menyebabkan kelainan struktur homoglobin Patofisiologi: Eritrosit mengandung Hb S Sirkulasi mikro lambat Deoksigenasi lama Memperlambat aliran darah SDM di bawah titik kritis Elongasi Membentuk sabit Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan darah lengkap: konsentrasi Hb , MCV , MCHC ; leukositosis; dan trombositosis.
peningkatan imunoglobulin; jumlah B
limfosit; jumlah T limfosit Terapi Transfusi darah Terapi gen Pemberian agen anti sickling Jika terjadi krisis, berikan suasana hangat, infus salin fisiologik 3 L/hari, atasi infeksi, berikan analgesik secukupnya Anemia megaloblastik Penyebab: Hipovitaminosis: difesiensi B9 dan B12 non hipovitaminosis: gangguan sintesis DNA, RNA, protein Pengaruh obat-obatan yang menginduksi makrositer non megaloblastik Patofisiologi Defek gangguan sintesi DNApembelahan sel berkurang, sintesis RNA dan protein terus berlangsungSDM besar dan rapuh Manifestasi klinis Gejala umum anemia Gejala khas perdarahan: menorhagia, polymenorhagia melena, hematoskezia, epistaksis, gusi berdarah defisiensi asam folat, B12: Hipertrofi ginggiva, papilla defisiensi B12: neuropati perifer (fenomena sarung tangan/ kaos kaki), gangguan kognitif, gangguan memori, gangguan tidur, depresi, mania, dan psikosis Pemeriksaan penunjang Sediaan apus darah tepi: SDM makrositik, MCV, neutrofil hiperpigmentasi Gambaran sumsum tulang megaloblastik Terapi asam folat 1 mg/ hari dapat diresepkan pada pasien dengan defisiensi folat. vitamin B12 (100-1000 mcg perbulan) IM Anemia hemolitik Etiologi Anemia hemolitik intrakorpuskular Gangguan membran eritrosit (membranopati) Gangguan enzim eritrosit (enzimopati): anemia akibat defisiensi G6PD Gangguan hemoglobin (hemoglobinopati): Thalasemia, hemoglobinopati struktural : HbS, HbE, dll
Anemia hemolitik ekstrakorpuskuler
Anemia hemolitik autoimun Anemia hemolitik mikroangiopatik Hipersplenisme, Luka bakar Manifestasi klinis Gejala umum anemia Gejala khas: ikterus, splenomegali dan hepatomegali Pemeriksaan penunjang kadar Ht, retikulositosis, indirek bilirubin dalam darah dan bilirubin total sampai dengan 4 mg/dl, urobilinogen urin. penatalaksanaan Penatalaksanaan anemia hemolitik disesuaikan dengan penyebabnya. Bila karena reaksi toksik imunologik yang didapat diberikan adalah kortikosteroid (prednisone, prednisolon). Kalau perlu dilakukan splenektomi. Apabila keduannya tidak berhasil, dapat diberikan obat-obat sitostatik seperti klorambusil dan siklofosfamid.