Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“Hakikat Belajar dan Pembelajaraan”

Pendidikan Bahasa Indonesia SD 1

Dosen Pengampu: Prof. Drs. H. Rustam Effendi, M.Pd., Ph.D

Disusun oleh kelompok 1 :

Diny Syafira Yulianti (1810125320099)

Lidya Wati (1910125320052)

Mira Erdiyanti (1910125320022)

Muhammad Akmal Yanuari (1910125310039)

Muhammad Sugiyannor (1910125310064)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIIKAN TINGGI

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

BANJARMASIN

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
kamiucapkan puji syukur atas kehadiran-Nya yang telah melimpahkan rahmat hidayah dan
inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesikan makalah Hakikat Belajar dan
Pembelajaraan . Makalahini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir
kata kami berharap semoga makalah Hakikat Belajar dan Pembelajaraan ini dapat memberi
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Banjarmasin, 7 Oktober 2020

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3
A. Pengertian Bahasa.............................................................................................................3
B. Fungsi Bahasa...................................................................................................................6
C. Ragam Bahasa...................................................................................................................7
D. Konsep Bahasa................................................................................................................12
E. Belajar Bahasa………………………………………………………………….............12

F. Pembelajaraan Bahasa......................................................................................................13

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................14


A. Kesimpulan.....................................................................................................................14
B. Saran................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. selain sebagai alat
komunikasi juga sebagai lambang identitas suatu bangsa. Bahsa di Negara kita
yang kita gunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia
sangatlah penting penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai alat
komunikasi antar warga yang satu dengan yang lain. bahasa Indonesia juga
merupakan bahasa nasional Indonesia yang mana setiap warga wajib
mengetahuinya dan bahasa Indonesia juga merupakan bahasa persatuan
Negara kita. Oleh karena hal itu, sebelumnya kita harus mengetahui hakikat
bahasa terlebih dahulu.

Maka, dalam makalah ini akan dipaparkan mengenai apa hakikat bahasa
itu, dan semoga pembaca dapat menjadi tahu akan hakikat bahasa itu selain
sebagai alat komunikasi, dan sebagai symbol nasionalisme bangsa Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Bahasa ?

2. Apakah Fungsi dari Bahasa ?

3. Apa saja Ragam Bahasa ?

4. Apakah Konsep Bahasa ?

5. Bagaimana Belajar Bahasa ?

6. Bagaimana Pembelajaran Bahasa ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian bahasa.
2. Untuk mengetahui fungsi dari bahasa.
3. Untuk mengetahui apa saja ragam bahasa.

1
4. Untuk mngetahui konsep bahasa.
5. Untuk mengetahui bagaimana belajar bahasa.
6. Untuk mengetahui bagaimana pembelajaran bahasa.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ragam Bahasa


Kata bahasa kerap digunakan dalam berbagai konteks dengan bermacam
makna. Kita sering mendengar ungkapan bahasa tubuh, bahasa isyarat, bahasa
cinta, bahasa prokem, bahasa bunga, bahasa lisan, bahasa militer, serta
berbagai ungkapan lain yang disandingkan dengan kata bahasa.

Beberapa pengertian bahasa yang telah dirumuskan beberapa ahli.

1. Bahasa adalah sebuah simbol bunyi yang arbiter yang digunakan untuk
komunikasi manusia (Wardhaugh, 1972).

2. Bahasa adalah sebuah alat untuk mengomunikasikan gagasan atau perasaan


secara sistematis melalui penggunaan tanda, suara, gerak atau tanda-tanda
yang disepakati, yang memiliki makna yang dipahami (Webster’s New
Collegiate Dictionary, 1981).

3. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang dipergunakan oleh
para anggota sosial untuk berkomunikasi, bekerja sama, dan mengidentifikasi
diri (Kentjono, Ed., 1984:2).

4. Bahasa adalah salah satu dari sejumlah sistem makna yang secara bersama-
sama membentuk budaya manusia (Halliday dan Hasan, 1991).

Rumusan definisi bahasa di atas mencerminkan minat dan sudut pandang


penyusunnya. Ada yang menekankan pada sistem, alat, dan juga pada
komunikasi. Namun, apa pun rumusan yang telah dibuat, pada dasarnya
konsep bahasa memiliki karakteristik sebagai berikut.

1. Bahasa adalah Sebuah Sistem

Sebagai sebuah sistem, bahasa terdiri dari sejumlah unsur yang saling terkait
dan tertata secara beraturan, serta memiliki makna. Unsur-unsur bahasa diatur,
seperti pola yang berulang. Kalau salah satu bagian terdeteksi maka
keseluruhan bagiannya dapat diramalkan. Misalnya, kita menemukan kalimat
Nenek sedang ..., kue ... dapur, kita akan dapat menerka bunyi keseluruhan

3
kalimat itu. Oleh karena itu, sebagai penutur bahasa Indonesia, kita dapat
menerima kalimat (1.a) Bunga itu sangat indah, (2.a) Kebaikan itu abadi, (3.a)
Kematiannya membuat warga kampung berduka; tetapi tidak menerima
kalimat (1.b) Itu indah sangat bunga atau Uit abung ngasat dihan, (2.b)
Membaikan itu abadi, (3.b) Kemampuannya berduka membuat warga
kampung. Mengapa kalimat-kalimat 1.b, 2.b, dan 3.b tidak berterima? Sebab
tidak sesuai dengan sistem bahasa Indonesia. Pola penataannya tidak dikenal,
maknanya tidak jelas bahkan tidak ada, serta imbuhan dan pilihan katanya
tidak selaras.

Sebagai sebuah sistem, bahasa bersifat sistematis dan sistemis. Sistematis


artinya bahasa itu dapat diuraikan atas satuan-satuan terbatas yang
berkombinasi dengan kaidah-kaidah yang dapat diramalkan. Seandainya
bahasa itu tidak sistematik maka bahasa itu akan kacau, tidak bermakna, dan
tidak dapat dipelajari. Sistemis artinya bahasa terdiri dari sejumlah subsistem,
yang satu sama lain saling terkait dan membentuk satu kesatuan utuh yang
bermakna. Bahasa terdiri dari tiga subsistem, yaitu subsistem fonologi (bunyi-
bunyi bahasa), subsistem gramatika (morfologi, sintaksis, dan wacana), serta
subsistem leksikon (perbendaharaan kata). Ketiga subsistem itu menghasilkan
dunia bunyi dan dunia makna, yang membentuk sistem bahasa.

2. Bahasa merupakan Sistem Lambang yang Arbiter (Mana Suka) dan


Konvensional

Bahasa merupakan sistem simbol, baik berupa bunyi dan/atau tulisan yang
dipergunakan dan disepakati oleh suatu kelompok sosial. Ikan adalah suatu
binatang air yang bersirip dan bernapas dengan insang. Dalam pertuturan
hewan itu disimbolkan dengan bunyi/ikan/dan secara tertulis ikan. Dengan
menggunakan simbol tersebut maka interaksi berbahasa antarpenutur lebih
mudah. Ketika seorang anak mengatakan, “Bu, mau ikan!“ maka segera dalam
benak si ibu tergambar apa yang diinginkan si anak. Coba, kalau kita tidak
memiliki simbol, terbayang sulitnya berbahasa. Mungkin anak itu akan

4
mengatakan, “Bu, mau hewan yang suka berenang dan ada siripnya dan bisa
dimakan!“ (?).

Sebagai sebuah simbol, bahasa memiliki arti. Simbol merupakan sistem maka
untuk memahaminya harus dipelajari. Mengapa harus dipelajari? Pertama,
penamaan suatu objek atau peristiwa yang sama antara satu masyarakat bahasa
dengan masyarakat bahasa lainnya tidak sama. Kedua, bahasa terdiri dari
aturan-aturan atau kaidah yang disepakati. Ketiga, tidak ada hubungan
langsung dan wajib antara lambang bahasa dengan objeknya. Hubungan
keduanya bersifat mana suka (arbiter).

3. Bahasa Bersifat Produktif

Saudara, tahukah Anda berapa banyak fonem dan pola dasar kalimat dalam
bahasa Indonesia? Ya, begitu terbatas bukan. Justru dari keterbatasannya itu
dapat dihasilkan satuan bahasa dalam jumlah yang tak terbatas. Kita dapat
membentuk ribuan kata, kalimat atau wacana dengan segala variasinya, sesuai
dengan kebutuhan masyarakat penggunanya. Oleh karena itu pula, bahasa itu
bersifat produktif.

5. Bahasa Memiliki Fungsi dan Variasi

Saudara, apa yang akan terjadi jika kita tidak memiliki bahasa? Akan sangat
sulit hidup ini bukan? Bahasa tercipta karena kebutuhan manusia dan sebagai
upaya untuk mempertahankan kelangsungan dan eksistensi hidup manusia.
Dengan bahasa kita dapat mengekspresikan pikiran, perasaan, dan nilai-nilai
yang dianut sehingga dapat dipahami dan juga memahami orang lain. Dengan
bahasa manusia dapat saling memahami dan bekerja sama. Dengan demikian,
bahasa memiliki fungsi sebagai alat komunikasi.

Suatu bahasa digunakan untuk berbagai kebutuhan dan tujuan dalam konteks
yang berbeda-beda. Oleh karena itu, suatu bahasa tidak pernah tampil
seragam. Keragaman itu terjadi karena perbedaan kelompok atau setiap
individu pemakainya. Kelompok manusia itu begitu banyak dan beragam,
yaitu ada kelompok profesi guru, dokter, pedagang, pemuka agama; ada orang

5
yang tinggal di kota dan di desa; ada yang berpendidikan tinggi dan ada yang
tidak; ada kelompok pria dan wanita; juga ada kelompok usia tua, muda, dan
anak-anak. Perbedaan penggunaan bahasa oleh suatu kelompok itu disebut
variasi atau ragam bahasa. Sementara itu, setiap kelompok itu terdiri dari
sejumlah anggota pengguna bahasa. Disadari atau tidak, masing-masing
individu memiliki kekhasan tersendiri yang tercermin dalam bahasa yang
digunakannya. Ketika mendengar seseorang berbicara meskipun orangnya
tidak terlihat, tetapi kita kerap dapat menduga siapa yang sedang berbicara.
Mengapa? Sebab dia memiliki ciri khas dalam bahasanya -- -mungkin dalam
pilihan kata, penataan kalimat, aksentuasi atau intonasinya - -- yang
membedakannya dari orang lain. Nah, keseluruhan ciri bahasa orang per orang
disebut idiolek.

Sebagai sebuah produk kebudayaan, bahasa juga merupakan simbol


kelompok yang mencerminkan identitas masyarakat penggunanya.
Antaranggota masyarakat bahasa tersebut terikat oleh perasaan sebagai satu
kesatuan, yang membedakannya dari kelompok masyarakat lainnya. Bahasa
Indonesia adalah jati diri masyarakat dan bangsa Indonesia, yang memiliki ciri
khas tersendiri, yang berbeda dan tidak sama dengan bahasa lain. Bahkan
dengan bahasa Melayu yang digunakan di Malaysia atau di Brunei
Darussalam. Bagi orang Bali, bahasa Bali merupakan simbol dari kelompok
etnis Bali.

B. Fungsi Bahasa
Dari penjelasan tentang pengertian bahasa tersebut, secara umum bahasa
memiliki fungsi personal dan sosial. Fungsi personal mengacu pada peranan
bahasa sebagai alat untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan setiap diri
manusia sebagai makhluk individu. Dengan bahasa, manusia menyatakan
keinginan, cita-cita, kesetujuan dan ketidaksetujuan, serta rasa suka dan tidak
suka. Adapun fungsi sosial mengacu pada peranan bahasa sebagai alat
komunikasi dan berinteraksi antarindividu atau antarkelompok sosial. Dengan
menggunakan bahasa mereka saling menyapa, saling mempengaruhi, saling
bermusyawarah, dan bekerja sama.

6
Halliday (1975, dalam Tompkins dan Hoskisson, 1995) secara khusus
mengidentifikasi fungsi-fungsi bahasa sebagai berikut.

1. Fungsi personal, yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan

pendapat, pikiran, sikap atau perasaan pemakainya.

2. Fungsi regulator, yaitu penggunaan bahasa untuk mempengaruhi sikap


atau pikiran/pendapat orang lain, seperti bujukan, rayuan, permohonan
atau perintah.
3. Fungsi interaksional, yaitu penggunaan bahasa untuk menjalin kontak dan
menjaga hubungan sosial, seperti sapaan, basa-basi, simpati atau
penghiburan.
4. Fungsi informatif, yaitu penggunaan bahasa untuk menyampaikan
informasi, ilmu pengetahuan atau budaya.
5. Fungsi heuristik, yaitu penggunaan bahasa untuk belajar atau memperoleh
informasi, seperti pertanyaan atau permintaan penjelasan atas sesuatu hal.
6. Fungsi imajinatif, yaitu penggunaan bahasa untuk memenuhi dan
menyalurkan rasa estetis (indah), seperti nyanyian dan karya sastra.
7. Fungsi instrumental, yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan
keinginan atau kebutuhan pemakainya, seperti saya ingin ....

Dalam praktiknya, fungsi-fungsi tersebut jarang berdiri sendiri. Antara


satu fungsi dengan fungsi lain saling terkait dan saling mendukung. Dengan
demikian, suatu tindak berbahasa dapat mengandung lebih dari satu fungsi.

C. Ragam Bahasa
Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat
saling berhubungan atau berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling
belajar dari yang lain, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Bahasa
Indonesia memang banyak ragamnya. Hal Ini karena bahasa Indonesia sangat
luas pemakaiannya dan bermacam-macam ragam penuturnya. Oleh karena itu,

7
penutur harus mampu memilih ragam bahasa yang sesuai dengan dengan
keperluannya, apapun latar belakangnya.

Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-


beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan
bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman,
1990). Seiring dengan perkembangan zaman yang sekarang ini banyak
masyarakat yang mengalami perubahan. Bahasa pun juga mengalami
perubahan. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai
keperluannya. Agar banyaknya variasi tidak mengurangi fungsi bahasa
sebagai alat komunikasi yang efisien, dalam bahasa timbul mekanisme untuk
memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu yang disebut
ragam standar (Subarianto, 2000)

Ragam Bahasa Indonesia dibagi menjadi 3 jenis yaitu:

1. berdasarkan media

2. berdasarkan cara pandang penutur

3. berdasarkan topik pembicaraan.

 Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media

Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan


bahasa, ragam bahasa terdiri

 Ragam bahasa lisan


 Ragam bahasa tulis

Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan


dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan
memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya, dinamakan ragam
bahasa tulis. Jadi dalam ragam bahasa lisan, kita berurusan dengan lafal,
dalam ragam bahasa tulis, kita berurusan dengan bahasa yang dihasilkan
dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya.

8
 Ragam Lisan

Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga


kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat. Namun, hal itu tidak
mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan
kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam kelengkapan
unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam
ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung
di dalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.

Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah


kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai.
Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut
sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya saja
diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-
cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam
bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam
tulis. Kedua ragam itu masing-masing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki
ciri kebakuan yang berbeda.

Ciri-ciri ragam lisan:

 Memerlukan orang kedua/teman bicara;


 Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
 Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta
bahasa tubuh.
 Berlangsung cepat;
 Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
 Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
 Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi

Contoh ragam lisan adalah ‘Sudah saya baca buku itu.’

9
 Ragam Tulis

Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang


diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam
bahasa baku lisan makna kalimat yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi
pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalimat. Oleh
karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan kecermatan
dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur
bentuk kata dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di
dalam struktur kalimat.

Ciri-ciri ragam tulis :

 1.Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;


 2.Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
 3.Harus memperhatikan unsur gramatikal;
 4.Berlangsung lambat;
 5.Selalu memakai alat bantu;
 6.Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
 7.Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya
terbantu dengan tanda baca.
Contoh ragam tulis adalah ’Saya sudah membaca buku itu.’

 Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan cara pandang penutur

Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa Indonesia terdiri dari


beberapa ragam diantara nya adalah :

 Ragam dialek
Contoh : ‘Gue udah baca itu buku.’
 Ragam terpelajar
Contoh : ‘Saya sudah membaca buku itu.’

10
 Ragam resmi
Contoh : ‘Saya sudah membaca buku itu.’
 Ragam tak resmi
Contoh : ‘Saya sudah baca buku itu.’

 Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan topik pembicaraan

Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari beberapa ragam


diantara nya adalah :

 Ragam bahasa ilmiah


 Ragam hukum
 Ragam bisnis
 Ragam agama
 Ragam sosial
 Ragam kedokteran
 Ragam sastra

Contoh ragam bahasa berdasarkan topik pembicaraan:

 Dia dihukum karena melakukan tindak pidana. (ragam hukum)


 Setiap pembelian di atas nilai tertentu akan diberikan diskon.(ragam
bisnis)
 Cerita itu menggunakan unsur flashback. (ragam sastra)
 Anak itu menderita penyakit kuorsior. (ragam kedokteran)
 Penderita autis perlu mendapatkan bimbingan yang intensif. (ragam
psikologi)

Ragam bahasa baku dapat berupa: ragam bahasa baku tulis dan ragam bahasa
baku lisan.

Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya keragaman bahasa, diantaranya

11
 Faktor Budaya atau letak Geografis
 Faktor Ilmu pengetahuan
 Faktor Sejarah

D. Konsep Bahasa
Konsepsi bahasa tersebut menunjukkan bahwa sistem lambang bunyi
ujaran dan lambang tulisan digunakan untuk berkomunikasi dalam masyarakat
dan lingkungan akademik. Bahasa yang baik dikembangkan oleh pemakainya
berdasarkan kaidah-kaidahnya yang tertata dalam suatu sistem. Kaidah bahasa
dalam sistem tersebut mencakup beberapa hal berikut.

1. Sistem lambang yang bermakna dapat dipahami dengan baik oleh


masyarakatnya.
2. Berdasarkan kesepakatan masyarakat pemakainya, sistem bahasa itu bersifat
konvensional.
3. Lambang sebagai huruf (fonemis) bersifat manasuka atau kesepakatan
pemakainya (arbitrer)
4. Sistemlambang yang terbatas itu (A—Z: 26 huruf) mampu menghasilkan kata,
bentukan kata, frasa, klausa, dan kalimat yang tidak terbatas dan sangat
produktif.
5. Sistem lambang itu (fonemis) tidak sama dengan sistem lambang bahasa lain
seperti sistem lambang bahasa Jepang (Lambang hirakana atau silabis) 1
6. Sistem lambang bahasa itu dibentuk berdasarkan aturan yang bersifat
universal sehingga dapat sama dengan sistem lambang bahasa lain. Unsur
dalam sistem lambang tersebut menunjukkan bahwa bahasa itu bersifat unik,
khas, dan dapat dipahami masyarakat.

E. Belajar Bahasa
Bahasa mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, sebab ia
merupakan alat pemersatu antara satu dengan yang lainnya, mulai dari tingkat
skala kehidupan yang paling kecilkeluarga, masayarakat, hingga ke skala yang
paling besar kehidupan bernegara.

12
Belajar bahasa merupakan suatu kewajiban bagi semua orang yang ingin
“menaklukkan” dunia.Bahasa pada saat ini telah menjadi suatu budaya yang
patut dilestarikan keberadaannya. Dengan belajar bahasa berarti juga belajar
membudidayakan diri sendiri, mengembangkan diri, danmembentuk diri menjadi
manusia yang luhur.

Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem


sehingga membentuk katadengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang
memiliki arti. Bahasa memiliki berbagaidefinisi. Definisi bahasa adalah sebagai
berikut:
1. Satu sistem untuk mewakili benda, tindakan, gagasan dan keadaan.
2. Satu peralatan yang digunakan untuk menyampaikan konsep riil
mereka ke dalam pikiranorang lain.
3. Satu kesatuan sistem makna.
4. Satu kode yang yang digunakan oleh pakar linguistik untuk
membedakan antara bentuk dan makna.
5. Satu ucapan yang menepati tata bahasa yang telah ditetapkan
(contoh :- perkataan,kalimat, dan lain lain).
6. Satu sistem tuturan yang akan dapat dipahami oleh masyarakat
linguistik.bahasa erat kaitannya dengan kognisi pada manusia, dinyatakan
bahwa bahasa adalah fungsikognisi tertinggi dan tidak dimiliki oleh hewan.
Ilmu yang mengkaji bahasa ini disebut sebagailinguistik, atau pakar bahasa.

F. Pembelajaraan Bahasa
Pembelajaran bahasa harus melibatkan empat faktor, yakni guru, pengajaran
bahasa, metode pengajaran bahasa, dan materi pelajaran. Empat fakto tersebut
menjadi bagian terpenting dalam usaha membantu dan memudahkan proses
belajar mengajara bahasa. Guru merupakan faktor yang terpenting dalam
proses permudahan dalam proses belajar. Karena guru merupakan fasilitator
dalam proses pembelajaran yang memerlukan cara-cara atau meode dalam
pembelajaran. Jadi, guru yang baik, pada umumnya selalu berusaha untuk

13
menggunakan metode pengajaran yang efektif, serta memakai alat-alat media
yang terbaik dalam melaksanakan pembelajaran bahasa.

 Fungsi Metode Pembelajaran Bahasa

Pendekatan terpadu dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah model


pembelajaran kegiatan berbahasa berdasarkan fungsi utama bahasa sebagai
alat untuk berkomunikasi. Para siswa dituntut untuk terampil berbahasa, yaitu
terampil menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Keempat keterampilan
berbahasa tersebut harus dilakukan secara terpadu dalam satu proses
pembelajaran dengan fokus satu keterampilan. Misalnya, para siswa sedang
belajar keterampilan berbicara maka ketiga keterampilan yang lainnya harus
dilatihkan juga, tetapi kegiatan tersebut tetap difokuskan untuk mencapai
peningkatan kualitas berbicara. Sebagaimana fungsi pembelajaran yakni
berupaya mengubah masukan berupa siswa yang belum terdidik, menjadi
siswa yang terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan tentang sesuatu,
menjadi siswa yang memiliki pengetahuan. Pembelajaran yang efektif ditandai
dengan terjadinya proses belajar dalam diri siswa. Hasil pembelajaran adalah
semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari
penggunaan metode pembelajaran.

 Ruang Lingkup Pembelajaran

Ada beberapa hal yang juga harus diketahui yakni:

1.Strategi

Dick dan Carey (1985) yang dikutip oleh Suparman (1993:155) mengatakan
bahwa suatu strategi pembelajaran menjelaskankomponen-komponen umum
dari suatu set bahan pembelajaran dan prosedur-prosedur yang akan digunakan
bersama bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada
siswa.metode, teknik, dan model pembelajaran.

2. Metode pembelajaran

Istilah metode berasal dari bahasa Yunani methodos ’jalan’, ’cara’. Karena itu,
metode diartikan cara melakukan sesuatu.Dalam dunia pembelajaran, metode

14
diartikan ’cara untuk mencapai tujuan’. Jadi, metode pembelajaran dapat
diartikan sebagai cara-cara menyeluruh (dari awal sampai akhir) dengan
urutan yang sistematis berdasarkan pendekatan tertentu untuk mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran.

3. Teknik pembelajaran

Teknik artinya cara, yaitu cara mengerjakan atau melaksanakan sesuatu. Jadi,
teknik pengajaran atau mengajar adalah daya upaya, usaha-usaha, cara-cara
yang digunakan guru untuk melaksanakan pengajaran atau mengajar di kelas
pada waktu tatap muka dalam rangka menyajikan dan memantapkan bahan
pelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran.

4. Model pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Dengan kata
lain, model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat kita
gunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka di dalam
kelas dan untuk menentukan material/perangkat pembelajaran termasuk di
dalamnya buku-buku, media (film-film), tipe-tipe, program-program media
komputer, dan kurikulum (sebagai kursus untuk belajar).

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahasa adalah sistem, alat, dan komunikasi

 Fungsi bahasa antara lain : 1)fungsi personal, 2)fungsi regulator, 3) fungsi


interaksional, 4)fungsi informatif, 5) fungsi heuristik, 6)fungsi imajinatif ,
dan 7)fungsi instrumental
 Konsep bahasa memiliki karakteristik anatara lain : 1)bahasa adalah
sebuah sistem, 2)bahasa merupakan sistem lambang yang arbiter dan
konvensional, 3)bahasa bersifat produktif.
 Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-
beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara,
kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut media pembicara.
 Ragam bahasa terbagi dua jenis yaitu bahasa lisan dan bahasa baku tulis.
 Pembelajaran bahasa memiliki fungsi sebagai proses dalam belajar
khususnya kebahasaan. Proses belajar yang ditampilkan harus efektif
yakni memiliki dampak yang positif terhadap terjadinya perubahan kea rah
yang lebih baik.
 Kajian pembelajaran selain menyangkut hakikat dan pendekatan, juga
harus ditelusuri arti penting dari metode, stategi., tekni serta model
pembelajaran.

B. Saran
Penulis tentu menyarankan agar beberapa hal yang terkait tentang Bahasa
(fungsi bahasa, ragam bahasa, konsep bahasa, dan pembelajaran bahasa) pada
perguruan Sekolah Dasar pada masa yang akan datang, seperti :

 Diharapkan pembaca dan yang membaca dapat memahami dari penjelasan


Bahasa yang telah di jelaskan

16
 Memberikn penjelasan yang menyeluruh dan dapat dipahami dikalangan
anak Sekolah Dasar
 mengajarkan tentang ragam Bahasa, konsep Bahasa, dan fungsi Bahasa
yang mudah kepada peserta didik

17
DAFTAR PUSTAKA

Setiaji, Anas. 2015. Hakikat Bahasa dan Fungsi Bahasa. (Online)


https://www.slideshare.net/mobile/AnasSetiaji/makalah-hakikat-dan-fungsi-
bahasa-indonesia. Diakses pada tanggal 05 Oktober 2020

Roisah. 2015. Ragam Bahasa Indonesia. (Online)


http://roisah.weebly.com/ragam-bahasa.html. Diakses pada tanggal 05 Oktober
2020

Prasetyo, Agung. 2016. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Bahasa. (Online)


https://www.linguistikid.com/2016/08/pengertian-belajar-pembelajaran-
bahasa.html?m=1. Diakses pada tanggal 05 Oktober 2020

Novita. 2015. Pengertian dan Konsep Bahasa. (Online)


http://blog.unnes.ac.id/novitasetiasih/2015/11/27/pengertian-dan-konsep-bahasa/.
Diakses pada tanggal 05 Oktober 2020

18

Anda mungkin juga menyukai