PADA ANEMIA
Dr. Fatma C. Wijaya, Sp.PK
Bagian Patologi Klinik
FK-UR/RSUD Arifin Ahmad
Definisi anemia
Anemia : keadaan yang ditandai dengan
menurunnya kadar hemoglobin (Hb) di
bawah nilai normal (nilai rujukan)
Biasanya diikuti oleh penurunan nilai
hematokrit (Ht)
Kadar Hb tergantung pada umur, jenis
kelamin, letak geografis dan metode
pemeriksaan yang dipakai
11,0 g/dl
Anak sekolah
12,0 g/dl
Wanita hamil
11,0 g/dl
Wanita dewasa
Pria dewasa
13,0-16,0 g/dl
Diagnosis anemia
Anamnesis riwayat diet, kuning, obat-obatan,
penyakit ginjal, penyakit hati, perdarahan,
penyakit infeksi, ras, penyakit genetik
Pemeriksaan fisik pucat, organomegali,
ikterik, ulkus di kaki (HbS/Talassemia),
koilonikia, luka-luka di sudut bibir
Pemeriksaan laboratorium penunjang !
Klasifikasi anemia
secara morfologi dan etiologi
Berdasarkan morfologi
Anemia normositik normokrom
Anemia mikrositik hipokrom
Anemia makrositik
Berdasarkan etiologi
Akibat kehilangan darah
Aktivitas eritropoiesis berkurang
Destruksi eritrosit meningkat
Interpretasi
RDW
Besi serum
Feritin
Elektroforesis Hb
BMP
Diagnosis
Meningkat
Normal/
Menurun
Meningkat
Normal
Meningkat
Menurun
Menurun
Normal/
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Normal
Abnormal
Normal
Normal
Normal
Ringed
sideroblast +
Normal
Anemia
def. besi
Thall/
Hb pati
Anemia
sideroblastik
Anemia
Peny.kronis
Normal
Anemia sideroblastik
Patogenesis : gangguan pembentukan protoporfirin timbunan besi
dalam mitokondria eritrosit berinti (eritrosit muda) pewarnaan
Prussian Blue (ringed sideroblast) atau timbunan besi dalam eritrosit
(siderosit)
Etiologi : kongenital dan didapat
Kongenital : sex linked recessive karena defisiensi enzim delta
amino levulanic acid (ALA) synthetase
Didapat : menyertai penyakit keganasan sumsum tulang (MDS,
mielosklerosis, leukemia, mieloma) atau akibat zat kimia (etanol,
timah) dan obat-obatan (Anti TB, sitostatik, kloramfenikol)
Laboratorium :
GDT : mikrositik hipokrom (dimorfik), sel target +, basophillic
stippling +, pulasan besi (siderosit)
Leukosit dan trombosit : normal
BMP: hiperplasia seri eritrosit dengan ringed sideroblast 10-40%
dari eritrosit berinti. Cadangan besi (hemosiderin) tampak
meningkat
Saturasi transferin meningkat > 55% (N 20-45%)
Besi serum dan feritin serum: meningkat
Ringed sideroblast
Tes laboratorium
Gambaran darah tepi
Retikulosit
Perdarahan/
Darah samar
(feses, urin dll)
Positif
Coombs Test
Diagnosis
Negatif
Positif
BMP
Normal/Menurun
Negatif
Hiperseluler/
Eritroid
hiperplasia
Blood loss
anemia
AIHA
Non AIHA
Normal
Abnormal
Hipo Displasia Mielo
seluler
ptisis
Retikulosit
Wright staining
2. Anemia hemolitik
Definisi :
Suatu keadaan dimana terjadi destruksi eritrosit yang
berlebihan atau terjadi pemendekan umur eritrosit, yang
tidak dapat dikompensasi dengan peningkatan produksi
eritrosit oleh sumsum tulang.
Etiologi
Kelainan intrinsik (bawaan) atau ekstrinsik (didapat)
Intrinsik : Hb varian, talasemia, Def. G6PD,
sferositosis herediter, ovalositosis herediter.
Ekstrinsik : Kelainan autoimun, obat-obatan
(sefalosporin, penisilin), racun ular,
parasit
(malaria), hipersplenisme
GDT
Tampak gambaran normositik normokrom.
Dapat mikrositik hipokrom apabila terjadi hemoglobinuria
atau hemosiderin uria menahun.
Dapat pula makrositik jika terjadi retikulositosis berat.
Pada GDT dapat ditemukan kelainan membran eritrosit yang
bersifat bawaan seperti sferosit, ovalosit, sel target dan
fragmentosit (sel Burr, sel helmet).
Terkadang dapat ditemukan parasit malaria.
Coomb Test dilakukan pada dugaan anemia hemolitik
autoimun. Pada GDT penderita anemia hemolitik autoimun
dapat terlihat adanya autoaglutinasi
Aktifitas G6PD jika diduga terdapat anemia hemolitik akibat
defisiensi enzim G6PD ( X-linked disorder)
Laboratorium
GDT
Pada anemia aplastik didapatkan pansitopenia dengan
limfositosis relatif.
Pada infeksi didapatkan anemia normostik normokrom.
Jumlah leukosit dan netrofil meningkat dengan pergeseran
ke kiri. Terdapat kelainan morfologi leukosit berupa
vakuolisasi sitoplasma, inti piknotik, granulasi toksik dan
badan Dohle.
Pada anemia mieloptisis didapatkan anemia normositik
normokrom dengan tear drop cell dan poikilositosis, eritrosit
berinti +. Jumlah leukosit normal atau meningkat dengan
shift to the left.
BMP
Aktifitas hemopoiesis menurun, mungkin dijumpai sel lain seperti
sel ganas, sel leukemia, granuloma atau fibrosis
Anemia makrositik
Pada anemia makrositik dijumpai banyak makrosit pada
sediaan hapus darah tepi.
Keadaan ini dapat disebabkan oleh anemia
megaloblastik, penyakit hati dan pada keadaan dengan
retikulositosis (pasca pendarahan atau hemolitik akut)
Tes laboratorium
Anemia makrositik
(MCV , MCHC )
Meningkat
BMP
Megaloblastik
Kadar folat
dan Vit B12
Diagnosis
Normal/menurun
Non megaloblastik
Normoblast
Displasia
Peny. ginjal
Hipotiroid
Peny. hati
Alkoholik
MDS
Menurun
Perdarahan Anemia
akut
hemolitik
Def. folat/
Vit B12
Anemia megaloblastik
Etiologi
Defisiensi asam folat
Intake kurang, alkoholisme, malabsorbsi, hamil,
menyusui, leukemia, anemia hemolitik dll
Defisiensi vitamin B12
Anemia pernisiosa, pasca gastrektomi, infeksi
Dyphyllobothrium latum
Obat-obatan
Sitostatika, difenilhidantoin dll
Kelainan kongenital
Anemia pernisiosa juvenilis, anemia diseritropoietik
kongenital
Laboratorium
GDT
Eritrosit makrositik dengan anisositosis dan poikilositosis
(makroovalosit, sel megaloblast dan Howell-Jolly +).
Kesan jumlah leukosit dan trombosit menurun, morfologi
leukosit abnormal (hipersegmentasi netrofil segmen dan
Giant stab cell +)
BMP
Hiperseluler dan dishemopoiesis.
Diseritropoiesis seperti eritrosit berinti yang megaloblastik.
Disgranulositosis seperti hipersegmentasi netrofil, giant stab
cell dan giant metamyelocyte +.
Distrombopoiesis seperti hiperlobulasi megakariosit
Kepustakaan
TERIMA
KASIH