KONSEP DASAR
A. Pengertian
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen
darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel
darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Doenges,
1999).
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan
kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002).
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas
hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006).
Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit, melainkan
merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan perubahan
patotisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui anemnesis yang seksama, pemeriksaan
fisik dan informasi laboratorium.
B. Etiologi
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk
sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya merupakan akibat
dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik, keracunan obat,
dan sebagainya.
Penyebab umum dari anemia:
1. Perdarahan hebat
2. Akut (mendadak)
3. Kecelakaan
4. Pembedahan
5. Persalinan
6. Pecah pembuluh darah
7. Penyakit Kronik (menahun)
8. Perdarahan hidung
9. Wasir (hemoroid)
10. Ulkus peptikum
11. Kanker atau polip di saluran pencernaan
12. Tumor ginjal atau kandung kemih
13. Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
14. Berkurangnya pembentukan sel darah merah
15. Kekurangan zat besi
16. Kekurangan vitamin B12
17. Kekurangan asam folat
18. Kekurangan vitamin C
19. Penyakit kronik
20. Meningkatnya penghancuran sel darah merah
21. Pembesaran limpa
22. Kerusakan mekanik pada sel darah merah
23. Reaksi autoimun terhadap sel darah merah
24. Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
25. Sferositosis herediter
26. Elliptositosis herediter
27. Kekurangan G6PD
28. Penyakit sel sabit
29. Penyakit hemoglobin C
30. Penyakit hemoglobin S-C
31. Penyakit hemoglobin E
32. Thalasemia (Burton, 1990).
C. Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau kehilangan
sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang dapt terjadi akibat
kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang
tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi)
pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak
sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah
merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik atau dalam
system retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini
bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap
kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direpleksikan dengan meningkatkan
bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl
mengakibatkan ikterik pada sclera.
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar
hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa makanan
dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen pun akan
kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ penting, Salah satunya otak. Otak
terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti
komputer yang memorinya lemah, Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa
diperbaiki (Sjaifoellah, 1998).
D. Manifestasi klinis
Gejala klinis yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai sistem dalam
tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologik (syaraf) yang
dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, anorexia (badan kurus kerempeng), pica, serta
perkembangan kognitif yang abnormal pada anak. Sering pula terjadi abnormalitas
pertumbuhan, gangguan fungsi epitel, dan berkurangnya keasaman lambung. Cara mudah
mengenal anemia dengan 5L, yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Kalau muncul 5 gejala ini,
bisa dipastikan seseorang terkena anemia. Gejala lain adalah munculnya sklera (warna pucat
pada bagian kelopak mata bawah).
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa
melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan
jantung(Sjaifoellah, 1998).
E. Komplikasi
Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita anemia
akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau gampang terkena
infeksi saluran napas, jantung juga menjadi gampang lelah, karena harus memompa darah
lebih kuat. Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat ditangani dan berkelanjutan
dapat menyebabkan kematian, dan berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan berat badan
rendah, anemia bisa juga mengganggu perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak
(Sjaifoellah, 1998).
F. Pemeriksaan penunjang
1. Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hemalokrit menurun.
2. Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat
mengindikasikan tipe khusus anemia).
3. LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal : peningkatan
kerusakan sel darah merah : atau penyakit malignasi.
4. Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa anemia, misal :
pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup lebih pendek.
Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB).
5. SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial) mungkin meningkat
(hemolitik) atau menurun (aplastik). Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat
(DB); normal atau tinggi (hemolitik)
6. Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin.
7. Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (AP, hemolitik).
8. Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan dengan
defisiensi masukan/absorpsi
9. Besi serum : tak ada (DB); tinggi (hemolitik)
10. TBC serum : meningkat (DB)
11. Feritin serum : meningkat (DB)
12. Masa perdarahan : memanjang (aplastik)
13. LDH serum : menurun (DB)
14. Tes schilling : penurunan eksresi vitamin B12 urine (AP)
15. Guaiak : mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi gaster, menunjukkan
perdarahan akut / kronis (DB).
16. Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya asam
hidroklorik bebas (AP).
17. Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak berubah dalam
jumlah, ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan tipe anemia, misal: peningkatan
megaloblas (AP), lemak sumsum dengan penurunan sel darah (aplastik).
18. Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan : perdarahan GI
(Doenges, 1999).
G. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah
yang hilang.
1. Transpalasi sel darah merah.
2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) :
1. Anemia defisiensi besi. Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan
yang diberikan seperti ikan, daging, telur dan sayur. Pemberian preparat fe, Perrosulfat 3x
200mg/hari/per oral sehabis makan, Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis makan.
2. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12
3. Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral
4. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian cairan dan
transfusi darah.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
menyeluru(Boedihartono, 1994).
Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 1999) meliputi :
1) Aktivitas / istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas ; penurunan
semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan
istirahat lebih banyak.
Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat. Letargi, menarik diri,
apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan.
Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda
lain yang menunujukkan keletihan.
2) Sirkulasi
Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI kronis, menstruasi berat
(DB), angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis.
Palpitasi (takikardia kompensasi).
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar, hipotensi
postural. Disritmia : abnormalitas EKG, depresi segmen ST dan pendataran atau depresi
gelombang T; takikardia. Bunyi jantung : murmur sistolik (DB). Ekstremitas (warna) : pucat
pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan:
pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan). Kulit seperti berlilin,
pucat (aplastik, AP) atau kuning lemon terang (AP). Sklera : biru atau putih seperti mutiara
(DB). Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi
kompensasi) kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia) (DB). Rambut :
kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara premature (AP).
3) Integritas ego
Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya penolakan
transfusi darah.
Tanda : depresi.
4) Eleminasi
Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB).
Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi. Penurunan haluaran
urine.
Tanda : distensi abdomen.
5) Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan produk
sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring).
Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah puas
mengunyah atau peka terhadap es, kotoran, tepung jagung, cat, tanah liat, dan sebagainya
(DB).
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan vitamin B12).
Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas
(DB). Stomatitis dan glositis (status defisiensi). Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir
dengan sudut mulut pecah. (DB).
6) Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan berkonsentrasi.
Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan
buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasi. Sensasi manjadi dingin.
Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu
berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina (aplastik, AP). Epitaksis :
perdarahan dari lubang-lubang (aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa
getar, dan posisi, tanda Romberg positif, paralysis (AP).
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)
8) Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.
Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.
9) Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat terpajan pada radiasi;
baik terhadap pengobatan atau kecelekaan. Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran
terhadap dingin dan panas. Transfusi darah sebelumnya. Gangguan penglihatan,
penyembuhan luka buruk, sering infeksi.
Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum. Ptekie dan
ekimosis (aplastik).
10) Seksualitas
Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore (DB). Hilang libido
(pria dan wanita). Imppoten.
Tanda : serviks dan dinding vagina pucat.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan anemia (Doenges, 1999)
meliputi :
1. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder
(penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan)).
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk
mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan
untuk pembentukan sel darah merah.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen
(pengiriman) dan kebutuhan.
4. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang
diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.
5. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi
dan neurologist.
6. Konstipasi atau Diare berhubungan dengan penurunan masukan diet; perubahan proses
pencernaan; efek samping terapi obat.
C. Intervensi/Implementasi keperawatan
Intervensi adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan (Boedihartono, 1994)
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang
telah disusun pada tahap perencanaan (Effendi, 1995).
DIAGNOSA
NOC NIC RASIONAL
KEPERAWATAN
1. Risiko tinggi terhadap Tujuan : Infeksi tidak terjadi. 1. Tingkatkan cuci tangan
infeksi berhubungan Kriteria hasil : baik ; oleh pemberi peraw
dengan tidak adekuatnya- mengidentifikasi perilaku untuk dan pasien
pertahanan sekunder mencegah/menurunkan risiko 2. Pertahankan teknik as
(penurunan hemoglobin infeksi. ketat pada prosedur/peraw
leucopenia, atau - meningkatkan penyembuhan luka, luka.
penurunan granulosit bebas drainase purulen atau 3. Berikan perawatan k
(respons inflamasi eritema, dan demam. perianal dan oral de
tertekan cermat.
4. Motivasi perub
posisi/ambulasi yang se
latihan batuk dan napas da
5. Tingkatkan masukkan c
adekuatPantau/batasi
pengunjung.
6. Berikan isolasi
memungkinkan.
7. Pantau suhu tubuh. C
adanya menggigil
takikardia dengan atau t
demam.
8. Amati eritema/cairan luka
9. Ambil specimen u
kultur/sensitivitas se
indikasi (kolaborasi)
10. Berikan antiseptic topical
antibiotic
sistemik (kolaborasi)
D. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien
dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan
melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. (Lynda Juall Capenito, 1999)
Evaluasi pada pasien dengan anemia adalah :
1) Infeksi tidak terjadi.
2) Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
3) Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
4) Peningkatan perfusi jaringan.
5) Dapat mempertahankan integritas kulit.
6) Membuat/kembali pola normal dari fungsi usus.
7) Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan
rencana pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA
Burton, J.L. 1990. Segi Praktis Ilmu Penyakit Dalam. Binarupa Aksara : Jakarta
Carpenito, L. J. 1999. Rencana Asuhan keperawatan dan dokumentasi
keperawatan, Diagnosis Keperawatan dan Masalah Kolaboratif, ed. 2. EGC : Jakarta
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian pasien. ed.3. EGC : Jakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Anemia
http://www.kompas.com/ver1/Kesehatan/0611/30/104458.htm
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC : Jakarta.
KONSEP DASAR
A. Landasan Teori
1. Pengertian
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali seperti pra hamil yang dimulai setelah
partus selesai atau sampai kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandungan pulih
kembali seperti semula. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
(Sarwono,2008 : 237)
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang
diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu
kurang lebih 6 minggu.
(Siti Saleha,2009 : 4)
Masa nifas atau masa puerpurium mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6
minggu
(Saifuddin, 2006)
2. Periode Nifas
a. Periode Immediate Postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering terdapat
banyak masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan dengan
teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran loche, tekanan darah, dan
suhu.
b. Periode Early Postpartum (24 jam-1 minggu)
Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan,
lochea tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta
ibu dapat menyusui dengan baik.
c. Periose Late Postpartum (1 minggu-5 minggu)
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta
konseling KB.
(Siti Saleha,2009:4)
3. Perubahan Fisiologis Masa Nifas
a. Perubahan Fisik
1. Uterus
Secara berangsur – angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti
sebelum hamil, setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras, karena kontraksi dan
retraksi otot-ototnya. Fundus uteri 3 jari dibawah pusat. Selama 2 hari berikutnya, besarnya
tidak seberapa berkurang tetapi sesudah 2 hari ini uterus mengecil dengan cepat sehingga
pada hari ke-10 tidak teraba dari luar. Setelah 6 minggu tercapainya lagi ukurannya yang
normal. Epitelerasi siap dalam 10 hari, kecuali pada tempat plasenta dimana epitelisasi
memakan waktu tiga minggu.
2. Serviks
Setelah persalinan, bentuk serviks agak mengganggu seperti corong berwarna merah
kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan-perlukaan kecil setelah
bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari
dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.
3. Endometrium
Timbul trombosis, degenerasi dan nekrosis, di tempat implantasi plasenta. Pada hari-hari
pertama, endometrium setebal 12,5 mm akibat pelepasan desidua dan selaput janin
(Sarwono,2007:237-238)
4. Lochea
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas. Pada
hari pertama dan kedua lochea rubra atau lochea cruenta, terdiri atas darah segar bercampur
sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa verniks kaseosa, lanugo dan mekonium.
a. Lochea Rubra (cruenta) : Berisi darah segar dan sisa selaput ketuban, sel-sel dari desidua,
verniks kaseosa, lanugo dan mekonium.
b. Lochea Sanguinolenta : Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir hari ke 3-7 pasca
persalinan
c. Lochea Serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 pasca
persalinan.
d. Lochea Alba : cairan putih setelah 2 minggu.
e. Lochea Purulenta : terjadi infeksi, keluaran cairan seperti nanah berbau busuk.
f. Lochea stasis : lochea tidak lancar keluarnya.
(Mochtar,Rustam,1998:116)
5. Sistem Endokrin
Terjadi penurunan kadar HPL (Human Plasental Lactogen), estrogen dan kortisol serta
plasenta enzyme insulinase sehingga kadar gula darah menurun pada masa puerperium.
Kadar estrogen dan progesteron menurun setelah plasenta keluar. Kadar terendahnya dicapai
kira-kira 1 minggu post partum. Penurunana ini berkaitan dengan pembengkakan dan diuresis
cairan ekstraseluler berlebih yang terakumulasi selama hamil. Pada wanita yang tidak
menyusui estrogen meningkat pada minggu kedua setelah melahirkan dan lebih tinggi dari
pada wanita yang menyusui pada post partum hari ke- 17.
(Bobak, 2004 : 496)
6. Pembuluh Darah Rahim
Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh-pembuluh darah yang besar, karena
setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak. Bila pembuluh darah
yang besar, tersunbat karena perubahan pada dindingnya dan diganti oleh pembuluh-
pembuluh yang kiri.
7. Dinding perut dan peritoneum
Setelah persalinan dinding perut longgar karena disebabkan lama, tetapi biasanya akan pulih
kembali dalam 6 minggu. Pada wanita yang asthenis menjadi diastasis dari otot-otot rectus
abnominis sehingga sebagian dari dinding perut di garis tengah terdiri dari peritoneum, fascia
tipis dan kulit.Tempat yang lemah dan menonjol kalau berdiri atau mengejan.
8. Bekas Implantasi Placenta
Placental bed mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kavum uteri dengan diameter 7.5
cm. Sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm, pada minggu ke enam 2,4 cm dan akhirnya pulih.
(Varney, 2007: 554)
b. Perubahan Psikologis
Adaptasi psikologis post partum menurut teori rubin dibagi dalam 3 periode yaitu
sebagai berikut ;
1. Periode Taking In
a. Berlangsung 1-2 hari setelah melahirkan
b. Ibu pasif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, perlu menjaga komunikasi yang baik.
c. Ibu menjadi sangat tergantung pada orang lain, mengharapkan segala sesuatru kebutuhan
dapat dipenuhi orang lain.
d. Perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan perubahan tubuhnya
e. Ibu mungkin akan bercerita tentang pengalamannya ketika melahirkan secara berulang-ulang
f. Diperlukan lingkungan yang kondusif agar ibu dapat tidur dengan tenang untuk memulihkan
keadaan tubuhnya seperti sediakala.
g. Nafsu makan bertambah sehingga dibutuhkan peningkatan nutrisi, dan kurangnya nafsu
makan menandakan ketidaknormalan proses pemulihan
b. Persalinan
Untuk mengetahui ibu melahirkan tanggal berapa, jam berapa dengan jenis persalinan spontan
B kepala / bokong, hidup/mati, BB, PB, jenis kehamilan, AS, kelainan kongenital, plasenta lahir
lengkap/tidak, adakah perdarahan, episiotomi/tidak.
c. Nifas
Untuk mengetahui kondisi ibu, TFU, UC, lochea, perdarahan, luka epis/tidak
10. Riwayat KB
Pada umumnya ibu diperbolehkan KB pada 40 hari post partum
11. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Nutrisi
Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup (4
sehat 5 sempurna). Minum sedikitnya 3 liter tiap hari, hendaknya minum tiap kali menyusui.
Istirahat
Istirahat cukup, tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan boleh miring ke kiri dan ke kanan
untuk mencegah terjadinya trombosit serta kelelahan.
Aktivitas
Mobilitas dilakukan setelah 2 jam PP (primi)
Mobilitas dilakukan sebelum 2 jam PP (multi)
Eliminasi
BAK : Segera secepatnya setelah melahirkan
BAK : Harus dilakukan 3-4 hari setelah melahirkan
Kebersihan
Membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air mengalir (dari arah depan ke belakang /
dari vulva ke anus)
Seksual
Boleh dilakukan setelah masa nifas selesai, atau 40 hari post partum
Pola rekresi
Kegiatan yang dapat memenuhi kebutuhan psikologis ibu
Pola kebersihan lain
Minum jamu-jamuan dapat mengakibatkan bayi mencret, ASI tidak keluar.
12. Data Psikologis
Taking in (ketergantungan)
a. Timbul pada hari ke-3 sampai dengan 4 – 5 masa nifas
b. Ibu siap menerima peran baru dan belajar semua hal-hal baru
c. Butuh sistem pendukung
d. Mekanisme pertahanan diri penting
e. Merupakan waktu terbaik untuk memberikan health education / penyuluhan
Letting go (ketidak tergantungan)
a. Terjadi pada minggu ke5-8 masa nifas
b. Keluarga telah menyesuaikan diri dengan peran baru dan anggota baru
c. Tubuh telah mulai sembuh
d. Mampu menerima tanggung jawab dan mandiri
13. Sosial dan Budaya
a. Bagaimana keadaan rumah tangganya harmonis / tidak, hubungan ibu suami dan keluarga
serta orang lain baik / tidak
b. Ada / tidak ada kebiasaan selamatan mitos, tingkepan, ada / tidak budaya pantang makan
makanan tertentu.
14. Data Spiritual
Agama yang dianut, apakah melaksanakan ibadah / berdoa dengan baik.
(Ibrahim, Cristian. 1996)
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik
an Umum : Baik sampai lemah
aran umum : Composmentis / Somnolen
tubuh : Skoliosis / Lordosis
berjalan : Lurus, bentuk kaki o / x
badan : Tidak kurang dari 145 cm
badan : Cenderung turun
an darah : 100/60 – 130/60 mmHg (kenaikan sistol tidak lebih dari 30 mmHg, distole tidak lebih dari 15
mmHg)
: 70 – 90 x/menit
: 36 – 37o C
fasan : 16 – 24 x/menit
2. Pemeriksaan Khusus
Inspeksi
Kepala : bersih, tidak berketombe, rambut tidak rontok.
Muka : hiperpigmentasi muka, tidak pucat, terdapat cloasma gravidarum
Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak icterus (kuning)
Hidung : Tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung, penciuman normal
Telinga : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada gangguan pendengaran
Mulut : Bibir tidak pucat, tidak kering, gigi tidak lubang, tidak ada caries gigi
Leher : tidak ada benjolan kelenjar tiroid, tidak ada bendungan jugularis.
Ketiak : tidak berjalan abnormal, tidak ada luka
Payudara : Puting susu menonjol/datar/tenggelam, hypervaskularisasi areola mammae, payudara
membesar, hipervaskularisasi pembuluh darah, colustrum sudah keluar atau belum
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, hiperpigmentasi, strie gravidarum, tidak ada benjolan abnormal
Genetalia : Bersih, tidak ada tumor dan condiloma, tidak oedema dan varises, terdapat luka perneum atau
tidak, lochea rubra
Anus : tidak ada hemorrhoid, anus bersih.
Ekstremitas : Tidak oedema / varises pada ekstremitas atas dan bawah
Palpasi
Payudara : ASI (+)
Perut : TFU dibawah pusat turun 1 jari / hari
Ekstremitas : Oedema, jika ibu terlalu banyak berdiri
Auskultasi
Normal
Perkusi
Normal
3. Terapi
4. Data Bayi
V. Intervensi
Diagnosa : Ny ... P ... Dengan 2 jam PP
Tujuan : Post Partum berjalan normal tanpa ada komplikas
Kriteria Hasil : - Kontraksi Uterus baik
- TFU turun 1 jari / hari
- Lochea rubra tidak berbau
- Keadaan umum dan TTV normal
- Perdarahan (-)
Intervensi
1. Lakukan pendekatan pada ibu
R/ Dengan pendekatan teraupetik dapat menciptakan hubungan saling percaya
2. Lakukan pemeriksaan TTV, lochea dan perdarahan
R/ Sebagai parameter deteksi dini adanya infeksi dan komplikasi
3. Jelaskan pada ibu mengenai kehamilan dan hasil pemeriksaannya
R/ Tinggi fundus uteri dan kontraksi uterus dapat memantau proses involusi.
4. Lakukan pemeriksaan DJJ
R/ Dengan mengajarkan masase fundus yamg benar diharapkan terjadi vasokontraksi pada
pembuluh darah sehingga mencegah terjadinya perdarahan
5. Ajarkan ibu cara merawat payudara
R/ Dengan perawatan payudara yang baik, diharapkan tidak terjadi infeksi, bendungan ASI dan
dapat memperlancar produksi ASI.
6. Anjurkan ibu untuk sering menyusui
R/ Dengan sering menyusui, isapan bayi akan merangsang pengeluaran oxytosin untuk
mempercepat proses involusi uteri.
7. Anjurkan ibu untuk minum obat sesuai dosis
R/ Dengan menganjurkan minum obat diharapkan ibu akan minum obat sesuai aturan
8. Ajarkan ibu senam nifas
R/ Dengan senam nifas akan dapat mengencangkan kembali otot-otot yang telah kendor selama
hamil.
9. Beri KIE tentang :
- Nutrisi
- KB
R/ Menambah pengetahuan ibu
VI. Implementasi
Sesuai dengan intervensi
VII. Evaluasi
Sesuai dengan kriteria hasil
DAFTAR PUSTAKA
Mansur, Herawati.2009.Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
Manuaba,Ida Bagus.2007.Ilmu Kebidanan,Penyakit kandungan, dan keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan.Jakarta:EGC
Saifuddin,Abdul Bari.2006.Buku Panduan Praktis Kesehatan Maternal dan
Neonatal.Jakarta:Tridasa Printer
Varney,Hellen,dkk.2007.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume1.Jakarta:EGC
Prawirohardjo,Sarwono.2008.Ilmu Kebidanan.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka
Mochtar, Rustam.1998.Sinopsis Obstetri Jilid I. EGC : Jakarta
Bobak,M.Irene.2004. Perawatan Maternitas dan Gynekologi.Bandung: VIA PKP
Ibrahim, Cristian. 1996. Perawatan Kebidanan ( Perawatan Nifas) Jilid III. Jakarta : Bharata.
Saleha, Siti.2009
LAPORAN PENDAHULUAN ANTE NATAL CARE (ANC)
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Menurut DEPKES RI (2007), Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap
individu yang bersifat prefentif care untuk mencegah terjadinya masalah yang kurang baik
bagi ibu maupun janin. Pelayanan antenatal care merupakan upaya kesehatan perorangan
yang memperhatikan presisi dan kualitas pelayanan medis yang diberikan. Antenatal care
adalaha pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim. Sedangkan pengawasan sebelum persalinan terutama
ditujukan pada ibunya disebut antenatal care.
B. TUJUAN
Tujuan dilakukannya antenatal care antara lain :
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu.
3. Mengenali dan menanggulangi secara dini adanya penyulit-penyulit atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan
pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman dengan trauma seminimal
mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan mempersiapkan ibu agar dapat
memberikan ASI secara eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin agar dapat tumbuh
kembang secara normal
7. Mengurangi bayi lahir prematur, kelahiran mati dan kematian neonatal.
8. Mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin.
C. ADAPTASI FISIOLOGIS ORGAN-ORGAN TUBUH SELAMA KEHAMILAN
Perubahan-peerubahan dan adaptasi fisiologis organ-organ tubuh pad amasa kehamilan
adalah sebagai berikut :
1. Trimester I (0-12 minggu)
Seseorang mengalami kehamilan akan menunjukkan gejala-gejala yang berasal dari janin dan
plasenta.
a. Adanya Human Choironic Gonadotropic (HCG) dalam urin.
b. Masalah gastrointestinal
Mual dan muntah (4-6 minggu)
Morning sickness
Anoreksi
Saliva berlebihan
Tidak tahan terhadap bau-bau tertentu
c. Pengaruh hormon esterogen
Tonus otot menurun dan mengakibatkan mual serta konstipasi
d. Pengaruh janin
Pada kehamilan 7 minggu, janin kurang lebih sebesar telur itik
Pada kehamilan 10 minggu, janin kurang lebih sebesar jeruk keprok
Pada kehamilan 12 minggu, janin kurang lebih sebesar kepalan tangan
e. Tanda-tanda piscaseck
Pembesaran dan perlunakan pada tempat implantasi
f. Traktus urinarius
Kehamilan mengakibatkan uterus membesar dan menekan kandung kemih sehingga
mengakibatkan ibu sering BAK.
g. Kardiovaskuler
Diafragma terdorong ke arah atas oleh karena pembesaran uterus, posisi jantung pada bagian
kiri atas
Kardiakoutput :
1) Denyut jantung meningkat
2) Nadi meningkat kurang lebih 10-15 x/menit
3) Filtrasi ginjal meningkat
4) Transportasi oksigen meningkat.
h. Uterus
Pada saat tidak hamil beratnya 35-50 g, volume 10 cc.
Pada hamil aterm 1000-1100 g, volume 5-10 l.
Ismus hipertrofi, panjang, lunak
i. Payudara
Membesar, tegang, dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh esterogen dan progesteron yang
merangsang duktus alveoli payudara.
j. Vagina
Peningkatan vaskularisasi
Peningkatan sekresi, berwarna putih, asam.
k. Respirasi
Esterogen meningkat, menyebabkan peningkatan jaringan ikat
Progesteron meningkat menyebabkan penurunan resistensi dengan relaksasi, penurunan otot
polos yang memudahkan mengalirnya CO2 dari janin ke ibu
Diafragma tertekan sehingga kurang leluasa bergerak
l. Muskuloskletal
Relaksasi persendian
Uterus memanjang mengakibatkan nyeri pada ligamen rofundum
Perubahan postural
m. Kulit
Oleh karena pengaruh esterogen, kulit mengalami hiperpigmentasi, kloasma, linea nigra, dan
striae gravidarum.
2. Trimester II (12-28 minggu)
Perubahan fisiologis yang terjadi sebagai berikut:
a. Uterus
Uterus membesar, hipertrofi sel-sel otot.
Dinding uterus tipis dan lunak
Fetus dapat dipalpasi pada abdomen
Uterus jadi bentuk oval
Adanya kontraksi braxton-his
b. Serviks
Uterus memanjang
Adanya mucousplag
Sel otot hipertrofi
Kelenjar serviks aktif
c. Vagina
Sel otot hipertrofi
Mukosa tebal
Adanya lochea
pH asam 3,5-6,0
d. Payudara
Duktus dan alveoli hipertrofi
Areola dan putting membesar
Mulai ada sekresi kolostrum
e. Kardiovaskuler
Volume darah meluas
Hb menurun akibat ekspirasi plasma lebih besar daripada eritrosit
Output meningkat 30-50%
Terjadi hipertrofi, supine khusus pada trimester kedua akhir.
f. Respiratori
O2 dalam darah meningkat
Pernapasan lebih dalam
Kebutuhan O2 meningkat
Uterus membesar dan menekan diafragma menyebabkan sesak nafas.
g. Urinari
Perubahan ukuran pada kandung kemih
Frekuensi berkemih menurun
Dilatasi ginjal dan ureter
Ibu rentan terhadap refleksi urinarius
Aliran plasma renal meningkat
h. Muskuloskeletal
Pusat graviti berubah sebagai akibat membsarnya uterus, lordosis fisiologi
Kram pada kaki
i. Integumen
Hiperpigmentasi terutama pada puting dan perineum
Adanya linea nigra
Rambut menjadi lebih halus
Kuku lebih lunak dan tingkat pertumbuhan meningkat
j. Gastrointestinal
Mulut dan gigi : hiperemia, sensitif terhadap zat iritan
Esofagus dan gaster : kapasitas lambung menurun, sekresi asam hidroferolik dan pepsin
dalam lambung menurun
Liver : meningkatnya serum phospatase, menurunnya albumin dan globulin
Pankreas : hipertrofi, hiperplasia dan hiperaktif yang sering terjadi pada sel B. Fisiologis
kehamilan, pencetus diabetes gestasional
Intestinal : pengososngan lambung meningkat, absorpsi nutrien dan air meningkat
k. Endokrin
Pituitari : sekresi hormon LH & FSH, prolaktin meningkat
Tiroid : vaskularisasi meningkat, T3 dan T4, BMR meningkat.
Paratiroid : hiperplasia, sekresi hormon meningkat
Adrenal : sekresi adrenokortikotropik hormon (ACTH) menignkat, level kortisol meningkat,
level aldosteron meningkat.
l. Plasenta
Fungsi utuh dan kompleks
3. Trimester III (28-kehamilan berakhir/38-42minggu)
a. Reproduksi
Uterus
Ukuran bertambah besar, distensi miometrium, dinding menipis, kontraksi broxton-his
semakin jelas
Serviks
Effoucement, pengeluaran mukosa
Vagina
Hiperemia, pertumbuhan loktobual, leukorea
Payudara
Membesar, tegang, kolostrum keluar
b. Kardiovaskuler
COP meningkat 40%
Volume darah ibu meningkat 30-50%
Heartrate meningkat 15x/menit
Strok volume meningkat
c. Pernapasan
Diafragma tertekan karena pembesaran uterus ke atas
Iga ekspansi
Kebutuhan O2 meningkat
d. Perkemihan
Dilatasi kaliks renal, filtrasi glomerulus meningkat
Frekuensi miksi meningkat
Konsentrasi albumin plasma menurun
e. Muskuloskeletal
Lordosis, sulit berjalan, rebas-rebas ekstremitas.
f. Integumen
Striae semakin terlihat, pigmentasi meningkat
Rambut tipis dan rontok
Kuku cepat tumbuh dan mudah patah
g. Gastrointestinal
Mulut dan gusi, hiperemia, gusi sangat sensitif
Gastrirefluks, kapasitas gaster menurun
Mobilitas intestinal menurun, rentan terhadap konstipasi
h. Endokrin
Pituitari : prolaktin meningkat, oksitosin meningkat
Tiroid : BMR meningkat
i. Plasenta
Fungsi maksimal
D. JADWAL PEMERIKSAAN ANTENATAL
Sesuai kebijakan Depkes, kunjugan ANC sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama
kehamilan, ketentuan waktun sebagai berikut :
1. Minimal satu kali pada trimester pertama : K1
2. Minimal sat kali pada trimester kedua : K2
3. Minimal dua kali pada trimester ketiga : K3 dan K4
E. STANDAR PELAYANAN ANTENATAL
Standar minimal asuhan ANC (10T) yaitu :
(Depkes RI 2009)
1. Timbang BB
2. Pemeriksaan TTV
3. Ukur TFU
4. Pemberian imunisasi tetanus toxoid lengkap
Imunisasi TT 0,5 cc
Interval Lama %
Antigen
(selang waktu minimal) perlindungan perlindungan
TT1 Pada kunjungan ANC pertama - -
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun 99
*artinya dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan maka bayi yang dilahirkan akan
terlindung dari tetanus neonatorum
5. Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan
6. Tes terhadap penyakit menurlar
7. Tentukan persentase janin dan hitung DJJ
8. Tetapkan status gizi
9. Tatalaksana kasus, temu wicara (konseling dan pemecaha masalah
BAB III
STUDI KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
KLIEN :
Nama : Ny T.K
Umur : 20 tahun
Suku Bangsa : Minahasa
Agama : Kr. Protestan
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA
Alamat : Karombasan selatan ling.05
SUAMI :
Nama : Tn I.S
Umur :20tahun
Suku Bangsa : Minahasa
Agama : Kr. Protestan
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Alamat : Kaarombasan Selatan ling.05
2. Keluhan Utama
Klien mengeluh bengkak kaki dan nyeri pada punggung dan perut
3. Riwayat Menstruasi :
Haid pertama : 13 tahun
Siklus : 28 hari, lama 6 hari
Dismenorrhea : sering
4. Riwayat kehamilan saat ini:
HPHT : 08 maret 2017
Taksiran Partus : 15 desember 2018
Trimester I : mual-mual
Trimester II : sakit kepala
Trimester III : bengkak kaki
5. Pemenuhan kebutuhan dasar
Nutrisi
Sebelum hamil : pola makan teratur 3x/ hari
Selama hamil : sering makan
Eliminasi
Sebelum hamil : kurang lebih 2x -3x / hari
Selama hamil : kurang lebih 6-7x / hari
Personal higyene
Sebelum/selama hamil: mandi 2x sehari, pagi dan sore
Istirahat
Selama hamil : sering susah tidur
Suntik TT : TT1 pada 20 juli 2017, TT2 pada 05 september 2017
Riwayat KB : belum pernah menggunakan Kb sebelumnya
6. Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang serius atau
menular
7. Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum : baik
GCS : 15 (CM)
TTV : TD 120/90mmHg RR 24x/menit
0
N 87x/ menit SB 36,8 C
TB 156 cm
BB sebelum hamil 51 kg
BB selama hamil 65 kg
Wajah : tidak ada edema
Mata : konjungtiva pink, scela putih
Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis dan tiroid
Payudara : simetris, puting susu menonjol, hiperpigmentasi pada areola
mammae, palpasi : nyeri tekan (-)
Abdomen :
Inspeksi : Perut tampak tegang, tampak linea nigra, dan striae gravidarum
Palpasi :
TFU : ½ pst – px (pertengahan antara pusat dan prosesusxipoideus)
Leopold I : Bokong
Leopold II : Kanan : Punggung
Kiri : Bagian kecil
Leopold III : Kepala sandar
Leopold IV : belum masuk PAP
Ekstremitas : edema ekstremitas bawah (+), varises (-)
B. ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
Ds : Nyeri akut
- P : Klien mengeluh nyeri Kehamilan trimester
pada punggung dan perut III
- Q : seperti di tusuk-tusuk
- R : punggung dan perut
Pembesaran uterus
- S:8
- T : hilang timbul
Penekana serabut saraf
Do :
- Klien tampak meringis ganglion
- Sering melokalisir
daerah yang sakit
Impuls nyeri
dihantarkan ke
hipotalamus
Diteruskan ke korteks
serebri
Nyeri dipersepsikan
Nyeri akut
Ds : Retensi H2O dan Na+ Kelebihan volume cairan
- Klien mengeluh bengkak
pada kaki
Do:
- klien tampak edema di Urine output menurun,
bagian kaki volume plasma
- TTV meningkat, tekanan
TD : 120/90 mmHg hidrostatik menurun
N : 87 x/menit
R : 24x/ menit Edema ekstremitas
SB : 36,80C Kelebihan volume cairan
Ds : Ansietas
- Klien sering bertanya Kehamilan trimester
tentang proses kelahiran III
Do :
- Klien tampak cemas Persiapan melahirkan
dengan kondisinya
Cemas dengan
- Klien sangat tampak
kondisinya
antusias/ memperhatikan
penkes yang diberikan
Kurang pengetahuan
tentang persalinan
Ansietas
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan pembesaran dan penekanan uterus dibuktikan dengan klien
mengeluh nyeri, sering melokalisirdaerah yang sakit.
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kelebihan asupan cairan dan natrium
dibuktikan dengan klien mengeluh edema pada esktremitas bawah
3. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informassi dibuktikan dengan klien merasa
khawatir dengan kondisi yang akan dihadapi selama proses persalinan
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan pembesaran dan penekanan uterus dibuktikan dengan klien
mengeluh nyeri, sering melokalisirdaerah yang sakit.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri berkurang atau hilang
Kriteri Hasil:
- Klien tampak rileks
- Skala nyeri 0-6
Rencana Tindakan Rasional
1. Kaji nyeri dengan PQRST 1. Sebagai data dasar dalam penentuan
2. Kaji status pernapasan intervensi yang tepat
3. Perhatikan adanya keluhan ketegangan 2. Penurunan kapasitas pernapasan saat
pada punggung dan perubahan cara uterus menekan diafragma
berjalan mengakibatkan dispnea
4. Perhatikan adanya keram pada kaki 3. Lorodosis dan regangan oto disebabkan
5. Ajarkan klien teknik napas dalam atau pengaruh hormon (relaxing
distraksi bila nyeri progesterone) pada sambungan pelvis
6. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai dan perpindahan pusat gravitasi sesuai
indikasi dengan pembesaran uterus
4. Akibat penekanan uterus terjadi
ketidakseimbangan kalsium dan fosfor
pada saraf yang menyuplai pada bagian
ekstremitas bawah
5. Mengurangi nyeri secara non
farmakologis
6. Dapat mengurangi nyeri
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kelebihan asupan cairan dan natrium
dibuktikan dengan klien mengeluh edema pada esktremitas bawah
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kelebihan volume cairan
dapat teratasi
Kriteria Hasil:
- TTV normal
- Klien terbebas dari edema
Rencana Tindakan Rasional
1. Monitor TTV 1. Mengetahui keadaaan umum klien
2. Monitor BB 2. Mengontrol perubahan edeme,
3. Pertahankan catatan intake dan output mengidentifikasi perubahan volume
yang akurat cairan dalam tubuh
4. Kolaborasi dengan dokter pemberian 3. Menjaga keseimbangan haluaran urine,
diuretik mencegah keparahan edema
4. Untuk mengurangi kelebihan cairan
dalam tubuh
3. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informassi dibuktikan dengan klien merasa
khawatir dengan kondisi yang akan dihadapi selama proses persalinan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan ansietas berkurang/ dapat
dikontrol
Kriteria Hasil :
- Klien tampak rileks
- TTV normal
Rencana Tindakan Rasional
1. Monitor TTV 1. stres mengakibatkan sistem
2. Kaji tingkat dan penyebab ansietas, dan adrenokortikol hipofisis hipotalmus,
peran orang terdekat yang meningkatkan retensi dan
3. Dorong klien mengungkapkan perasaan rearbsobsi natrium meningkatkan
tentang masalah dan rasa takut esktresi kalium sehingga dapat
4. Berikan informasi tentang perubahan memperberat hipertensi
prikologis dan fisiologis pada persalinan
2. memberikan informasi dasar, ansietas
sesuai kebutuhan memperberat persepsi nyeri,
mempengaruhi penggunaan teknik
koping
3. stres dan ansietas mempunyai efek
yang dalam persalinan
4. pendidikan dapat menurunkan stres dan
ansietas sehingga meningkatkan
kemajuan persalinan.
Jam 10:18
DS: - klien mengatakan
takut dengan rasa sakit
yang muncul pada saat
persalinan
- Klien mengatakan
khawatir dengan kondisi
bayinya
Jam 10:20
DS: - klien mengatakan
mengkhawatirkan
kondisinya dengan bayi
- Klien mengatakan
mendapatkan perhatian
selama kehamilan
Jam 10:22
Memberikan gambaran
tentang kala dalam
persalinan, dimana secara
fisiologis akan terjadi
pembukaan yang
memudahkan proses
pengeluaran.
Ibu dapat mengatur cara
mengedan yang benar
agar menghemat energi
dalam proses persalinan
sehingga tidak terjadi
kelemahan yang sangat
berarti sebelum
dilahirkan
KB SUNTIK 3 BULAN
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Kontrasepsi suntik adalah alat kontasepsi yang disuntikan ke dalam tubuh dalam jangka
waktu tertentu, kemudian masuk ke dalam pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit oleh
tubuh yang berguna untuk mencegah timbulnya kehamilan.
b. Suntikan progestin menggunakan Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) yang
mengandung 150 mg DMPA yang diberikan tiap 3 bulan dengan cara disuntik Intro Muskuler
(di daerah bokong).
c. Cara kerja KB suntik progestin adalah untuk mencegah ovulasi, Lendir serviks menjadi
kental dan sedikit, Membuat endometrium menjadi kurang layak atau baik untuk implantasi
dari ovum yang telah di buahi, Menghambat transportasi gamet dan tuba.
3.2 Saran
Sebelum memberikan kontrasepsi ini pada klien, sebaiknya bidan menjelaskan
kekurangan dan kelebihan KB suntik, serta efek sampingnya agar klien lebih siap dalam
menghadapi hal-hal yang timbul akibat pemakaian alat kontrasepsi ini. Selain itu, bidan juga
perlu memperhatikan cara penggunaan atau pemberian suntikan progestin ini untuk
mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
. . 2011b. Alat Kontrasepsi. http://www.bkkbn-jatim.go.id/bkkbn-
jatim/html/cara.htm (Diakses 29 Maret 2016)
Baziad, Ali. 2002. Kontrasepsi Hormonal. Jakarta : YBS-SP
Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta :
Pustaka Rihama
Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka
Sinar Harapan
Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan.Jakarta : EGC
Saifuddin, Abdul Bari. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta
: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC
Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: YBPS
Wulansari, Pita dan Huriawati Hartanto (Eds.). 2006. Ragam Metode Kontrasepsi. Jakarta
: EGC
LAPORAN PENDAHULUAN ANC (ANTENATAL
CARE)
LANDASAN TEORI MEDIK
A. Pengertian
Antenatal care adalah perawatan selama masa kehamilan sebagai suatu manajemen
kehamilan di mana ibu dan anaknya diharapkan sehat dan baik (Hanifa Wiknjosastro, SPOG,
dkk (2002) Ilmu Kebidanan).
C. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur (ovulasi),
yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel telur, waktu
persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma)
bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh
sperma biasanya terjadi di bagian yang mengembang oleh tuba falofi.
Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk
mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah
dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini
disebut pembuahan (konsepsi = fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut getar
tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai
nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan bai mudligah
dan janin, dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan
harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi = fertilitas), nidasi
dan plasenta.
1. Sel telur (ovum)
Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di geneta-bridge.
2. Sel mani (spermatozoa)
Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala, berbentuk lonjong agak gepeng
berisi inti (nucleus), leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah, dan ekor yang
dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat.
3. Pembuahan (konsepsi = fertilitas)
Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatu antara sel mani dengan sel telur di tuba pallofi.
4. Nidasi (implantasi )
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.
D. Perubahan Fisiologi Wanita Hamil
Hampir seluruh tubuh wanita mengalami perubahan, terutama pada pada alat
kandung, dan juga organ lainnya.
1. Uterus
Ukuran : karena hipertropi dan hyperplasia otot polos rahim 30 x 25 x 20 cm dengan
kapasitas 400 cc (pada kelamin cukup bulan).
Berat : dari 30 gr – 1000 gr
Bentuk dan konsistensi : bulan pertama ; alpukat, 4 bulan ; bulat, akhir kehamilan ; bujur
telur.
Posisi :
Awal ; antefleksi/retrofleksi, 4 bulan ; berada pada rongga pelvis, akhir ; rongga perut sampai
hati.
Serviks : menjadi lunak yang disebut tanda “boodell”
2. Indung telur (ovarium)
Ovulasi terhenti
Masih terdapat korpus luteum gravidas sampai terbentuknya uri
3. Vagina dan vulva
Vagina dan vulva terlihat lebih merah dan kebiruan
Warna lipid pada vagina dan portio serviks disebut “tanda Chadwick”, heipervaskularisasi.
E. Manifestasi Klinik
1. Tanda Presumtif
Supresi menstruasi
Nausea, vomiting, morning sickness.
Sering miksi
Mammae bengkak terasa penuh
Quickening (gerakan pertama kali yang dirasakan oleh ibu)
Chadwicks ( + )
Pigmen pada kulit
2. Tanda Mungkin
Pembesaran abdomen
Tanda hegar
Ballotemen ( + )
Perubahan pada serviks
Braxton Hicks
Tes kehamilan
3. Tanda Pasti
Bunyi DJJ, Nadi 120 – 180
Pergerakan fetal
USG – hasil
Ro – ada skeletal
3. Penampilan umum
Dapat dilakukan dengan pemeriksaan umum
Tujuan :
a. Untuk mengetahui keadaan umum ibu
b. Untuk mentehahui adanya kelainan-kelainan yang dapat mempengaruhi kehamilan
c. Untuk membantu menetapkan diagnosis
Dilakukan pada :
a. Ibu yang pertama kali datang periksa
b. Ibu yang akan melahirkan dan belum pernah memeriksakan diri.
Macam-macam pemeriksaan
a. Bagaimana keadaan umum klien, keadaan gizi, kelainan bentuk badan, kesadaran
b. Adakah anemia, cyanosis, ikterus dan dyspnoe
c. Keadaaan jantung dan keadaan paru
d. Adakah oedema
e. Tekanan darah
f. Berat badan
g. Pemeriksaan laboratorium
4. Pemeriksaan semua sistem : dilakukan dengan anamneses
5. Pemeriksaan panggul luar
Tujuan :
a. Untuk mengetahui panggul seseorang normal atau tidak
b. Untuk memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya
c. Untuk mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang
Pemeriksaan panggul dilakukan :
a. Pada pemeriksaan pertama kali bagi ibu hamil (primigravida)
b. Pada ibu multipara, bila ada kelainan-kelainan pada persalinan yang lalu
c. Ibu yang akan bersalin bila sebelumnya belum pernah memeriksakan diri terutama pada
primipara
Ukuran-ukuran panggul luar yang penting :
a. Distantia spinarum
Jarak antara spina iliaka anterior superior kanan dan kiri, ukuran normal 23 – 26 cm.
b. Distantia cristarum
Jarak yang terpanjang antara crista iliaka kanan dan kiri, ukuran normal : 26 – 29 cm
c. Distantia tuburum
Ukuran melintang pintu buah panggul jarak antara tuberositas ischii kanan dan kiri, ukuran
normal : 10,5 – 11 cm.
d. Conyugata eksterm
Jarak antara pinggir atas syimpisis dan ujung prosesus spinosus (ruas tulang lumbal lima).
e. Lingkar panggul
Jarak dari pinggir atas sympisis melalui spina iliaka anterior superior kanan ke pertengahan
trochanter mayor kiri, kepertengahan spina iliaca anterior superior kiri, kemudian kembali ke
atas sympisis, ukur normal : 80 – 90 cm.
Pertumbuhan janin
a. 0 – 4 minggu
pertumbuhan yang cepat, gigi, sistem pusat saraf, jantung mulai berdenyut, jari mulai
keluar/nampak.
b. 4 – 8 minggu
Pertumbuhan cel yang cepat, kepala, muka, genitalia eksterna mulai tampak tapi jenis
kelamin belum ada, janin bergerak (USG).
c. 8 – 12 minggu
mata, ginjal mulai berfungsi untuk pengeluaran urin (10mg), sirkulasi fetal lancar, mulai
mengisap/menelan, sex terlihat, bergerak bebas, beberapa refleks primitive mulai.
d. 12 – 16 minggu
berkembang skeletal, meconium ada di usus,lanugo ada, spetum hidung dan palatum
menyatu.
e. 16 – 20 minggu
quecning – ibu merasakan, auskultasi, verniks kaseosa, jari dapat terlihat, selaput kulit.
f. 20 – 24 minggu
sebagian organ mampu berfungsi, respon pada suara, kulit merah keriput.
g. 24 – 28 minggu
kelangsungan hidup dapat – lahir pergerakan kelompak mata – respon pernapasan.
h. 28 – 32 minggu
mengisap, lemak dan besi, testis turun skrotum, lanugo tidak ada di muka, kulit mulai putih
dan keriput kurang.
i. 32 – 36 minggu
meningkatnya lemak seluruh tubuh, lanugo tidak ada, rambut kepala panjang, kuku sampai
ujung jari, tulang rawan, telinga, rambut.
j. 38 – 40 minggu
batas untuk lahir, tulang tengkorak kuat
A. Riwayat Keperawatan
1. Aktivitas atau istirahat
Tekanan darah agak lebih rendah dari pada normal ( 8 – 12 minggu), kembali pada tingkat
pra kehamilan selama setengah kehamilan teakhir. Denyut nadi dmeningkat 10 – 15 cm.
murmur sistolik pendek dapat terjadi sehubungan dengan peningkatan volume, varises,
sedikit edema ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama pada trimester terakhir).
2. Integritas ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
3. Eliminasi
Perubahan pada konsistensi/frekuensi defekasi, peningkatan frekuensi perkemihan, urinalisis,
peningkatan berat jenis, hemoroid
4. Makanan/cairan
Mual dan muntah terutam apada trimester pertama : nyeri ulu hati umum terjadi, penambahan
BB 2 - 4 kg trimester pertama.
5. Nyeri/ketidaknyamanan
Kramkaki, nyeri tekan dan bengkak pada payudara, kontraksi Braxton hicks terlihat setelah
28 minggu, nyeri punggung.
6. Pernapasan
Hidung tersumbat, mukosa lebih kental daripada normal, frekuensi pernapasan dapat
meningkat relative terhadap ukuran/tinggi uterus, pernapasan torakal.
7. Keamanan
Suhu 98 – 99,6 F (36,1 – 37,6 C), irama jantung janin terdengar dengan daptone (mulai 10 –
12 minggu) atau fetoskop ( 17 – 20 minggu), gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah
20 minggu, sensasi gerakan janin pada abdomen diantara 16 – 20 minggu, ballottement ada
pada bukan keempat dan kelima.
8. Seksualitas
Penghentian menstruasi, perubahan respon/aktivitas seksual, leukarea mungkin ada,
peningkatan progresif pada ukuran uterus, perubahan payudara : pembesaran jaringan
adipose, peningkatan vaskularitas, lunak bila di palpasi, kolostrum dapat setelah 12 minggu,
perubahan pigmentasi : kloasma, linea nigra, striae gravidarum, tanda-tanda goodell, hegar,
Chadwick positif.
9. Interaksi Sosial
Bingung/meragukan perubahan yang ada di antisipasi, tahap maturasi/perkembangan
bervariasi tapi dapat mundur dengan stressor kehamilan. Respons anggota keluarga lain dapat
bervariasi dari positif dan mendukung sampai disfungsional.
10. Penyuluhan/pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan tergantung pada usia, tingkat
pengetahuan, pengalaman, keinginan terhadap anak, stabilitas ekonomik.
B. Pemeriksaan Diagnostik
1. Golongan darah
ABO dan RH untuk mengidentifikasi resiko terhadap inkompatibilitas
2. Usap vagina/rectal
Tes untuk neisseria gonorrhoea, Chlamydia
3. Tes serologi
Menentukan adanya sifilis, penyakit hubungan kelamin.
4. Skrining
Terhadap HIV, hepatitis, tuberculosis
5. Titer rubella
> a : ad menunjukkan imunitas
6. Papanicoloan Smear
Mengidentifikasi neoplasia, herpeks simplex tipe II
7. Urinalisis
Skrin untuk kondisi medis (mis : pemastian kehamilan, infeksi, diabetes, penyakit ginjal).
C. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas b/d adanya factor-faktor resiko khusus, krisis situasi, ancaman pada konsep diri,
konflik disadari dan tidak disadari tentang nilai-nilai esensial dan tujuan hidup, kurang
informasi.
Tujuan : Kecemasan berkurang/hilang
Intervensi :
a. Kaji, sifat, sumber dan manifestasi kecemasan
R/ mengidentifikasi perhatian pada bagian khusus dan menentukan arah dan kemungkinan
pilihan / intervensi.
b. Berikan informasi tentang penyimpangan genetic khusus, resiko yang dalam reproduksi dan
ketersediaan tindakan/pilihan diagnosa.
R/ dapat menghilangkan ansietas berkenaan dengan ketidaktahuan dan membantu keluarga
mengenai stress, membuat keputusan, dan beradaptasi secara positif terhadap pilihan.
c. Kembangkan sikap berbagi rasa secara terus menerus.
R/ kesempatan bagi klien/pasangan untuk memuji pemecahan situasi. Tingkat kecemasan
biasanya lebih tinggi pada pasangan yang telah melahirkan anak dengan penyimpangan
kromosom.
d. Berikan bimbingan antisipasi dalam hal perubahan fisik/psikologis.
R/ dapat menghilangkan kecemasan/ depresi pada pasangan.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d perubahan napsu makan, mual/muntah, tidak
mengenal peningkatan kebutuhan metabolic.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Intervensi :
a. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu/sekarang dengan menggunakan batasan
24 jam, perhatikan kondisi rambut, kuku dan kulit
R/ kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi ibu selama kehamilan sebagaimana selama
2 tahun sebelum kehamilan
b. Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet prenatal dan suplemen vitaminzat
besi setiap hari.
R/ Meningkatkan kemungkinan klien memilih diet seimbang
c. Perhatikan adanya mengidam. Kaji pilihan bahan bukan makanan dan tingkat motivasi untuk
makanannya.
R/ memakan bahan bukan makanan pada kehamilan mungkin dibiasakan pada kebutuhan
psikologis, fenomena budaya, respon terhadap lapar, dan atau respon tubuh terhadap
kebutuhan nutrisi.
d. Timbang BB klien. berikan informasi tentang penambahan prenatal yang optimum.
R/ ketidakadekuatan penambahan berat badan prenatal dan atau dibawah berat badan normal
masa kehamilan, meningkatkan resiko retardasi pertumbuhan intrauterine (IUGR) pada janin
dengan BBLR.
e. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah.
R/ mual/muntah trimester pertama dapat berdampak negative pada status nutrisi prenatal,
khususnya pada periode kritis perkembangan janin.
3. Kekurangan volume cairan b/d output berlebihan (muntah), peningkatan kebutuhan cairan.
Tujuan : Kebutuhan volume cairan terpenuhi.
Intervensi :
a. Tentukan frekuensi/beratnya mual/muntah.
R/ peningkatan kadar hormone gonadotropin khorionik (HCG) perubahan metabolisme KH
dan penurunan motilistas gastric memperberat mual dan muntah pada trimester pertama.
b. Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain (ex ; ulkus peptikum, gastritis,
kolesistitis)
R/ membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain. Untuk mengatasi masalah khusus
dalam mengidentifikasi intervensi
c. Kaji suhu dan turgor kulit, membrane mukosa, TD, suhu, masukan/haluran.
R/ indikasi dalam membantu untuk mengevaluasi tingkat/kebutuhan hidrasi.
d. Anjurkan klien mempertahankan masukan/haluaran, tes urin dan penurunan BB setiap hari.
R/ membantu dalam menentukan adanya muntah yang tidak dapat dikontrol.
e. Anjurkan peningkatan masukan minuman berkarbonat, makan enam kali sehari dengan
jumlah yang sedikit dan makanan tinggi karbohidrat (popcorn, roti kering sebelum bangun
tidur.
R/ membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung.
4. Resiko tinggi pola napas tidak efektif b/d penekanan/pergeseran diafragma.
Tujuan : Pola pernapasan tak efektif tak terjadi.
Intervensi :
a. Kaji status pernapasan (mis : sesak napas pada pergerakan tenaga kesehatan)
R/ menentukan luas/beratnya masalah yang terjadi pada kira-kira 60% klien normal meskipun
kapasitas vital meningkat, fungsi pernapasan diubah saat kemampuan difragma untuk turun
pada inspirasi berkurang oleh pembesaran uterus.
b. Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi/ ada sebelumnya (mis : alergi,
rhinitis, asthma, masalah sinus, dan tuberculosis).
R/ masalah lain dapat terus mengubah pola pernapasan dan menurunkan oksigenasi jaringan
ibu/janin.
c. Berikan informasi tentang rasional untuk kesulitan pernapasan dan program aktivitas latihan
yang realistis. Anjurkan sering istirahat, tambah waktu untuk melakukan aktivitas tertentu,
dan latihan ringan seperti berjalan.
R/ menurunkan kemungkinan gejala-gejala pernapasan yang disebabkan oleh kelebihan.
d. Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan pasien untuk mengurangi masalah : mis ; postur
yang baik, menghindari merokok, makan sedikit tapi lebih sering, dengan menggunakan
posisi semi – fowler, untuk duduk atau tidur bila gejala berat.
R/ postur yang baik dan makan sedikit membantu memaksimalkan penurunan diafragmatik
meningkatkan ketersediaan ruang untuk ekspansi paru. Merokok menurunkan persediaan
oksigen untuk pertukaran ibu-janin, pengubahan posisi tegak dapat meningkatkan ekspansi
paru sesuai penurunan uterus gravid.
5. Perubahan eliminasi urin b/d penekanan pada vesika urinaria.
Tujuan : Perubahan eliminasi teratasi
Intervensi :
a. Berikan informasi tentang perubahan perkemihan sehubungan dengan trimester ketiga.
R/ membantu klien memahami alas an fisiologi dan frekuensi berkemih dan/nokturia
pembesaran uterus trimester ketiga menurunkan kapasitas kandung kemih mengakibatkan
sering berkemih.
b. Berikan informasi mengenaia perlunya masukan cairan 6 – 8 gelas sehari.
R/ mempertahankan tingkat cairan dan perfusi ginjal adekuat yang mengurangi natrium diet
untuk mempertahankan status isotonic
c. Berikan informasi mengenai bahaya menggunakan diuretic dan penghilangan natrium dan
diet.
R/ kehilangan/pembatasan natrium dapat menekan regulator rennin-angiotensin- aldosteron
dan kadar cairan, mengakibatkan dehidrasi/hipovolemia berat.
d. Anjurkan klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur, perhatikan keluhan-keluhan
nokturia.
R/ meningkatkan perfusi ginjal memobilisasi bagian yang mengalami edema dependent,
edema berkurang pada pagi hari pada kasus edema fisiologi.
e. Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine dalam waktu yang lama.
R/ posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom vena cava dan menurunkan aliran vena.
6. Gangguan pola tidur b/d stress psikologik, perubahan pola tingkat aktivitas, sesak.
Tujuan : Pola tidur teratur.
Intervensi :
a. Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengan kehamilan, teruskan pola
tidur saat ini.
R/ membantu mengidentifikasi kebutuhan menetapkan pola tidur yang berbeda waktu tidur
malam dan tidur siang lebih dini.
b. Kaji tingkat insomnia dan respons klien terhadap penurunan tidur, anjurkan alat Bantu untuk
tidur seperti teknik relaksasi, membaca, mandi air hangat, dan penurunan aktivitas tepat
sebelum beristirahat.
R/ ansietas yang berlebihan, kegembiraan, ketidaknyamanan fisik, nokturia, dan aktivitas
janin dapat mempersulit tidur.
c. Perhatikan keluhan kesulitan bernapas karena posisi. Anjurkan tidur pada posisi semi fowler.
R/ pada posisi rekumben, pembesaran uterus serta organ abdomen menekan diafragma hingga
membatasi ekspansi paru, penggunaan posisi semi fowler memungkinkan diafragma
menueun, membantu mengembangkan ekspansi paru dengan optimal.
d. Evaluasi tingkat kelelahan, anjurkan klien untuk istirahat
R/ peningkatan retensi cairan, penambahan berat badan dan pertumbuhan janin semua
memperberat perasaan lelah, khususnya pada multipara dengan anak lain dan atau kebutuhan
lain.
7. Nyeri b/d perubahan fisik, pengaruh hormonal
Tujuan : Nyeri berkurang/hilang
Intervensi :
a. Kaji secara terus menerus ketidaknyamanan klien.
R/ data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan
b. Kaji status pernapasan klien.
R/ penurunan kapasitas pernapasan saat uterus menekan diafragma, mengakibatkan dispnea
khususnya pada multigravida, yang tidak mengalami kelegaan dengan ikatan antara bayi
dalam kandungannya.
c. Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan perubahan cara jalan.
R/ lordosis dan regangan otot disebabkan pengaruh hormone (relaxing-progesteron) pada
sambungan pelvis dan perpindahan pusat gravitasi sesuai dengan pembesaran uterus.
d. Perhatikan adanya kram pada kaki. Anjurkan klien untuk meluruskan kaki dan mengangkat
telapak kaki bagian dalam ke posisi dorsofleksi, menurunkan masukan susu, sering
mengganti posisi dan menghindari berdiri/duduk lama.
R/ menurunkan ketidaknyamanan berkenaan dengan perubahan kadar kalsium/
ketidakseimbangan kalsium-fosfor atau karena tekanan dari pembesaran uterus, pada saraf
yang menyuplai ekstremitas bawah.
e. Kaji adanya/frekuensi konsistensi Braxton hicks. Berikan informasi mengenai fisiologi
aktivitas uterus.
R/ kontraksi ini dapat menciptakan ketidaknyamanan pada multigravida pada trimester II
maupun ke-III. Primigravida biasanya tidak mengalami ketidaknyamanan ini sampai
trimester akhir. Saat efek perubahan progesterone pada aktivitas uterus menurun dan kadar
oksitosin meningkat.
8. Kelebihan volume cairan b/d perubahan, mekanisme regulator, retensi natrium/air.
Tujuan : Kelebihan volume cairan teratasi.
Intervensi :
a. Pantau berat badan secara teratur.
R/ mendeteksi perubahan berat badan kelebihan dan retensi cairan yang tidak kelihatan yang
potensial patologis.
b. Kaji adanya tanda-tanda HAK, perhatikan tekanan darah, pantau lokasi/luasnya edema,
masukan atau haluaran cairan.
R/ indicator edema patologis, meskipun HKK karena retensi cairan berlebihan biasanya tidak
terlihat sampai akhir minggu ke-10 kehamilan, dapat terjadi diawal khususnya pada klien
dengan frekuensi predisposisi seperti DM, penyakit ginjal.
c. Berikan informasi tentang diet (mis ; peningkatan protein, tidak menambahkan garam meja,
menghindari makanan dan minuman tinggi natrium).
R/ nutrisi adekuat, khususnya peningkatan protein menurunkan kemungkinan HAK natrium
berlebihan dapat memperberat retensi air (terlalu sedikit natrium dapat mengakibatkan
dehidrasi).
d. Anjurkan meninggikan ekstremitas secara periodic selama sehari.
R/ edema fisiologis dari ektremitas bawah terjadi di penghujung hari adalah normal, tetapi
harus dapat diatasi dengan tindakan sederhana.
9. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan.
Tujuan : Klien dapat toleransi terhadap aktivitas.
Intervensi :
a. Tentukan siklus tidur bangun yang normal dan komitmen terhadap pekerjaan, keluarga,
komunitas dan diri sendiri.
R/ membantu menyusun prioritas yang realistic dan waktu untuk menguji komitmen.
b. Anjurkan tidur siang 1 sampai 2 jam setiap hari.
R/ istirahat untuk memenuhi kebutuhan metabolic berkenaan dengan pertumbuhan jaringan
ibu/janin.
c. Pantau kadar Hb. Jelaskan peran zar besi dalam tubuh ; anjurkan mengkonsumsi suplemen
zat besi setiap hari, sesuai indikasi.
R/ kadar Hb rendah mengakibatkan kelelahan lebih besar karena penurunan jumlah pembawa
oksigen.