Upacara turun mandi merupakan upacara yang dilaksanakan untuk mensyukuri nikmat atas
bayi yang baru lahir. Sementara itu tujuan dari turun mandi adalah untuk memperkenalkan
kepada masyarakat bahwa telah lahir keturunan baru dari sebuah suku atau keluarga tertentu
“Budaya itu ada karena dibutuhkan, seorang ahli mengatakan bahwa budaya itu adalah fungsi
survival. Kalau budaya dikatakan jelek tidak mungkin akan bertahan, jika budaya belum
kelihatan bagusnya maka itu adalah tugas kita karena itu adalah milik kita, harus lebih positif
memandang budaya. ”Prof. Dr.phil. Hana Panggabean
Dengan memperkenalkan tata cara upacara adat “turun mandi” diharapkan generasi muda
memiliki pengetahuan tentang acara adat tersebut. Sehingga dapat menimbulkan rasa
memiliki mencintai dan melestarikan adat turun mandi yang merupakan salah satu budaya
dalam kearifan lokal daerah Minangkabau.
Tradisi turun mandi merupakan sebuah tradisi yang dilaksanakan sebagai bentuk ucapan
syukur atas lahirnya seorang anak kedunia.Selain itu, tradisi turun mandi juga sebagai media
untuk memberitahukan kepada masyarakat banyak jika telah lahir seorang bayi dari seorang
pasangan suami istri.
Meskipun dinamakan Upacara Turun Mandi, prosesi adat yang harus dilakukan nggak hanya
sekadar memandikan bayi di sungai lho. Ada sejumlah syarat dan ketentuan yang harus
dipenuhi pihak keluarga agar adat ini dapat dijalankan dengan sempurna.
Pertama, Pihak keluarga berembuk menenukan hari pelaksanaan dari pihak keluarga Bapak
dan pihak keluarga Ibu
Kedua, keluarga menyediakan obor dari kain-kain robek bernama sigi kain burulak. Obor ini
nantinya akan dinyalakan dan dibawa saat mengarak sang jabang bayi dari rumah ke sungai.
Ketiga, pihak keluarga memberikan batiah bareh badulang, yaitu beras yang telah digoreng
kepada anak-anak yang ikut mengarak rombongan jabang bayi.
Keempat, keluarga harus menyiapkan berbagai perlengkapan Upacara Turun Mandi yang
terdiri dari tampang karambia tumbuah (bibit kelapa), tangguak (tangguk), palo nasi (bagian
dari nasi yang terletak paling atas).
Rangkaian Prosesi Adat Upacara Turun Mandi
Langakh 1
Beberapa perwakilan emak-emak dari keluarga Bapak akan menjemput sang anak ke
rumahnya, dan akan di ikuti oleh sang Ibu dan beberapa perwakilan dari keluarga Ibu( Zaman
dahulu 1 pekan sang anak di rumah keluarga Bapak). Keluarga sang Ibu akan membawa
bekal dalam rantang untuk dimakan bersama setelah sampai di rumah keluarga Bapak
Langkah 2
Saat hari yang sudah ditentukan, sang anak akan di arak dari rumah keluarga Bapak ke
rumahnya dengan membawa Hantaran berupa; Beras 1 panci(15 liter), karambia tumbuah,
ayam betina, pisang 1 sikek, cabe dan bawang bulat serta berbagai kado yang sudah di
siapkan oleh pihak Bako. Emas dalam bentuk perhiasan menjadi bawaan yang juga sudah di
persiapkan oleh pihak Bako
Semakain banyak bako, maka arak-arakan juga akan semakin panjang.
Langkah 3
Sesampai di rumah Ibu, arak-arakan di turunkan dan sang anak akan dibawa ke sungai oleh
bako untuk di mandikan, saat anak di bawa ke sungai didepan adalah obor(suluah) dan ada
yang membagikan batiah kepada orang-orang yang mengikuti arak-arakan ke sungai.
Saat sang anak di mandikan maka sang Ibu juga turun ke sungai guna menangkap karambia
tumbuh yang di hanyutkan oleh oleh pihak bako menggunakan tangguak. Karambia akan di
tanam oleh sang ayah di rumah anak. Bibit kelapa menjadi perlambang dari bekal hidup si
jabang bayi. Diharapkan anak tersebut memperoleh jalan hidup yang bahagia dan membawa
manfaat dan ayam juga akan di pelihara oleh sang ayah untuk anak
Setelah selesai mandi sang anak dibawa kembali ke rumah dan di pasangkan baju serta
perhiasan yang sudah di siapkan bako
Langkah 4
Setelah selesai diadakan makan bersama
Langkah 5
Acara mendo’a oleh pihak bapak-bapak yang di undang tuan rumah, guna mendo’akan
keselamatan, keberkahan dan banyak reski untuk sang anak