Definisi
● Anemia merupakan kondisi dimana jumlah sel darah merah (dan sebagai konsekuensinya
kapasitas membawa oksigennya) tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologis
tubuh.
● Anemia didefinisikan sebagai berkurangnya 1 atau lebih parameter sel darah merah:
konsentrasi Hb, hematokrit, atau jumlah sel darah merah.
● Berdasarkan WHO, kriteria anemia didefinisikan sebagai :
○ Konsentrasi haemoglobin (Hb) <130 g/L (<13 g/dL) atau hematokrit (Hct) <39%
pada laki-laki dewasa;
○ Hb <120 g/L (<12 g/dL) atau Hct <37% pada perempuan dewasa.
Klasifikasi dan Pendekatan Diagnosis
1. Berdasarkan Etiologi
Kinetik
o Berkurangnya produksi sel darah merah (hipoproliferatif anemia)
Kekurangan nutrisi: Fe, B12, atau folat-> akibat diet yang kurang, kebutuhan meningkat,
malabsorpsi, perdarahan kronis
saluran cerna: tukak peptik, perdarahanan GI, kanker lambung, kanker kolon,
divertikulosis, hemoroid, infeksi cacing tambang.
saluran genitalia wanita: menorraghia, metrorhagia.
saluran kemih: hematuria.
saluran napas: hemoptoe.
Kelainan sumsum tulang: aplastik, mieloptisik, keganasan hematologi, diseritropoietik,
sindrom mielodisplastik
Supresi sumsum tulang: obat-obatan (kloramfenikol), kemoterapi, radiasi
Rendahnya trophic hormone (EPO, hormon tiroid, dan androgen): CKD, hipotiroidisme,
hipogonadisme
Anemia penyakit kronis/anemia inflamasi
o Meningkatnya destruksi sel darah merah
Anemia hemolitik intrakorpuskular
Gangguan membran eritrosit (membranopati): sferositosis, eliptositosis,
stomatositosis, piropikilositosis
Gangguan enzim eritrosit (enzimopati): defisiensi G6PD, defisiensi piruvat kinase
Gangguan hemoglobin (hemoglobinopati): sickle cell, thalassemia
Hemoglobinopati structural: HbS, HbE, dll
Paroxysmal nocturnal hemoglobinuria
Anemia hemolitik ekstrakorpuskular
Anemia hemolitik imun (autoimun, Rh/ABO incompatibility, drug induced)
Anemia hemolitik non imun (sever burn, prosthetic heart valve, infeksi, zat
kimia/obat/venom, lead/copper poisoning, micro/macroangiopathic,
hiperspleinisme, liver disease)
o Kehilangan darah: paska perdarahan akut/kronik
Berdasarkan mekanisme perdarahan
1. Obvious bleeding : trauma, melena, hematemesis, menomertrorrhgia
2. Occult bleeding : ulcer, carcinoma
3. Induced bleeding : repeated diagnostic testing, hemodyalisis looses, excessive blood
donation
Morfologi
o Anemia mikrositik (MCV < 80 fl, MCH <27 pg)
Patogenesis-Patofisiologi
ADB
Anemia penyakit kronis
Melibatkan sitokin dan sistem retikuloendothelial -> perubahan pada homeostasis besi ->
penghambatan proliferasi sel progenitor eritroid dan produksi eritropoietin -> makrofag
eritrofagositosis, sitokin aktivasi feritin -> Fe menurun, Feritin meningkat
Anemia sideroblastik
Penyebab: herediter (mutasi gen yang berperan dalam sintesis heme, biogenesis iron-sulfur, atau
metabolisme mitokondria), didapat (obat[antibiotik,hormon,agen kelasi besi, kemoterapi], toksin,
copper defisiensi, penyakit neoplastik kronis)
Pasien anemia sideroblastik memiliki normal-tinggi kadar zat besi, namun terjadi pemanfaatan
zat besi secara abnormal selama eritropoiesis pada proses produksi heme -> ditandai dengan
adanya cincin sideroblas (prekursor eritroid mengandung zat besi non-heme di mitokondria yang
membentuk ring-like disekitar nukleus) pada bone marrow
Anemia makrositik
Anemia normositik
Anemia aplastik
Anemia hemolitik
Diagnosis
Anamnesis
Gejala umum/sindrom anemia-> apabila kadar hemoglobin <7 g/dL. Akibat akibat
anoksia organ (lemas, lesu, letih, lunglai, mudah lelah, penurunan aktivitas, pusing,
mata berkunang-kunang, nyeri kepala, konsentrasi menurun, iritabilitas, telinga
berdenging), mekanisme kompensasi tubuh akibat berkurangnya daya angkut oksigen
(sesak napas terutama saat beraktivitas, dada berdebar, kaki terasa dingin)
Gejala khas
Anemia defisiensi besi: disfagia, rambut rontok, atrofi papila lidah (lidah licin dan
mengkilap), stomatitis angularis, koilonychia, pica, penurunan konsentrasi, gejala
dispepsia pada helmintiasis
Anemia megaloblastik: glositis, cheilosis, stomatitis angularis, mouth ulcer, hipertrofi
gingiva dan papila pada defisiensi asam folat; baal pada telapak tangan dan kaki,
gangguan kognisi, memori, mood, dan tidur pada pasien defisiensi vitamin B12, gejala
malabsorpsi
Anemia aplastik, leuimia akut, sindrom mieloblastik: perdarahan dan tanda-tanda infeksi
Anemia hemolitik: ikterus, splenomegali dan hepatomegali, hemoglobinuria/urin
bewarna merah gelap
Gejala underlying disease
Mengarah ke etiologi
Riwayat premature (bagi anak-anak)
Infestasi parasit, alergi, konsumsi obat yang menekan hematopoiesis (alcohol,
aspirin, NSAID, heparin, antikoagulan), yang menyebabkan anemia
megaloblastik (diuretik, agen kemoterapi, agen hipoglikemi, ARV, antibiotik,
antikonvulsan)
Riwayat penyakit kronik (infeksi saluran pernapasan, penyakit jantung, saluran
cerna, ginjal, liver, endokrin, penyakit sendi, pembesaran KGB, keganasan, TB)
Pola makan, status sosioekonomi, letak geografis, merokok, konsumsi alkohol
Riwayat keluarga dalam anemia, hemoglobinopati, keganasan, masalah
perdarahan
Riwayat bepergian ke daerah endemis malaria
Riwayat paparan zat kimia, radiasi, kemoterapi
Riwayat konsumsi obat tertentu jangka panjang (kloramfenikol, sitostatika, anti
konvulsan, PTU
Riwayat keganasan
Gejala: demam, nyeri tulang/sendi, mudah memar/berdarah, keringat malam,
penurunan nafsu makan dan BB, pembesaran KGB, distensi abdomen, nyeri
kepala
Riwayat perdarahan
Gejala: petechiae, purpura, ecchymoses, hematoma, hematuria, epistaxis,
hematemesis, melena, hematochezia, hemarthrosis, perdarahan gusi, perdarahan
subconjunctival, menometrorrhagia, perdarahan hebat/berkepanjangan berkaitan
dengan operasi/cabut gigi
Riwayat trauma, transfusi, operasi
Berat ringannya gejala bergantung pada: derajat penurunan hb, kecepatan penurunan hb, usia,
adanya kelainan jantung dan paru.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum: pucat, lemah, jaundice, sianosis
Tanda Vital: takikardia, takipnea, hipotensi postural
Kepala:
a. Rambut: kering, mudah dicabut
b. Mata: konjungtiva anemia, Sclera ikterik, Periorbital edema, Blue sclera
c. Mulut: bibir pucat, mukosa oral pucat, lidah pucat, atrofi papil, glossitis, cheilosis,
stomatitis angularis, oral patch, pharyngeal web, lingua frenulum ikterik
d. Penonjolan tulang frontoparietal, maksila (facies cooley rodent/chipmunk) →
Thalassemia
Leher: Pembesaran kelenjar getah bening
Thorax:Murmur sistolik, S4 gallop
Abdomen: Massa, hepatomegaly, splenomegaly, scar post op
Ekstremitas:
a. Kuku: kering, mudah dicabut, koilonychia/spooning, jaringan bawah kuku pucat/sianosis
b. Palmar: pucat/ikterik
c. Kekuatan otot
d. Kaki terasa dingin
e. Ulkus rekuren di kaki → sickle cell, sferositosis herediter, anemia sideroblastik familial
Kulit:
a. Warna: pucat, jaundice, keabuan (tanda hemosiderosis)
b. Kelembapan: kering
c. Tanda pendarahan: petechiae, purpura, ecchymosis, hematoma, pendarahan masif/aktif
Status neurologi: defisiensi vit b12-> neropati perifer (gloves and stocking phenomenon),
tingling, numbness, gangguan kognisi/memori
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan darah rutin: pemeriksaan penyaring (hb, htc, eritrosit, indeks eritrosit
(paling penting MCV dan RDW), apusan darah tepi, retikulosit), LED, leukosit,
trombosit
o ADB: trombositosis, serum ferritin, serum Fe, Ret-He (< 27,5 pg-> strongest
independent predictor to detect early IDA), TIBC, saturasi transferin, sumsum
tulang (perplasia normoblastik dengan normoblas kecil-kecil. Perl’s stain: butir
hemosiderin (-)), mencari etiologi (feses rutin, FOBT, endoskopi/kolonoskopi).
*pemeriksaan ferritin dan transferrin mahal, membutuhkan volume yang banyak,
dan hanya tersedia di lab besar-> AAFP rekomendasikan pemeriksaan
reticulocyte hb content
*jika tidak bisa dilakukan [nelson rekomendasi] maka penegakan diagnosis
berdasarkan klinis+tidak ada organomegali+hb menurun+MCV,MCH,MCHC
menurun-> lakukan terapi empiris dengan memberikan preparat besi oral selama 1
bulan, jika hb meningkat ≥1 gr/dl atau hct meningkat ≥3% maka diagnosis
terkonfirmasi, lalu lanjutkan terapi hingga 1-2 bulan setelah hb normal. Dan
nelson menyebutkan bahwa iron studies diperuntukkan pada anemia berat, ada
komplikasi, tidak respon dengan preparat besi oral
o Penyakit kronis: SGOT, SGPT, BUN, kreatinin, fungsi tiroid, serologis,
autoantibodi
o Megaloblastik: tampak neutrofil hipersegemnted, serum folat, B12, tes supresi
deoksiuridin, tes schilling, vit B12 serial
o Hemolitik: bilirubin, LDH, serum haptoglobulin, direct antiblobulin test,
elektoforesis, urinalisis (hemosiderinuria, urobilinogenuria, hemoglobinuria)
o Aplastik: pansitopenia (anemia, leukopenia, trombositopenia), LED meningkat,
biopsi aspirasi sumsum tulang (hiposeluler dan didominasi sel lemak)
#usia>70 tahun
o Talasemia
Indeks RBC
-MCV (averge RBC size): N 80-100 fl [hctx10/RBC (million/ml)]
-MCH (hb amount per RBC): N 27-31 pg/sel [hbx10/RBC]
-MCHC (hb concentration per RBC): N 32-36 gr/dl [hbx10/hct]
-RDW
Temuan apus darah tepi
-ADB: anisositosis, poikilositosis (pencil shaped, teardrop, ring cell, cigar cell)
-anemia hemolitik
Tatalaksana
o Suportif
Indikasi transfusi:
■ Penyakit jantung anemik dengan ancaman gagal jantung/CAD
■ Anemia yang sangat simptomatik-> penurunan kesadaran, sesak napas
berat, takikardi, lemas
■ Bukti pendarahan akut dan masif (≥30% volume darah) dengan gangguan
hemodinamik dan penurunan saturasi
2. Megaloblastik
Asam folat: diet tinggi asam folat (alpukat, pisang, sayur hijau), tablet asam folat 5
mg/hari selama 6 bulan, maintenance diperlukan pada chronic hemolytic anemia,
myelofibrosis, pasien dialisis
Vit B12: diet tinggi vit b12 (kepiting, kerang, ikan salmon, sarden, ikan tuna, daging sapi,
susu), dosis inisial 6x1 mg IM selama 2-3 minggu, maintenance 100 mcg tiap 2 hari
selama 7 hari lalu 100 mcg tiap hari selama 3 minggu, profilaksis dengan total
gastrectomy/ileal resection
3. Hemolitik
4. Talasemia
Hb <9 gr/dl tanpa splenomegali-> pemantauan klinis dan hematologi
Transfusi darah 15-20 ml/kgBB setiap 4-5 minggu+iron chelation (setelah 1 tahun
transfusi dan ketika kadar serum feritin >1000 mcg/ml dan atau liver iron >2500 mcg/g
atau setelah transfusi 10-15 unit darah): deferoxamine 20-60 mg/kgBB tiap 8-12 jam;
deferasirox 20-30 mg/kgBB 1x/hari saat perut kosong; deferiprone 75 mg/kgBB dibagi
dalam 3 dosis saat perut kosong+suplemen asam folat
Waspada: hemosiderosis karena absorpsi zat bezi meningkat dan multiple transfusion
Akibat iron over load
o Liver: fibrosis, sirosis
o Pankreas: DM
o Gonad: hipogonadotropik hipogonadisme
o Jantung: aritmia, miokarditis
Splenectomy: diindikasikan pada-> kenaikan transfusi hingga 50%, total darah yang
diperlukan dalam 1 tahun >250 ml/kgBB, terdapat tanda leukopenia/trombositopenia
berat
Transplantasi sumsum tulang: yang memiliki HLA matched sibling
6. Aplastik
Edukasi
Terapi kausal
Terapi kausal adalah usaha untuk menghilangkan agen penyebab. Tetapi sering
hal ini sulit dilakukan karena etiologinya yang tidak jelas atau penyebabnya yang
tidak dapat dikoreksi.
Terapi suportif
Terapi definitif
Terapi definitif adalah terapi yang dapat memberikan kesembuhan jangka panjang.
a. Terapi Imunosupresif
Pemberian anti lymphocyte globuline : anti lymphocyte globulin (ALG) atau
anti thymocyte globuline (ATG). Pemberian ALG merupakan pilihan utama untuk
pasien yang berusia di atas 40 tahun.
Pemberian methylprednisolon dosis tinggi
b. Transplantasi sumsum tulang.
Anemia hemolitik
Prognosis