Data diatas berisikan mengenai total target sasaran pemberian vaksin dan juga total
realisasi atas pelaksanaan dari vaksin dosis 1 dan vaksin dosis 2. Karena penelitian ini
adalah penelitian ilmu sosial, maka objeknya adalah perilaku sosial manusia. Dengan
demikian pokok perhatian penelitian dosen tersebut antara lain :
Atas hasil diatas maka perumusan masalahnya akan dapat berbunyi antara lain :
Suatu preposisi yang hanya terdiri dari satu konsep atau variabel , lazim
disebut preposisi univariat. Sedangkan preposisi yang terdiri dari dua konsep atau
variabel, lazim disebut preposisi bivariat. Preposisi yang terdiri dari lebih dari dua
konsep atau variabel lazim disebut preposisi multivariat.
PENDAHULUAN
Sejak Januari 2020, Corona Virus Disease 19 (COVID-19) telah menginfeksi lebih
dari 185.078.882 jiwa di seluruh dunia. Lebih dari 4.000.000 orang telah terkonfirmasi
meninggal dunia karena virus ini. Oleh karena itu, tidak heran apabila pemimpin- pemimpin
pemerintahan di banyak negara berjuang untuk keluar dari wabah Covid-19 dengan
pendekatannya masing-masing. Di China misalnya, pemerintah merespons wabah Covid-19
dengan menyediakan fasilitas kesehatan khusus pasien virus korona, mengubah gedung
olahraga, aula, sekolah, dan juga hotel menjadi rumah sakit sementara, melalukan rapid test
ataupun polymerase chain reaction (PCR) pada banyak warga, mengimplementasikan metode
mengisolasi kota (lockdown), hingga memberikan vaksin ke seluruh warga negara China.
Penanganan pemerintah China ini terbukti sukses membuat China menjadi negara yang
dinyatakan bebas Covid-19 dan sudah tidak ada lagi pemberlakukan wajib mengenakan
masker di negara China. Di negara-negara lain yang masih mengalami lonjakan kasus Covid-
19, berbagai usaha dilakukan demi memutus rantai penyebaran Covid-19 serta untuk
memulihkan kondisi negara, termasuk negara Indonesia.
Upaya pemberian vaksin ini merupakan bentuk tindakan tiap negara untuk
memperbaiki negaranya agar ekonomi bisa segera bangkit dan warga menjadi pulih kembali.
Presiden Joko Widodo dalam pidatonya di sidang umum PBB pada 23 September 2020
menyatakan bahwa vaksin ini bakal menjadi pengubah permainan (game changer) dalam
upaya memerangi pandemi Covid-19. Sikap optimisme kepala negara atas jalan yang akan
ditempuh dalam memberantas penyebaran Covid-19 harus sejalan dengan keadaan yang
dilakukan di lapangan.
Presiden Joko Widodo mengumumkan vaksin akan diberikan secara gratis kepada
seluruh masyarakat Indonesia. Menteri Keuangan, Sri Mulyani juga telah menginstruksikan
untuk memprioritaskan penganggaran keperluan biaya pengadaan dan distribusi vaksin gratis
tersebut di APBN 2021. Dampak Vaksin tentunya tidak hanya sebagai penanganan laju
penyebaran virus namun juga sebagai faktor yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi
Indonesia dari berbagai sektor seperti sektor pariwisata, keuangan, perdagangan dan akan
mengembalikan mobilitas masyarakat yang tentunya mendorong pergerakan perekonomian
Indonesia.
METODE
Penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan pendekatan kualitatif yaitu sebuah
analisis penelitian terhadap kata-kata yang berkaitan dengan ide, gagasan, kepercayaan,
perasaan, kebiasaan dan perilaku manusia. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah seluruh masyarakat Indonesia sebagai penerima Vaksin Covid-19. Dalam
pengumpulan dilakukan melalui studi literatur (sekunder) dengan menelaah sumber-sumber
dari berbagai literatur seperti jurnal, buku, dokumen, website, media dan lain sebagainya.
Sementara teknis analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan memfokuskan
analisa data melalui pengorganisasian data, pembacaan dan pencatatan, serta pendeskripsian,
pengklarifikasian serta penafsiran.
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
Vaksinasi yang sedang berjalan di Indonesia dirasa belum maksimal, yang dibuktikan
dengan tetap meningkatnya jumlah terkonfirmasi positif Covid-19 di berbagai daerah di
Indonesia. Pemberian vaksin yang terkesan lambat, kesadaran masyarakat terhadap
pentingnya vaksinasi untuk memutus penyebaran Covid-19 menjadi penghambat terbesar
untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Selain dikarenakan vaksinasi yang belum
maksimal, tidak diterapkannya 3M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak)
merupakan penyebab kasus Covid-19 di Indonesia tetap tinggi, bahkan semakin tinggi.