Epidemiologi
■ Kejadian anemia bervariasi tetapi diperkiakan sekitar 30% penduduk dunia mederita
anemia, dimana prevalensi tertinggi berada di Negara negara sedang berkembang.
■ Prevalensi anemia adalah sekitar8- 44%, dengan prevalensi tertinggi pada laki - laki
usia 85 tahun atau lebih. Dari beberapa hasil studi lainya dilaporkan bahwa
prevalensi anemia pada laki - laki adalah 27 -40% dan wanita adalah 16 - 21%.
Sebagai penyebab tersering anemia pada adalah anemia kronik dengan
prevalensinya sekitar 35%, diikuti oleh anemia defisiensi besi sekitar 15%.
Penyebab lainya yaitu defisiensi viamin B12, defisiensi asam folat, perdarahan
saluran cerna dan sindroma mielodisplastik.
■ Pada lansia penderita anemia berbagai penyakit lebih mudah timbul dan
penyembuhan penyakit lebih mudah timbul dan penyembuhanya akan semakin lama
(WHO, 2015).
Etiologi
■ Anemia merupakan suatu keadaan kronis yang dikarakterisasi dengan penurunan hemoglobin atau sel darah
merah yang berakibat pada penurunan kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah. Selain ditunjukkan oleh
penurunan kadar hemoglobin, anemia juga dikarakterisasi dengan penurunan hematokrit atau hitung eritrosit
(red cell count).
■ Anemia bisa terjadi karena:
■ Defisiensi Fe: diakibatkan oleh kegagalan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan zat besi fisiologis.
■ Defisiensi vitamin B12: akibat asupan makanan yang tidak mencukupi, gejala malabsorpsi atau absorpsi yang
menurun dan pemanfaatan yang tidak mencukupi juga dapat menimbulkan anemia.
■ Defisiensi asam folat: ketika produksi asam folat terbatas (Hyperutilization ).
■ Anemia cronic disease (ACD): merupakan respon terhadap rangsangan dari sistem kekebalan
tubuh selular oleh berbagai proses penyakit yang mendasarinya. Hal ini busa terjadi akibat gangguan fungsi
sumsum tulang.
■ Anemia pada geriatri: faktor resiko penyebab anemia adalah ras dan etnik.
■ Anemia akibat gangguan periferal (hemolitik): akibat berkurangnya masa hidup dari RBC (Dipiro et al., 2008)
Patofisiologi
Anemia dapat terjadi karena :
■Kehilangan darah berlebih Terjadi pendarahan karena luka perifer atau karena
penyakit misalnya gastric ulcer dan hemorrhoid.
■Pendarahan kronis : Pendarahan vagina , Peptic ulcer , Parasit intestinal , Aspirin dan
AINS lain
■Destruksi berlebihan sel darah merah : Antibodi sel darah merah , Obat-obatan ,
Sequestrasi berlebihan pada limpa
■Faktor intrakorpuskular: Hereditas, Kelainan sintesis Hb
■Produksi eritrosit kurang
– Defisiensi nutrien (Fe, B12, asam folat, protein)
– Defisiensi eritroblas : Anemia aplastik , Antagonis asam folat , Eritroblastopenia
terisolasi, antibodi
– Kondisi infiltrasi sumsum tulang : Limfoma, Leukemia , Mielofibrosis ,
Karsinoma
– Abnormalitas endokrin :Hipotiroid, Insufisiensi adrenal, Insufisiensi Pituitary
– Penyakit ginjal kronis
– Penyakit inflamasi kronis : Granulomatous disease, Collagen vascular disease
– Penyakit hati
Kriteria Anemia
Kriteria Anemia menurut WHO
■Laki-laki dewasa Hb < 13 gr/dL
■Wanita dewasa tidak hamil Hb < 12 gr/dL
■Wanita hamil Hb < 11 gr/dL
– Menurut WHO, dikatakan anemia bila kadar hemoglobin dibawah 11 gr/dL selama
kehamilan dan di bawah 10 gr/dL pasca melahirkan.
WHO,2011. Haemoglobin concentrations for the diagnosis of anemia and assessment of severity, pp. 1-6.
Gejala Klinis dan Data Klinik
Gejala klinis tergantung penyebab anemia, dan individu
1.Anemia akut: Gejala kardiorespiratori seperti takikardi, kepala terasa ringan, dan
sesak napas.
2. Anemia kronis : Rasa lelah, letih, vertigo, pusing, sensitif terhadap dingin, pucat.
3.Anemia hipokromik Rasa tak enak di lidah, penurunan aliran saliva, pagophagia
(compulsive eating of ice).
4.Anemia megaloblastik : Kulit pucat, ikterus, atropi mukosa gastrik.
(Dipiro, et al., 2008).
Pengujian Laboratorium Diagnosis Anemia :
2. Mean Cell Hemoglobin Content (MCH) atau hemoglobin eritrosit rata-rata (HER)
MCH (pg) = Hemoglobin (g/l) / Jumlah eritrosit (106/µL) Normal 27-33 pg (pikogram)
Retikulosit adalah sel darah merah yang masih terdapat pecahan inti (RNA, organela, dan
mitokondria) yang berbentuk seperti jala untuk mengevaluasi sumsum tulang, retikulosit
meningkat menandakan eritropoiesis yang aktif
Terapi Anemia
Etiologi
Geriatri Pediatri
■ Fungsi fisiologis menurun ■ Kekurangan Hb saat lahir
Pemantauan
Monitoring parameter darah lengkap dan fungsi hati
Studi Kasus Hipertensi
■ Tn. RE (51 th, 165 cm, 80 kg), seorang pejabat daerah, sedang menjalani medical
check up rutin. Ia perokok aktif (6 batang/hari) namun tidak mengkonsumsi alkohol.
Tn. RE cukup sibuk berkeliling daerah sehingga sulit menemukan waktu untuk
berolahraga. Ayah Tn. RE telah meninggal akibat menderita serangan jantung.
■ Data medis:
■ Petanda vital : Tekanan Darah 155/100; Nadi 80x/menit; Respirasi 22x/menit;
Suhu 36.5o C
■ Pemeriksaan lab: Gula darah puasa 80 mg/dL, Gula darah 2 jam PP 130 mg/dL,
LDL 180 mg/dL, HDL 40 mg/dL, trigliserida 220 mg/dL.
■ Pemeriksaan penunjang lain : tidak ada
Analisis Kondisi pasien