Anda di halaman 1dari 50

Demam Berdarah Dengue

Oleh :
Anetta Lesmana
Hendy Ekananda Saputra
Definisi
Demam berdarah dengue adalah
penyakit infeksi yang disebabkan
oleh virus dengue dengan
manifestasi klinis demam nyeri otot
dan atau nyeri sendi yang disertai
leukopenia, ruam, limfadenopati,
trombositopenia dan diathesis
hemoragic. (Sudoyo, 2009)
ETIOLOGI

Demam Dengue (DD) dan Demam


Berdarah Dengue (DBD) disebabkan
virus dengue yang termasuk
kelompok B Arthropod Borne Virus
(Arboviruses) atau genus Flavivirus,
famili Flaviviridae, dan mempunyai 4
jenis serotipe, yaitu ; DEN-1, DEN2,
DEN-3, DEN-4.
EPIDEMIOLOGI
Tahun 2008 dilaporkan terdapat 1,2 juta kasus di
amerika, asia tenggara, dan pasifik barat. Tahun
2013 kasus yang dilaporkan meningkat menjadi 3
juta, dan terus menerus meningkat. Diperkirakan
500.000 orang dirawat dirumah sakit setiap
tahunnya dengan demam berdarah yang parah,
sebagian besar adalah anak-anak, dan 2.5%
diantaranya meninggal.
Pada tahun 2014, sampai pertengahan bulan
Desember tercatat penderita DBD di 34 provinsi di
Indonesia sebanyak 71.668 orang, dan 641
diantaranya meninggal dunia.
Patofisiologi
Kriteria DBD menurut WHO 1997
1) Demam atau riwayat demam akut selama 2-7 hari, kadang-kadang
bersifat bifasik.
2) Manifestasi perdarahan bersifat sebagai salah satu di bawah ini:
Tes tourniquet positif
Petekie, ekimosis purpura
Perdarahan mukosa, saluran cerna, bekas suntikan atau tempat lain
Hematemesis atau melena
3) Trombositopeni (<100.000/uL).
4) Bukti adanya kebocoran plasma karena meningkatnya per-meabilitas
vaskuler, bermanifestasi sebagai salah satu di bawah ini:
Kenaikan hematokrit >20% diatas nilai rata-rata hematokrit untuk
populasi, umur dan jenis kelamin.
Penurunan nilai hematokrit >20% dari nilai dasar setelah pengobatan
cairan untuk mengatasi hipovolemi.
Tanda kebocoran plasma seperti efusi pleura, ascites dan
hipoproteinemi.

Berdasarkan kriteria tersebut untuk diagnosis klinik harus dipenuhi


kriteria kenaikan hematokrit >20% sebagai bukti ada-nya kebocoran
plasma
WHO, 1997
Derajat I Derajat II Derajat III Derajat IV
Tanda-tanda : Tanda infeksi Disebut juga Atau fase syok
infeksi virus, virus dengan fase pre syok, (disebut juga
dengan manifestasi dengan tanda dengue syok
menifestasi perdarahan DHF grade II syndrome/DSS),
perdarahan yang spontan namun penderita penderita syok
tampak hanya (mimisan, bintik- mulai dalam dengan
dengan Uji bintik merah) mengalami kesadaran
Torniquet positif. tanda syok; sangat menurun
kesadaran hingga koma,
menurun, tangan dan kaki
tangan dan kaki dingin dan
dingin, nadi pucat, nadi
teraba cepat dan sangat lemah
lemah, tekanan sampai tidak
nadi masih teraba, tekanan
terukur. nadi tidak dapat
terukur.
Kriteria DBD menurut WHO 2009
Diagnosis DSS
Kriteria klinis Diagnosis DSS
Demam tinggi mendadak, ditegakkan berdasarkan,
tanpa sebab yang jelas,
selama 2-7 hari Dua kriteria klinis
Manifestasi perdarahan, pertama ditambah
Pembesaran hati trombositopenia dan
Syok hemokonsentrasi
Kriteria laboratorium >20%.
Trombositopenia Hepatomegali sebelum
(100.000/mikroliter) perembesan plasma
Hemokonsentrasi, dilihat
dari peningkatan hematokrit
Dijumpai tanda
> 20% dari perembesan plasma
nilai dasar
Patokan pada Diagnosa Infeksi Dengue menurut T. Mudwal

Pada daerah hiperendemis Dengue


Setiap pasien panas 7 hari
Setiap pasien syok hipovolemik
Setiap pasien dengan tes torniquet +/ Rumple leed
+
Setiap pasien dengan trombositopenia (< 150.000)

Harus dicurigai disebabkan oeh infeksi Dengue


sampai dengan dapat dibuktikan bukan oleh
karena infeksi Dengue
(Hal 3)
Patokan pada Terapi Infeksi Dengue menurut T. Mudwal

1. Pemberian injeksi metilprednisolon 125 mg disertai acid


pump inhibitor injeksi dan anti emesis injeksi harus segera
diberikan bila Probable Dengue Infection telah ditegakan
2. Pemberian metilprednisolon dapat ditingkatkan atau
ditunda sesuai dengan respon klinis pasien
3. Kontraindikasi metilprednisolon hanya pada gastric ulcer
yang dibuktikan dengan RT positif atau endoskopi.
4. Cek tensi sesering mungkin
(Hal 4)
Bila pasien tidak dirawat:
Metilprednisolon 1,5 mg/kgBB/hari dengan dosis 2-3kali
pemberian
Baik dirawat maupun tidak dosis metilprednisolon dosis
imunosupresif maksimal 7 hari
Penatalaksanaan
Penanganan Probable Dengue tanpa Syok
Pemberian Cairan pada Probable Dengue di ruang rawat
Penatalaksanaan DBD dengan
hematokrit > 20 %
Tatalaksana DSS
Komplikasi
Demam Dengue
Perdarahan dapat terjadi pada pasien dengan
ulkus peptik, trombositopenia hebat, dan trauma.
Demam Berdarah Dengue
Ensefalopati dengue
Kelainan ginjal ginjal akut.
Edema paru dan/ atau gagal jantung
asidosis metabolik & perdarahan hebat (DIC,
kegagalan organ multipel)
Hipoglikemia / hiperglikemia, hiponatremia,
hipokalsemia
Kriteria memulangkan pasien
a. Tampak perbaikan secara klinis
b. Tidak demam selaina 24 jam tanpa
antipiretik
c. Tidak dijumpai distres pernafasan
(disebabkan oleh efusi pleura atau
asidosis)
e. Hematokrit stabil
f. Jumlah trombosit cenderung naik >
50.000/pl
g. Tiga hari setelah syok teratasi
h. Nafsu makan membaik
MORBILI
DEFINISI
Campak adalah suatu penyakit infeksi virus
akut menular, ditandai oleh tiga stadium: (1)
stadium masa tunas sekitar 10-12 hari, (2)
stadium prodromal dengan gejala pilek dan
batuk yang meningkat dan ditemukan eritem
pada mukosa pipi (bercak Koplik), faring dan
peradangan mukosa konjungtiva, dan (3)
stadium akhir dengan keluarnya ruam mulai
dari belakang telinga menyebar kemuka,
badan, lengan dan kaki (Soedarmo, 2012)
ETIOLOGI
Virus campak merupakan virus RNA
familiparamyxoviridaedengan
genusMorbili virus.
MANIFESTASI KLINIS
STADIUM INKUBASI STADIUM PRODORMAL
10 hari (8 hingga 12 hari) 2 hingga 4 hari

Terjadi viremia dan reaksi Manifestasi klinis campak biasanya


imunologi yang ekstensif baru mulai tampak

Tidak menampakkan gejala sakit Berupa batuk, pilek dan konjungtivitis,


juga demam

Kenaikan ringan pada suhu dapat Inflamasi konjungtiva dan fotofobia


terjadi 9-10 hari dari hari infeksi dan dapat menjadi petunjuk sebelum
kemudian menurun selama sekitar 24 munculnya bercak Koplik
jam
Koplik spot yang merupakan tanda
patognomonik untuk campak muncul
pada hari ke-101 infeksi
STADIUM ERUPSI STADIUM KONVALESENSI

Hari ke14 infeksi

Ruam muncul pada hari ke-14 infeksi Erupsi berkurang jadi hiperpigmentasi
saat stadium erupsi yang lama-kelamaan akan hilang
sendiri

Puncak gejala gangguan pernafasan Suhu menurun sampai menjadi


dan saat suhu berkisar 39,5C normal kecuali bila ada komplikasi

Ruam di lateral atas leher, belakang Pada akhirnya bercak akan


telinga, dan garis batas rambut. mengelupas atau rontok atau sembuh
Menyebar ke seluruh wajah, leher, dengan sendirinya
lengan atas dan dada
Umumnya, dibutuhkan waktu hingga
Menjalar ke punggung, abdomen, 2 minggu sampai anak sembuh benar
seluruh tangan, paha dan terakhir dari sisa-sisa campak
kaki

Menghilang sesuai urutan munculnya


DIAGNOSIS

Anamnesis: Pemeriksaan Fisik:


Demam 3-5 hari, Demam disertai
nasofaringitis dan
Malaise disertai 3C, konjungtivitis,
Diare dan muntah, Tampak lemah,
Perdarahan, Koplik spot,
Kontak penderita Morbili Rash
Pemeriksaan Penunjang
Darah tepi
Pada pemeriksaan darah tepi dapat
ditemukan leukopenia selama fase prodormal
Pemastian serologi infeksi morbili tergantung
pada peningkatan 4 kali lipat titer antibodi
antara fase akut dan fase konvalesen serum
atau pada terlihatnya antibodi IgM spesifik
morbili dalam bahan serum tunggal yang
diambil diantara 1dan 2 minggu setelah
muali rimbul ruam.
PENATALAKSANAAN
Pengobatan bersifat simptomatik yaitu
memperbaiki keadaan umum, istirahat,
pemberian cairan yang cukup, suplemen
nutrisi, antibiotik diberikan bila terjadi
infeksi sekunder, anti konvulsi apabila
terjadi kejang, antipiretik bila demam, dan
vitamin A.
Indikasi rawat inap bila hiperpireksia
(suhu >39,5C), dehidrasi, kejang, asupan
oral sulit atau adanya penyulit
CHIKUNGUNYA
DEFINISI
Demam chikungunya adalah
penyakit yang disebabkan oleh
arbovirus yang ditransmisikan oleh
nyamuk Aedes. Istilah
Chikungunya berasal dari bahasa
suku Swahili yang berarti Orang
yang jalannya membungkuk dan
menekuk lututnya, suku ini
bermukim di dataran tinggi Makonde
Provinsi Newala, Tanzania (yang
ETIOLOGI
Virus Chikungunya adalah Arthopod
borne virus yang ditransmisikan oleh
beberapa spesies nyamuk. virus ini
termasuk genus alphavirus ( Group
A Arthropod-borne viruses) dan
famili Togaviridae. Sedangkan DBD
disebabkan oleh Group B
arthrophod-borne viruses (flavivirus).
DIAGNOSIS
Kriteria Klinis: Demam mendadak > 38,5C
dan nyeri persendian hebat (severe athralgia)
dan atau dapat disertai ruam (rash).
Kriteria Epidemiologis: Bertempat tinggal
atau pernah berkunjung ke wilayah yang
sedang terjangkit Chikungunya dengan
sekurang-kurangnya 1 kasus positif RDT/
pemeriksaan serologi lainnya, dalam kurun
waktu 15 hari sebelum timbulnya gejala
(onset of symptoms)
Kriteria Laboratoris: sekurang-kurangnya
salah satu diantara pemeriksaan berikut:
Isolasi virus
Terdeteksinya RNA virus dengan RT-PCR
Terdeteksinya antibodi IgM spesifik virus Chik
pada sampel serum
Peningkatan 4 kali lipat (four-fold) titer IgG pada
pasangan sampel yang diambil pada fase akut
dan fase konvalesen (interval sekurang-
kurangnya 2-3 minggu)
Berdasarkan kriteria di atas, Diagnosis
Demam Chikungunya digolongkan dalam 3
kategori yaitu:
KASUS TERSANGKA (Suspected case/
Possible case)
Penderita dengan kriteria klinis.
KASUS PROBABEL (Probable case)
Penderita dengan kriteria klinis + kriteria
epidemiologis
KASUS KONFIRM (Confirmed case)
Penderita dengan kriteria laboratoris.
TATALAKSANA
Simptomatis
Antipiretik dan analgetik
Suportif
Tirah baring (bedrest), batasi pergerakkan
Minum banyak untuk mengganti
kehilangan cairan tubuh akibat muntah,
keringat dan lain-lain.
Fisioterapi
DBD Morbili Chikungunya

Ruam ptekie Ruam yang khas Ruam nonspesifik


Demam mendadak makulopapuler timbul diseluruh badan
yang tinggi 2-7 hari pertama di retroaurikula Demam 2-4 hari
Manifestasi Tidak ada manifestasi Tidak ada manifestasi
perdarahan + perdarahan perdarahan
Pembesaran hepar 3C (cough, coplic spot, Nyeri sendi
Nyeri sendi conjungtivitis) Injeksi konjungtiva
Ada riwayat keluarga Biasanya pasien belum Fotofobia
atau lingkungan sekitar imunisasi campak Rumple leed tes +
menderita DBD
Rumple leed test +
LAPORAN KASUS
Identitas
Nama : Tn. L
Tanggal Lahir : 22 Februari 1993
Umur : 23 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan Terakhir : SMP
Alamat : Gebang, Cirebon
A. Keluhan Utama
Demam
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Waled dengan keluhan
demam sejak 5 hari SMRS. Demam dirasakan
mendadak tinggi yang terus menerus, siang sama
dengan malam, tidak disertai menggigil. Keluhan
disertai dengan nyeri kepala, nyeri seluruh otot dan
sendi, mual, serta nyeri di ulu hati. Keluhan tidak
disertai dengan muntah, mimisan dan gusi berdarah.
BAK dan BAB tidak ada keluhan. Pasien belum pernah
berobat sebelumnya.

C. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien belum pernah menderita sakit seperti ini
sebelumnya
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat diabetes mellitus disangkal
Riwayat maag disangkal
D. Riwayat Penyakit Keluarga dan
Lingkungan
Keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit
serupa. Keluarga dan lingkungan tetangga
sekitar tidak ada yang sedang sakit DBD.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Kesadaran : compos mentis
GCS : E4M6V5
Tanda vital
Tekanan Darah = 100/70 mmHg
Nadi = 82 x/menit, reguler
Frekuensi Respirasi = 20 x/menit,
reguler
Suhu = 37,8oC
Lanjutan..
Kepala
Bentuk normosefal, rambut warna hitam, distribusi merata dan tidak mudah
dicabut
Wajah
Wajah tidak bengkak dan tidak tampak pucat
Mata
konjungtiva anemis (-/-) , sklera ikterik (-/-)
Hidung
Tidak tampak adanya sekret, perdarahan dan deviasi.
Mulut
Mukosa basah (+), sianosis (-)
Telinga
Daun telinga dalam batas normal, sekret (-).
Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, reflex menelan positif, tidak
ada deviasi trakea.
Lanjutan..
Thorak
Inspeksi : tidak ada bekas luka, tidak ada retraksi dinding dada,
pulsasi iktus cordis tidak tampak
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, iktus kordis teraba dengan kuat
angkat lemah
Perkusi : terdapat suara sonor pada semua lapang paru
Auskultasi : vesikuler pada kedua lapang paru, bunyi jantung I dan II
reguler.
Abdomen
Inspeksi : perut datar, tidak tampak bekas luka
Auskultasi : bising usus 15 kali per menit
Perkusi : terdapat suara timpani pada semua lapang paru
Palpasi : terdapat nyeri tekan di epigastrium, hepar dan lien tidak teraba.
Ekstremitas
Akral hangat, edema (-), turgor kulit normal, CRT <2detik
Uji Rumple Leed positif
Capillary refill time<2 detik
Pemeriksaan Penunjang
Hb MCV
17,1 g/dl 13,5- 82/um 82-98
17,5 MCH
leukosit 29 Pg >27
3,8 ribu/ul 4-10 MCHC
Trombosit 36 g/dl 32-36
44 ribu/ul 150-400 RDW CV
Eritrosit
12% 11,6-
5,8 juta/ul 4,5-5,8 14,6
Hematokrit RDW SD
38% 40-50 35,3fL 29-46
Lanjutan..
Basofil
0 0-1%
Eosinofil
0 2-4%
Neutrofil Batang
0 3-5%
Neutrofil Segmen GDS stik 108
69 50-80%
Limfosit
22 25-40%
Monosit
9 2-8%
RESUME
Pasien laki-laki, usia 23 tahun datang ke IGD RSUD
Waled dengan keluhan demam sejak 5 hari SMRS.
Demam dirasakan mendadak tinggi yang terus
menerus, siang sama dengan malam, tidak disertai
menggigil. Keluhan disertai dengan nyeri kepala, nyeri
seluruh otot dan sendi, mual, serta nyeri di ulu hati.
Keluhan tidak disertai dengan muntah, mimisan dan
gusi berdarah. BAK dan BAB tidak ada keluhan. Pasien
belum pernah berobat sebelumnya.
Pemeriksaan fisik didapatkan: Kesadaran compos
mentis, TTV: TD : 100/70 mmHg; N = 82x/ menit,
reguler, isi cukup; FR= 20 x/menit; S = 37,8oC. Terdapat
nyeri tekan di epigastrium.
Pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit
3,8/mm3 ; trombosit 44 /mm3 ; hematokrit 38% ;
limfosit 22%; monosit 9%.
DIAGNOSIS BANDING
- DHF
- Chikungunya
DIAGNOSIS KERJA
DHF
PENATALAKSANAAN
Infus RL 500 cc/24jam
Paracetamol infus 500mg/8 jam
Metilprednisolon 2x1
Ondansentron 4 mg/8 jam
Omeprazole 1x40 mg
Levofloxacin 1x1 mg
Cek DR/24 jam
Terima kasih..

Anda mungkin juga menyukai