Anda di halaman 1dari 2

1.

Kearifan Lokal dalam Mitos Masyarakat 


Mitos terhadap hewan yang dianggap keramat turut menyumbang pelestarian hewan dari
kepunahan. Contoh hewan yang dianggap keramat, yaitu ular, kucing, burung gagak, burung
hantu, buaya, burung enggang, dan lain-lain. Dengan adanya mitos tersebut, kelangsungan
hidup hewan tersebut lebih terjamin. Hal tersebut mengingat bahwa satwa merupakan bagian
jaringan ekosistem yang memainkan perannya dalam keseimbangan ekosistem.

Mitos terhadap pohon-pohon keramat banyak dijumpai di berbagai wilayah indonesia.


Sebagai contoh, pada masyarakat Kasepuhan Pancer Pengawinan, kampung Dukuh, Jawa
Barat terdapat mitos tabu sehingga pemanfaatan hutan dilakukan secara berhati-hati, tidak
diperbolehkan melakukan eksploitasi, kecuali atas izin sesepuh adat. Contoh lain yaitu
penduduk Jawa dan Bali yang menganggap pohon besar memiliki roh penunggu sehingga
tidak boleh ditebang. Disadari atau tidak, mitos tersebut sangat membantu keseimbangan
alam. Pohon besar secara ilmiah menyimpan cadangan air tanah dan penyedia oksigen. 

Contoh lain : Dalam masyarakat tradisional terdapat mitos berupa larangan makan di depan
pintu. Kebiasaan remaja putri. yang makan di depan pintu dapat di percaya dapat menjauhkan
jodoh

2. Kearifan Lokal dalam Bidang Pertanian


 Tuhan menganugerahi bangsa Indonesia dengan tanah yang subur sehingga cocok untuk
mengembangkan pertanian. Nenek moyang kita telah mengenal kegiatan pertanian dan
bercocok tanam. Sistem pertanian yang dikembangkan yaitu yang ramah lingkungan dan
disesuaikan dengan kondisi lingkungan.
Sebagai contoh, sistem pertanian nyabuk gunung di Jawa Tengah dan mitracai di Jawa Barat.
Sistem pertanian tersebut dilakukan di dataran tinggi tanpa mengubah kontur tanah. Dengan
demikian, ketika lahan diubah menjadi areal pertanian, kontur tanah tetap dipertahankan
sesuai dengan aslinya. Selain menghindari longsor, sistem tersebut menghindarkan hilangnya
humus tanah akibat pemotongan kontur tanah.

Contoh lain : Contoh kearifan lokal kedua di bidang pertanian yaitu Pranoto Mongso.
Fungsinya sebagai patokan dalam mengelola pertanian seperti bercocok tanam dengan
mengikuti tanda alam dan memanfaatkan lahan seperti air dan saluran irigasinya.

3. Kearifan Lokal dalam Cerita Budaya, Petuah, dan Sastra


Contoh kearifan lokal dalam seni sastra yaitu seni sastra suku Melayu yang menggambarkan
kearifan lokal yang wajib dijunjung tinggi. Berikut contoh petikan seni sastra suku Melayu.

Adat orang hidup beriman


Tahu menjaga laut dan hutan
Tahu menjaga kayu dan kayan
Tahu menjaga binatang hutan
Tebasnya tidak menghabiskan
Tebangnya tidak memusnahkan
Bakarnya tidak membinasakan

Contoh lain : PETUAH Semong dalam cerita rakyat aceh Semong merupakan sebuah seni
tutur bahasa yang di miliki oleh masyarakat aceh . semong menjadi semacam mitigasi
bencana yang menyerukan kepada penduduk untuk lari ke bukit ketika terjadi gempa.

4. Kearifan Lokal sebagai Cerminan


Nilai-nilai yang terkandung dalam kearifan lokal diajarkan secara turun-temurun dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Oleh karena itu, nilai-nilai kearifan lokal bangsa
Indonesia dapat mencerminkan budaya bangsa Indonesia
Masyarakat Indonesia mengenal gotong royong dari generasi ke generasi. Masyarakat
mewariskan budaya gotong royong karena memiliki banyak manfaat, antara lain memupuk
kerukunan antarwarga dan mempererat hubungan sosial. Kegiatan gotong royong
membudaya dan menjadi ciri khas bangsa Indonesia karena diwariskan secara turun-temurun.
Budaya gotong royong merupakan salah satu bentuk kearifan lokal bangsa Indonesia.
Bangsa Indonesia memiliki banyak kearifan lokal. Sebagai bagian dari budaya
bangsa, kearifan lokal merupakan gagasan lokal yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, dan
diikuti oleh warga masyarakatnya. Menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan
(Puslitbangbud), kearifan lokal diwujudkan dalam bentuk aktifitas yang digunakan untuk
menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kehidupan dan pemelihara kebudayaan.
Kearifan lokal di Indonesia dapat bersifat lintas budaya atau lintas etnik sehingga membentuk
nilai budaya nasional. Jadi, kearifan lokal di Indonesia tidak hanya berlaku secara lokal pada
budaya atau etnik tertentu.
Pada dasarnya kearifan lokal memuat tata kelakuan atau etika dalam menjalani
kehidupan yang selaras dengan alam. Kearifan lokal tidak hanya berhenti pada etika dalam
menjalani kehidupan yang selaras dengan alam. Kearifan lokal tidak hanya berhenti pada
etika, tetapi sampai pada norma, tindakan, dan tingkah laku masyarakat. Dengan demikian
kearifan lokal dapat menjadi pedoman masyarakat dalam bersikap dan bertindak, serta
membantu masyarakat mengembangkan peradaban manusia.
Kearifan lokal dapat berupa sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan
hidup, sistem mata pencaharian, sistem religi, atau kesenian yang dimiliki masyarakat dari
hasil adaptasi dengan lingkungannya sejak zaman dahulu
Oleh karena itu kearifan lokal dikatakan sebagai hasil dari kebudayaan. Etika dan
nilai moral yang terkandung dalam kearifan lokal berkembang dari generasi ke generasi.

Anda mungkin juga menyukai