Makrositik anemiaAnemia
makrositik dapat dibagi lagi menjadi anemia
l makrositik megaloblastik
l non-megaloblastik
Penyebab utama anemia megaloblastik adalah kegagalan sintesis DNA Namun, sintesis RNA
terjadi secara normal dan hasil ini dalam pembelahan sel yang dibatasi sel-sel progenitor.
Bentuk anemia juga dapat ditemukan terkait dengan hypersegmentation neutrofil.
Anemia non-megaloblastik paling sering ditemukan berhubungan dengan alkoholisme.
Penyakit hati kronik, hipotiroidisme, sindrom mielodisplastik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1)screening test (pengukuran kadar hb, indeks eritrosit, hapusan darah tepi)
2)Darah seri anemia (hitung leukosit, trombosit, retikulosit, LED)
3)pemeriksaan sumsum tulang
4)pemeriksaan khusus (serum ion, TIBC, folat serum, vitamin b12 serum, tersschilling, tes
supresi deosiridin)
METABOLISME ASAM FOLAT
Sebagian besar asam folat dari makanan masuk dalam bentuk poliglutamat. Absorpsi terjadi
sepanjang usus halus, terutama di duodenum dan jejunum proksimal dan 50-80% di
antaranya dibawa ke hati dan sumsum tulang. Folat diekskresi melalui empedu dan
urin.1,3,11 Di mukosa usus halus, poliglutamat dari makanan akan dihidrolisis oleh enzim
pteroil poliglutamathidrolase menjadi monoglutamat yang kemudian mengalami reduksi/
metilasi sempurna menjadi 5 metil tetrahidrofolat (5-metil THF).1,3,11,12 Metil THF masuk
ke dalam sel dan mengalami demetilasi dan konjugasi. Dengan bantuan enzim metil
transferase, 5-metil THF akan melepaskan gugus metilnya menjadi tetrahidrofolat (THF).
Metilkobalamin akan memberikan gugus metil tersebut kepada homo- sistein untuk
membentuk asam amino metionin.
VITAMIN B12
Vitamin B12 banyak terdapat di dalam daging dan dalam keadaan normal telah diserap di
bagian akhir usus halus yang menuju ke usus besar (ilium).
Supaya dapat diserap, vitamin B12 harus bergabung dengan faktor intrinsik (suatu protein
yang dibuat di lambung), yang kemudian mengangkut vitamin ini ke ilium, menembus
dindingnya dan masuk ke dalam aliran darah. Tanpa faktor intrinsik, vitamin B12 akan tetap
berada dalam usus dan dibuang melalui tinja.
Pada anemia pernisiosa, lambung tidak dapat membentuk faktor intrinsik, sehingga vitamin
B12 tidak dapat diserap dan terjadilah anemia, meskipun sejumlah besar vitamin dikonsumsi
dalam makanan sehari-hari.
Tetapi karena hati menyimpan sejumlah besar vitamin B12, maka anemia biasanya tidak akan
muncul sampai sekitar 2-4 tahun setelah tubuh berhenti menyerap vitamin B12.
Selain karena kekurangan faktor intrinsik, penyebab lainnya dari kekurangan vitamin B12
adalah:
pertumbuhan bakteri abnormal dalam usus halus yang menghalangi penyerapan vitamin B12
penyakit tertentu (misalnya penyakit Crohn)
pengangkatan lambung atau sebagian dari usus halus dimana vitamin B12 diserap
vegetarian.
Vitamin B12 adalah vitamin yang banyak berhubungan dengan darah dan sistem susunan
saraf pusat, ditemukan oleh dua peneliti yang bekerja secara terpisah pada tahun1948, yaitu
E.L Smith di Inggris dan L.F. Parker di Amerika Serikat. VitaminB12 berperan dalam
menjaga agar selsel berfungsi normal, terutama selsel saluran pencernaan, sistem saraf, dan
sumsum tulang, serta memecah homosistein (substansi dalam darah yang meningkatkan
risiko stroke dan penyakit Alzheimer). Kekurangan vitamin B12 akan melemahkan fungsi
saraf dengan akibat gejala berupa kaki bergetar, dan perasaan terbakar. Pada orang lanjut usia
kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan kepikunan, depresi atau gangguan mental,
anemia, dan diare.
Vitamin B12 bekerja sama dengan asam folat untuk prosesproses tubuh, termasuk sintesa
DNA. Karena vitamin B12 bekerja mengaktifkan kembali asam folat, maka kekurangan
vitamin B12 juga akan berakibat terjadinya kekurangan asam folat.Sumber dari makanan:
Hati (ayam/sapi), daging, susu dan produk olahannya, telur, ikan, sayur, kedelai dan produk
olahannya (tahu, tempe, tauco, kecap), bekatul, dan rumput laut.Penggunaan: Untuk
mengatur pembentukan sel darah merah, mencegah kerusakan dinding saraf, sintesa DNA,
mengubah karbohidrat, lemak dan protein menjadi energi.Dosis RDA 6 mcg sehari, terapi 5
50 mcg sehari.
GEJALA
Selain mengurangai pembentukan sel darah merah, kekurangan vitamin B12 juga mempengaruhi
sistem saraf dan menyebabkan:
kesemutan di tangan dan kaki
hilangnya rasa di tungkai, kaki dan tangan
pergerakan yang kaku.
Gejala lainnya adalah:
buta warna tertentu, termasuk warna kuning dan biru
luka terbuka di lidah atau lidah seperti terbakar
penurunan berat badan
warna kulit menjadi lebih gelap
linglung
depresi
penurunan fungsi intelektual.
Tinitus
Palpitasi
PENATALAKSANAAN