Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

I DENGAN DIAGNOSA
ANEMIA

DISUSUN OLEH :

Alpin MArhaba
2118019

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2021
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen
darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas
pengangkut oksigen darah (Doenges).
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah
dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer).
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah,
kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml
darah (Price, 2006 : 256).
Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit,
melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi
tubuh dan perubahan patotisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui
anemnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium.
B. Etiologi
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan
untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya
merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik,
penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya.
 Perdarahan hebat
 Akut (mendadak)
 Kecelakaan
 Pembedahan
 Persalinan
 Pecah pembuluh darah
 Penyakit Kronik (menahun)
 Perdarahan hidung
 Wasir (hemoroid)
 Ulkus peptikum
 Kanker atau polip di saluran pencernaan
 Tumor ginjal atau kandung kemih
 Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
 Berkurangnya pembentukan sel darah merah
 Kekurangan zat besi
 Kekurangan vitamin B12
 Kekurangan asam folat
 Kekurangan vitamin C
 Penyakit kronik
 Meningkatnya penghancuran sel darah merah
 Pembesaran limpa
 Kerusakan mekanik pada sel darah merah
 Reaksi autoimun terhadap sel darah merah
 Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
 Sferositosis herediter
 Elliptositosis herediter
 Kekurangan G6PD
 Penyakit sel sabit
 Penyakit hemoglobin C
 Penyakit hemoglobin S-C
 Penyakit hemoglobin E
 Thalasemia (Burton, 1990).

C. Klasifikasi anemia:
Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:
1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah
disebabkan oleh defek produksi sel darah merah, meliputi:
a. Anemia aplastic
Penyebab:
· agen neoplastik/sitoplastik
· terapi radiasi
· antibiotic tertentu
· obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
· benzene
· infeksi virus (khususnya hepatitis)
Gejala-gejala:
·  Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)
·   Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran
cerna, perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan saraf pusat.
b. Anemia pada penyakit ginjal
Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah merah
maupun defisiensi eritopoitin
Gejala-gejala:
· Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl
· Hematokrit turun 20-30%
· Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi
c. Anemia pada penyakit kronis
Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan
anemia jenis normositik normokromik (sel darah merah dengan ukuran
dan warna yang normal). Kelainan ini meliputi artristis rematoid, abses
paru, osteomilitis, tuberkolosis dan berbagai keganasan
d.  Anemia defisiensi besi
 Penyebab:
1. Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil,
menstruasi
2. Gangguan absorbsi (post gastrektomi)
3. Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises
oesophagus, hemoroid, dll.)
Gejala-gejalanya:
 Atropi papilla lidah
 Lidah pucat, merah, meradang
 Stomatitis angularis, sakit di sudut mulut
 Morfologi: anemia mikrositik hipokromik
e. Anemia megaloblastik
Penyebab:
 Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat
 Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik faktor (aneia rnis st
gastrektomi) infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen
kemoterapeutik, infeksi cacing pita, makan ikan segar yang
terinfeksi, pecandu alkohol.

f.  Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah


disebabkan oleh destruksi sel darah merah:
 Pengaruh obat-obatan tertentu
 Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia limfositik
kronik
 Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase
 Proses autoimun
 Reaksi transfusi
 Malaria
Tanda dan Gejala
 Lemah, letih, lesu dan lelah
 Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
 Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak
tangan menjadi pucat.
D.  Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang
dapt terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi tumor, atau
kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang
melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut terakhir,
masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan
sel darah merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah merah yang
menyebabkan destruksi sel darah merah.

Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik atau
dalam system retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil
samping proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam
aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl
atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera.

Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar


hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa
makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan
oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ penting,
Salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya
kurang, maka otak akan seperti komputer yang memorinya lemah, Lambat
menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaiki (Sjaifoellah, 1998)

E. Manifestasi klinis
1. Keadaan umum:
Pucat , keletihan berat ,kelemahan ,nyeri kepala , demam ,dipsnea , vertigo ,
sensitive terhadap dingin , BB turun.
2. Kulit:
Pugat jaundice ( anemia hemolitik ) , kulit kering , kuku rapuh , klubbing
3. Mata:
Penglihatan kabur , jaundice sclera dan perdarahan retina
4. Telinga:
 Vertigo , tinnitus
5. Mulut:
     Mukosa licin dan mengkilat , stomatitis
6. Paru- paru :
Dipsneu dan orthopnea
7. Kardiovaskuler:
Takikardia , palpitasi ,mur – mur , angina , hipotensi ,kardiomegali , gagal
jantung
8. Gastrointestinal:
Anoreksia dan menoragia,menurunya fertilisasi , hematuria ( pada anemia
hemolitik )
9. Muskuloskletal;
Nyeri pinggang , sendi dan tenderness sternal
10. System persyarafan:
Nyeri kepala , binggung , neurupatu perifer , parastesia , mental depresi ,
cemas, kesulitan koping.
F. Komplikasi
1. Infeksi
2. Gagal pernafasan
3. Kardiovaskuler
4. fungsi ginjal
5. Gangguan fungsi hati.
Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya,
penderita anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang
flu, atau gampang terkena infeksi saluran napas, jantung juga menjadi gampang
lelah, karena harus memompa darah lebih kuat. Pada kasus ibu hamil dengan
anemia, jika lambat ditangani dan berkelanjutan dapat menyebabkan kematian,
dan berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan berat badan rendah, anemia
bisa juga mengganggu perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak
(Sjaifoellah, 1998).
G. Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :
 Jumlah Hb lebih rendah dari normal ( 12 – 14 g/dl )
 Kadar Ht menurun ( normal 37% - 41% )
 Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )
 Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
 Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak ( pada anemia
aplastik )
 Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hemalokrit menurun.
Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV (molume
korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata) menurun dan
mikrositik dengan eritrosit hipokronik (DB), peningkatan (AP). Pansitopenia
(aplastik).
Jumlah retikulosit : bervariasi, misal : menurun (AP), meningkat (respons
sumsum tulang terhadap kehilangan darah/hemolisis).
 Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat
mengindikasikan tipe khusus anemia).
 LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal : peningkatan
kerusakan sel darah merah : atau penyakit malignasi.
 Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa
anemia, misal : pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu
hidup lebih pendek.
 Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB).
 SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial) mungkin
meningkat (hemolitik) atau menurun (aplastik).
 Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat (DB); normal atau tinggi
(hemolitik)
 Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin.
 Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (AP, hemolitik).
Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan
dengan defisiensi masukan/absorpsi
 Besi serum : tak ada (DB); tinggi (hemolitik)
 TBC serum : meningkat (DB)
 Feritin serum : meningkat (DB)
 Masa perdarahan : memanjang (aplastik)
 LDH serum : menurun (DB)
 Tes schilling : penurunan eksresi vitamin B12 urine (AP)
 Guaiak : mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi gaster,
menunjukkan perdarahan akut / kronis (DB).
Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya
asam hidroklorik bebas (AP).
 Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak berubah
dalam jumlah, ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan tipe anemia,
misal: peningkatan megaloblas (AP), lemak sumsum dengan penurunan sel
darah (aplastik). Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi
perdarahan : perdarahan GI (Doenges, 1999).
H. Penatalaksanaan Medis
Tindakan umum : Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab
dan mengganti darah yang hilang.
1. Transpalasi sel darah merah.
2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan
oksigen
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada. 6. Diet kaya besi yang
mengandung daging dan sayuran hijau.
Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) :
1.  Anemia defisiensi besi
Penatalaksanaan : Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan
makanan yang diberikan seperti ikan, daging, telur dan sayur. Pemberian
preparat fe
Perrosulfat 3x 200mg/hari/per oral sehabis makanPeroglukonat 3x 200
mg/hari /oral sehabis makan.
2. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12
3.  Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral
4.  Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan
pemberian cairan dan transfusi darah.
BAB II
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

Nama Mahasiswa Yang Mengkaji : Alpin Marhaba NIM: 2118019

Unit : Masyarakat Autoanamnese : √


Kamar : Rumah Warga Alloananmnese : √
Tgl masuk RS : -
Tgl pengkajian : 17-05-2021

I. IDENTIFIKASI
A. PASIEN
Nama initial : Ny.I
Umur : 20 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Belum Nikah
Jumlah anak : -
Agama/suku : Islam
Warga Negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : -
Alamat rumah : Tangga Jaya
II. DATA MEDIK
Diagnosa medic : Anemia

III. KEADAAN UMUM


A. KEADAAN SAKIT : - Pasien mengatakan sering salit kepala, merasa
pusing, mudah lupa dan sulit konsentrasi

B. TANDA-TANDA VITAL
1) Kesadaran:
Skala koma glaslow

a). Respon motorik : 5

b) Respon bicara : 6
c) Respon membuka mata : 4
Jumlah : 15

Kesimpulan: GCS pasien normal

2) Tekanan darah : 110/90 mmHg


MAP: mmHg

Kesimpulan :

3) Suhu : 36 °C di Oral axilla


√ Rectal
4) Pernapasan :20 x/menit
Irama: teratur Kusmaul Cheynes-stokesa Takipnea

Jenis : dada √ Perut

5) Nadi : 85 x/menit
Irama : teratur √ tachikardi Bradichardi
Kuat Lemah

B. PENGUKURAN
1. Lingkar lengan atas :- cm

2. Tinggi badan : 158 cm

3. Berat badan : 52 kg

4. IMT : 20,8 kg/m²

Kesimpulan : Normal

C. GENOGRAM

Keterangan :

Laki-laki

Perempuan

Meninggal

Pasien

------- Tinggal serumah


IV. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN
A. POLA PERSEPSI KESEHATAN DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
1) Keadaan sebelum sakit : klien mengatakan bahwa sebelum sakit klien
beraktivitas seperti biasanya tidak ada keluhan sama sekali.
2) Riwayat penyakit saat ini:
a). Keluhan utama : Klien mengatakan sering sakit kepala, sering pusing,
mudah lupa dan sulit konsentrasi

b). Riwayat keluhan utama: Pasien mengatakan sering sakit kepala

3) Riwaya penyakit yang pernah dialami: klien mengatakan tidak ada


riwayat penyakit sebelumnya

4) Riwayat kesehatan keluarga: klien mengatakan bahwa ibunya pernah


mengalami penyakit anemia juga

5) Pemeriksaan fisik:
a). Kebersihan rambut : Tipis dan lembut

b) Kulit kepala : Bersih tidak berketombe

c) Kebersihan kulit : Lembab

d). Higiene rongga mulut : Bersih

e) Kebersihan genitalia : -

f) Kebersihan anus : -

B. POLA NUTRISI DAN METABOLIK


1) Keadaan sebelum sakit: klien mengatakan sering makan dalam 3x sehari
dan habis dengan porsi sedang
2) Keadaan sejak sakit: Ibu pasien mengatakan sejak sakit nafsu makannya
berkurang hanya bisa menghabiskan 3-4 sendok makan
3) Observasi: Pasien terlihat pucat
4) Pemeriksaan fisik:
a) Keadaan rambut : Tipis dan Lembut
b) Hidrasi kulit : Terlihat lembab
c) Palpebra/conjungtiva : Anemis
d) Sclera : Ikterik
e) Hidung : Tidak ada secret dan penciuman baik
f) Rongga mulut : Tidak ada stomatitis
Gusi:

g) Gigi: sempurna
h) Kemampuan mengunyah keras : Baik
i) Lidah: Pink pucat
j) Pharing: Tidak ada pembersaran kelenjar tiroid
k) Kelenjar getah bening:
l) Kelenjar parotis:
m) Abdomen:
- Inspeksi : Pasien menolak
-Auskultasi : Pasien Menolak

- Palpasi : Pasien Menolak

- Perkusi : asites positif negatif

n) Kulit

- Edema negatif

- Ikterik negatif
o) Lesi:

5. Pemeriksaan diagnostik :
a) Laboratorium :
b) USG : -
c) Lain-lain : -
5) Terapi :

C. POLA ELIMINASI

1. Keadaan sebelum sakit : Pasien mengatakan BAK dan BAB sebelum sakit
normal

2. Keadaan sejak sakit : Ibu pasien mengatakan sejak sakit BAK dan BAB
tetap sama yaitu normal

3. Observasi: terlihat pucat

4. Pemeriksaan fisik :
a) peristaltik usus : x/menit.
b) palpasi kandung kemih penuh kosong.
c) nyeri ketuk ginjal positif. negatif
d) mulut uretra :
e) anus:
- peradangan :
- Hemoroid :
- Fistula :
5. Pemeriksaan diagnostik :
a) Laboratorium :
b) USG :
c) Lain-lain :
6. Therapi :
D. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN

1. Keadaan sebelum sakit: Pasien mengatakan sebelum


sakit dia dapat beraktivitas normal sehari hari tanpa ada gangguan
2. Keadaan sejak sakit : Ibu pasien mengatakan sejak
sakit aktivitas pasien terbatas dan hanya di rumah saja
3. Observasi : Pasien tampak lemah
a) Akitivitas harian :

- Makan :2

- Mandi :0

- Pakaian :0 1. mandiri
2. bantuan dengan alat
- Kerapihan :0 3. bantuan orang
4. bantuan alat dan orang
- Buang air besar :0 5. bantuan penuh

- Buang air kecil :0

- Mobilisasi ditempat tidur: 2

b) Postur tubuh : 0

c) Gaya jalan : Terlihat biasa saja

d) Anggota gerak yang cacat : Tidak ada

e) Fiksasi :

f) Tracheostomi :

4. Pemeriksaan fisik

a) JVP :
Kesimpulan :

b) Perfusi perifer pembuluh kuku :


c) Thorax dan pernapasan :
- Inspeksi :
Bentuk thorax :

Sianosis :

Stridor :

- Palpasi :
Vocal fremitus :

- Perkusi : sonor redup pekak.


Batas paru hepar :

Kesimpulan :

- Auskultasi :
Suara napas :

Suara ucapan :

Suara tambahan :

d) Jantung
- Inspeksi :
Ictus cordis :

- Palpasi :
Ictus cordis :

- Perkusi :
Batas atas jantung :

Batas kanan jantung :

Batas kiri jantung :

- Auskultasi :
Bunyi jantung II A :

Bunyi jantung II P :

Bunyi jantung I T :

Bunyi jantung I M :

Bunyi jantung II irama gallop:

Murmur :

HR : x/menit

Bruit : Aorta :

A. Renalis :

A. Femoralis :

e) Lengan dan tungkai

- Atrofi otot : positif negatif

- Rentang gerak :

- Uji kekuatan otot :


Kiri : 1 2 3 4 5

Kanan : 1 2 3 4 5

- Refleks fisiologi :
- Refleks patologi :
Babinski, kiri : positif negatif

Kanan : positif negatif

- Clubbing jari-jari :
- Varises tungkai :
f) Columna vertebralis :

- Inspeksi :

- Palpasi :

N. III-IV-VI :

N. VIII Romberg Test : positif negatif.

N. XI :

5. Pemeriksaan diagnostik :

a) Laboratorium :

Hasil pemeriksaan:

b) Lain-lain :-

6.. Terapi medik :

E. POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT

1. Keadaan sebelum sakit : Pasien mengatakn sebelum sakit pasien sering


tidur jam 3 subuh atau jam 5 pagi

2. Keadaan sejak sakit : Ibu pasien mengatakan sejak sakit anaknya sudah
tidur tepat waktu sebelum jam 10 malam
3. Observasi : ekspresi wajah banyak menguap

Ekspresi wajah mengantuk : positif negatif

Banyak menguap : √ positif negatif

Palpebra inferior berwarna gelap : positif negatif

4. Therapi : -

F. POLA PERSEPSI KOGNITIF

1. Keadaan sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan sebelum sakit tidak


mengalami masalah pada kelima panca indranya

2. Keadaan sejak sakit : Ibu pasien mengatakan sejak sakit sama seperti
sebelumnya tidak ada masalah dengan panca indranya

3. Obervasi : Kelima panca indranya berfungsi dengan baik

4. Pemeriksaan fisik :
a) penglihatan :

- Cornea :

- Visus :

- Pupil :

- Lensa mata :

- Tekanan Intra Okuler (TIO) :

b) Pendengaran :

- Pina :

- Kanalis :
- Membran timpani :

- Tes pendengaran :

c) N. I :
d) N.II :
e) N.V :
f) N.VII :
g) N.VIII :
h) Test Romberg :
5. Pemeriksaan diagnostik :
a) laboratorium :

b) Lain-lain :

c) Therapi :

G. POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI

1. Keadaan sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan dia paham terhadap


identitas dirinya bahwa dirinya seorang anak dari ibunya

2. Keadaan sejak sakit : Ibu pasien mengatakan peran pasien dalam


keluarga adalah sebagai anak, pasien dapat melakukan aktivtas fisiknya
secara optimal dan tidak mengalami cacat fisik

5. Observasi : Pasien telihat sangat dicintai oleh orang tua dan keluarganya
a) Kontak mata : Baik

b) Rentang perhatian : Baik

c) Suara dan cara bicara : Pelan, lembut dan jelas

d) Postur tubuh : Tegak

4. Pemeriksaan fisik :
a) Kelainan bawaan yang nyata :

b) Abdomen :

Bentuk :

Bayangan vena :

Benjolan massa :

c) Kulit : lesi kulit :

d) Penggunaan protesa :

H. POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA

1. Keadaan sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan anaknya sering


berkomunikasi dengan baik terhadap keluarga dan tetengga di sekitarnya

2. Keaadaan sejak sakit : Pasien mengatakan sejak sakit tetap berkomunikasi


dengan tetangga sekitarnya tapi lebih banyak menghabiskan waktu dalam
rumah dan masih berkomunikasi dengan baik sama keluarga

3. Observasi : Pasien tampak berkomunikasi dengan keluarganya dengan


baik

I. POLA REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS

1. Keadaan sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan anaknya laki-laki


berumur 17 tahun, alat kelamin lengkap

2. Keadaan sejak sakit : Ibu pasien mengatakn sampai sekarang masih


berhubungan baik dengan orang tua dan keluarganya
3. Observasi : Tidak ada masalah dengan pola seksualitasnya

4. Pemeriksaan fisik :

5. Pemeriksaandiagnostik :

a). Laboratorium :

b) lain-lain :

6. Therapi :

J. POLA MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRES

1. Keadaan sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan sebelum sakit dirinya


baik baik saja, dan jika ada masalah dia ungkapkan pada keluarga
terdekatnya

2. Keadaan sejak sakit : Ibu pasien mengatakan dia tetap mengungkapkan


masalah masalah yag terjadi padanya walalupun dia sakit

3. Observasi : Pasien terbuka tentang masalah kesehatan yang sedang di


hadapainya sama keluarganya

4. Pemeriksaan fisik :

a) Tekanan darah :

Berbaring : mmHg

Duduk : 100/70 mmHg

Berdiri : mmHg

Kesimpulan : hipotensi ortotastik positif. negatif


b) HR : x/menit

c) Kulit :

Keringat dingin :

Basah :

5. Therapi :

K. POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN

1. Keadaan sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan dia beragama islam


sering beribadah dan ibu pasien juga mengatakan dia percaya akan ada
kesenangan di jika sudah tiba hari akhir untuk bekal nanti.

2. Keadaan sejak sakit : Ibu pasien mengatakan dia tetap melakukan ibadah
karena dia percaya Allah akan menghapus dosa-dosa seorang hambanya
ketika sakit dan ada hidayah dari Allah suatu saat

3. Observasi : Pasien tampak lemah dan pucat

Tanda Tangan Mahasiswa Yang Mengkaji

( Alpin Marhaba )
IX. ANALISA DATA

N Data Subjectif & Objectif Etiologi Masalah


O

1. Ds : Penurunan Nyeri (akut)


Tekanan
- Klien mengatakan sakit kepala
Vaskuler
Do :

- Klien terlihat lemah


- Konjungtiva anemis
- Mukosa bibir kering
- TTV : TD 110/90, Pols 85 x/mnt
RR 20 x/mnt, T 36,7 C

- Skala nyeri 2 (sedang) pada


tingkat skala nyeri 0-4.
- Hb : 7,2 gr %

Ds :

- Keluarga klien mengatakan


aktivitasnya terbatas.
Do :
2. Intoleransi
Kelemahan fisik
- Klien hanya berbaring ditempat aktivitas
tidur.
- Klien dibantu oleh keluarganya
untuk beraktivitas
- Skala aktivitas 2 (memerlukan
bantuan orang lain, untuk
pengawasan/penyuluhan).
Ds :

- Klien mengatakan nafsu makan


berkurang dan hanya bisa
menghabiskan 3-4 sendok
makan saja dari porsi yang
disediakan.
Do :
3.
- Klien terlihat lemah
- Klien tidak menghabiskan porsi Anoreksia Gangguan
makanan yang disediakan. pemenuhan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh.

X. DAFTAR MASALAH
No Diagnosa Keperawatan Tgl Muncul Tgl Teratasi
.

1. Nyeri (akut) berhubungan dengan 17 Mei 2021 -


Penurunan Tekanan Vaskuler ditandai
dengan :

Ds : Klien mengatakan sakit pada kepala

Do :

- Klien terlihat lemah


- Konjungtiva anemis
- Mukosa bibir kering
- TTV : TD 110/90, Pols 85 x/mnt
RR 20 x/mnt, T 36,7 C

- Skala nyeri 2 (sedang) pada tingkat


skala nyeri 0-4.
- Hb : 7,2 gr %

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan


kelemahan fisik ditandai dengan :

Ds :
2.
- Keluarga klien mengatakan
aktivitasnya terbatas.
Do :

- Klien hanya berbaring ditempat tidur.


- Klien dibantu oleh keluarganya untuk 17 Mei 2021
beraktivitas
-
- Skala aktivitas 2 (memerlukan
bantuan orang lain, untuk
pengawasan/penyuluhan).

Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anorexia ditandai dengan :

Ds :

- Klien mengatakan nafsu makan


berkurang dan hanya bisa
menghabiskan 3-4 sendok makan
3. saja dari porsi yang disediakan oleh
RS.
Do :

- Klien terlihat lemah 17 Mei 2021

- Klien tidak menghabiskan porsi


makanan yang disediakan oleh RS.

-
XI. INTERVENSI KEPERAWATAN

Hari/Tgl Dx
Intervensi
No Keperaw Tujuan Rasional
Jam Keperawatan
atan

1. Senin, I Dalam 3x24 jam 1. Kaji skala 1. Menentukan


nyeri tingkat nyeri.
17 / 05/ perawatan nyeri dapat 2. Meningkatkan
2021 rasa nyaman
hilang dengan kriteria 2. Berikan dengan
jam kompres dingin menurunkan
10.00 evaluasi : vasodilatasi.
wita 3. Menghilangkan
ketegangan dan
- klien tidak
meningkatkan
mengeluh nyeri 3. Massase relaksasi otot.
kepala daerah kepala. 4. Mengurangi
- konjungtiva tidak
anemis rasa nyeri/sakit.
- mukosa bibir
kering
- TTV dalam batas
normal 4. Kolaborasi
- Skala nyeri 0 dalam pemberian 1. Mengetahui
- Hb dalam batas obat. kemampuan klien.
normal ( 12-14 gr %)
2. Agar
Dalam 3x24 jam kebutuhan klien
1. Kaji tingkat dapat dapat
II perawatan klien mampu
keterbatasan terpenuhi
meningkatkan aktivitas aktivitas klien 3. Aktivitas fisik
dengan kriteria evaluasi : 2. Bantu klien memberikan
beraktivitas pengalihan dengan
2. Senin, - klien dapat mandiri rasa normal serta
dalam melakukan untuk memperbaiki
17 / 05 / aktivitas. 3. Tingkatkan kualitas hidup
2021 - Klien mengalami aktivitas dan klien.
peningkatan aktivitas latihan fisik 4. Dengan
jam - Klien tidak hanya
10.00 meningkatkan Hb
terbaring di dalam btas normal
wita tempattidur memungkinkan
- Skala aktivitas 0 suplai O2 juga
(mandiri penuh). dapat berjalan
4. Kolaborasi normal. Dapat
dalam pemberian meningkatkan
tranfusi darah. perfusi jaringan
keseluruh tubuh
sehingga mobilitas
berjalan normal.

1. Mengetahui
tingkat pemenuhan
nutrisi.

2. Mendorong
klien dalam
pemenuhan
kebutuhan nutrisi.
3. Membaiknya
status nutrisi.
Dalam 2x24 jam 1. Kaji tingkat
perawatan gangguan gangguan
pemenuhan nutrisi pemenuhan
dsalam keadaan nutrisi.
2. Berikan
seimbang, dengan
motivasi pada 4. Mengetahui
kriteria evaluasi : klien pemasukan nutrisi
secara bertahap.
- tingkat nutrisi klien
III optimal 3. Berikan
- nafsu makan klien pemasukan
membaik nutrisi yang
- klien dapat adekuat. 5. Untuk
menghabiskan 4. Berikan meningkatkan
porsi makanan makanan dalam nafsu makan klien.
3. Senin, yang disediakan. porsi kecil tapi
- Keadaan umum sering
17/05/ 6. Dengan
membaik.
2021 penurunan asam
lambung dapat
jam meningkatkan
10.00 nafsu makan.
5. Ciptakan
wita lingkungan
yang nyaman.
6. Kolaborasi
dalam
pemberian obat
(acran).
XII. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

N Hari/Tgl/ja Dx IMPLEMENTASI EVALUASI


Keperawata
o m
n

1. Senin I 1. Mengkaji skala Ds : Klien mengatakan sakit

17/05/2021 nyeri (karakteristi, pada kepala


lokasi, durasi
jam 12.00 Do :
wita nyeri)
2. Memberikan - Klien terlihat lemah
- Konjungtiva anemis
kompres dingin - Mukosa bibir kering
(pada kepala) - TTV : TD 110/80, Pols
85 x/mnt
3. Memasassase RR 20 x/mnt, T 36,70 C
daerah kepala.
- Skala nyeri 2 (sedang)
4. Berkolaborasi pada tingkat skala nyeri
0-4.
dalam pemberian
- Hb : 7,2 gr %
obat.
- Acran 1 amp/12 A = Masalah belum teratasi
jam
P = lanjutkan Intervensi 1, 2,
- Gravistal 1 3,4
amp/8 jam
- Terpacef 1 gr/24
jam
- Farmacol syrup
3x ct
- Inpepsa 3xct
- Braxidin 2x1.

II
1. Mengkaji tingkat
keterbatasan
aktivitas klien
2. BMembantu S :
klien beraktivitas
- Keluarga klien
3. Meningkatkan
aktivitas dan mengatakan
aktivitasnya terbatas.
2. Senin, latihan fisik
O :
4. Berkolaborasi
17 /05 /2021 - Klien hanya berbaring
dalam pemberian ditempat tidur.
jam 12.00 tranfusi darah. - Klien dibantu oleh
wita keluarganya untuk
(tanfusi PRC 2 beraktivitas
kolf). - Skala aktivitas 2
(memerlukan bantuan
orang lain, untuk
pengawasan/penyuluha
n).

A = Masalah belum teratasi

P = lanjutkan Intervensi 1, 2,
3, 4

1. Mengkaji tingkat
3. III
gangguan
pemenuhan S :
Senin,
nutrisi. - Klien mengatakan nafsu
17 / 05/ makan berkurang dan
2. Memberikan
2021 hanya bisa
motivasi pada menghabiskan 3-4
jam 12.00 sendok makan saja dari
klien
wita porsi yang disediakan.
3. Memberikan O :
pemasukan nutrisi - Klien terlihat lemah
yang adekuat. - Klien tidak
menghabiskan porsi
4. Memberikan makanan yang
makanan dalam disediakan.
porsi kecil tapi
sering (1-2 A = Masalah belum teratasi
sendok/3-4 P = lanjutkan Intervensi 1, 2,
sendok saja, tapi 3, 4, 5,6
sering diberikan).
5. Menciptakan
lingkungan yang
nyaman. (jauh
dari tempat yang
bising bau dan
kotor).
6. Berkolaborasi
dalam pemberian
obat (acran).

XIII. CATATAN PERKEMBANGAN

Dx
N
Hari/Tgl/jam Keperawata CATATAN PERKEMBANGAN
o
n

1. Kamis I S : Klien mengatakan sakit pada kepala

20/05 / 2021 O:

jam 10.00 - Klien terlihat lemah


wita - Konjungtiva anemis
- Mukosa bibir kering
- TTV : TD 110/80, Pols 85 x/mnt
RR 20 x/mnt, T 36,70 C

- Skala nyeri 2 (sedang) pada tingkat skala


nyeri 0-4.
- Hb : 7,2 gr %
A = Masalah belum teratasi

P = lanjutkan Intervensi 1, 2, 3,4-

Kamis, S :
2. II
20 / 05 / 06 - Keluarga klien mengatakan aktivitasnya
terbatas.
jam 10.00 O :
wita
- Klien hanya berbaring ditempat tidur.
- Klien dibantu oleh keluarganya untuk
beraktivitas
- Skala aktivitas 2 (memerlukan bantuan
orang lain, untuk
pengawasan/penyuluhan).
A = Masalah belum teratasi

P = lanjutkan Intervensi 1, 2, 3, 4

S :
Selasa,
3. III - Klien mengatakan nafsu makan berkurang
8 / 8 / 06 dan hanya bisa menghabiskan 3-4 sendok
makan saja dari porsi yang disediakan.
jam 10.00 O :
wita
- Klien terlihat lemah
- Klien tidak menghabiskan porsi makanan
yang disediakan
A = Masalah belum teratasi

P = lanjutkan Intervensi 1, 2, 3, 4, 5,6

N Dx
Hari/Tgl/jam CATATAN PERKEMBANGAN
o Keperawatan

1. Sabtu I S : Klien mengatakan sakit yang dirasakan pada

22 / 05 / kepala mulai berkurang


2021 O :

jam 10.00 - Klien masih terlihat lemah


wita - Konjungtiva anemis
- Mukosa bibir kering
- TTV : TD 110/80, Pols 80 x/mnt
RR 24 x/mnt, T 36,80 C

- Skala nyeri 2 (sedang)


- Hb : 7,2 gr %
A = Masalah belum teratasi

P = lanjutkan Intervensi 1, 2, 3,4

S :
II
- Keluarga klien mengatakan sudah mulai
melakukan beberapa aktivitas tapi masih
dibantu oleh keluarganya [kekamar mandi,
2. makan]
O :
Sabtu
- Klien mulai duduk-duduk, tidak hanya
22/ 05/ 2021
berbaring di tempat tidur.
jam 10.00 - Klien dibantu oleh keluarganya untuk
beraktivitas
wita
- Skala aktivitas 2 (memerlukan bantuan
orang lain, untuk
pengawasan/penyuluhan).
A = Masalah belum teratasi

P = lanjutkan Intervensi 1, 2, 3, 4

S :
3. Sabtu , III - Klien mengatakan nafsu makan berkurang
dan hanya bisa menghabiskan 3-4 sendok
22 / 05 / makan saja dari porsi yang disediakan oleh
2021 RS.
O :
jam 10.00
wita - Klien masih terlihat lemah
- Klien tidak menghabiskan porsi makanan
yang disediakan, tetapi terlihat klien
memakan makanan yang disediakan oleh
keluarganya.
A = Masalah belum teratasi

P = lanjutkan Intervensi 1, 2, 3, 4, 5,6

Anda mungkin juga menyukai