Anda di halaman 1dari 3

PENDAHULUAN

Upacara turun mandi merupakan upacara yang dilaksanakan untuk mensyukuri nikmat atas
bayi yang baru lahir. Sementara itu tujuan dari turun mandi adalah untuk memperkenalkan
kepada masyarakat bahwa telah lahir keturunan baru dari sebuah suku atau keluarga tertentu
“Budaya itu ada karena dibutuhkan, seorang ahli mengatakan bahwa budaya itu adalah fungsi
survival. Kalau budaya dikatakan jelek tidak mungkin akan bertahan, jika budaya belum
kelihatan bagusnya maka itu adalah tugas kita karena itu adalah milik kita, harus lebih positif
memandang budaya. ”Prof. Dr.phil. Hana Panggabean
Dengan memperkenalkan tata cara upacara adat “turun mandi” diharapkan generasi muda
memiliki pengetahuan tentang acara adat tersebut. Sehingga dapat menimbulkan rasa
memiliki mencintai dan melestarikan adat turun mandi yang merupakan salah satu budaya
dalam kearifan lokal daerah Minangkabau.
Tradisi turun mandi merupakan sebuah tradisi yang dilaksanakan sebagai bentuk ucapan
syukur atas lahirnya seorang anak kedunia.Selain itu, tradisi turun mandi juga sebagai media
untuk memberitahukan kepada masyarakat banyak jika telah lahir seorang bayi dari seorang
pasangan suami istri.

Tujuan, Alur dan Target Pencapaian Project.


Beberapa bentuk kearifan lokal seperti sastra lisan (pantun, cerita rakyat, peribahasa), tradisi,
artefak budaya, produk kesenian dan kerajinan merupakan warisan leluhur yang sangat
bernilai. Kearifan lokal ini sudah ada sejak ribuan tahun dan diciptakan untuk beragam
tujuan, di antaranya untuk menjaga sumber daya alam dan sumber daya lokal. Namun,
generasi yang hidup di masa sekarang umumnya kurang memahami makna kearifan lokal ini
sehingga tantangan yang terjadi di masa sekarang terkait sumber daya alam dan sumber daya
lokal seolah datang begitu saja tanpa ancang-ancang. Padahal beberapa nilai kearifan lokal
sendiri memiliki potensi untuk mencegah masalah yang ada terjadi (preventif).
Projek ini dimulai dengan tahap pengenalan, peserta didik diajak untuk mengenali bentuk dan
fungsi kearifan lokal yang ada di beberapa daerah masing-masing. Setelah itu, kegiatan
dilanjutkan dengan menemukan hubungan antara identitas diri, identitas budayanya, dan
belajar untuk memahami bahwa identitas adalah sebuah konsepsi yang dinamis dan selalu
berubah. Berangkat dari pemahaman tentang identitas ini, peserta didik membongkar
asumsinya terhadap identitas budaya yang ada di wilayahnya maupun budaya orang lain.
Dengan demikian, diharapkan peserta didik dapat menumbuhkan apresiasi terhadap budaya
dan kearifan lokal sebuah kelompok masyarakat. Tahap ini ditutup dengan menemukan
masalah atau tantangan yang terjadi di sekitarnya yang memiliki kaitan dengan sumber daya
alam atau sumber daya lokal.
Setelah itu projek dilanjutkan dengan tahap kontekstualisasi, dimana pada tahap ini peserta
didik diajak untuk melihat langsung bagaimana bentuk kearifan lokal Turun Mandi di
Kabupaten Solok Kecamatan Gunung Talang. Dari sini peserta didik diminta untuk
mengkritisi hubungan antara bentuk kearifan local yang ditemukan dan fungsinya bagi
masyarakat. Tahap ini diakhiri dengan membayangkan kondisi impian yang peserta didik
harapkan terjadi pada lingkungannya dan kearifan lokal yang ada di wilayahnya.
Projek dilanjutkan dengan tahap aksi yang bertujuan mempersiapkan peserta didik untuk
menggaungkan Turun Mandi sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang ia miliki.
Lalu, projek diakhiri dengan tahap bagikan, di mana seluruh peserta didik membagikan
pengetahuannya akan kearifan lokal kepada warga sekolah, guru, dan perwakilan masyarakat
dalam pagelaran prosesi Turun Mandi yang terdapat pada Kabupaten Solok Kecamatan
Gunung Talang.

TATA CARA ADAT TURUN MANDI di NAGARI CUPAK

Meskipun dinamakan Upacara Turun Mandi, prosesi adat yang harus dilakukan nggak hanya
sekadar memandikan bayi di sungai lho. Ada sejumlah syarat dan ketentuan yang harus
dipenuhi pihak keluarga agar adat ini dapat dijalankan dengan sempurna.

Pertama, Pihak keluarga berembuk menenukan hari pelaksanaan dari pihak keluarga Bapak
dan pihak keluarga Ibu

Kedua, keluarga menyediakan obor dari kain-kain robek bernama sigi kain burulak. Obor ini
nantinya akan dinyalakan dan dibawa saat mengarak sang jabang bayi dari rumah ke sungai.

Ketiga, pihak keluarga memberikan batiah bareh badulang, yaitu beras yang telah digoreng
kepada anak-anak yang ikut mengarak rombongan jabang bayi.
Keempat, keluarga harus menyiapkan berbagai perlengkapan Upacara Turun Mandi yang
terdiri dari tampang karambia tumbuah (bibit kelapa), tangguak (tangguk), palo nasi (bagian
dari nasi yang terletak paling atas).
Rangkaian Prosesi Adat Upacara Turun Mandi

Langakh 1
Beberapa perwakilan emak-emak dari keluarga Bapak akan menjemput sang anak ke
rumahnya, dan akan di ikuti oleh sang Ibu dan beberapa perwakilan dari keluarga Ibu( Zaman
dahulu 1 pekan sang anak di rumah keluarga Bapak). Keluarga sang Ibu akan membawa
bekal dalam rantang untuk dimakan bersama setelah sampai di rumah keluarga Bapak

Langkah 2
Saat hari yang sudah ditentukan, sang anak akan di arak dari rumah keluarga Bapak ke
rumahnya dengan membawa Hantaran berupa; Beras 1 panci(15 liter), karambia tumbuah,
ayam betina, pisang 1 sikek, cabe dan bawang bulat serta berbagai kado yang sudah di
siapkan oleh pihak Bako. Emas dalam bentuk perhiasan menjadi bawaan yang juga sudah di
persiapkan oleh pihak Bako
Semakain banyak bako, maka arak-arakan juga akan semakin panjang.

Langkah 3
Sesampai di rumah Ibu, arak-arakan di turunkan dan sang anak akan dibawa ke sungai oleh
bako untuk di mandikan, saat anak di bawa ke sungai didepan adalah obor(suluah) dan ada
yang membagikan batiah kepada orang-orang yang mengikuti arak-arakan ke sungai.
Saat sang anak di mandikan maka sang Ibu juga turun ke sungai guna menangkap karambia
tumbuh yang di hanyutkan oleh oleh pihak bako menggunakan tangguak. Karambia akan di
tanam oleh sang ayah di rumah anak. Bibit kelapa menjadi perlambang dari bekal hidup si
jabang bayi. Diharapkan anak tersebut memperoleh jalan hidup yang bahagia dan membawa
manfaat dan ayam juga akan di pelihara oleh sang ayah untuk anak
Setelah selesai mandi sang anak dibawa kembali ke rumah dan di pasangkan baju serta
perhiasan yang sudah di siapkan bako

Langkah 4
Setelah selesai diadakan makan bersama
Langkah 5
Acara mendo’a oleh pihak bapak-bapak yang di undang tuan rumah, guna mendo’akan
keselamatan, keberkahan dan banyak reski untuk sang anak

Anda mungkin juga menyukai