4. Interaksi Budaya
Interaksi dengan budaya asing menghasilkan kebudayaan baru yang
semakin memperkaya budaya.
a. Akulturasi
adalah proses sosial yang timbul akibat suatu kebudayaan tertentu (asli)
dihadapkan dengan kebudayaan lainnya (asing). Kebudayaan asing tersebut
lambat laun diterima dan dipadukan dengan kebudayaan asli tanpa
menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contoh: seni arsitektur Indonesia
banyak berakulturasi dengan budaya bangsa Cina dan Eropa.
b. Asimilasi
adalah pembauran dua atau lebih kebudayaan yang ditandai dengan
hilangnya kebudayaan asli dan membentuk suatu kebudayaan yang baru.
Asimilasi menghilangkan perbedaan-perbedaan yang ada di antara dua atau
lebih kebudayaan tersebut, sehingga tercipta satu kesatuan atau
keseragaman menjadi kebudayaan lain.
c. Amalgamasi
adalah proses penyatuan dua atau lebih ras atau kebudayaan melalui proses
perkawinan. Contoh: pernikahan dua etnis atau suku yang berbeda.
b. Dampak Globalisasi
Berikut dampak-dampak globalisasi:
Dampak positif Dampak negatif
Akses berkomunikasi dan informasi Interaksi masyarakat semakin berkurang karena
semakin mudah. interaksi lebih banyak dilakukan melalui
teknologi komunikasi.
Kemajuan transportasi menyebabkan Polusi udara dan lingkungan
mobilitas tinggi. Penggunaan bahan bakar yang semakin
bertambah
Meningkatkan angka kemacetan
Mudah mendapatkan barang Timbul masyarakat dengan pola konsumtif
komoditas dari berbagai negara Lunturnya rasa cinta terhadap produk dalam
negeri
Kualitas SDM semakin meningkat. Persaingan dunia kerja menjadi semakin berat
Masyarakat semakin gencar Spesialis dalam berbagai bidang pekerjaan
meningkatkan kualitas SDM sebagai
antisipasi persaingan global.
Sikap toleransi semakin berkembang Sikap individulistik
Kepekaan sosial semakin memudar
Pengelolaan SDA dengan teknologi Eksploitasi SDA secara berlebih
canggih Banyak kerusakan lingkungan alam
Berkembangnya demokrasi Ideologi asing mudah masuk sehingga
mengubah tata nilai dalam masyarakat
Adopsi budaya yang belum tentu sesuai dengan
kepribadian bangsa.
Globalisasi dewasa ini merambah hampir di semua bidang, namun tidak semua
masyarakat menerima globalisasi dengan tangan terbuka. Ketidaksiapan
menerima globalisasi akan menciptakan perubahan dalam masyarakat. Beberapa
dampak akibat ketidaksiapan dalam penerimaan globalisasi adalah sebagai
berikut:
a. Kesenjangan Budaya (Cultural Lag)
Cultural lag adalah suatu kondisi dimana terjadi kesenjangan antara berbagai
bagian dalam suatu kebudayaan. Dapat dikatakan cultural lag merupakan
suatu ketertinggalan kebudayaan.
b. Gegar Budaya (Culture Shock)
Culture shock atau disebut gegar budaya merupakan istilah psikologis untuk
menggambarkan keadaan dan perasaan seseorang menghadapi kondisi
lingkungan sosial budaya yang berbeda. Globalisasi banyak membawa unsur-
unsur budaya baru yang mungkin mengakibatkan “kekagetan” oleh
masyarakat yang tidak siap menerimanya.
3. Kearifan Lokal Sebagai Tameng Arus Negatif Globalisasi
Arus global dapat menggerus nilai-nilai budaya lokal termasuk kearifan
lokal yang dipegang oleh masyarakat. Jika ditelusur lebih mendalam, nilai-nilai
kearifan lokal dalam budaya penduduk Indonesia selaras dengan isu-isu seperti
demokrasi, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup. Globalisasi telah
mendorong terjadinya pergeseran atau perubahan terhadap sistem atau aturan
yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.
Kearifan lokal dapat dijadikan sebagai dasar pijakan dalam penyusunan
strategi dalam pelestarian dan pengembangan budaya. Upaya memperkuat jati
diri daerah dapat dilakukan melaui penanaman nilai-nilai budaya dan
kesejarahan senasib sepenanggungan di antara warga. Oleh karena itu, perlu
dilakukan revitalisasi budaya daerah dan penguatan budaya daerah. Upaya
tersebut dapat meminimalisasi dampak negatif atau menahan gemburan nilai-
nilai yang merusak kepribadian bangsa.