Anda di halaman 1dari 7

PEMBENTUKAN

KEBUDAYAAN
NASIONAL
Nama Kelompok :
1. Ita Dwi Lestari (11)
2. Lailatus Silviana (12)
3. Lilik Lailatus Sholihah (13)
4. Lisnawati (14)
5. Mey Silviana (15)
Pembentukan Kebudayaan
Nasional
Kebudayaan Nasional atau kebudayaan bangsa adalah kebudayaan
yang timbul sebagai buah usaha seluruh rakyat Indonesia

1. Proses Terbentuknya Kebudayaan Nasional

Budaya Nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai


identitas nasional. Dan merupakan gabungan dari budaya
lokal atau daerah yang ada disuatu Negara. Kebuayaan
nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah
“puncak-puncak dari kebudyaan daerah”. Kutipan pernyataan
ini merujuk pada paham kesatuan semakin dimantapkan,
sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan dari pada
kebhinekaan. Wujudnya berupa Negara kesatuan, ekonomi
nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional.
Budaya nasional memiliki beberapa karakteristik diantaranya:

a. Hasil budidaya masyarakat bangsa.

b. Hasil budidaya masyarakat sejak zaman dahulu hingga kini.

c. Hasil budidaya yang dibanggakan.

d. Hasil budidaya yang memiliki kekhasan bangsa.

e. Hasil budaya yang menciptakan jati diri bangsa.

f. Hasil budaya yang memberikan identitas bangsa.

Seorang ahli Antropologi Indonesia, Koentjaraningrat menjelaskan mengenai


fungsi kebudayaan nasional sebagai berikut:

1. Kebudayaan nasional merupakan suatu sistem gagasan dan


perlambang yang memberikan identitas kepada warga negara
indonesia.

2. Kebudayaan indonesia merupakan suatu sistem gagasan dan


perlambang yang dapat dijadikan atau dipakai oleh semua warga
negara Indonesia yang Bhinneka untuk saling berkenalan.
Suatu unsur kebudayaan dapat berfungsi menjadi unsur kebudayaan
nasional, jika memiliki 3 syarat sebagai berikut:

1. Hasil karya rakyat Indonesia atau hasil karya zaman


lampau yang berasal dari daerah-daerah yang sekarang
termasuk wilayah indonesia.

2. Hasil karya rakyat Indonesia dengan tema pikirannya


harus mengandung ciri-ciri khas Indonesia.

3. Hasil karya rakyat Indonesia yang menjadi kebanggaan


banyak orang dan oleh karena itu mereka
mengidentifikasikan dirinya pada unsur-unsur
kebudayaan tersebut.

4. Menunjukkan sikap toleransi dan empati sosial terhadap


keberagaman budaya.
2. Bentuk Kearifan Lokal dalam Budaya Nasional
Kearifan lokal (lokal wisdom) adalah tata nilai atau perilaku hidup masyarakat
lokal dalam berinteraksi dengan lingkungan tempatnya hidup secara arif.
Beberapa bentuk kearifan lokal yang berperan dalam pengelola SDA dan
lingkungannya dalam kebudayaan masyarakat sebagai berikut:
3. Kearifan lokal dalam bidang pertanian, misalnya Subak di Bali, Pranoto
mongso di Jawa, DLL
4. Kearifan lokal dalam falsafah, tradisi dan kepercayaan, misalnya Kearifan
Suku Mentawai di Sumatra Barat, Falsafah Hidup Suku Baduy di Banten.
5. Kearifan lokal dalam pemanfaatan Sumber Daya Alam, misalnya Konservasi
laut Orang Bojo di Togean, Kepercayaan terhadap alam di Papua, Tradisi
Tana’ Suku Dayak Kenyah di Kalimantan Timur.
6. Kearifan lokal dalam cerita budaya, petuah, dan sastra, misalnya Pasang ri
Kajang, pesan leluhur masyarakat adat Kajang Tana Toa Kabupaten Bulu
Kumbah , semong dalam cerita rakyat Aceh, dan kearifan lokal dalam sastra
melayu.
7. Kearifan lokal dalam mitos masyarakat, misalnya hutan larangan di
Kampung Naga Jawa Barat, Lubuk larangan di Sumatra Barat, dan mitos
terhadap pohon-pohon dan hewan keramat.
8. Kearifan lokal dalam seni arsitektur rumah adat, misalnya rumah adat Bali
dengan kearifan lokalnya terbukti ramah lingkungan.
3. Pentingnya menjaga kearifan lokal untuk kelestarian alam

Pengelolahan dan pemanfaatan SDA yang arif dengan teknologi


tinggi juga belum tentu menjamin kelestarian alam. Kearifan local
menjadi suatu alternatif untuk menyelesaikannya. Kearifan lokal sangat
penting untuk dilestarikan keberadaannya. Selain itu, kearifan lokal
penting untuk menjaga nilai-nilai budaya dan kelestarian lingkungan
alam.

Anda mungkin juga menyukai