Anda di halaman 1dari 4

MATERI AJAR

PERTEMUAN 1

Batik adalah salah satu budaya Indonesia. Pada mulanya kegiatan membatik ini merupakan
tradisi yang turun-temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik
keluarga tertentu. Batik merupakan kearifan lokal dan warisan budaya. Tidak hanya batik saja,
masih banyak kearifan lokal dan warisan budaya yang kita miliki. Yuk, kita lihat Indonesia kita
yang kaya budaya.

Pengajaran Topik A: Keunikan Kebiasaan Masyarakat di Sekitarku

Kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat untuk
melindungi dan mengolah lingkungan hidup secara lestari. Dapat berbentuk ritual atau upacara
adat, kepercayaan, pengelolaan sumber daya alam, cara menanam, dan lain sebagainya. Bisa juga
berupa hukum adat yang disepakati bersama. Berikut adalah contoh keberagaman kearifan lokal
atau kebiasaan warisan turun temurun di daerah :

1. Marakka’ Bola : Tradisi Gotong Royong Memindahkan Rumah Marakka’ Bola adalah tradisi
memindahkan rumah secara gotong royong masyarakat Bugis Barru Provinsi Sulawesi Selatan,
tepatnya di tengah masyarakat Desa Lalabata, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru.
Tradisi ini masih dilaksanakan sampai sekarang.
Pemilik rumah dibantu oleh warga sekitar untuk memindahkan rumahnya dengan sukarela.
Sekitar ratusan orang bahu-membahu mengangkat rumah. Tujuannya memindahkan rumah ini
adalah agar terhindar dari bencana dan marabahaya.

2. Produk khas masyarakat setempat yang digunakan sebagai hasil pertanian. Misalnya nasi
tumpeng dengan berbagai lauk-pauk yang menjadi simbol ungkapan rasa syukur atas
kebahagiaan.
3. “Hutan Larangan Adat Kanagarian Rumbio”, dalam masyarakat di Kecamatan Kampar,
Provinsi Riau. Kearifan lokal ini dibuat dengan tujuan untuk masyarakat sekitar bersama-sama
melestarikan hutan di sana, di mana ada peraturan untuk tidak boleh menebang pohon di hutan
tersebut dan akan dikenakan denda seperti beras 100 kg atau berupa uang sebesar
Rp6.000.000,00 jika melanggar.

4. Papua, terdapat kepercayaan te aro neweak lako (alam adalah aku). Gunung Erstberg dan
Grasberg dipercaya sebagai kepala mama, tanah dianggap sebagai bagian dari hidup manusia.
Pemanfaatan sumber daya alam pun dilakukan secara hati-hati.
Kearifan Lokal adalah – Setiap negara di dunia itu memiliki keunikannya tersendiri, termasuk
juga negara Indonesia. Negara kita begitu unik, saking uniknya kalau ada nominasi untuk negara
yang paling unik, maka Indonesia pasti masuk sebagai salah satu nominasinya, bahkan, mungkin
keluar sebagai juaranya.

Keunikan Indonesia sendiri berasal dari adat istiadat, tradisi, dan kearifan lokal yang ada di
Indonesia. Bukan hanya satu, setiap daerah bahkan memiliki kearifan lokalnya masing-masing.

Sayangnya, seiring berjalannya waktu, sama seperti kebanyakan adat, tradisi, dan budaya,
kearifan lokal yang ada di berbagai daerah semakin banyak yang tergerus zaman. Alih-alih
mempertahankan kearifan lokal yang sudah turun-temurun dari nenek moyang, banyak anak
muda yang menggantinya dengan pandangan-pandangan dari luar yang justru belum tentu ada
benarnya atau bahkan hanya akan merusak kearifan lokal yang sudah ada.

Buat kamu yang bingung dengan makna kearifan lokal atau pengertian dari kearifan lokal, pada
dasarnya, suatu hal yang sudah ada di suatu wilayah sejak lama dan dilanjutkan dari generasi ke
generasi.

Kearifan lokal adalah pandangan hidup suatu masyarakat di wilayah tertentu mengenai
lingkungan alam tempat mereka tinggal. Pandangan hidup ini biasanya adalah pandangan hidup
yang sudah berurat akar menjadi kepercayaan orang-orang di wilayah tersebut selama puluhan
bahkan ratusan tahun.
Untuk mempertahankan kearifan lokal tersebut, para orang tua dari generasi sebelumnya, dan
lebih tua akan mewariskannya kepada anak-anak mereka dan begitu seterusnya. Mengingat
kearifan lokal adalah pemikiran yang sudah lama dan berusia puluhan tahun, maka kearifan lokal
yang ada pada suatu daerah jadi begitu melekat dan sulit untuk dipisahkan dari masyarakat yang
hidup di wilayah tersebut.

Mirisnya, meski banyak orang tua tetap berusaha mewariskan kearifan lokal dan pandangan
hidup yang mereka dapatkan dari nenek moyang, tetapi banyak anak muda justru menganggap
kearifan lokal dan pandangan hidup tradisional yang sudah turun-temurun dari nenek moyang
adalah pandangan dan pemikiran kuno yang sudah tidak lagi relevan dengan zaman modern saat
ini.

Padahal, kalau dipikir-pikir lagi, segala sesuatu yang termasuk pandangan hidup yang masih
tradisional tidak selamanya buruk dan tidak selamanya juga merupakan pandangan yang salah.
Bahkan, bisa berlaku sebaliknya, karena kearifan lokal yang dipertahankanlah yang membuat
suatu masyarakat jadi begitu unik dan berbeda dari masyarakat yang tinggal di wilayah lain.

Dengan kearifan lokal, maka tatanan sosial dan alam sekitar agar tetap lestari dan terjaga. Selain
itu, kearifan lokal juga merupakan bentuk kekayaan budaya yang harus digenggam teguh,
terutama oleh generasi muda untuk melawan arus globalisasi. Dengan begitu karakteristik dari
masyarakat daerah setempat tidak akan pernah luntur.

Apalagi, kearifan lokal berasal dari nenek moyang kita, yang jelas lebih mengerti segala
sesuatunya terutama yang berkaitan dengan wilayah tersebut. Selain itu, ada kebijaksanaan dan
juga hal baik dalam kearifan lokal tersebut, tetapi terkadang sulit dimengerti oleh anak muda dari
generasi sekarang.

Sebaliknya, pandangan yang terlalu modern memiliki potensi yang lebih merusak terutama
merusak kearifan lokal yang sudah ada. Bahkan, tak menutup kemungkinan akan merusak
kebudayaan yang sudah ada, juga merusak alam sekitar.

Berikut fungsi dari kearifan lokal bagi masyarakat!

1. Konservasi Pelestarian Sumber Daya Alam yang Ada

2. Menjadi Petuah, Kepercayaan, dan Pantangan

3. Menjadi Ciri Utama Sebuah Masyarakat


Jenis-jenis kearifan lokal

1. Kearifan Lokal Berwujud Nyata atau Tangible

Sesuai dengan namanya, kearifan lokal berwujud nyata adalah kearifan lokal yang bisa kita lihat
dan sentuh wujudnya. Kearifan lokal dalam bentuk nyata atau tangible ini bisa dilihat dalam
berbagai bentuk, baik itu dalam bentuk tekstual seperti tata cara, aturan, atau sistem nilai.

Bentuk selanjutnya adalah arsitektural seperti berbagai jenis rumah adat yang ada di setiap
daerah di Indonesia. Misalnya rumah Gadang di Sumatera Barat, rumah Joglo dari Jawa Tengah,
atau rumah Panggung dari Jambi.

Bentuk kearifan lokal berwujud nyata lainnya adalah cagar budaya seperti patung, berbagai alat
seni tradisional, senjata tradisional yang diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi
lainnya, hingga tekstil tradisional seperti kain batik dari Pulau Jawa, dan kain tenun dari Pulau
Sumba.

2. Kearifan Lokal yang Tidak Berwujud atau Intangible

Kebalikan dari kearifan lokal berwujud yang nyata dan bisa dilihat serta dirasakan, kearifan lokal
tidak berwujud atau intangible ini tidak bisa dilihat wujudnya secara nyata. Namun, walaupun
tidak terlihat, kearifan lokal jenis ini bisa didengar karena disampaikan secara verbal dari orang
tua ke anak, dan generasi selanjutnya.

Bentuk kearifan lokal tidak berwujud antara lain adalah nasihat, nyanyian, pantun, atau cerita
yang mengandung pelajaran hidup bagi generasi selanjutnya yang bertujuan agar para generasi
muda di wilayah tersebut tidak melakukan tindakan buruk yang dapat merugikan diri sendiri,
masyarakat, serta alam sekitar yang menjadi rumah serta sumber penghidupan mereka.

Contohnya adalah kepercayaan asal Papua yang dikenal dengan nama Te Aro Neweak Lako.
Kepercayaan ini merupakan bentuk kearifan lokal yang tidak berwujud atau intangible, dimana
masyarakat mempercayai bahwa alam merupakan bagian dari diri mereka.

Karena alam adalah bagian dari diri sendiri, maka alam harus dijaga dengan hati-hati. Termasuk
tidak menebang pohon seenaknya yang dapat membuat hutan gundul dan menyebabkan
terjadinya berbagai bencana yang merugikan.

Alam tentu saja boleh dimanfaatkan, tetapi tidak boleh dieksploitasi secara berlebihan. Dengan
kepercayaan ini, tidak heran jika alam di Bumi Papua masih sangat terjaga.

Anda mungkin juga menyukai