terjadi supresi sumsum tulang, maka pengobatan dihentikan sementara atau
dosis obat dikurangi.
LANJUTAN…
Riwayat penyakit :
o Kaji adanya tanda-tanda anemia :
Pucat
Kelemahan
Sesak
Nafas cepat
o Kaji adanya tanda-tanda leukopenia
Demam
Infeksi
ASKEP
Pengkajian pada leukemia meliputi :
Data biografi pasien
Leukemia banyak menyerang laki-laki dari pada wanita dan menyerang pada usia lebih dari 20
tahun khususnya pada orang dewasa.
Riwayat Kesehatan :
Resiko Infeksi
Intoleransi aktifitas
Resiko terhadap cedera
Resiko tinggi kekurangan volume cairan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Nyeri Akut
Kerusakan integritas kulit