Anda di halaman 1dari 23

ASKEP ANEMIA

Kelompok 10

Di susun oleh:
Inda putri dewi j
(212431187)
Asti (212431171)
Hasriani (212431183)
PENGERTIAN

Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari,


seperti kehilangan komponen darah, elemen tak
adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan
penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah
(Doenges,1999).
PENGERTIAN

Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya


hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin dan
hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).

Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai


normal sel darah merah, kualitas hemoglobin dan
volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100
ml darah.
(Price, 2006 : 256).
PENGERTIAN

Anemia merupakan kelainan hematologik yang paling sering


dijumpai pada massa bayi dan kanak-kanak (Hockenberry,
2010)

Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel


darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah
normal. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan
merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat
gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila
terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut
oksigen ke jaringan.
ETIOLOGI

1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)


2. Perdarahan
3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi
defisiensi besi, folic acid, piridoksin, vitamin C dll
PATOFISIOLOGI
Kegagalan sumsum tulang/kehilangan
sel darah merah sec. berlebihan

destruksi sel darah merah.

Anemia

viskositas darah menurun


PATOFISIOLOGI (lanjutan)
resistensi aliran darah perifer

penurunan transport O2 ke jaringan

hipoksia, pucat, lemah

beban jantung meningkat kerja jantung meningkat

payah jantung
MANIFESTASI KLINIS

Gejala klinis yang muncul merefleksikan gangguan


Fungsi dari berbagai sistem dalam tubuh antara lain :
penurunan kinerja fisik
gangguan neurologik (syaraf) yang dimanifestasikan
dalam perubahan perilaku
anorexia (badan kurus kerempeng
serta perkembangan kognitif yang abnormal pada
anak.
Sering pula terjadi abnormalitas pertumbuhan
MANIFESTASI KLINIS (lanjutan)

Cara mudah mengenal anemia, yakni : lemah, letih,


lesu, lelah.
Kalau muncul 4 gejala ini, bisa dipastikan seseorang
terkena anemia.
Gejala lain adalah munculnya pucat pada bagian
kelopak mata bawah.
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan,
kurang tenaga dan kepala terasa melayang
KOMPLIKASI

Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang.


Akibatnya, penderita anemia akan mudah :
terkena infeksi
batuk-pilek
mudah flu atau mudah terkena infeksi saluran napas
jantung juga menjadi mudah lelah, karena harus memompa
darah lebih kuat.
KOMPLIKASI (Lanjutan)

 Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat


ditangani dan berkelanjutan dapat menyebabkan
kematian, dan berisiko bagi janin.

 Selain bayi lahir dengan berat badan rendah,


anemia bisa juga mengganggu perkembangan organ-
organ tubuh, termasuk otak (Sjaifoellah, 1998
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian


sel darah putih, kadar Fe, pengukuran kapasitas ikatan
besi, kadar folat, vitamin B12, hitung trombosit, waktu
perdarahan, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin
parsial.
 Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-
binding capacity serum
 Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya
penyakit akut dan kronis serta sumber kehilangan darah
kronis.
KLASIFIKASI ANEMIA

1. Anemia pasca perdarahan


2. Anemia defisiensi (ex: def.Fe, as.folat)
3. Anemia hemolitik (ex: talasemia, G6PD)
4. Anemia aplastik
PENATALAKSANAAN MEDIS

 Tindakan umum :
Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari
penyebab dan mengganti darah yang hilang.
1. Transpalasi sel darah merah.
2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
3. Suplemen asam folat dapat merangsang
pembentukan sel darah merah.
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas
yang membutuhkan oksigen
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran
hijau.
PENATALAKSANAAN MEDIS

 Pengobatan (untuk pengobatan tergantung


dari penyebabnya) :
1. Anemia defisiensi besi
Penatalaksanaan :
* Mengatur makanan yang mengandung zat besi,
usahakan makanan yang diberikan seperti ikan,
daging, telur dan sayur.
* Pemberian preparat fe
Perrosulfat 3x 200mg/hari/per oral sehabis makan
Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis makan.
PENATALAKSANAAN MEDIS

2. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12


3. Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral
4. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan
dan syok dengan pemberian cairan dan transfusi darah.
MANAJEMENT KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Usia anak : Fe ↓ biasanya pada usia 6-24 bulan
b. Pucat
 pasca perdarahan
 pada difisiensi zat besi
 anemia hemolistik
 anemia aplastik

c. Mudah lelah
Kurangnya kadar oksigen dalam tubuh

d. Pusing kepala
Pasokan atau aliran darah keotak berkurang
MANAJEMENT KEPERAWATAN
e. Napas pendek
Rendahnya kadar Hb
f. Nadi cepat
Kompensasi dari refleks cardiovascular
g. Eliminasi urnie dan kadang-kadang terjadi penurunan
produksi urine
 Penurunan aliran darah keginjal sehingga hormon
renin angiotensin aktif untuk menahan garam dan air
sebagai kompensasi untuk memperbaiki perpusi
dengan manefestasi penurunan produksi urine
h. Gangguan pada sisten saraf
Anemia difisiensi B 12
Pengkajian

i. Gangguan cerna
Pada anemia berat sering nyeri timbul nyeri perut,
mual, muntah dan penurunan nafsu makan
j. Pika
Suatu keadaan yang berkurang karena anak makan zat
yang tidak bergizi, Anak yang memakan sesuatu apa
saja yang merupakan bukan makanan seharusnya
(PIKA)
k.Iritabel (cengeng, rewel atau mudah tersinggung)
l. Suhu tubuh meningkat
Karena dikeluarkanya leokosit dari jaringan iskemik
Pengkajian

m. Pola makan
n. Pemeriksaan penunjang
 Hb
 Eritrosit
 Hematokrit

o. Program terafi, perinsipnya :


 Tergantung berat ringannya anemia
 Tidak selalu berupa transfusi darah
 Menghilangkan penyebab dan mengurangi gejala
Diagnosa Keperawatan

1. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan


tidak adekuatnya pertahanan sekunder (penurunan
hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit
(respons inflamasi tertekan)).
2. Kurang nutrisi dari kebutuhan b/d ketidak adekuatan
masukan sekunder akibat: kurang stimulasi
emosional/sensoris atau kurang pengetahuan
tentang pemberian asuhan

3. Intoleransi aktivitas b/d gangguan sistem transpor


oksigen sekunder akibat anemia
Diagnosa Keperawatan
4. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan
penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk
pengiriman oksigen/nutrient ke sel.
5. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan perubahan sirkulasi dan
neurologist.
6. Takut/cemas pada anak berhubungan dengan dampak
hospitalisasi

Anda mungkin juga menyukai