Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

BAHASA BAKU DAN UNSUR SERAPAN BAHASA INDONESIA

DOSEN PENGAMPU: AFRIANSYAH, S.Pd.,M,Pd

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4:

KETUA:

MUHAMMAD SADDAM RESKI SUDARMAN

ANGGOTA:

1.WAYAN HARIYANTI 7.JADRERYKA PRISELLYA


2. SYAHVIRA 8.SITI KHAIZATUL HIKMAH A.
3.RUGAYAH 9.INAS ANNISATUZAHRA
4.NURUL ALIFIAH 10.REZI CRISMA PAIMBA
5. MULFIDA SALSABILA NTOY 11.NUREGHA ROSIANA
6.VIVIN 12.FIRDA FADHILA

PROGRAM STUDI GIZI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVRSITAS TADULAKO
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan
tepat waktu. Adapun makalah yang kami buat yaitu berjudul “Bahasa Baku dan
Unsur serapan bahasa indonesia ”.Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
dosen mata kuliah bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas kepada kami
sehingga kami bisa memahami tentang pembahasan dalam makalah ini.

Selanjutnya sangat sering kita mendengar orang-orang Indonesia yang


menggunakan bahasa yang tidak baku dalam kegiatan-kegiatan resmi atau
menggunakan kata serapan yang salah, bahkan dalam penyusunan pun masih terjadi
kesalahan penggunaan tanda baca, sehingga mengakibatkan kesalahan makna,
padahal Pemerintah Indonesia telah membuat aturan-aturan resmi tentang tata bahasa
baik itu kata serapan maupun penggunaan tanda baca.

Pelajaran Bahasa Indonesia sebenarnya sudah diajarkan sejak dari Sekolah


Dasar (SD) sampai ke perguruan tinggi.Tapi kesalahan ini masih sering terjadi,
bahkan berulang-ulang kali.Ketidakfahaman terhadap tata bahasa Indonesialah yang
mengakibatkan orang-orang sering melanggar aturan resmi yang telah dibuat
pemerintah tentang tata bahasa Indonesia. Yang mengkhawatirkan ialah ketika aturan
ini terlalu sering diacuhkan oleh masyarakat Indonesia, karena salah satu dampak
negatifnya ialah hal ini akan dianggap lazim oleh masyarakat Indonesia terlebih lagi
oleh anak-cucu yang akan menjadi penerus negeri ini, karena akan mempersulit
masyarakat dalam berkomunikasi.

Maka dari itu dalam makalah ini, Kami selaku penyusun akan memaparkan
bagaimana tata bahasa yang benar tentang kata serapan, sehingga kita memahami dan
dapat menerapkan aturan berbahasa yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari
terlebih dalam acara-acara resmi.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Cikal bakal Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara
berawal dari pernyataaan sikap politik pemuda nusantara dengan ikrar sumpah
pemuda.Menurut sugono (2007) sikap politik pemuda nusantara yang menyatakan
“memjunjung bahasa persatuan,bahasa Indonesia “ merupakan pengakuan terhadap
banyaknya bahasa di Indonesia sebanyak 746 bahasa.Dalam kedudukan bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional,disamping menjadi alat komunikasi antar etnik
yang mempunyai bahasa daerah masing-masing sebagai bahasa pertama,bahasa
Indonesia juga telah menjadi alat komunikasi efektif bagi terjalinnya hubungan antar
etnik di Indonesia.Sedangkan dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara yang
ditetapkan sehari setelah hari proklamasi kemerdekaan republic Indonesia
sebagaimana dinyatakan dalam pasal 36 UUD 1945,sejak saat itu bahasa Indonesia
menjadi bahasa resmi yang digunakan dalam mengelola Negara dalam situasi
formal,seperti interaksi dikantor-kantor,disekolah-sekolah,pidato dan ceramah serta
secara tertulis dalam buku. Namun tidak semua orang menggunakan tatacara atau
aturan-aturan yang benar,salah satunya pada penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri
yang tidak sesuai dengan ejaan.
Istilah bahasa baku telah dikenal oleh masyarakat secara luas. Namun
pengenalan istilah tidak menjamin bahwa mereka memahami secara komprehensif
konsep dan makna istilah bahasa baku itu. Hal ini terbukti bahwa masih banyak orang
atau masyarakat berpendapat bahasa baku sama dengan bahasa yang baik dan benar.
Mereka tidak mampu membedakan antara bahasa yang baku dan yang
nonbaku.Pateda (Alwi, 1997:30) mengatakan bahwa, “Kita berusaha agar dalam
situasi resmi kita harus berbahasa yang baku. Begitu juga dalam situasi yang tidak
resmi kita berusaha menggunakan bahasa yang baku.
”Slogan “Pergunakanlah bahasaIndonesia dengan baik dan benar”, tampaknya
mudah diucapkan, namun maknanya tidak jelas. Slogan itu hanyalah suatu retorika
yang tidak berwujud nyata, sebab masih diartikan bahwa di segala tempat kita harus
menggunakan bahasa baku. Demikian juga, masih ada cibiran bahwa bahasa baku itu
hanya buatan pemerintah agar bangsa ini dapat diseragamkan dalam bertindak atau
berbahasa. “Manakah ada bahasa baku, khususnya bahasa Indonesia baku? “Manalah
ada bahasa Indonesia lisan baku”?“Manalah ada masyarakat atau orang yang mampu
menggunakan bahasa bakuitu, sebab mereka berasal dari daerah.’’Atau mereka masih
selalu dipengaruhi oleh bahasa daerahnya jika mereka berbahasa Indonesia secara
lisan.
Penguatan bahasa Indonesia melalui penyerapan dan padanan istilah asing yang
dilakukan oleh surat kabar dapat dikategorikan ke dalam perencanaan korpusyang
terdapat dalam teori bahasa yang dikemukakan oleh Haugen. Menurut Haugen (1966)
perencanaan korpus “mengacu pada intervensi terhadap suatu bahasa, misalnya
dengan cara menciptakan kosakata/istilah baru, memodifikasi yang lama,atau
memilih bentuk-bentuk yang ada”. Penggunan kata-kata serapan dan padanan istilah
yang terdapat pada surat kabar merupakan kegiatan memodifikasi kata lama dari
bentuk aslinya atau menciptakan kosakata baru sebagai bentuk padanan istilah asing
inilah yang dikategorikan sebagai perencanaan korpus.
Berangkat dari permasalahan tersebut, penulis melakukan penelitian kualitatif
dengan menggunakan teknik analisis wacana pada surat kabar untuk mengetahui
sejauhmana media cetak tersebut memiliki konsistensi dalam menggunakan bahasa
serapan dan padanan istilah asing ke dalam bahasa Indonesia. Alasan penulis
menggunakan surat kabar sebagai data penelitian dikarenakan surat kabar memiliki
bahasa menarik dan menggunakan bahasa serapan serta padanan istilah asing dalam
teks berita yang dimuatnya.
1.2.Rumusan Masalah
Masalah yang akan di bahas dalam Makalah ini, yaitu :

a. Apa itu Bahasa Baku ?

b. Bagaimana Proses Terjadinya Pembakuan Bahasa Baku ?

c. Bagaimana Ciri-ciri Bahasa Baku ?

d. Bagaimana Fungsi Bahasa Baku ?

e. Mengapa penggunaan bahasa baku sangat minim di dalam kehidupan

masyarakat ?

f. Apa itu kata sarapan ?

g. Bagaimana proses penyerapan kata bahasa indonesia?

h.Apa saja kata sarapan dari macam macam bahasa?

1.3.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk :

a. Menjelaskan pengertian dari Bahasa Baku

b. Menjelaskan Proses Terjadinya Pembakuan Bahasa Baku

c. Menjelaskan Ciri-ciri Bahasa Baku

d. Menjelaskan Fungsi Bahasa Baku

e. Menjelaskan minimnya penggunaan Bahasa Baku di dalam Kehidupan

masyarakat

f. Menjelaskan Apa itu kata sarapan


g.Menjelaskan Bagaimana proses penyerapan kata bahasa indonesia

h.Menjelaskankata serapan dari macam macam bahasa

1.4.Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk :

a. Mengetahui pengertian dari Bahasa Baku

b. Mengetahui Proses Terjadinya Pembakuan Bahasa Baku

c. Mengetahui Ciri-ciri Bahasa Baku

d. Mengetahui Fungsi Bahasa Baku

e. Mengetahui minimnya Penggunaan Bahasa Baku dalam kehidupan


masyarakat

f. mengetahui Apa itu kata sarapan

g.Mengetahui Bagaimana proses penyerapan kata bahasa indonesia

h.Mengetahui Apa saja kata serapan dari macam macam bahasa


BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Bahasa Baku
Bahasa merupakan alat komunikasi penting yang menghubungkan seseorang
dengan yang lainnya.Keraf (2005:54) menyebutkan ada dua pengertian dari bahasa
yaitu pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat
berupa simbol bunyi yangdihasilkan oleh alat ucap manusia.Kedua bahasa adalah
sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang
bersifat arbitrer. Pada kaidah bahasa Indonesia terdapat dua ragam bahasa, yaitu
bahasa baku dan bahasa tidak baku.

Istilah bahasa baku dalam bahasa Indonesia atau standard language dalam
bahasa Inggris, dalam dunia ilmu bahasa atau linguistik pertamasekali diperkenalkan
oleh Vilem Mathesius pada 1926. Ia termasukpencetus Aliran Praha atau The Prague
School. Pada 1930, B. Havranekdan Vilem Mathesius merumuskan pengertian bahasa
baku itu. Merekaberpengertian bahwa bahasa baku sebagai bentuk bahasa yang
telahdikodifikasi, diterima dan difungsikan sebagai model atau acuan oleh
masyarakat secara luas.

Menurut Indradi (2008) bahasa baku adalah bahasa yang standar sesuai dengan
aturan kebahasaaan yang berlaku, didasarkan atas kajian berbagai ilmu, termasuk
ilmu bahasa dan sesuai dengan perkembangan zaman.

Bahasa baku merupakan bahasa yang dapat mengungkapkan penalaran atau


pemikiran teratur, logis, dan masuk akal. Bahasa baku[memiliki sifat kemantapan
dinamis dan kecendekiaan. Bahasa baku adalah bahasa yang digunakan secara efektif,
baik, dan benar. Efektif karena memuat gagasan-gagasan yang mudah diterima dan
diungkapkan kembali. Baik karena sesuai kebutuhan: ruang dan waktu. Dan, benar
karena sesuai kaidah kebahasaan, secara tertulis maupun terucap.

Baku berarti bahasa tersebut tidak dapat berubah setiap saat. Berdasarkan teori,
bahasa baku merupakan bahasa pokok yang menjadi bahasa standar dan acuan yang
digunakan sehari-hari dalam masyarakat. Bahasa baku mencakup pemakaian sehari-
hari pada bahasa percakapan lisan maupun bahasa tulisan. Tetapi pada penggunaanya
bahasa baku lebih sering digunakan pada saat proses belajar mengajar di dalam dunia
pendidikan , pada urusan resmi pekerjaan misalnya saat rapat besar, dan juga pada
semua konteks resmi. Sementara itu, di dalam kehidupan sehari-hari lebih banyak
orang yang menggunakan bahasa tidak baku.

2.2. Proses Terjadinya Pembakuan Bahasa Baku


Bahasa tidak dapat dipisahkan dengan manusia, sebab bahasa merupakan alat
bagi manusia untuk berinteraksi. Bahasa Indonesia mempunyai sebuah aturan yang
baku dalam penggunaanya, namun dalam prakteknya kita sering menggunakan kata
non baku. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor ini mengakibatkan
daerah yang satu berdialek berbeda dengan dialek didaerah yang lain, walaupun
bahasa yang digunakan sama yaitu bahasa Indonesia. Saat kita mempergunakan
bahasa Indonesia perlu diperhatikan situasi dan kondisinya. Pembakuan bahasa juga
dibutuhkan masyarakat.Usaha pembakuan bahasa tersebut bertujuan agar tercapai
pemakaian bahasa yang cermat, cepat, dan efisiendalam berkomunikasi dan
berinteraksi dengan masyarakat.

Pembakuan disebut juga standardisasi.Menurut J.S. Badudu pembakuan atau


standardisasi adalah penetapan aturan-aturan atau norma-norma bahasa.Berdasarkan
bahasa yang dipakai oleh masyarakat, ditetapkan pola-pola yang berlaku pada bahasa
itu.Pola yang dipilih itulah yang dijadikan acuan. Bila kita akan membentuk kata atau
menyusun ditetapkan. Pembakuan bahasa dapat dilakukan terhadap tulisan, ejaan,
ucapan, perbendaharaan kata, pembentukan istilah, dan penyusunan tata bahasa.
Pembakuan bahasa dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain yaitu :

1. Standardisasi dapat dilakukan secara spontan, seperti penetapan

bahasa Melayu Riau sebagai standar bahasa Melayu yang dipakai

oleh sekolah-sekolah sebelum Perang Dunia ke-2,

2. Standardisasi dapat dilakukan secara terencana, seperti penyusunan

suatu sistem ejaan, misalnya ejaan Suwandi, Van Ophyusen, dan

penerapan istilah-istilah ilmu pengetahuan oleh Komisi Istilah.

2.3.Ciri-ciri Bahasa Baku


Menurut Hasan Alwi, dkk (2003) ciri-ciri bahasa baku terbagi menjadi

tiga, yaitu:
1. Ragam bahasa baku memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa kaidah dan
aturan yang tetap. Baku atau setandar tidak dapat berubah setiap saat.

2. Memiliki sifat kecendikian. Perwujudannya dalam kalimat, paragraf, dan satuan


bahasa lain yang lebih besar mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang
teratur, logis, dan masuk akal.

3. Baku atau standar beranggapan adanya keseragaman. Proses pembakuan sampai


taraf tertentu berarti proses penyeragaman kaidah, bukan penyamaan ragam
bahasa, atau penyeragaman variasi bahasa.

Ciri-ciri lain bahasa baku adalah:

1. tidak terpengaruh bahasa daerah;

2. tidak dipengaruhi bahasa asing;


3. bukan merupakan ragam bahasa percakapan sehari-hari;

4. pemakaian imbuhannya secara eksplisit;

5. pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat;

6. tidak terkontaminasi dan tidak rancu.

2.4 Fungsi Bahasa Baku


Bahasa baku ialah salah satu daripada variasi bahasa yang diangkat dan
disepakati ragam bahasa yang akan dijadikan kayu pengukur sebagai bahasa yang
baik dan benar dalam komunikasi yang bersifat resmi, baik secara lisan atau
tulisan.

Selain fungsi penggunaannya untuk situasi-situasi resmi, ragam bahasa baku


menurut Gravin dan Mathiot (1956) juga mempunyai fungsi lain yang bersifat
sosial politik, Yaitu :

a. Fungsi pemersatu

b. Fungsi pemisah

c. Fungsi harga diri

d. Fungsi kerangka rujuk

1. Bahasa Baku Sebagai Fungsi Pemersatu

Bahasa baku sebagai fungsi pemersatu adalah kesanggupan bahasa baku


untuk meghilangkan perbedaan variasi dalam masyarakat dan membuat
terciptanya kesatuan dalam masyarakat tutur dalam bentuk minimal, memperkecil
adanya perbedaan variasi dialektal dan menyatukan masyarakat tutur yang berbeda
dialeknya.
Indonesia terdiri dari beragam suku dan bahasa daerah. Jika setiap
masyarakat menggunakan bahasa daerahnya, maka kemungkinan terbesar
masyarakat tersebut tidak dapat berkomunikasi dengan masyarakat dari daerah
lain. Fungsi bahasa bakumemperhubungkan semua penutur berbagai dialek bahasa
itu. Dengan demikian, bahasa baku mempersatukan mereka menjadi satu
masyarakat bangsa. Bahasa Indonesia baku mempersatukan atau
memperhubungkan penutur berbagai dialek bahasa itu. Bahasa Indonesia baku
mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bahasa Indonesia baku. Bahasa
Indonesia baku mengikat kebhinekaan rumpun dan bahasa yang ada di Indonesia
dengan mangatasi batas-batas kedaerahan. Bahasa Indonesia baku merupakan
wahana atau alat dan pengungkap kebudayaan nasional yang utama. Fungsi
pemersatu ini ditingkatkan melalui usaha memberlakukannya sebagai salah
satusyarat atau ciri manusia Indonesia modern.

2. Bahasa Baku Sebagai Fungsi Pemisah

sebagainya, manakala ragam baku digunakan apabila berbicara Bermaksud


bahwa ragam bahasa baku itu dapat memisahkan atau membedakan penggunaan
bahasa tersebut untuk situasi yang formal dan tidak formal. Para penutur perlu
tahu menentukan bila dia harus menggunakan ragam yang baku dan ragam tidak
baku. Pemisahan kedua-dua ragam bahasa tersebut tidak akan menimbulkan
persoalan sosial selama ragam-ragam tersebut digunakan sesuai pada tempatnya.
Misalnya, ragam tidak baku digunakan apabila seseorang penutur hendak
berbicara dengan rekan-rekan, ibu bapak, dan dengan orang yang tidak dikenali
dengan orang yang berpangkat tinggi, dan dengan orang lebih tua daripada
penutur.

3. Bahasa Baku Sebagai Fungsi Harga Diri

Bermaksud pemakai ragam baku itu akan memiliki perasaan harga diri yang
lebih tinggi daripada yang tidak dapat menggunakannya. Hal ini demikian kerana,
ragam bahasa bakubiasanya tidak dapat dipelajari daripada lingkungan keluarga
atau linkungan sehari-hari. Ragam bahasa baku hanya dapat dicapai
melaluipendidikan formal, yang tidak menguasai ragam baku tentu tidak dapat
masuk kedalam situasi-situasi formal, di mana ragam baku itu harus digunakan.
Ragam bahasa baku juga merupakan lambang atau simbol suatu masyarakat tutur.

4. Bahasa Baku Sebagai Fungsi Kerangka Rujuk

Bermaksud bahwa ragam bahasa baku itu akan dijadikan pengukur untuk
norma pemakaian bahasa yang baik dan benar secara umum. Ini mungkin lebih
kepada kesepakatan ramai (kovensional) dalam sebuah masyarakat
penutur.Misalnya, dalam bahasa Melayu ‘kerusi’ merujuk sesuatu yang dibina
daripada kayu dan mempunyai empat kaki.Dalam bahasa Inggeris,
‘kerusi’dipanggil ‘chair’.

2.5. Minimnya Penggunaan Bahasa Baku dalam Kehidupan Masyarakat


Di dalam masyarakat kita saat ini masih banyak orang yang tidak menggunakan
bahasabaku, mereka cenderung menggunakan bahasa gaul. Namun terkadang
mereka juga berbicara dengan menggunakan logat daerahnya
masingmasing.Kebanyakan orang yang menggunakan bahasa baku ialah kalangan
terpelajar yang sopan dan beretika. Mereka berbicara kepada orang yang lebih tua,
atau pejabat dengan menggunakan bahasa yang baik, bahasa yang baku dan tidak
menggunakan bahasa gaul. Bahasa merupakan salah satu alat untuk mengadakan
interaksi terhadap manusia yang lain .Dengan adanya bahasa kita dapat
berhubungan dengan masyarakat lain yang akhirnya melahirkan komunikasi dalam
masyarakat. Bahasa Indonesia mempunyai sebuah aturan yang baku dalam
penggunaanya, namun dalam praktiknya kehidupan sehari-hari sering terjadi
penyimpangandari aturan yang baku tersebut. Kita mempergunakan bahasa
Indonesia perlu di perhatikan waktu dan kesempatan, misalnya kapan kita
menggunakan bahasa baku pada situasi resmi dan ilmiah . Bahasa baku telah
menjadi bahasa asing dalam komunikasi sehari-hari di masyarakat Indonesia,
dapat kita ambil contohnya dalam waktu 24 jam siaran ditelevisi, bahasa baku
hanya nampak dan terdengar hanya dalam siaran berita yang berdurasi 90 menit
per hari. Selebihnya kita tidak menemukan bahasa baku dalam komunikasi
periklanan,pemilihan nama acara televisi,dan praktik bahasa di dalam siaran itu
sendiri. Alasannya beragam, bahasa baku tidak bernilai jual, tidak gaul, tidak
mengangkat gengsi,dan tidak mampu mengangkat penghayatan pembaca.

2.6. Kata Serapan


Kata serapan merupakan kata – kata yang diambil dari bahasa asing dan
diintegrasikan ke dalambahasa Indonesia. Meskipun berasal dari bahasa asing,
kata serapan tersebut telah menjadi bagian dalam bahasa Indonesia dan dipakai
luas oleh masyarakat umum dalam percakapan sehari – hari.

Kata serapan adalah kata dalam bahasa Indonesia yang bersumber atau diserap
dari bahasa asinguntuk keperluan mencari padanan kata yang tepat. Cara
pengucapan ataupun cara penulisan kata serapan disesuaikan dengan kaidah-
kaidah standar atau baku yang sesuai dengan EYD. Seluruh proses penyerapan
istilah tersebut bisa dilakukan dengan atau tanpa pengubahan, melainkan berupa
penyesuaian ejaan atau lafall.

Bahasa Indonesia merupakan bahasa asing yang dinamis, yang selalu


berkembang dari waktu kewaktu sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat
pemakai dan penuturnya.Salah satu akibat dari sifat dinamis tersebut adalah
masuknya berbagai unsur kebahasaan dari bahasa asing, baik yang berupa afiks
(imbuhan, awalan, akhiran) maupun berupa kata.Inilah yang kemudian dikenal
dengan Unsur Serapan.

Penyerapan bahasa tersebut dilakukan berdasarkan ketentuan berikut:

 Istilah serapan yang dipilih lebih cocok karena konotasinya


 Istilah serapan yang dipilih lebih singkat jika dibandingkan dengan
terjemahan Indonesianya.
 Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya
kesepakatan jika istilah Indonesia terlalu banyak sinonimnya.

2.7.Proses Penyerapan Kata


Kata – kata asing yang terserap ke dalam bahasa Indonesia melalui beberapa
proses penyerapan diantaranya adopsi, adaptasi, terjemahan, dan kreasi. Berikut
ini adalah pembahasan dan contoh – contoh kata serapannya.

1.Adopsi

Proses adopsi dalam penyerapan kata asing dilakukan dengan cara mengambil kata
asing tanpa merubah pelafalan maupun penulisan. Dengan kata lain, bunyi maupun
penulisannya sama dengan bentuk aslinya. Contoh :
 Reshuf
 Hamburger
 Supermarket
 Hotdog
 Shuttle cock
 P laza
 dan lain – lain.

Contoh kalimat :

 Andre menjadi gemuk karena suka memakan hamburger.


 Di dalam pencarian, pembelajaran, dan perkembangan itu, teori bukan lagi
sekadar teori dalam arti formal
 Terlepas dari ada beberapa ejaan yang luput dari koreksi editor, secara
keseluruhan, saya rasa buku ini memang perlu dibaca
2.Adaptasi

Proses adapatasi adalah proses masuknya kata asing ke dalam bahasa Indonesia
dengan cara mengambil maknanya saja sedangkan penulisan dan lafalnya diubah
dan disesuaikan ke dalam bentuk kaidah bahasa Indonesia. Contoh:

o Option = Opsi
o Fluctuate = Fluktuatif
o Organization = Organisasi
o Maximal = maksimal

Contoh kalimat :

 Organisasi itu melakukan bakti sosial untuk membantu anak yatim.


 Maka rasanya wajar bila Budi Darma menyamakan pekerja seni yang
baik pada dasarnya juga intelektual yang baik. (intelektual →intelectual)
 Dari total 242 halaman yang berisi 15 esai Budi Darma, ada sebuah
alinea yang menjadi titik berat pembacaan saya. (esai →essay).

3.Terjemahan (Pungutan)

Proses Terjemahan adalah kata serapan yang dihasilkan dengan cara


menerjemahkan kata atau istilah tanpa mengubah makna kata tersebut. Pemakai
bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing itu, lalu kata
tersebut dicari padanannya dalam bahasa Indonesia. Penyerapan secara
terjemahan dapat dilakukan dengan dua cara berikut ini.

a) Terjemahan langsung, yaitu kosakata dari bahasa asing itu dicarikan


padanannya dalam bahasa Indonesia.

Contoh: airport →bandar udara

              joint ventura →usaha patungan


b) Terjemahan konsep, yaitu kosakata asing itu diteliti baik-baik konsepnya,
kemudian dicarikan kosakata bahasa Indonesia yang konsepnya mirip
dengan kosakata asing tersebut.

Contoh: vendor →penjual

            green house →rumah kaca

Contoh Kata :

 Spare part = Suku cadang


 Try out = Uji coba
 Overlap = Tumpang tindih
 Shuttle ship = Pesawat ulang-alik
 Balance = Imbang
 Defisit = Kekurangan, dan lain sebaginya.

Contoh Kalimat :

 Sebelum mengikuti Ujian Nasioanl, para siswa harus mengikuti uji


coba.
 Para vendor pemegang merek yang mencekoki kita untuk menggunakan
teknologi mereka.
 Ira sedang mengamati pertumbuhan tanaman jagung di green house.

4.Kreasi

Meskipun sekilas mirip terjemahan, namun cara terakhir ini memiliki


perbedaan. Cara kreasi tidak menurut bentuk, yang mirip seperti aslinya ditulis
dalam dua pertiga kata sedangkan dalam bahasa Indonesia satu kata saja.
Contoh:
 korupsi →penyalahgunaan keuangan 
 kolusi →persekongkolan
 handphone →telepon genggam

2.8.kata serapan dari macam macam bahasa


Sebagaimana yang kami dapat dari “Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Ejaan Yang Disempurnakan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama November 1998,
Jakarta. 1998 .Hal 21-30, Bumi Aksara.ada beberapa bahasa asing yang diserap ke
dalam bahasa Indonesia, diantaranya adalah bahasa inggris, bahasa belanda, bahasa
arab, dan bahasa jawa kuno.

1.Kata Serapan dari Bahasa Inggris

Application = Aplikasi

Actor = Aktor

Aquarium = Akuarium

Allergy = Alergi

Account = Akun

Aerobic = Aerobik

Ballpoint = Bolpen

Bomb = Bom

Bus = Bis

Boss = Bos

Balloon = Balon

Business = Bisnis
Book = Buku

Calculator = Kalkulator

Cartoon = kartun

Cellular = Seluler

Coin = Koin

Coffee = Kopi

Community = Komunitas

Copy = Salin

Conglomerate = Konglomerat

Conducive = Kondusif

Detail = detail

Data = Data

Design = Desain

Discount = Diskon

Director = Direktur

Dimension = Dimensi

Edition = Edisi

Ecology = Ekologi

Embryo = Embrio
Erosion = Erosi

Export = Ekspor

Essay = Esai

Enzyme = Enzim

 Business = Bisnis
Ayahku menjalani bisnis jual beli barang bekas.
 Aquarium = Akuarium
Adik menangis karena tidak dibelikan akuarium oleh ibu.
 Balloon = Balon
Aku ingin sekali menaiki balon terbang
 Consume = konsumsi
BuKami mengkonsumsi tepung terigu sebagai bahan makanan pokok.
 Focus = Fokus
Kita harus fokus mengejar apa yang menjadi impian kita.
2.Kata Serapan dari Bahasa Belanda

Amateur = Amatir

Akur = Akkoord

Acclamatie = Aklamasi

Akte = Akte

Atleet = Atlet

Berichten =Berita

Bombarderen = Bombardir
Boetiek = Butik

Bezoek = Besuk

Chocolade = Coklat

Debiteur = Debitur

Dieet = Diet

Docent = Dosen

Egoistisch = Egois

Ijs = Es

Etnisch = Etnis

Etiquette = Etiket

Hotel = Hotel

 Docent = Dosen
Ayah Andri bekerja sebagai dosen Universitas Lampung.
 Chocolade = Coklat
Riska gemar memakan coklat.
 Hotel = Hotel
Kami meginap di Hotel Indonesia semalam ketika berkunjung ke Jakarta.
 Atleet = Atlet
Kakak Andri adalah seorang atlet Volley yang terkenal.
 Boezoek = Besuk
Ketika aku sakit, teman – teman ku semua datang membesuk.
3.Kata Serapan dari Bahasa Jawa Kuno
 Cuba = Coba
 Cahya = Cahaya
 Dhenger = Denger
 Garem = Garam
 Duraka = Durhaka
 Phala = Pahala
 Bhasa = Bahasa
 Ajian = mantra
 Angkara = Murka
 Aniaya = Menyiksa
 Diwasa = Dewasa
4.Kata Serapan dari Bahasa Arab
 Abad = Abad
 Abadi = Abadi
 Bakhil/Baligh = Baligh
 Halal = Halal
 Haram = Haram
 Ilmu = Ilmu
 Lafazh = Lafal
 Zhalim = Lalim
 Maqalatun = Makalah
 Rizqi = Rezeki
 Zakarotil = Sekarat
 Almanak = Almanak
 Awal = Awal
 Akhir = Akhir
 Kahabar = Kabar
 Ilmu = Ilmu
Marilah kita menuntut ilmu setinggi mungkin.
 Awal = Awal
Munculnya Budi Utomo di Indonesia menjadi awal kebangkitan
perjuangan bangsa Indonesia.
 Akhir = Akhir
Pertunjukan tari disertai dengan kembang api itu adalah akhir dari
rangkaian acara ini.
 Halal = Halal
Sebagai orang islam, kita harus mengkonsumis makanan – makanan yang
halal.
 Haram = Haram
Daging babi adalah makanan yang haram bagi orang islam.
 Rizki = Rezeki
Kita harus bersyukur apabila mendapatkan rezeki dari Allah SWT.
 Zhalim = Lalim
Penguasa yang lalim adalah penguasa yang dibenci oleh seluruh
rakyatnya.
 Abad = Abad
Indonesia dijajah oleh Belanda selama tiga setengah abad lamanya.
5.Kata Serapan dari Bahasa-Bahasa Lain

Bahasa lain adalah bahasa-bahasa yang terserap ke dalam bahasa Indonesia


dengan porsi yang sedikit dibandingkan dengan bahasa-bahasa di atas.
Bahasa-bahasa tersebut merupakan bahasa China, Portugis, Tamil, Parsi.

Contoh:
 Bakiak = Bakiak  (Bahasa China)
 Cincau = Cincau (Bahasa China)
 Encang = Paman (Bahasa China)
 Encing = tante (Bahasa China)
 Armada = Armada (Bahasa Portugis)
 Algoz = Algojo (Bahasa Portugis)
 Banco = Bangku (Bahasa Portugis)
 Bolo = Bolu (Bahasa Portugis)
 Petti = Peti (Bahasa Tamil)
 Ulogam = Logam (Bahasa Tamil)
 Kadai = Kedai (Bahasa Tamil)
 Acar = Acar (Bahasa Parsi)
 Anggur = Anggur (Bahasa Parsi)
 Istana = Istana (Bahasa Parsi)
BAB III
PENUTUP

3.1 Keasimpulan
Bahasa merupakan alat komunikasi yang terpenting dalam kehidupan. Dengan
bahasa manusia dapat menyampaikan isi pikirannya kepada orang lain. Pada
bahasa terdapat dua bahasa yaitu bahsa baku dan nonbaku. Bahasa Indonesia baku
merupakan bahasa standar atau pokok yang di gunakan oleh masyarakat sebagai
alat komunikasi yang mewakili semua bahasa yang ada di Negara Indonesia.
Bahasa Indonesia baku pada umumnya sesuai dengan pola SPOK dan biasanya di
pelajari di sekolah dan di gunakan pada lingkungan dan keadaan resmi. Bahasa
Indonesia Baku merupakan suatu bahasa yang sangat penting karena salah satu
Fungsinya itu sebagai Bahasa Pemersatu Negara.

Kata serapan merupakan kata–kata yang diambil dari bahasa asing dan
diintegrasikan ke dalam bahasa Indonesia. Meskipun berasal dari bahasa asing,
kata serapan tersebut telah menjadi bagian dalam bahasa Indonesia dan dipakai
luas oleh masyarakat umum dalam percakapan sehari – hari.

Bahasa Indonesia merupakan bahasa asing yang dinamis, yang selalu


berkembang dari waktu ke waktu sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat
pemakai dan penuturnya.Salah satu akibat dari sifat dinamis tersebut adalah
masuknya berbagai unsur kebahasaan dari bahasa asing, baik yang berupa afiks
(imbuhan, awalan, akhiran) maupun berupa kata.Inilah yang kemudian dikenal
dengan Unsur Serapan.

3.2.Saran
Dengan adanya makalah ini, kita menyadari bahwapentingnya Bahasa Indonesia
Baku dan proses penyerapannya sebagai bahasa pemersatu di antara masyarakat.
Pembaca di harapkan untuk lebih meningkatkan penggunaan Bahasa Indonesia
Baku di dalam kehidupan social di dalam masyarakat, dengan mengurangi
penggunaan bahasa gaul yang dari hari ke hari semakin meningkat
DAFTAR PUSTAKA
http://goresankertasadres.blogspot.co.id/2015/10/makalah-bahasa-indonesia-baku.html

https://unserebloggie.wordpress.com/2013/05/09/kelompok-2-bahasa-indonesia-baku/

https://www.academia.edu/resource/work/29983775

http://www.pelajaransekolah.net/2015/10/macam-macam-kata-serapan-adopsi
adaptasiterjemahan-dan-kreasi.html

http://www.kelasindonesia.com/2015/04/contoh-kata-serapan-dan-pengertiannya-
adopsiadaptasi-pungutan.html

https://www.academia.edu/resource/work/33982450

Anda mungkin juga menyukai