I DENGAN DIAGNOSA
ANEMIA
DISUSUN OLEH :
Alpin MArhaba
2118019
C. Klasifikasi anemia:
Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:
1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah
disebabkan oleh defek produksi sel darah merah, meliputi:
a. Anemia aplastic
Penyebab:
· agen neoplastik/sitoplastik
· terapi radiasi
· antibiotic tertentu
· obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
· benzene
· infeksi virus (khususnya hepatitis)
Gejala-gejala:
· Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)
· Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran
cerna, perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan saraf pusat.
b. Anemia pada penyakit ginjal
Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah merah
maupun defisiensi eritopoitin
Gejala-gejala:
· Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl
· Hematokrit turun 20-30%
· Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi
c. Anemia pada penyakit kronis
Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan
anemia jenis normositik normokromik (sel darah merah dengan ukuran
dan warna yang normal). Kelainan ini meliputi artristis rematoid, abses
paru, osteomilitis, tuberkolosis dan berbagai keganasan
d. Anemia defisiensi besi
Penyebab:
1. Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil,
menstruasi
2. Gangguan absorbsi (post gastrektomi)
3. Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises
oesophagus, hemoroid, dll.)
Gejala-gejalanya:
Atropi papilla lidah
Lidah pucat, merah, meradang
Stomatitis angularis, sakit di sudut mulut
Morfologi: anemia mikrositik hipokromik
e. Anemia megaloblastik
Penyebab:
Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat
Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik faktor (aneia rnis st
gastrektomi) infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen
kemoterapeutik, infeksi cacing pita, makan ikan segar yang
terinfeksi, pecandu alkohol.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik atau
dalam system retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil
samping proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam
aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl
atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera.
E. Manifestasi klinis
1. Keadaan umum:
Pucat , keletihan berat ,kelemahan ,nyeri kepala , demam ,dipsnea , vertigo ,
sensitive terhadap dingin , BB turun.
2. Kulit:
Pugat jaundice ( anemia hemolitik ) , kulit kering , kuku rapuh , klubbing
3. Mata:
Penglihatan kabur , jaundice sclera dan perdarahan retina
4. Telinga:
Vertigo , tinnitus
5. Mulut:
Mukosa licin dan mengkilat , stomatitis
6. Paru- paru :
Dipsneu dan orthopnea
7. Kardiovaskuler:
Takikardia , palpitasi ,mur – mur , angina , hipotensi ,kardiomegali , gagal
jantung
8. Gastrointestinal:
Anoreksia dan menoragia,menurunya fertilisasi , hematuria ( pada anemia
hemolitik )
9. Muskuloskletal;
Nyeri pinggang , sendi dan tenderness sternal
10. System persyarafan:
Nyeri kepala , binggung , neurupatu perifer , parastesia , mental depresi ,
cemas, kesulitan koping.
F. Komplikasi
1. Infeksi
2. Gagal pernafasan
3. Kardiovaskuler
4. fungsi ginjal
5. Gangguan fungsi hati.
Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya,
penderita anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang
flu, atau gampang terkena infeksi saluran napas, jantung juga menjadi gampang
lelah, karena harus memompa darah lebih kuat. Pada kasus ibu hamil dengan
anemia, jika lambat ditangani dan berkelanjutan dapat menyebabkan kematian,
dan berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan berat badan rendah, anemia
bisa juga mengganggu perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak
(Sjaifoellah, 1998).
G. Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :
Jumlah Hb lebih rendah dari normal ( 12 – 14 g/dl )
Kadar Ht menurun ( normal 37% - 41% )
Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )
Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak ( pada anemia
aplastik )
Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hemalokrit menurun.
Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV (molume
korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata) menurun dan
mikrositik dengan eritrosit hipokronik (DB), peningkatan (AP). Pansitopenia
(aplastik).
Jumlah retikulosit : bervariasi, misal : menurun (AP), meningkat (respons
sumsum tulang terhadap kehilangan darah/hemolisis).
Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat
mengindikasikan tipe khusus anemia).
LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal : peningkatan
kerusakan sel darah merah : atau penyakit malignasi.
Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa
anemia, misal : pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu
hidup lebih pendek.
Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB).
SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial) mungkin
meningkat (hemolitik) atau menurun (aplastik).
Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat (DB); normal atau tinggi
(hemolitik)
Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin.
Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (AP, hemolitik).
Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan
dengan defisiensi masukan/absorpsi
Besi serum : tak ada (DB); tinggi (hemolitik)
TBC serum : meningkat (DB)
Feritin serum : meningkat (DB)
Masa perdarahan : memanjang (aplastik)
LDH serum : menurun (DB)
Tes schilling : penurunan eksresi vitamin B12 urine (AP)
Guaiak : mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi gaster,
menunjukkan perdarahan akut / kronis (DB).
Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya
asam hidroklorik bebas (AP).
Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak berubah
dalam jumlah, ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan tipe anemia,
misal: peningkatan megaloblas (AP), lemak sumsum dengan penurunan sel
darah (aplastik). Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi
perdarahan : perdarahan GI (Doenges, 1999).
H. Penatalaksanaan Medis
Tindakan umum : Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab
dan mengganti darah yang hilang.
1. Transpalasi sel darah merah.
2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan
oksigen
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada. 6. Diet kaya besi yang
mengandung daging dan sayuran hijau.
Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) :
1. Anemia defisiensi besi
Penatalaksanaan : Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan
makanan yang diberikan seperti ikan, daging, telur dan sayur. Pemberian
preparat fe
Perrosulfat 3x 200mg/hari/per oral sehabis makanPeroglukonat 3x 200
mg/hari /oral sehabis makan.
2. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12
3. Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral
4. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan
pemberian cairan dan transfusi darah.
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
I. IDENTIFIKASI
A. PASIEN
Nama initial : Ny.I
Umur : 20 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Belum Nikah
Jumlah anak : -
Agama/suku : Islam
Warga Negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : -
Alamat rumah : Tangga Jaya
II. DATA MEDIK
Diagnosa medic : Anemia
B. TANDA-TANDA VITAL
1) Kesadaran:
Skala koma glaslow
b) Respon bicara : 6
c) Respon membuka mata : 4
Jumlah : 15
Kesimpulan :
5) Nadi : 85 x/menit
Irama : teratur √ tachikardi Bradichardi
Kuat Lemah
B. PENGUKURAN
1. Lingkar lengan atas :- cm
3. Berat badan : 52 kg
Kesimpulan : Normal
C. GENOGRAM
Keterangan :
Laki-laki
Perempuan
Meninggal
Pasien
5) Pemeriksaan fisik:
a). Kebersihan rambut : Tipis dan lembut
e) Kebersihan genitalia : -
f) Kebersihan anus : -
g) Gigi: sempurna
h) Kemampuan mengunyah keras : Baik
i) Lidah: Pink pucat
j) Pharing: Tidak ada pembersaran kelenjar tiroid
k) Kelenjar getah bening:
l) Kelenjar parotis:
m) Abdomen:
- Inspeksi : Pasien menolak
-Auskultasi : Pasien Menolak
n) Kulit
- Edema negatif
- Ikterik negatif
o) Lesi:
5. Pemeriksaan diagnostik :
a) Laboratorium :
b) USG : -
c) Lain-lain : -
5) Terapi :
C. POLA ELIMINASI
1. Keadaan sebelum sakit : Pasien mengatakan BAK dan BAB sebelum sakit
normal
2. Keadaan sejak sakit : Ibu pasien mengatakan sejak sakit BAK dan BAB
tetap sama yaitu normal
4. Pemeriksaan fisik :
a) peristaltik usus : x/menit.
b) palpasi kandung kemih penuh kosong.
c) nyeri ketuk ginjal positif. negatif
d) mulut uretra :
e) anus:
- peradangan :
- Hemoroid :
- Fistula :
5. Pemeriksaan diagnostik :
a) Laboratorium :
b) USG :
c) Lain-lain :
6. Therapi :
D. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN
- Makan :2
- Mandi :0
- Pakaian :0 1. mandiri
2. bantuan dengan alat
- Kerapihan :0 3. bantuan orang
4. bantuan alat dan orang
- Buang air besar :0 5. bantuan penuh
b) Postur tubuh : 0
e) Fiksasi :
f) Tracheostomi :
4. Pemeriksaan fisik
a) JVP :
Kesimpulan :
Sianosis :
Stridor :
- Palpasi :
Vocal fremitus :
Kesimpulan :
- Auskultasi :
Suara napas :
Suara ucapan :
Suara tambahan :
d) Jantung
- Inspeksi :
Ictus cordis :
- Palpasi :
Ictus cordis :
- Perkusi :
Batas atas jantung :
- Auskultasi :
Bunyi jantung II A :
Bunyi jantung II P :
Bunyi jantung I T :
Bunyi jantung I M :
Murmur :
HR : x/menit
Bruit : Aorta :
A. Renalis :
A. Femoralis :
- Rentang gerak :
Kanan : 1 2 3 4 5
- Refleks fisiologi :
- Refleks patologi :
Babinski, kiri : positif negatif
- Clubbing jari-jari :
- Varises tungkai :
f) Columna vertebralis :
- Inspeksi :
- Palpasi :
N. III-IV-VI :
N. XI :
5. Pemeriksaan diagnostik :
a) Laboratorium :
Hasil pemeriksaan:
b) Lain-lain :-
2. Keadaan sejak sakit : Ibu pasien mengatakan sejak sakit anaknya sudah
tidur tepat waktu sebelum jam 10 malam
3. Observasi : ekspresi wajah banyak menguap
4. Therapi : -
2. Keadaan sejak sakit : Ibu pasien mengatakan sejak sakit sama seperti
sebelumnya tidak ada masalah dengan panca indranya
4. Pemeriksaan fisik :
a) penglihatan :
- Cornea :
- Visus :
- Pupil :
- Lensa mata :
b) Pendengaran :
- Pina :
- Kanalis :
- Membran timpani :
- Tes pendengaran :
c) N. I :
d) N.II :
e) N.V :
f) N.VII :
g) N.VIII :
h) Test Romberg :
5. Pemeriksaan diagnostik :
a) laboratorium :
b) Lain-lain :
c) Therapi :
5. Observasi : Pasien telihat sangat dicintai oleh orang tua dan keluarganya
a) Kontak mata : Baik
4. Pemeriksaan fisik :
a) Kelainan bawaan yang nyata :
b) Abdomen :
Bentuk :
Bayangan vena :
Benjolan massa :
d) Penggunaan protesa :
4. Pemeriksaan fisik :
5. Pemeriksaandiagnostik :
a). Laboratorium :
b) lain-lain :
6. Therapi :
4. Pemeriksaan fisik :
a) Tekanan darah :
Berbaring : mmHg
Berdiri : mmHg
c) Kulit :
Keringat dingin :
Basah :
5. Therapi :
2. Keadaan sejak sakit : Ibu pasien mengatakan dia tetap melakukan ibadah
karena dia percaya Allah akan menghapus dosa-dosa seorang hambanya
ketika sakit dan ada hidayah dari Allah suatu saat
( Alpin Marhaba )
IX. ANALISA DATA
Ds :
X. DAFTAR MASALAH
No Diagnosa Keperawatan Tgl Muncul Tgl Teratasi
.
Do :
Ds :
2.
- Keluarga klien mengatakan
aktivitasnya terbatas.
Do :
Ds :
-
XI. INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari/Tgl Dx
Intervensi
No Keperaw Tujuan Rasional
Jam Keperawatan
atan
1. Mengetahui
tingkat pemenuhan
nutrisi.
2. Mendorong
klien dalam
pemenuhan
kebutuhan nutrisi.
3. Membaiknya
status nutrisi.
Dalam 2x24 jam 1. Kaji tingkat
perawatan gangguan gangguan
pemenuhan nutrisi pemenuhan
dsalam keadaan nutrisi.
2. Berikan
seimbang, dengan
motivasi pada 4. Mengetahui
kriteria evaluasi : klien pemasukan nutrisi
secara bertahap.
- tingkat nutrisi klien
III optimal 3. Berikan
- nafsu makan klien pemasukan
membaik nutrisi yang
- klien dapat adekuat. 5. Untuk
menghabiskan 4. Berikan meningkatkan
porsi makanan makanan dalam nafsu makan klien.
3. Senin, yang disediakan. porsi kecil tapi
- Keadaan umum sering
17/05/ 6. Dengan
membaik.
2021 penurunan asam
lambung dapat
jam meningkatkan
10.00 nafsu makan.
5. Ciptakan
wita lingkungan
yang nyaman.
6. Kolaborasi
dalam
pemberian obat
(acran).
XII. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
II
1. Mengkaji tingkat
keterbatasan
aktivitas klien
2. BMembantu S :
klien beraktivitas
- Keluarga klien
3. Meningkatkan
aktivitas dan mengatakan
aktivitasnya terbatas.
2. Senin, latihan fisik
O :
4. Berkolaborasi
17 /05 /2021 - Klien hanya berbaring
dalam pemberian ditempat tidur.
jam 12.00 tranfusi darah. - Klien dibantu oleh
wita keluarganya untuk
(tanfusi PRC 2 beraktivitas
kolf). - Skala aktivitas 2
(memerlukan bantuan
orang lain, untuk
pengawasan/penyuluha
n).
P = lanjutkan Intervensi 1, 2,
3, 4
1. Mengkaji tingkat
3. III
gangguan
pemenuhan S :
Senin,
nutrisi. - Klien mengatakan nafsu
17 / 05/ makan berkurang dan
2. Memberikan
2021 hanya bisa
motivasi pada menghabiskan 3-4
jam 12.00 sendok makan saja dari
klien
wita porsi yang disediakan.
3. Memberikan O :
pemasukan nutrisi - Klien terlihat lemah
yang adekuat. - Klien tidak
menghabiskan porsi
4. Memberikan makanan yang
makanan dalam disediakan.
porsi kecil tapi
sering (1-2 A = Masalah belum teratasi
sendok/3-4 P = lanjutkan Intervensi 1, 2,
sendok saja, tapi 3, 4, 5,6
sering diberikan).
5. Menciptakan
lingkungan yang
nyaman. (jauh
dari tempat yang
bising bau dan
kotor).
6. Berkolaborasi
dalam pemberian
obat (acran).
Dx
N
Hari/Tgl/jam Keperawata CATATAN PERKEMBANGAN
o
n
20/05 / 2021 O:
Kamis, S :
2. II
20 / 05 / 06 - Keluarga klien mengatakan aktivitasnya
terbatas.
jam 10.00 O :
wita
- Klien hanya berbaring ditempat tidur.
- Klien dibantu oleh keluarganya untuk
beraktivitas
- Skala aktivitas 2 (memerlukan bantuan
orang lain, untuk
pengawasan/penyuluhan).
A = Masalah belum teratasi
P = lanjutkan Intervensi 1, 2, 3, 4
S :
Selasa,
3. III - Klien mengatakan nafsu makan berkurang
8 / 8 / 06 dan hanya bisa menghabiskan 3-4 sendok
makan saja dari porsi yang disediakan.
jam 10.00 O :
wita
- Klien terlihat lemah
- Klien tidak menghabiskan porsi makanan
yang disediakan
A = Masalah belum teratasi
N Dx
Hari/Tgl/jam CATATAN PERKEMBANGAN
o Keperawatan
S :
II
- Keluarga klien mengatakan sudah mulai
melakukan beberapa aktivitas tapi masih
dibantu oleh keluarganya [kekamar mandi,
2. makan]
O :
Sabtu
- Klien mulai duduk-duduk, tidak hanya
22/ 05/ 2021
berbaring di tempat tidur.
jam 10.00 - Klien dibantu oleh keluarganya untuk
beraktivitas
wita
- Skala aktivitas 2 (memerlukan bantuan
orang lain, untuk
pengawasan/penyuluhan).
A = Masalah belum teratasi
P = lanjutkan Intervensi 1, 2, 3, 4
S :
3. Sabtu , III - Klien mengatakan nafsu makan berkurang
dan hanya bisa menghabiskan 3-4 sendok
22 / 05 / makan saja dari porsi yang disediakan oleh
2021 RS.
O :
jam 10.00
wita - Klien masih terlihat lemah
- Klien tidak menghabiskan porsi makanan
yang disediakan, tetapi terlihat klien
memakan makanan yang disediakan oleh
keluarganya.
A = Masalah belum teratasi