D
I
S
U
S
U
N
OLEH KELOMPOK 5
Puji dan syukur dengan hati yang tulus dan pikiran yang jernih ke hadirat Allah
SWT. Karena dengan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyusun makalah ini sehinga dapat hadir di hadapan pembaca sekalian.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhamad SAW Beserta
keluarga dan para Sahabatnya sekalian, yang dengan penuh kesetiaan dan telah
mengorbankan jiwa raga maupun hartanya demi tegaknya syiar Islam yang pengaruh
dan manfaatnya masih dapat kita rasakan pada saat sekarang ini.
Makalah yang berada di hadapan kita pembaca ini membahas tentang
“Penggunaan Bahasa Baku Dan Tidak Baku”. Kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi kita semua.
Kepada para pembaca yang membahasa makalah ini kami sampaikan terima
kasih. Saran dan keritik dari para pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini dan demi bertambahnya wawasan kami sebagai Mahasiswa.
Akhinya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua . Amin ya Rabbal
aalamiin.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH .................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BAHASA BAKU ....................................................................... 2
B. PENGERTIAN BAHASA TIDAK BAKU ......................................................... 3
C. PENGERTIAN BAHASA INDONESIA BAKU DAN TIDAK BAKU ............. 3
D. FUNGSI BAHASA BAKU ................................................................................. 3
E. FUNGSI BAHASA TIDAK BAKU .................................................................... 4
F. CIRI-CIRI BAHASA BAKU DAN TIDAK BAKU ............................................ 5
G. PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA BAKU DAN TIDAK BAKU
DENGAN BAIK DAN BENAR ........................................................................... 5
H. CONTOH BAHASA INDONESIA BAKU DAN TIDAK BAKU ..................... 6
I. CONTOH KALIMAT BAKU DAN TIDAK BAKU ........................................... 7
J. CONTOH-CONTOH KESALAHAN BERBAHASA .......................................... 8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN .................................................................................................... 11
B. SARAN ................................................................................................................ 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah bahasa baku telah dikenal oleh masyarakat secara luas. Namun
pengenalan istilah tidak menjamin bahwa mereka memahami secara komprehensif
konsep dan makna istilah bahasa baku itu. Hal ini terbukti bahwa masih banyak orang
atau masyarakat berpendapat bahasa baku sama dengan bahasa yang baik dan benar.
Mereka tidak mampu membedakan antara bahasa yang baku dan yang nonbaku. Pateda
(Alwi, 1997:30) mengatakan bahwa, “Kita berusaha agar dalam situasi resmi kita
harus berbahasa yang baku. Begitu juga dalam situasi yang tidak resmi kita berusaha
menggunakan bahasa yang baku.”
1
BAB II
PEMBAHASAN
Penggunaan Bahasa Baku Dan Tidak Baku
1
Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
2
Ibid
2
Berdasarkan pengertian di atas, bahasa baku adalah bahasa standar yang benar
dan digunakan oleh suatu masyarakat pada suatu negara. Bahasa baku atau standar itu
harus diterima dan berterima bagi masyarakat bahasa.
3
Puspandari, Dyas. 2008. Bahasa Indonesia Hand Book (Sifat Ragam Bahasa Ilmu). Bandung :
Polytechnic Telkom.
4
Keraf, G. 1991. Tata Bahasa Indonesia Rujukan Bahasa Indonesia untuk Pendidikan
Menengah. Jakarta: Gramedia.
5
Ibid
3
2. Fungsi pemberi kekhasan. Suatu bahasa baku membedakan bahasa itu dari
bahasa yang lain. Melalui fungsi itu, bahasa baku memperkuat perasaan
kepribadian nasional masyarakat bahasa yang bersangkutan.
3. Fungsi pembawa kewibawaan. Pemilikan bahasa baku membawa serta wibawa
atau prestise. Fungsi pembawa wibawa bersangkutan dengan usaha orang
mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi lewat
pemerolehan bahasa baku sendiri. Penutur atau pembicara (masyarakat) yang
mahir berbahasa Indonesia dengan baik dan benar memperoleh wibawa di mata
orang lain.
4. Fungsi kerangka acuan. Sebagai kerangka acuan bagi pemakaian bahasa
dengan adanya norma dan kaidah (yang dikodifikasi) yang jelas. Norma dan
kaidah itu menjadi tolak ukur bagi benar tidaknya pemakaian bahasa seseorang
atau golongan.
6
Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
7
Ibid
4
c. Baku atau standar beranggapan adanya keseragaman. Proses pembakuan
sampai taraf tertentu berarti proses penyeragaman kaidah, bukan penyamaan
ragam bahasa, atau penyeragaman variasi bahasa.
8
Puspandari, Dyas. 2008. Bahasa Indonesia Hand Book (Sifat Ragam Bahasa Ilmu). Bandung
: Polytechnic Telkom.
5
Sebaliknya, pemakaian bahasa Indonesia nonbaku dengan benar adalah
pemakaian bahasa yang tidak mengikuti kaidah bahasa atau gramatikal baku,
melainkan kaidah gramatikal nonbaku. Pemakaian bahasa Indonesia baku dengan baik
adalah pemakaian bahasa Indonesia yang mengikuti atau sesuai dengan fungsi
pemakaian bahasa baku. Pemakaian bahasa Indonesia nonbaku dengan baik adalah
pemakaian bahasa yang tidak mengikuti atau sesuai dengan fungsi pemakaian bahasa
Indonesia nonbaku.
Konsep baik dan benar dalam pemakaian bahasa Indonesia baik baku maupun
nonbaku saling mendukung dan saling berkait. Tidaklah logis ada pemakaian bahasa
Indonesia yang baik, tetapi tidak benar. Atau tidaklah logis ada pemakaian bahasa yang
benar tetapi tidak baik. Oleh karena itu, konsep yang benar adalah pemakaian bahasa
yang baik harus juga merupakan pemakaian bahasa yang benar atau sebaliknya.
9
Puspandari, Dyas. 2008. Bahasa Indonesia Hand Book (Sifat Ragam Bahasa Ilmu). Bandung
: Polytechnic Telkom.
6
11. Februari Pebruari, February
12. foto Photo
13. fotokopi foto copy, photo copy, photo kopi
14. hakikat Hakekat
15. ijazah ijasah, izajah
16. izin Ijin
17. jadwal Jadual
18. Jumat Jum’at
19. karena Karna
20. karismatik Kharismatik
21. kreatif kreatip, creative
22. lembap Lembab
23. lubang Lobang
24. maaf ma’af
25. makhluk Mahluk
26. mukjizat mu’jizat
27. napas Nafas
28. nasihat Nasehat
29. objek Obyek
30. provinsi propinsi, profinsi
10
Puspandari, Dyas. 2008. Bahasa Indonesia Hand Book (Sifat Ragam Bahasa Ilmu). Bandung
: Polytechnic Telkom.
7
c. Mengenai masalah ketunaan karya perlu segera diselesaikan dengan tuntas.
d. Sebelum mengarang terlebih dahulu tentukanlah tema karangan.
e. Pertandingan itu akan berlangsung antara Regu A melawan Regu B.
f. Kita perlu pemikiran-pemikiran untuk memecahkan masalah-masalah yang
berkaitan dengan pelaksanaan pengembangan kota.
2. Kalimat Baku
a. Semua peserta pertemuan itu sudah hadir.
b. Kami mengucapkan terima kasih atas kehadiran Saudara.
c. Masalah ketunakaryaan perlu segera diselesaikan dengan tuntas.
d. Sebelum mengarang, tentukanlah tema karangan.
e. Pertandingan itu akan berlangsung antara Regu A dan Regu B.
f. Kita memerlukan pemikiran untuk memecahkan masalah yang berkaitan
dengan pelaksanaan pengembangan kota.
11
Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
8
Dalam Bahasa Inggris
Salah Benar
1. I like do it. I like to do it
2. Jim doesn’t likes it. Jim doesn’t like it.
3. I not craying. I am not craying.
Adapun kesalahan pada contoh satu (1) adalah tidak adanya kata pemisah
diantara dua kata kerja, yaitu like dan do yang seharusnya dipisahkan oleh
kata to. Pada contoh dua (2) kesalahan terjadi karena kesalahan grammar atau tata
bahasanya, yaitu apabila sebuah kalimat itu negatif (ditandai oleh kata doesn’t), maka
kata kerja setelahnya (like) tidak boleh ditambahkan oleh akhiran s atau es dan pada
contoh tiga (tiga) kesalahan yang terjadi adalah tidak terteranya to be (am)atau kata
bantu pada kalimat berpola present continous tense.
Dalam Bahasa Indonesia
Salah Benar
1. Saya suka nonton bola. Saya suka menonton bola.
2. Presiden resmikan pabrik baru. Presiden meresmikan pabrik baru.
3. Bapak ada rumah. Bapak ada di rumah.
Pada contoh satu (1) dan dua (2) kesalahan terjadi karena kata nonton dan
resmikan, kehilangan awalan me-, sedangkan pada contoh tiga (3) kesalahan yang
terjadi adalah akibat hilangnya atau tidak adanya partikel di- sebelum kata rumah.
9
Contoh:
Salah Benar
1. Dia datang Bandung dari. 1. Dia datang dari Bandung.
2. Makanan itu telah dimakan oleh saya. 2. Makanan itu telah saya makan.
3. Tak apalah, it doesn’t matter. 3. Tak apalah, itu bukan masalah.
4. Te‛nang, bu. 4. Tenang, bu.
Pada contoh satu (1) di atas adalah ucapan dari seorang anak Karo yang belajar
Bahasa Indonesia untuk mencerminkan susunan atau urutan kata frasa proposisi dalam
bahasa Karo (Bandung dari berarti ‘dari Bandung). Pada contoh dua (2) kesalahan
terjadi karena tuturan yang digunakan dipengaruhi oleh bahasa Sunda karena kalimat
Sundanya adalah “makanan teh atos kuabdi”. Bila tuturan tersebut dituturkan kedalam
Bahasa Indonesia, maka seharusnya “makanan itu telah saya makan”. Hal itu
didasarkan pada struktur Bahasa Indonesia. Pada contoh tiga (tiga) kesalahan terjadi
karena adanya penggunaan unsur bahasa lain (Bahasa Inggris) ke'dalam Bahasa
Indonesia yaitu pada frase “ It doesn’t matter” yang memiliki padanan kata “itu bukan
masalah” dalam Bahasa Indonesia dan pada contoh empat (4) merupakan contoh
tuturan yang diujarkan oleh penutur Batak. Huruf “e” pada kata tenang seharusnya
dilafalkan lemah, bukan keras.12
12
Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Demikian makalah yang dapat kami sajikan, mudah-mudahan dapat bermanfaat
bagi pembaca. Kritik dan saran yang membangun kami harapkan untuk
penyempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Jika ada kesalahan atau kekurangan
dalam penyusunan makalah ini, kami mohon ma’af sebesar-besarnya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Puspandari, Dyas. 2008. Bahasa Indonesia Hand Book (Sifat Ragam Bahasa Ilmu).
Bandung : Polytechnic Telkom.
Keraf, G. 1991. Tata Bahasa Indonesia Rujukan Bahasa Indonesia untuk Pendidikan
Menengah. Jakarta: Gramedia.
12