Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ILMU AL-LUGHAH

Tentang

‫اللغة بين النطق والكتابة‬

Disusun oleh:

Kelompok V
Irma Okta Nur Viza : 1914020103
Singgar Mantahari Dalimunthe : 1914020115
Ilman Juliadi : 1914020099

Dosen pembimbing :
Rahmat Satria Dinata, M. Pd. I

PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB (C)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI IMAM BONJOL PADANG

TA 1442 H / 2020M
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga makalah yang berjudul ”Bahasa Dalam Pengungkapan
Dan Tulisan ” ini dapat di selesaikan. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Ilmu
Al- Lughah yang di berikan oleh dosen pengajar.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu atas ilmu baru yang penulis
dapatkan dari makalah ini yang merupakan salah satu ilmu yang belum pernah penulis dapatkan
sebelumnya. Semoga saja dalam penyusunan makalah ini dapat memberikan manfaat.
Mudah-mudahan ini dapat membantu, meski sedikit pada kita mampu untuk menjelaskan
secara lebih jelas lagi dan dengan harapan semoga kita semua mampu berinovasi dan
meningkatkan pengetahuan dengan potensi yang di miliki.
Aamiin ya rabbal alamin .

Padang, 14 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………..…...….......... i


DAFTAR ISI …………………………….……………………...…….............. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ………………………………………..……….…........... 1
B. Rumusan masalah ……………………………………...........………….. 2
C. Tujuan ………………………………………………...........……...……. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dari Bahasa .............................................…………............. 4
B. Karakteristik Bahasa .................................................................……. 4
C. Fungsi- Fungsi Bahasa ..................................................…….…...….. 6
D. Perbedaan Bahasa Lisan dan Tulisan ........................................……. 8
E. Aspek Kebahasaan ...................................................……….…...….. 8
F. Berdasarkan situasi dan pemakaian ragam bahas.....................……. 9
G. Keunggulan dan kelemahan bahasa lisan dan tulis.……….…...….. 10

BAB III PENUTUPAN


1. Kesimpulan……………………………………….........……………..…. 13
2. Saran…………………………………………….........……………..…... 13
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengucapan bunyi bahasa sebagai alat interaksi penting bagi manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam pengucapan inilah bisa jadi saling memahami antara
manusia yang lain. Pengucapan manusia berupa bunyi-bunyi yang keluar dari alat
ucapan manusia itu merupa bunyi-bunyi yang berbahasa. Bunyi bahasa itu
merupakan sebuah alat interaksi yang dimiliki oleh manusia (masyarakat). Bahasa
tidak dapat dipisah dari kehidupan munusia sehari-hari, karena bahasa itulah,
munusia dapat saling memahami antara satu sama yang lain. Jadi, bahasa pengucapan
adalah sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis,
beragam, dan manusiawi (Chaer dan Leonie, 2010:11). Pada dasarnya bahasa
mempunyai dua aspek mendasarkan, yaitu aspek bentuk dan aspek makna. Aspek
bentuk berkaitan dengan bunyi, tulisan maupun struktur bahasa, Sedangkan aspek
makna berkaitan dengan leksikal, fungsional maupun gramatikal. Apabila kita
perhatikan dengan terperinci dan teliti bahasa itu dalam bentuk dan maknanya
munujukkan perbedaan antar pengungkapannya, antara penutur yang satu dengan
penutur yang lain. Perbedaan-perbedaan bahasa itu menghasilkan ragam bahasa atau
variasi bahasa. Variasi muncul karena kebutuhan penutur.
Dalam kondisi sosial dan faktor tertentu yang mempengaruhinya, seperti: letak
geografi, kelompok sosial, situasi berbahasa atau tingkat formalitas, dan karena
perubahan waktu. Realisasi pengucapan fonem bahasa Indonesia pada mahasiswa
Thailand sangat berbeda karena bahasa Indonesia diperoleh mahasiswa sebagai
bahasa yang ketiga bukan bahasa yang pertama. Jadi, bahasa yang pertama bagi
mahasiswa Thailand adalah bahasa Melayu Thailand Selatan. Bahasa Melayu
Thailand Selatan dengan bahasa Indonesia agak berbeda dalam pengucapan bagi
mahasiswa. Buktinya, pengucapan bahasa Indonesia pada mahasiswa Thailand hanya
berbeda pada dialek-dialeknya. Kata saya dilafalkan mahasiswa Thailand (sayo), kita
diucapkan (kito), makan diucapkan (makae). Dalam pertumbuhan dan perkembangan
bahasa itu dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain adanya kontak budaya
antarbangsa, antardaerah, antarsuku. Pengaruh lain seperti: agama, teknologi politik,

1
dan sebagainya. Dalam suatu kelompok sosial tentu terdapat ciri-ciri bahasa yang
berbeda dengan kelompok lain. Penggunaan ragam bahasa tersebut dapat dilihat dari
lingkungan, profesi, tempat, dan lain sebagainya. Proses pembentukan kosakata suatu
bahasa itu berbeda-beda sesuai dengan kondisi, situasi di tempat atau masyarakat
masing-masing. Sebagaimana hakikat bahasa itu bersifat arbitrer dan konvensional.
Bahasa Melayu adalah bahasa yang digunakan di Semannanjung Tanah Melayu,
menunjukkan bahwa suku bangsa Melayu, termasuk beberpa negara di Asia seperti
negara Indonesia, Malaysia, Brunai, Pilipina dan beberapa wilayah Selatan di negara
Thailand (Yala, Pattani, Naratiwat, Songkla dan sebagainya). Bahasa Melayu adalah
bahasa yang terkenal di dunia, sebagaimana dikatakan bahwa bahasa yang ketiga
yang banyak menggunakan untuk berinteraksi dalam masyarakat. Lebih lanjut,
proses pembentukan kosakata bahasa Melayu di Thailand Selatan. Mayoritas
penduduk di Thailand Selatan menggunakan bahasa Melayu dalam kehidupan sehari-
hari, karena mereka adalah keturunan bangsa Melayu (Jawi). Seperti yang dijelaskan
bahwa bahasa Melayu adalah bahasa yang digunakan oleh suku bangsa Melayu,
termasuk negara Malaysia, negara Indonesia, negara Brunai, negara Pilipina dan
beberapa wilayah Thailand Selatan. Bahasa Melayu yang digunakan oleh penduduk
di Selatan Thailand pada hakikatnya sama dengan bahasa Melayu yang digunakan
oleh orang Indonesia dan Malaysia.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian dari Bahasa ?
2. Bagaimana Karakteristik Bahasa ?
3. Bagaimana Fungsi- Fungsi Bahasa ?
4. Apa Saja perbedaan Bahasa Lisan dan Tulisan ?
5. Bagaimana Aspek Kebahasaan ?
6. Berdasarkan situasi dan pemakaian ragam bahasa ?
7. Apa Saja Keunggulan dan kelemahan bahasa lisan dan tulisan ?

C. Tujuan

2
1. Dapat memahami Pengertian dari Bahasa
2. Dapat memahami bagaimana Karakteristik Bahasa
3. Dapat memahami bagaimana Fungsi- Fungsi Bahasa
4. Dapat memahami apa Saja Perbedaan Bahasa Lisan dan Tulisan
5. Dapat memahami bagaimana Aspek Kebahasaan
6. Dapat memahami berdasarkan situasi dan pemakaian ragam bahasa
7. Dapat memahami apa Saja Keunggulan dan kelemahan bahasa lisan dan tulisan

BAB II

3
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahasa
Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan
sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun, lebih jauh bahasa bahasa adalah alat
untuk beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan
pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. Dalam studi sosiolinguistik, bahasa diartikan
sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis,
beragam dan manusiawi.
Bahasa adalah sebuah sistem, artinya, bahasa dibentuk oleh sejumlah komponen
yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sistem bahasa berupa lambang-
lambang bunyi, setiap lambang bahasa melambangkan sesuatu yang disebut makna
atau konsep. Karena setiap lambang bunyi itu memiliki atau menyatakan suatu konsep
atau makna, maka dapat disimpulkan bahwa setiap suatu ujaran bahasa memiliki
makna. Contoh lambang bahasa yang berbunyi “nasi” melambangkan konsep atau
makna ‘sesuatu yang biasa dimakan orang sebagai makanan pokok.

B. Karakteristik Bahasa
Telah disebutkan di atas bahwa bahasa adalah sebuah sistem berupa bunyi, bersifat
abitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi. Dari pengertian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa di antara karakteristik bahasa adalah abitrer, produktif, dinamis,
beragam, dan manusiawi.

1. Bahasa Bersifat Abritrer


Bahasa bersifat abritrer artinya hubungan antara lambang dengan yang
dilambangkan tidak bersifat wajib, bisa berubah dan tidak dapat dijelaskan
mengapa lambang tersebut mengonsepi makna tertentu. Secara kongkret, alasan
“kuda” melambangkan ‘sejenis binatang berkaki empat yang bisa dikendarai’
adalah tidak bisa dijelaskan.
Meskipun bersifat abritrer, tetapi juga konvensional. Artinya setiap penutur
suatu bahasa akan mematuhi hubungan antara lambang dengan yang

4
dilambangkannya. Dia akan mematuhi, misalnya, lambang ‘buku’ hanya
digunakan untuk menyatakan ‘tumpukan kertas bercetak yang dijilid’, dan tidak
untuk melambangkan konsep yang lain, sebab jika dilakukannya berarti dia telah
melanggar konvensi itu.

2. Bahasa Bersifat Produktif


Bahasa bersifat produktif artinya, dengan sejumlah besar unsur yang
terbatas, namun dapat dibuat satuan-satuan ujaran yang hampir tidak terbatas.
Misalnya, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan WJS.
Purwadarminta bahasa Indonesia hanya mempunyai kurang lebih 23.000 kosa
kata, tetapi dengan 23.000 buah kata tersebut dapat dibuat jutaan kalimat yang
tidak terbatas.

3. Bahasa Bersifat Dinamis


Bahasa bersifat dinamis berarti bahwa bahasa itu tidak lepas dari berbagai
kemungkinan perubahan sewaktu-waktu dapat terjadi. Perubahan itu dapat terjadi
pada tataran apa saja: fonologis, morfologis, sintaksis, semantic dan leksikon.
Pada setiap waktu mungkin saja terdapat kosakata baru yang muncul, tetapi juga
ada kosakata lama yang tenggelam, tidak digunakan lagi.

4. Bahasa Bersifat Beragam


Meskipun bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama, namun
karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang heterogen yang mempunyai latar
belakang sosial dan kebiasaan yang berbeda, maka bahasa itu menjadi beragam,
baik dalam tataran fonologis, morfologis, sintaksis maupun pada tataran leksikon.
Bahasa Jawa yang digunakan di Surabaya berbeda dengan yang digunakan di
Yogyakarta. Begitu juga bahasa Arab yang digunakan di Mesir berbeda dengan
yang digunakan di Arab Saudi.

5. Bahasa Bersifat Manusiawi

5
Bahasa sebagai alat komunikasi verbal, hanya dimiliki manusia. Hewan
tidak mempunyai bahasa. Yang dimiliki hewan sebagai alat komunikasi, yang
berupa bunyi atau gerak isyarat, tidak bersifat produktif dan dinamis. Manusia
dalam menguasai bahasa bukanlah secara instingtif atau naluriah, tetapi dengan
cara belajar. Hewan tidak mampu untuk mempelajari bahasa manusia, oleh karena
itu dikatakan bahwa bahasa itu bersifat manusiawi.

C. Fungsi-Fungsi Bahasa
Konsep bahasa adalah alat untuk menyampaikan pikiran. Bahasa adalah alat untuk
beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan
pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. Bagi sosiolinguistik konsep bahwa bahasa
adalah alat atau berfungsi untuk menyampaikan pikiran dianggap terlalu sempit,
sebab yang menjadi persoalan sosiolinguistik adalah “who speak what language to
whom, when and to what end”. Oleh karena itu fungsi-fungsi bahasa dapat dilihat dari
sudut penutur, pendengar, topic, kode dan amanat pembicaraan.
a. Fungsi Personal atau Pribadi
Dilihat dari sudut penutur, bahasa berfungsi personal. Maksudnya, si penutur
menyatakan sikap terhadap apa yang dituturkannya. Si penutur bukan hanya
mengungkapkan emosi lewat bahasa, tetapi juga memperlihatkan emosi itu
sewaktu menyampaikan tuturannya. Dalam hal ini pihak pendengar juga dapat
menduga apakah si penutur sedang sedih, marah atau gembira.

b. Fungsi Direktif
Dilihat dari sudut pendengar atau lawan bicara, bahasa berfungsi direktif, yaitu
mengatuf tingkah laku pendengar. Di sini bahasa itu tidak hanya membuat si
pendengar melakukan sesuatu, tetapi melakukan kegiatan yang sesuai dengan
yang dikehendaki pembicara.

c. Fungsi Fatik

6
Bila dilihat segi kontak antara penutur dan pendengar, maka bahasa bersifat
fatik. Artinya bahasa berfungsi menjalin hubungan, memelihara, memperlihatkan
perasaan bersahabat atau solidaritas sosial. Ungkapan-ungkapan yang digunakan
biasanya sudah berpola tetap, seperti pada waktu pamit, berjumpa atau
menanyakan keadaan. Oleh karena itu, ungkapan-ungkapan ini tidak dapat
diterjemahkan secara harfiah.
Ungkapan-ungkapan fatik ini biasanya juga disertai dengan unsur
paralinguistik, seperti senyuman, gelengan kepala, gerak gerik tangan, air muka
atau kedipan mata. Ungkapan-ungkapan tersebut jika tidak disertai unsure
paralinguistik tidak mempunyai makna.

d. Fungsi Referensial
Dilihat dari topik ujaran bahasa berfungsi referensial, yaitu berfungsi untuk
membicarakan objek atau peristiwa yang ada disekeliling penutur atau yang ada
dalam budaya pada umumnya. Fungsi referensial ini yang melahirkan paham
tradisional bahwa bahasa itu adalah alat untuk menyatakan pikiran, untuk
menyatakan bagaimana si penutur tentang dunia di sekelilingnya.

e. Fungsi Metalingual atau Metalinguistik


Dilihat dari segi kode yang digunakan, bahasa berfungsi metalingual atau
metalinguistik. Artinya, bahasa itu digunakan untuk membicarakan bahasa itu
sendiri. Biasanya bahasa digunakan untuk membicarakan masalah lain seperti
ekonomi, pengetahuan dan lain-lain. Tetapi dalam fungsinya di sini bahasa itu
digunakan untuk membicarakan atau menjelaskan bahasa. Hal ini dapat dilihat
dalam proses pembelajaran bahasa di mana kaidah-kaidah bahasa dijelaskan
dengan bahasa.

f. Fungsi Imajinatif
Jika dilihat dari segi amanat (message) yang disampaikan maka bahasa itu
berfungsi imajinatif. Bahasa itu dapat digunakan untuk menyampaikan pikiran,
gagasan dan perasaan; baik yang sebenarnya maupun yang hanya imajinasi

7
(khayalan) saja. Fungsi imaginasi ini biasanya berupa karya seni (puisi, cerita,
dongeng dan sebagainya) yang digunakan untuk kesenangan penutur maupun para
pendengarnya.

D. Perbedaan Bahasa Lisan dan Tulisan


Bahasa lisan dan tulisan jelas berbeda. Bahasa lisan yang dimaksud adalah
kalimat yang diucap, sedangkan bahasa tulisan adalah kalimat yang disampaikan
dalam bentuk tulisan. Meski sudah ada tanda baca dalam bahasa tulisan, tidak
sepenuhnya bisa menyampaikan sama persis dengan apa yang dimaksud oleh penulis.
Dalam bahasa tulisan dan dan bahasa lisan memang terdapat perbedaan yang
mencolok antara situasi dan kondisi kepopuleran suatu kalimat dalam masyarakat
setiap wilayah suatu daerah mempunyai bahasa dan pengucapan terhadap sesuatu
berbeda-beda.

E. Dilihat dari Aspek Kebahasaan


Ragam bahasa:
1. Ragam bahasa lisan: lafal, tata bahasa, kosakata, ejaan
2. Ragam bahasa tulis: lafal, tata bahasa, kosa kata, ejaan

Menurut Felicia (2001 : 8), ragam bahasa dibagi berdasarkan :


a. Ragam lisan adalah bahasa yang diujarkan oleh pemakai bahasa. Kita dapat
menemukan ragam lisan yang standar, misalnya pada saat orang berpidato atau
memberi sambutan, dalam situasi perkuliahan, ceramah; dan ragam lisan yang
nonstandar, misalnya dalam percakapan antarteman, di pasar, atau dalam
kesempatan nonformal lainnya.
b. Ragam tulis adalah bahasa yang ditulis atau yang tercetak. Ragam tulis pun dapat
berupa ragam tulis yang standar maupun nonstandar. Ragam tulis yang standar
kita temukan dalam buku-buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster, iklan.
Kita juga dapat menemukan ragam tulis nonstandar dalam majalah remaja, iklan,
atau poster.
F. Berdasarkan situasi dan pemakaian

8
Ragam bahasa baku dapat berupa : (1) ragam bahasa baku tulis dan (2) ragam
bahasa baku lisan. Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang
diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam bahasa
baku lisan makna kalimat yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian
sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalimat. Oleh karena itu, dalam
penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan di dalam
pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata dan struktur kalimat,
serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan
besar terjadi pelesapan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya.
Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan
unsur-unsur di dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak
menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi
pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna gagasan yang
disampaikan secara lisan.
Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat
bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Lidah
setajam pisau / silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkata-kata sebaiknya tidak
sembarangan dan menghargai serta menghormati lawan bicara / target komunikasi.
Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya
dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa
lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap
disebut sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena
itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis,
walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat
dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing, ragam tulis dan
ragam lisan memiliki ciri kebakuan yang berbeda. Salah satu ciri bahasa tulis memang
sifatnya yang terkesan lebih baku. Kalaupun tidak baku, setidaknya disampaikan
dengan bahasa populer yang masih tidak amburadul.

G. Keunggulan dan Kelemahan Bahasa Lisan dan Tulisan

9
bahasa di dunia ini sangat beragam. Dan keragaman bahasa adalah ayat
kauniyyah yang menunjukkan betapa Maha Kayanya Allah Ta'ala. Dialah yang
menciptakan semua bahasa manusia, jin dan hewan. Ragam lisan dan ragam tulisan
adalah hal yang jika difikirkan oleh pemilik lisan dan penabur tulisan, ia akan
menemukan keindahan dari penciptaan. Ditinjau dari segi cara berkomunikasi, bahasa
terbagi menjadi 2: Bahasa Lisan dan Bahasa Tulisan. Bahasa Lisan adalah ragam
bahasa yang dituturkan dengan indra mulut. Sedangkan bahasa tulisan adalah ragam
bahasa yang dituangkan melalui simbol-simbol atau huruf-huruf.
Tiap dari kedua bahasa tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan.berikut
penjabarannya:
1) Keunggulan dan kelemahan Bahasa Lisan
a. Keunggulan Bahasa Lisan
1. Berlangsung cepat. Terlebih, jika pemilik lisan adalah orang yang terbiasa
berbicara cepat. Jika dibandingkan dengan bahasa tulisan, lisan lebih cepat
mengeluarkan kata dengan mudahnya.
2. Sering berlangsung tanpa alat bantu. Ini merupakan keunggulan yang
menjadikannya berlangsung lebih cepat dibanding tulisan.
3. Kesalahan dapat langsung diperbaiki. Dan pendengar tak perlu menunggu
waktu lama untuk mendengar ralatan pemilik lisan. Bahkan, pendengar
relatif memiliki kesempatan untuk menegurnya atau memperbaikinya. Hal
ini tak terjadi pada tulisan, setidaknya dengan waktu yang singkat.
4. Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka. Keduanya
memperkaya arti, makna, maksud dan tujuan. Selain memperkaya,
keduanya bisa memperkuat dan membuat pendengar lebih yakin akan
kandungan isi yang dilisankan, entah yakin untuk mempercayai, atau
mendustai.
b. kelemahan Bahasa Lisan
1. Tidak mempunyai bukti otentik. Meskipun asalnya hal ini relatif, namun
kabar-kabar lewat lisan mayoritasnya takkan disematkan bukti-bukti
otentik yang menguatkan kebenaran yang tersampaikan. Penguatan dan

10
pemantapan biasanya mengandalkan kalimat-kalimat penguat (yang juga
hasil dari lisan), nada suara yang meninggi, atau bahasa tubuh.
2. Dasar hukumnya lemah. Terlebih jika yang berbicara adalah orang yang
kurang dipercaya, atau bukan pakar tema pembicaraan, atau gagal
menyampaikan disebabkan ketidakmantapan nada, salah pemilihan kata
atau kalimat, bahasa tubuh yang tidak meyakinkan atau lainnya. Juga,
bahasa lisan lebih instan dan seringkali tidak didasari pemikiran atau
pemilihan yang lebih matang dibanding bahasa tulisan.
3. Sulit disajikan secara matang dan bersih. Karena bertaburnya selipan-
selipan yang mengotori, seperti 'eeeh', atau 'anu', atau 'apa', atau 'hmm' dan
semacamnya.
4. Mudah dimanipulasi. Bisa saja seseorang berbicara A siang ini, lalu
sorenya -dengan keperluan darurat atau memang kegoyahan pemilik lisan-
ia berbicara Z yang bertentangan dengan A. Sementara, pendengar
meskipun telah mendengarnya di siang hari, ia tidak bisa membuktikan
manipulasi atau -halusnya- perubahan tersebut dengan bukti otentik,
kecuali jika direkam.
2) Keunggulan dan kelemahan Bahasa Lisan
a. Keunggulan Bahasa Lisan
1. Mempunyai bukti otentik. Karena penulis diberi kesempatan menuliskan
sumber data atau kabar sehingga pembaca lebih legawa untuk percaya dan
bisa merujuk langsung pada sumbernya kemudian -jika hendak
melakukannya untuk memastikannya.
2. Dasar hukum yang kuat. Karena itulah, ulama Ahli Hadits lebih
mengutamakan Hifdz atau Dhabth dalam kitab dibandingkan hafalan
lisan. Hukumnya lebih kuat. Sebabnya adalah tulisan lebih terjaga
dibanding lisan. Hafalan atau simpanan di otak bisa terkena cacat dan
berubah, sedangkan simpanan di kertas, resiko tercacatkannya atau
berubahnya lebih rendah.
3. Dapat disajikan lebih matang atau bersih. Hal ini disebabkan penulisnya
memiliki waktu dan kesempatan untuk memilah kalimat yang lebih baik

11
atau terbaik. Juga, normalnya penghindaran selipan tak penting seperti
'eeeh' atau 'hmm' terlakukan dengan baik.
4. Lebih sulit dimanipulasi. Ini jika sudah tersebar.
b. Kelemahan Bahasa Lisan
1. Berlangsung lambat. Penulis tentunya membutuhkan waktu untuk berfikir,
menimbang untuk memilih kata yang tepat atau lebih baik, menulisnya
atau kadang menghapus dan menulis ulang.
2. Selalu memakai alat bantu. Tidak ada jemari yang sudah menjadi alat tulis
dan mengeluarkan tinta. Mengetik pun adalah sebuah perbuatan menulis
dengan alat bantu (yakni: keyboard dan semacamnya) untuk mewujudkan
sebuah tulisan.
3. Kesalahan tidak dapat langsung diperbaiki. Tidak langsung diperbaiki
melainkan harus melakukan gerakan penghapusan, seperti menghapus
dengan penghapus, atau menekan tombol tertentu. Berbeda dengan bicara,
yang seketika langsung dapat diralat dan diperbaiki.
4. Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh atau mimik muka. Mungkin
untuk saat ini, bisa dibantu dengan emoticon, namun bagaimanapun,
emoticon bisa juga digunakan untuk memalsukan yang sebenarnya benar
atau yang sebenarnya tidak benar. Bagaimana dengan telepon? Itu
termasuk ragam bahasa lisan, meskipun tanpa pernah ada bantuan mimik
atau bahasa tubuh. Bagaimana dengan telegram? Itu termasuk ragam
bahasa tulisan.

BAB III
PENUTUP

12
A. Kesimpulan
Bahasa adalah sebuah sistem, artinya, bahasa dibentuk oleh sejumlah komponen
yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sistem bahasa berupa lambang-
lambang bunyi, setiap lambang bahasa melambangkan sesuatu yang disebut makna
atau konsep. Karena setiap lambang bunyi itu memiliki atau menyatakan suatu konsep
atau makna, maka dapat disimpulkan bahwa setiap suatu ujaran bahasa memiliki
makna. Contoh lambang bahasa yang berbunyi “nasi” melambangkan konsep atau
makna ‘sesuatu yang biasa dimakan orang sebagai makanan pokok.
bahasa di dunia ini sangat beragam. Dan keragaman bahasa adalah ayat
kauniyyah yang menunjukkan betapa Maha Kayanya Allah Ta'ala. Dialah yang
menciptakan semua bahasa manusia, jin dan hewan. Ragam lisan dan ragam tulisan
adalah hal yang jika difikirkan oleh pemilik lisan dan penabur tulisan, ia akan
menemukan keindahan dari penciptaan. Ditinjau dari segi cara berkomunikasi, bahasa
terbagi menjadi 2: Bahasa Lisan dan Bahasa Tulisan. Bahasa Lisan adalah ragam
bahasa yang dituturkan dengan indra mulut. Sedangkan bahasa tulisan adalah ragam
bahasa yang dituangkan melalui simbol-simbol atau huruf-huruf.

B. Saran
Penulis sarankan kepada teman-teman untuk lebih memahami materi tentang
bahasa dalam pengungkapan dan tulisan yaitu, Dapat memahami Pengertian dari
Bahasa , Dapat memahami bagaimana Karakteristik Bahasa, Dapat memahami
bagaimana Fungsi- Fungsi Bahasa, Dapat memahami apa Saja Perbedaan Bahasa
Lisan dan Tulisan, Dapat memahami bagaimana Aspek Kebahasaan, Dapat
memahami berdasarkan situasi dan pemakaian ragam bahasa, Dapat memahami apa
Saja Keunggulan dan kelemahan bahasa lisan dan tulisan

13
DAFTAR PUSTAKA

‫فهمي محمود حجازيز‬. ‫مدخل ألي علم اللغة‬. 2226/1978. ‫الترقيم الدولي‬. ‫رقّم‬

Abdul Chaer. 2007. Linguistik Umum Edisi Baru. (Jakarta: Rineka Cipta). hal. 30

Mansoer Pateda. 1994. Linguistik (sebuah pengantar). (Bandung : Angkasa) hal. 2

Fatimah Djajasudarma. 2006. Metode Linguistik.( Bandung: Aditama)

Anda mungkin juga menyukai