Anda di halaman 1dari 16

KONSEP BAHASA SECARA UNIVERSAL

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Linguistik Umum

Disusun Oleh :

Cut Aja Wafirah (2106102010045)

Nur Aida (2106102010038)

Nazwa Hanifa (2106102010085)

Dosen Pengampu:

Armia, S.Pd., M.Hum

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT. yang


telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis diberikan kesehatan
dan kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah menjadikan dunia terang
benderang disinari Iman dan Islam.
Terimakasih penulis ucapkan kepada bapak Armia, S.Pd., M.Hum. yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas kelompok untuk mata kuliah
Linguistik Umum dengan judul “Konsep Bahasa secara Universal” ini sehingga
dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Terimakasih juga untuk teman-teman
sekelompok yang telah bersedia membagi sebagian pengetahuannya untuk saling
bekerjasama dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya penulis berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Banda Aceh, 2 September 2021

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
BAB I ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................................... 1
1.3 TUJUAN PEMBAHASAN............................................................................................ 1
BAB II ....................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
2.1 PENGERTIAN BAHASA ............................................................................................. 3
2.2 UNIVERSALITAS BAHASA DAN TIMBULNYA VARIAN BAHASA ................ 5
2.3 FUNGSI BAHASA DAN UNIVERSAL ...................................................................... 6
2.4 HAKIKAT BAHASA .................................................................................................... 8
BAB III ................................................................................................................................... 12
PENUTUP .............................................................................................................................. 12
2.5 KESIMPULAN ............................................................................................................ 12
2.6 SARAN ......................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Bahasa dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. selain sebagai alat
komunikasi juga sebagai lambang identitas suatu bangsa. Bahsa di Negara kita yang
kita gunakan sehari-hari adalah Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sangatlah
penting penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai alat komunikasi antar
warga yang satu dengan yang lain. Bahasa Indonesia juga merupakan Bahasa
Nasional Indonesia yang mana setiap warga wajib mengetahuinya dan Bahasa
Indonesia juga merupakan Bahasa persatuan Negara kita. Oleh karena hal itu,
sebelumnya kita harus mengetahui hakikat Bahasa terlebih dahulu.
Maka,dalam makalah ini akan dipaparkan mengenai apa hakikat bahasa itu, dan
semoga pembaca dapat menjadi tahu akan hakikat bahasa itu selain sebagai alat
komunikasi, dan sebagai symbol nasionalisme bangsa Indonesia.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian Bahasa ?

2. Apakah pengertian hakikat Bahasa itu?

3. .Apa ciri-ciri hakikat Bahasa ?

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN


1. Untuk memahami isi dan mampu menjelaskan konsep dasar Bahasa secara
universal
2. Mampu memahami dan menjelaskan isi konsep dari konsep bahasa secara
universal

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN BAHASA

Istilah “bahasa” didefinisikan sebagai wujud komunikasi antarmanusia


untuk dapat saling mengerti satu sama lain, sebagaimana yang dilansir oleh
Edward Sapir tahun 1921. Yang dimaksud “bahasa” merupakan sesuatu yang
human specific (khas manusia). Hewan tidak punya “bahasa” karena mereka
hanya berkomunikasi dengan sinyal, yakni sinyal tubuh, bau, suara, warna, dan
sebagainya. Bila Anda beranggapan sinyal ini merupakan “bahasa”, maka “sinyal
manusia” lebih kompleks dan dapat berubah-ubah, dapat dimaknai dengan arti
baru, serta dapat dikombinasi bermacam-macam. Sementara itu, “sinyal di dunia
fauna” pada umumnya tidak dikombinasi dan tidak pernah membentuk arti baru.
Menurut National Geographic, tahun 2005 silam umat manusia di dunia
secara aktif menggunakan 6.912 bahasa. Di antara ribuan bahasa tersebut sesama
manusia dapat belajar bahasa yang berbeda-beda, walaupun dengan aksara yang
berupa-rupa, tapi tetaplah bisa dipelajari karena sama-sama “bahasa manusia”.
Mana yang berperan membentuk bahasa lebih dulu: otak atau lingkungan?
Sistem komunikasi yang sama meskipun berupa banyak perbedaan, dalam
hal ini bahasa yang digunakan umat manusia ini kemudian mendasari peranan
kodrati (innate) sebagai pembentukan bahasa oleh manusia. Hal tersebut tidak
bisa dilepaskan dari peranan otak yang menjadi pusat segala aktivitas manusia.
Otak menjadi salah satu faktor tumbuhnya bahasa sekaligus memegang peranan
vital dalam fungsi-fungsi kebahasaan. Gagasan ini dikemukakan oleh Lenneberg,
Chomsky, serta McNeil, dalam teori ini tugas lingkungan hanyalah memberi
sedikit sentuhan sehingga nanti bahasa akan berkembang sendiri.

3
Berbeda dengan teori innate, pada kondisi lain dikatakan bahwa saat
manusia dilahirkan, otak manusia bagaikan kertas yang putih bersih. Teori ini
dinamakan teori tabularasa atau emperisme. Dikatakan dalam teori ini bahwa
bahasa berkembang karena jasa lingkungan tempat tumbuhnya anak menjadi
dewasa. Bahasa yang dijumpai oleh anak dalam lingkungannnya itulah yang
akhirnya berwujud dalam otak. Teori ini mengatakan bahwa bahasa tak akan
berkembang tanpa jasa lingkungan.
Benarkah bahasa manusia benar-benar beda?
Kata orang kuno, bahasa yang berbeda-beda “memisahkan” manusia
sehingga kerap menyebabkan timbulnya salah paham. Namun, sebenarnya tidak
ada perbedaan fundamental antara bahasa Jerman, Mandarin, Arab, Jawa Kuno,
Jepang, Sansekerta, atau Bahasa Indonesia sekali pun. Karena itu, bahasa apa pun,
asalkan masih “bahasa manusia”, dapatlah dipelajari. Orang Indonesia bisa belajar
bahasa Rusia, orang Zimbabwe bisa belajar bahasa Tagalog, dan orang Eskimo bisa
diajari bahasa Hindi, tapi “bahasa” hewani tidak bisa dipelajari dan diajarkan.
Tagalog,
Kebisaan antarmanusia dapat saling mempelajari semua bahasa di dunia
membuat salah satu calon linguis besar dunia pada 1950-an, Noam Chomsky,
membuat satu hipotesis bahwa basis semua bahasa di dunia adalah tata bahasa
universal, yang ada dalam diri setiap orang. Hipotesis ini menjadi sangat heboh
pada saat itu. Hal itu kemudian menyulut revolusi di riset otak manusia. Hipotesis
itu berkembang pesat, dan kemudian menjadi semacam gerakan ahli bahasa
(disebut “linguis”) untuk mencari kaidah-kaidah keuniversalan bahasa manusia
(disebut “tatabahasa universal”).
Tatabahasa universal adalah kumpulan aturan, yang kemudian
disimpulkan struktur setiap bahasa manusia bumi. Tata bahasa universal ini asli
bawaan setiap manusia, tertancap erat di otak kita. Mereka membentuk matriks,
kerangka semua bahasa manusia. Seandainya tidak ada tata bahasa universal ini,
kemungkinan besar bahasa-bahasa di muka bumi ini akan sangat berlainan
sehingga bagi manusia yang bahasanya tidak sama, tidak akan dapat saling
berkomunikasi.

4
Bahasa-bahasa di dunia memiliki beberapa persamaan, yakni :
1. Bahasa-bahasa di dunia menggunakan butir-butir linguistik yang jenisnya
sama,
2. Bahasa-bahasa di dunia memiliki jenis varian yang sama,
3. Bahasa-bahasa di dunia sama-sama menggunakan aturan gramatikal yang
mendasari struktur butir-butir tersebut,
4. Bahasa tersebut menggunakan sistem perlambangan makna yang sama,
5. Bahasa-bahasa di dunia bersifat kreatif,
6. Pemerolehan bahasa melalui proses tahapan-tahapan yang sama, dan
7. Dalam berkomunikasi orang cenderung menyesuaikan diri kepada mitra
bicara dan norma komunikasi agar komunikasi berjalan lancar.
Dari berbagai laporan penelitian sosiolinguistik dapat dicatat bahwa semua bahasa
memiliki varian seperti idiolek, dialek, ragam, undak-usuk, dan register (Gumperz
dan Hymes, 1972, Fishman, 1972, Halliday, 1979, Poedjosoedarmo,(1984).

2.2 Universalitas Bahasa dan timbulnya varian Bahasa


Terdapat suatu gejala perubahan gramatika yang merupakan pertemuan
antara kekuatan yang bersifat universal dengan bentuk-bentuk yang ada di luar
jangkauan otak. Pertemuan ini. mengakibatkan perubahan gramatikal yang
sifatnya berantai. Bentuk yang satu mempengaruhi bentuk yang lain, sebagai
akibatnya terjadi serentetan perubahan-perubahan.
Hal ini terjadi karena aturan gramatika harus menjamin kemampuan
bahasa yang pada akhirnya selalu efisien. Timbulnya dialek berarti timbulnya
perubahan pada beberapa sistem suatu bahasa. Perubahan ini dapat terjadi pada
sistem fonologi, morfologi, dan sistem sintaksis. Apabila pola intonasi kalimat
berubah, maka tekanan pada kata berubah, kemudian dibarengi dengan perubahan
jenis urutan kata dan frasa atau bahkan urutan frasa dalam kalimat. Setelah itu,
perubahan ini dapat bersifat drastis, misalnya berupa hilangnya beberapa afiks
serta munculnya pemarkah-pemarkah baru. Perubahan berantai semacam ini
menjadikan bahasa yang tadinya sama menjadi sangat berbeda.

5
2.3 Fungsi Bahasa dalam Universal

Dalam keilmuan dapat dipahami bahwa bahasa memiliki sifat yang teratur,
berpola, memiliki makna dan fungsi. Sistematis diartikan pula bahwa bahasa
tersusun menurut suatu pola, tidak tersusun acak. Karenanya, sebagai sebuah
sistem, bahasa juga sistemik. Bahasa sebagai lambang artinya memiliki simbol
untuk menyampaikan pesan kepada lawan bicara. Bahasa berfungsi untuk
menegaskan bahasa yang hendak disampaikan.

BEBERAPA DEFINISI BAHASA :

1. Bahasa itu adalah Bunyi. Kata bunyi berbeda dengan kata suara. Menurut
Krdaklaksana (1983:27) bunyi adalah pesan dari pusat saraf sebagai akibat
dari gendang telinga yang bereaksi karena perubahan- perubahan dalam
tekanan udara. Karena itu, banyak ahli menyatakan bahwa yang disebut
bahasa itu adalah yang sifatnya primer, dapat diucapkan dan menghasilkan
bunyi.
2. Bahasa itu adalah Tulisan. Dengan demikian, bahasa tulis adalah bahasa
sekunder yang sifatnya berupa rekaman dari bahasa lisan, yang apabila
dibacakan atau dihafalkan tetap melahirkan bunyi juga. Sebagai bunyi,
bahasa berfungsi untuk menyampaikan pesan lambang dari kebahasaan
sebagaimana disebutkan diatas bahwa bahasa juga bersifat lambang.
3. Bahasa itu Bermakna. Bahasa sebagai suatu hal yang bermakna erat
dengan kaitannya sistem lambang bunyi. Oleh sebab itu, dilambangkan
dengan suatu pengertian, suatu konsep, sutau ide, atau suatu pikiran, yang
hendak disampaikan melalui wujud bunyi bahasa yang bermakna. Bahasa
dapat berupa satuan-satuan bahasa yang berwujud morfem, kata, frasa,
klausa, kalimat, dan wacana.

6
4. Bahasa itu Arbitrer. Arbitrer dapat diartikan semena-mena, berubah-ubah,
tidak tetap. Arbitrer diartikan pula dengan tidak adanya hubungan wajib
antara lambang bahasa (yang berwujud bunyi) dengan konsep atau
pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut. Hal ini berfungsi untuk
memudahkan orang dalam melakukan tindakan kebahasaan.
5. Bahasa itu Unik. Bahasa dikatakan memiliki sifat yang unik karena setiap
bahasa memiliki ciri khas sendiri yang dimungkinkan tidak dimiliki oleh
bahasa yang lain. Ciri khas ini menyangkut sistem bunyi, siistem
pembentukan kata, sistem pembentukan kalimat dan sistem-sistem
lainnya. Diantara keunikan yang dimiliki bahasa memiliki tekanan kata
bersifat morfemis, melainkan sintaksis. Bahasa bersifat unik berfungsi
untuk membedakan antara bahasa yang satu dengan lainnya.
6. Bahasa itu Universal, selain unik dengan ciri-criri khas tersendiri, setiap
bahasa juga dimungkinkan memiliki ciri yang sama untuk beberapa
kategori. Hal ini bisa dilihat pada fungsi dan beberapa sifat bahasa. Karena
bahasa itu bersifat ujaran, ciri yang paling umum dimiliki oleh setiap
bahasa itu adalah memiliki vokal dan konsonan. Namun, beberapa vokal
dan konsonan pada setiap bahasa tidak selamanya menjadi persoalan
keunikan. Bahasa Indonesia misalnya, memiliki 5 buah vokal dan 21
konsonan, tetapi bahasa Arab memiliki 3 buah vokal pendek, 3 buah vokal
panjang, serta 28 konsonan (Al- Khuli, 1982:321). Oleh sifatnya yang
universal, bahasa memiliki fungsi yang sangat umum dan menyeluruh
dalam tindakan komunikasi.
7. Bahasa itu Bervariasi. Setiap masyarakat memiliki variasi atau ragam
dalam bertutur. Bahasa Aceh misalnya, antara penutur bahasa Aceh bagi
masyarakat Aceh Barat dengan masyarakat Aceh Utara memiliki variasi.
Variasi bahasa dapat terjadi secara idiolek, dialek, kronolek, sosiolek, dan
fungsional.
8. Bahasa itu Dinamis. Hampir disetiap tindakan manusia selalu
menggunakan bahasa. Bahkan, dalam bermimpi pun, menggunakan
bahasa.

7
Karena setiap tindakan manusia sering berubah-ubah seiring perubahan
zaman yang diikuti oleh perubahan pola pikir manusia, bahasa yang
digunakan pun kerap memiliki perubahan. Inilah yang dimaksud dengan
dinamis. Dengan kata lain, Bahasa tidak statis, tetapi akan terus berubah
mengikuti kebutuhan dan tuntutan pemakai bahasa.
9. Bahasa sebagai alat Interaksi Sosial. Bahasa sebagai alat interaksi sosial
sangat jelas fungsinya, yakni dalam interaksi, manusia memang tidak
dapat terlepas dari bahasa. Hampir di setiap tindakan manusia tidak
terlepas dari bahasa, maka salah satu hakikat bahasa menjadi alat
komunikasi dalam bergaul sehari-hari.

2.4 HAKIKAT BAHASA


Menurut teori struktural , bahasa dapat didefinisikan sebagai suatu sistem
tanda arbiter yang konvensional.berkaitan dengan ciri sistem , bahasa bersifat
sistematik dan sistemik. Bahasa bersifat sistematik karena mengikuti ketentuan –
ketentuan atau kaidah yang teratur. Bahasa juga bersifat sistemik karena bahasaitu
sendiri merupakansuatu sistem atau subsistem – subsistem. Misalnya , subsistem
fonologi ,subsistem morfologi ,subsistem sintaksis, subsistem semantik, dan
subsistem leksikon.Bahasa adalah alat yang sitematisuntuk menyampaikan
gagasan atau perasaan dengan memakai tanda-tanda yang disepakati dan
mengandung makna yang dapat dipahami.
Hakikatbahasa menurut hari murti krida laksana dalam kamus linguistik
edisi ketiga adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh
para anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan
mengidentifikasikan diri.
Menurut H. Douglas Brown dalam bukunya henry Guntur tarigan “pengajaran
pragmatik” menyebutkan hakikat Bahasa sebagai suatu sistem yang sistematis
juga untuk sistem generative, seperangkat lambang-lambang atau simbol-simbol
arbitrer.

8
Menurut Abdul chair dan leonie agustine menyebutkan hakikat bahasa
dalam buku “pragmatic : perkenalan awal” yaitu sebuah system, artinya bahasa itu
dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat
dikaidahkan.
Disamping itu, menurut A.S.Hornby (1996) dalam oxford advanced
Learne’s dictionary, menyatakan bahasa adalah system bunyi dan kata yang
digunakan manusia untuk mengekspresikan pikiran dan
perasaannya.

Berdasarkan definisi Bahasa dari Krida Laksana dan dari bebrapa pakar lain.Maka
dapat disebutkan ciri ciri atau sifat yang hakii dari suatu Bahasa antara lain :
1. Bahasa sebagai sistem.
Maksudnya bahwa bahasa tersebut terdiri dari unsur-unsur atau komponen
teratur dan menurut pola tertentu.
Contohnya:

o Saya = sistematis dan memiliki makna

o Yasa = tidak sistematis dan tidak memiliki makna.

o Aasy = tidak sistematis dan tidak memiliki makna.

2. Bahasa sebagai Lambang


Lambang-lambang bahasa diwujudkan dalam bentuk, yang berupa satuan-
satuan bahasa seperti kata atau gabungan kata.
Contohnya:

o Bendera merah putih

9
3. Bahasa itu bermakna
Bahasa itu adalah system lambang.Oleh karena itu lambang-lambang itu
mengacu pada suatu konsep, ide atau pikiran. Maka, dapat dikatakan
bahwa bahasa itu mempunyai makna.
Contohnya:

o Kuda = berkaki empat, binatang


o peliharaan, sebagai alat transportasi.

4. Bahasa itu konvensional.


Hubungan antara lambang bunyi dengan yang dilambangkan bersifat
arbitrer tetapi penggunaan lambang tersebut untuk suatu konsep tertentu
bersifat konvensional.
Contohnya:

o Semua masyarakat jawa menyebut


o pesawat dengan sebutan kapal terbang.

5. Bahasa itu bersifat produktif.


Maksudnya adalah walaupun unsur-unsur bahasa itu terbatas, tetapi
dengan unsur-unsur yang jumlahnya terbatas itu dapat dibuat satuan-
satuan bahasa yang jumlahnya tidak terbatas, meski secara relatif, sesuai
dengan yang berlaku pada bahasa itu.
Contohnya:

o Galau, alay, lebay.

10
6. Bahasa itu unik
Unik artinya mempunyai ciri khas yang spesifik yang tidak dimilki oleh
orang lain. artinya setiap bahasa mempunyai ciri khas tertentu yang tidak
dimiliki bahasa lain.
Contohnya:

o Bahasa Banjar berbeda dengan bahasa Jawa

7. Bahasa itu bervariasi.


Anggota suatu masyarakat beraneka ragam, ada yang berpendidikan, ada
juga yang tidak, ada yang berprofesi sebagai dokter,petani, nelayan,dan
sebagainya. Oleh karena latar belakang lingkungan yang tidak sama maka,
bahasa yang mereka gunakan bervariasi atau beragam.
Contohnya:

o Pedagang sate Madura dengan pedagang


o sate banjar menyebutkan kata satenya berbeda. Pedagang maduar (
te satte) sedangkan pedagang banjar ( sate ).

8. Bahasa itu manusiawi.


Maksudnya adalah bahwa alat komunikasi manusia yang namanya bahasa
adalah bersifat manusiawi, dalam arti hanya milik manusia dan hanya
digunakan oleh manusia.
Contohnya:
o Hanya di miliki oleh manusia.

11
BAB III

PENUTUP

2.5 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa Bahasa adalah
suatu sistem komunikasi menggunakan bunyi yang diucapkan melalui organ-
organ ujaran dan didengar di antara anggota-anggota masyarakat, serta
menggunakan pemrosesan simbol-simbol vokal dengan makna konvensional
secara arbitrer. ( Pei dalam Brown,1987:4).

Hakikat bahasa antara lain:

1. Bahasa sebagai system.


2. Bahasa sebagai lambang.
3. Bahasa sebagai bunyi
4. Bahasa itu bermakna
5. Bahasa itu arbitrer
6. Bahasa itu konvensional
7. Bahasa itu nik
8. Bahasa itu universal
9. Bahasa itu dinamis
10. Bahasa itu bervariasi
11. Bahasa itu manusiawi

12
2.6 SARAN

1. Pemberian materi tentang hakikat

bahasa lebih terperinci lagi.

2. Diharapkan dosen dapat mengenalkan berbagai pendapat tentang hakikat


bahasa ini dan yang lainnya secara jelas karena kami sebagai mahasiswa
baru ini belum banyak yang mengenal apa yang dimaksud hakikat bahasa
yang sebenarnya.

3. Perlunya pelatihan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

13
DAFTAR PUSTAKA

Kamus Besar. (2012). Universalitas. Diakses tanggal 23 Oktober, 2012 dari


http://www.kamusbesar.com/42801/universalitas.
Prayogi, I. (2012). Universalitas Bahasa (Tinjauan Singkat). Diakses tanggal 23
Oktober, 2012 dari http://bahasa.kompasiana.com/2012/04/12/universalitas-
bahasa-tinjauan-singkat/.

14

Anda mungkin juga menyukai