Anda di halaman 1dari 13

Hakikat, Kedudukan, dan Fungsi

Bahasa Indonesia

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
yang diampu oleh Bapak Akh. Fakih, M.Pd

oleh kelompok 1 :

1. ACH HOLILULLAH (18381011005)


2. ANIS KHOFIFATUN NAFILAH (18381012030)
3. HAMDANI (18381011067)
4. MAFRUHAH (18381012098)
5. MOH RIZAL FAIZIN (18381011122)
6. RIF’ATUL AFIFAH (18381012152)
7. USWATUN HASANAH (18381012186)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
2018

i
KATA PENGANTAR

Assalaamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.. Tak
lupa kami haturkan shalawat dan salam kepada baginda Nabi Muhammad SAW,
karena beliaulah yang telah menghantarkan kita dari zaman jahiliyah menuju
zaman yang penuh dengan cahaya ilmu pengetahuan. Adapun judul makalah
yang akan dibahas adalah “Hakikat, Peran, Kedudukan dan Fungsi Bahasa
Indonesia”, kami sangat berharap semoga dengan adanya makalah ini kami
dapat memberikan sedikit gambaran dan memperluas wawasan ilmu yang kami
miliki.

Dalam kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada


semua pihak yang telah membantu hingga terselesainya makalah ini, baik secara
langsung maupun tidak langsung, terutama kepada yang terhormat;

1. Bapak Akh. Fakih, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa
Indonesia
2. Semua teman-teman yang telah membantu menyelesaikan laporan ini
yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
3. Sumber-sumber yang telah membantu kami dalam penyelesaian
makalah ini.

Akhirnya kritik dan saran yang bersifat membangun kami harapkan dari
semua pihak demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi semua pihak yang berkepentingan.

Wassalaamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pamekasan, 05 Oktober 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.................................................................................... i

KATA PENGANTAR..................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah................................................................................ 1
C. Tujuan Masalah .................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2

A. Hakikat Bahasa .................................................................................. 2


B. Kedudukan Bahasa ............................................................................ 8
C. Fungsi Bahasa .................................................................................... 8

BAB III PENUTUP......................................................................................... 9

A. Kesimpulan ......................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kita tahu bahwa bahasa adalah alat komunikasi manusia, baik secara lisan
maupun tertulis. Di Indonesia dengan adanya masayarakat yang majemuk dan
bahasa yang beragam maka pemerintah menetapkan bahasa nasioal yaitu bahasa
Indonesia. Yang kemudian bahasa Indonesia inilah yang menjadi alat
komunikasi umum pemersatu rakyat Indonesia.

Diera modern ini, bahasa Indonesia telah berkembang secara luas bukan
hanya di Indonesia tetapi juga di luar negeri, dan menjadi salah satu kebanggaan
Indonesia atas prestasi tersebut. Sehingga masuk dalam kelompok mata kuliah di
setiap perguruan tinggi. Mahasiswa peserta mata kuliah Bahasa Indonesia perlu
disadarkan akan kenyataan keberhasilan ini dan ditimbulkan kebanggaannya
terhadap bahasa Nasional kita yaitu Bahasa Indonesia.. Kemudian mahasiswa
hendaknya dapat menyadari akan pentingnya kedudukan dan fungsi bahasa
Indonesia.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana hakikat bahasa?
2. Bagaimana kedudukan bahasa?
3. Apa saja fungsi bahasa?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui hakikat bahasa.
2. Untuk mengetahui kedudukan bahasa.
3. Untuk mengetahui fungsi bahasa.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Bahasa
Sejak zaman dahulu, bahkan mungkin semenjak zaman manusia
diciptakan, bahasa merupakan adalah suatu aspek yang tidak dapat dipisahkan
dari seluruh kehidupan umat manusia. Oleh karena itulah, bahasa sampai saat ini
merupakan salah satu persoalan yang sering dimunculkan dan dicari
jawabannya. Mulai dari pertanyaan “apa itu bahasa?” sampai dengan “dari mana
asal bahasa itu?”

Banyak jawaban dan teori yang telah disodorkan. Akan tetapi, semuanya
belum memuaskan. Mengapa demikian? Karena bahasa senantiasa hadir dan
dihadirkan. Ia berada dalam diri manusia, dalam alam, dalam sejarah, dalam
wahyu Tuhan. Ia hadir karena karunia Tuhan Sang Penguasa alam raya. Tuhan
itu sendiri menampakkan diri pada manusia bukan melalui Zat-Nya, tapi lewat
bahasa-Nya, yaitu bahasa alam dan kitab suci (ayat kauniyah dan wahyu).

Sebelum melanjutkan pembahasan mengenai apa bahasa itu, di sini akan


diturunkan beberapa batasan mengenai bahasa yang telah diajukan oleh para
ilmuwan bahasa.

Harimurti memberikan batasan bahasa sebagai sistem lambang arbriter


yang dipergunakan suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan
mengidentifikasi diri. Batasan ini merupakan batasan yang lazim diungkapkan,
baik oleh para ilmuwan bahasa maupun para ilmuwan lainnya.

Sementara itu Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan pengertian


“bahasa” ke dalam tiga batasan, yaitu: 1) sistem lambang bunyi berartikulasi
(yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenang-wenang (arbitrer, pen)
dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan
perasaan dan pikiran; 2) perkataan-perkataan yang dipakai oleh suatu bangsa
(suku bangsa, daerah, negara, dsb); 3) percakapan (perkataan) yang baik: sopan
santun, tingkah laku yang baik.

2
Dua ilmuwan Barat, Bloch dan Trager, mendefinisikan bahasa sebagai
suatu “sistem simbol-simbol bunyi yang arbriter yang dipergunakan oleh suatu
kelompok sosial sebagai alat untuk berkomunikasi (Language is a system of
arbitray vocal symbols by means of which a social group cooperates)”.

Senada dengan Bloch dan Tragrer, Joseph Bram mengatakan bahwa


bahasa adalah suatu sistem yang berstruktur dari simbol-simbol bunyi arbitrer
yang dipergunakan oleh para anggota suatu kelompok sosial sebagai alat bergaul
satu sama lain (a language is a structured system of arbitrary vocal simbols by
means of which members of a social group interact).

Ronald Wardhaugh, seorang Linguis Barat, dalam Introduction to


Linguistics memberikan definisi sebagai berikut: “bahasa ialah suatu sistem
simbol-simbol bunyi yang arbiter yang digunakan untuk komunikasi manusia (a
system of arbitrary vocal symbols used for human communication).”

Dari definisi-definisi yang telah diungkapkan didapatkan kata kunci yang


mengandung pengertian khusus dan sekaligus mengandung pengertian umum,
yaitu kata “simbol”. Artinya bahwa bahasa pada dasarnya merupakan sistem
simbol yang ada di alam ini. Seluruh fenomena simbolis yang ada di alam
semesta ini pada dasarnya adalah bahasa.

Kata simbol berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata symbolon yang
artinya tanda pengenal, lencana atau semboyan. Symbolon di Yunani dipakai
sebagai bukti identitas, yang salah satu fungsinya adalah untuk mengikat
persahabatan, yaitu dari sebuah batu yang dibelah, sehingga pemegang setiap
potongan dari batu tersebut mempunyai bukti konkret dari persahabatan mereka.

Berdasarkan uraian di atas kita dapat memberi arti tentang “simbol” yaitu
sebagai sesuatu yang menyatakan sesuatu yang lain (things that stand for other
things). Pengertian ini berarti bahwa di sekeliling kita terdapat banyak simbol
dan kita akan senantiasa dihadapkan pada berbagai simbol. Simbol itu (atau sifr
kata Jasfer) ada pada alam, dalam pikiran, pada manusia, pada wahyu, pada
kehidupan margasatwa, dan lain-lain.

3
Karena bahasa sebagai sistem simbol maka yang memiliki bahasa tidak
hanya manusia. Adanya bahasa tidak hanya pada dunia manusia. Karena “yang
ada” (al-wujud) tidak hanya ada di alam manusia, terdapat “yang ada” (al-
wujud) di luar tatanan rasional empirik. Untuk yang disebut terakhir ini hanya
bisa ditempuh dengan epistemologi iman melalui latihan spiritual (riyadhah,
tarbiyaturruhani). Salah satunya adalah melalui kitab suci. Dikatakan dalam
kitab suci (Al-Qur’an) bahwa tatkala Tuhan hendak menjadikan anak Adam
sebagai khalifah di muka bumi, yang bertugas untuk mengurusi dan
memanfaatkan potensi bumi sesuai dengan haknya, pada waktu itu para malaikat
memprotes tentang kebijakan tersebut. Akhirnya terjadilah dialog antara Tuhan
dan malaikat: “ ...sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi. Mereka (para malaikat) berkata: “Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di muka bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berkata: Sesungguhnya Aku
mengetahui apa yang kamu tidak ketahui” (Q.S. Al-Baqarah, 2: 30).

Kalau begitu, apa perbedaannya antara bahasa binatang dan bahasa


manusia? Kedudukan atau karakter simbolnya pun bagaimana?

Menurut Henry Guntur Taringan, dalam bahasa manusia, hubungan antara


simbol dan “sesuatu” yang dilambangkannya itu tidaklah merupakan sesuatu
yang terjadi dengan sendirinya atau sesuatu yang bersifat alamiah, seperti yang
terdapat antara awam hitam dan turunnya hujan, ataupun antara tingginya panas
badan dan kemungkinan terjadinya infeksi. Awan hitam adalah tanda (atau sign)
turunnya hujan, panas tinggi tanda sesuatu penyakit. Simbol atau lambang
memperoleh fungsi khususnya dari konsensus atau mufakat kelompok atau
konvensi sosial, dan tidak mempunyai efek apa pun bagi setiap orang yang tidak
mengenal konsensus tersebut. Kalau kita mengatakan bahwa “bahasa adalah
suatu sistem simbol-simbol”, lanjut Tarigan, adalah mengandung makna bahwa
ucapan si pembicara dihubungkan secara simbolis dengan objek-objek ataupun
kejadian-kejadian dalam dunia praktis; dengan kata lain ucapan itu “berarti” atau
“terdiri atas” aneka ragam ciri pengalaman atau singkatnya: mengandung arti

4
atau makna. Sedangkan makna atau arti dalam bentuk linguistik seperti kata,
bagian kata atau gabungan berbagai kata (kata kerja, kata benda, kata sifat dll)
adalah ciri yang umum bagi semua situasi tempatnya dipakai. Dengan kata lain
“makna” pada dasarnya merupakan masalah yang senantiasa hadir dalam
lingkungan kita. Jelasnya merupakan masalah dunia praktis di sekeliling kita.
Oleh karena itu, persoalan makna atau arti akan senantiasa berkembang sesuai
dengan berkembangnya peristiwa yang ada dalam lingkungan manusia. Dalam
dunia filsafat, persoalan makna ini telah menjadi perhatian utama para tokoh
filsafat dari aliran analisa atau yang lebih terkenal dengan sebutan aliran filsafat
bahasa. Kemudian apabila dikaitkan dengan aspek makna (semantika), ciri-ciri
bahasa manusia yang membedakan dengan bahasa binatang, menurut
Aminuddin ada delapan belas ciri. Ke delapan belas ciri bahasa manusia itu
ialah:

1. Alat fisis yang digunakan bersifat tetap dan memiliki kriteria tertentu.
2. Organisme yang digunakan memiliki hubungan timbal balik.
3. Menggunakan kriteria pragmatik, berkaitan dengan bunyi-bunyi segmental.
4. Mengandung kriteria semantis atau fungsi semantik tertentu.
5. Memiliki kriteria sintaksis, kata-kata yang digunakan untuk menjadi suatu
kalimat harus disusun sesuai dengan pola kalimat yang telah disepkati.
6. Melibatkan unsur bunyi ataupun unsur audiovisual.
7. Memiliki kriteria kombinasi dan bersifat produktif.
8. Bersifat arbitrer, mana suka.
9. Memiliki ciri prevarikasi.
10. Terbatas dan relatif tetap.
11. Mengandung kontinuitas dan mengandung diskontinuitas
12. Bersifat hierarkis, yaitu pemakaian keberadaannya memiliki tataran yang
berada dalam tata tingkat tertentu.
13. Bersifat sistemis dan simultan.
14. Saling melengkapi dan mengisi, baik secara paradigmatis maupun
sintagmatis.
15. Informasi kebahasaan dapat disegmentasi, dihubungkan, disatukan dan
diabadikan.

5
16. Transmisi budaya.
17. Bahasa itu dapat dipelajari.
18. Bahasa itu dalam pemakaian bersifat bidimensional.1

B. Kedudukan Bahasa
Kedudukan bahasa Indonesia dinyatakan sebagai bahasa resmi negara,
Pasal 36 UUD 1945, bersumber dari bahasa yang diikrarkan dalam Sumpah
Pemuda. 28 Oktober 1928, sebagai bahasa persatuan yang dikembangkan sesuai
dengan dinamika peradaban bangsa. Sebagai bahasa resmi negara tentu
kedudukan bahasa Indonesia berada di atas dari bahasa-bahasa lainnya, yakni
bahasa Indonesia berada di atas bahasa daerah dan bahasa asing. Jadi,
berdasarkan ikrar Sumpah Pemuda, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai
bahasa nasional, bahasa kebangsaan, dan bahasa persatuan di seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan penetapan UUD 1945,
bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa negara.

C. Fungsi bahasa
Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional adalah:
1. lambang jati diri bangsa;
2. lambang kebanggaan nasional;
3. sarana pemersatu berbagai bangsa di indonesia; dan
4. sarana komunikasi antardaerah dan antarbudaya daerah.

Fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa negara adalah:

1. bahasa resmi kenegaraan;


2. bahasa pengantar di dunia pendidikan;
3. sarana komunikasi tingkat nasional;
4. sarana pengembangan kebudayaan nasional;
5. bahasa transaksi dan dokumentasi niaga; serta
6. sarana pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni dan media massa.

1
Asep Ahmad Hidayat, filsafat bahasa (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya,2009), Hal 21-26.

6
Atas dasar kedudukan dan fungsinya itu, bahasa Indonesia:

1. wajib digunakan dalam peraturan perundang-undangan;


2. Wajib digunakan dalam dokumentasi resmi negara;
3. wajib digunakan dalam pidato resmi presiden, wakil presiden, dan
pejabat negara Iain yang disampaikan di dalam atau di luar negeri;
4. Wajib digunakan sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan nasional;
5. wajib digunakan dalam pelayanan administrasi publik di instansi
pemerintahan;
6. wajib digunakan dalam nota kesepahaman atau perjanjian yang
melibatkan Iembaga negara, instansi pemerintah Republik Indonesia,
lembaga swasta Indonesia atau perseorangan warga negara Indonesia;
7. wajib digunakan dalam forum yang bersifat nasional atau forum yang
bersifat internasional, dan dapat juga digunakan dalam forum yang
bersifat internasional di luar negeri;
8. wajib digunakan dalam komunikasi resmi di lingkungan kerja
pemerintah dan swasta;
9. wajib digunakan da|am |aporan setiap lembaga atau perseorangan
kepada instansi pemerintahan;
10. wajib digunakan da|am penulisan karya ilmiah dan publikasi karya
ilmiah di Indonesia;
11. wajib digunakan da|am nama geografl di Indonesia, nama bangunan
atau gedung, jalan, apartemen atau permukiman, perkantoran,
kompleks perdagangan, merek dagang, Iembaga usaha, Iembaga
pendidikan, organisasi yang didirikan atau dimiliki warga negara
Indonesia atau badan hukum Indonesia, dapat menggunakan bahasa
daerah atau asing apabi|a memiliki nilai sejarah, budaya, adat-istiadat,
dan/atau keagamaan;
12. wajib digunakan da|am informasi tentang produk barang atau jasa
produksi da|am negeri atau luar negeri yang beredar di Indonesia, dan
dapat dilengkapi dengan bahasa daerah atau bahasa asing sesuai
dengan keperluan;

7
13. wajib digunakan da|am rambu umum, petunjuk jalan, fasilitas umum.
spanduk, dan alat informasi Iain yang merupakan pelayanan umum,
dan dapat disertai bahasa daerah dan/atau bahasa asing; serta
14. wajib digunakan da|am informasi melalui media massa, dan dapat
menggunakan bahasa daerah dan/atau bahasa asing yang mempunyai
tujuan khusus atau sasaran khusus.

(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 Tentang


Bendera. Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan).2

Karl Raimund Popper, salah seorang filsuf Barat abad ke20, mengatakan
bahwa bahasa memiliki empat fungsi. Keempat fungsi bahasa tersebut, ialah.

1. Fungsi ekspresif; merupakan proses pengungkapan situasi dalam ke luar.


Pada manusia menjadi suatu ungkapan diri pribadi.

2. Fungsi Signal; merupakan level lebih tinggi dan Sekaligus mengadakan


fungsi ekspresif. Pada manusia tanda menyebabkan reaksi, sebagai jawaban
atas tanda.

3. Fungsi deskriptif; mengadakan fungsi ekspresif dan signal. Ciri khas fungsi
ini ialah bahwa bahasa itu menjadi suatu pernyataan yang bisa benar, bisa
juga salah.

4. Fungsi argumentative bahasa merupakan alat atau media untuk


mengungkapkan seluruh gagasan manusia, termasuk dalam berargumentasi
di dalam mempertahankan suatu pendapat dan juga untuk meyakinkan orang
lain dengan alasan-alasan yang valid (sahih) dan logis.3

2
Puji Santosa, Mahir Berbahasa Indonesia Baik, Benar, dan Santun, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2016), Hal 26-28
3
Zainal Arifin, Cermat Berbahasa Indonesia, (Jakarta: PT. GREWAL GALERI,2003), Hal

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mempunyai kedudukan dan


fungsi yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Dimana kedudukannya
sebagai bahasa nasional dan bahasa negara yang memiliki fungsi sebagai
lambang kebanggan nasional, lambang identitas nasional, alat pemersatu
berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan
bahasanya, alat penghubung antarbudaya antar daerah, bahasaresmi kenegaraan,
alat pengantar dalam dunia pendidikan, Alat penghubung pada tingkat nasional
untuk kepentingan tata-cara perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
nasional serta pemerintahan dan Alat pengembangan kebudayaan Nasional, Ilmu
dan Teknologi (iptek). Semoga apa yang pemakalah sampaikan dapat
membangkitkan semangat kita untuk lebih mencintai, menjadi bangga, dan
menjadi motivasi kita untuk menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan
benar.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Asep Hidayat, Filsafat Bahasa, Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2009.

Arifin Zainal, Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta: PT. GREWAL GALERI, 2003

Santosa Puji, Mahir Berbahasa Indonesia Baik, Benar, dan Santun, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2016

10

Anda mungkin juga menyukai