Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara kesatuan yang penuh dengan keragaman. Indonesia terdiri atas
beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan, dll. Namun
Indonesia mampu mepersatukan bebragai keragaman itu sesuai dengan semboyan bangsa
Indonesia “Bhineka Tunggal Ika” , yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah kepercayaan yang ada di bumi Indonesia.
Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya.
Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok sukubangsa,
masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang
merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok suku bangsa yang ada didaerah
tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar dipulau-
pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang
bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga
perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok suku bangsa
dan masyarakat di Indonesia yang berbeda.
Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi
kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis kebudayaan yang ada
di Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesi juga
ikut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga mencerminkan kebudayaan
agama tertentu. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat
keaneragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja keanekaragaman
budaya kelompok suku bangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban,
tradsional hingga ke modern, dan kewilayahan. Dengan keanekaragaman kebudayaannya
Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya.
Sejarah membuktikan bahwa kebudayaan di Indonesia mampu hidup secara berdampingan,
saling mengisi, dan ataupun berjalan secara paralel. Misalnya kebudayaan kraton atau kerajaan
yang berdiri sejalan secara paralel dengan kebudayaan berburu meramu kelompok masyarakat
tertentu. Dalam konteks kekinian dapat kita temui bagaimana kebudayaan masyarakat urban
dapat berjalan paralel dengan kebudayaan rural atau pedesaan, bahkan dengan kebudayaan
berburu meramu yang hidup jauh terpencil. Hubungan-hubungan antar kebudayaan tersebut
dapat berjalan terjalin dalam bingkai ”Bhinneka Tunggal Ika” , dimana bisa kita maknai

1
bahwa konteks keanekaragamannya bukan hanya mengacu kepada keanekaragaman kelompok
sukubangsa semata namun kepada konteks kebudayaan. Didasari pula bahwa dengan jumlah
kelompok sukubangsa kurang lebih 700’an sukubangsa di seluruh nusantara, dengan berbagai
tipe kelompok masyarakat yang beragam, serta keragaman agamanya, pakaian adat, rumah
adat kesenian adat bahkan makanan yang dimakan pun beraneka ragam.
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk yang memiliki karakteristi yang unik ini
dapat dilihat dari budaya gotong royong, teposliro, budaya menghormati orang tua (cium
tangan), dan lain sebagainya.
Bhinneka Tunggal Ika seperti kita pahami sebagai motto Negara, yang diangkat dari
penggalan kitab Sutasoma karya besar Mpu Tantular pada jaman Kerajaan Majapahit (abad
14) secara harfiah diartikan sebagai bercerai berai tetapi satu (berbeda-beda tetapi tetap satu
jua). Motto ini digunakan sebagai ilustrasi dari jati diri bangsa Indonesia yang secara natural,
dan sosial-kultural dibangun diatas keanekaragaman.
Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa yang tercantum dan menjadi bagian dari
lambang negara Indonesia, yaitu Garuda Pancasila. Sebagai semboyan bangsa, artinya
Bhinneka Tunggal Ika adalah pembentuk karakter dan jati diri bangsa. Bhinneka Tunggal Ika
sebagai pembentuk karakter dan jati diri bangsa ini tak lepas dari campur tangan para pendiri
bangsa yang mengerti benar bahwa Indonesia yang pluralistik memiliki kebutuhan akan
sebuah unsur pengikat dan jati diri bersama.
Bhinneka Tunggal Ika pada dasarnya merupakan gambaran dari kesatuan geopolitik dan
geobudaya di Indonesia, yang artinya terdapat keberagaman dalam agama, ide, ideologis, suku
bangsa dan bahasa.
Kebhinekaan Indonesia itu bukan sekedar mitos, tetapi realita yang ada di depan mata kita.
Harus kita sadari bahwa pola pikir dan budaya orang Jawa itu berbeda dengan orang Minang,
Papua, Dayak, Sunda dan lainnya. Elite pemimpin yang berasal dari kota-kota besar dan
metropolitan bisa jadi memandang Indonesia secara global akan tetapi elite pemimpin nasional
dari budaya lokal tertentu memandang Indonesia berdasarkan jiwa, perasaan dan kebiasaan
lokalnya. Ini saja menunjukkan kalau cara pandang kita tentang Indonesia berbeda. Jadi tanpa
kemauan untuk menerima dan menghargai kebhinekaan maka sulit untuk mewujudkan
persatuan dan kesatuan bangsa. Apa yang dilakukan oleh pendahulu bangsa ini dengan
membangun kesadaran kebangsaan atau nasionalisme merupakan upaya untuk menjaga
loyalitas dan pengabdian terhadap bangsa.
Selama ini sifat nasionalisme kita kurang operasional atau hanya berhenti pada tataran konsep
dan slogan politik. Nasionalisme bisa berfungsi sebagai pemersatu beragam suku, tetapi perlu

2
secara operasional sehingga mampu memenuhi kebutuhan objektif setiap warga dalam suatu
negara-bangsa. Tradisi dari suatu bangsa yang gagal memenuhi fungsi pemenuhan kebutuhan
hidup objektif akan kehilangan peran sebagai peneguh nasionalisme. Saat ini diperlukan tafsir
baru nasionalisme sebagai kesadaran kolektif di tengah pola kehidupan baru yang mengglobal
dan terbuka. Batas-batas fisik negara-bangsa yang terus mencair menyebabkan kesatuan
negara kepulauan seperti Indonesia sangat rentan terhadap serapan budaya global yang tidak
seluruhnya sesuai tradisi negeri ini. Disamping itu realisasi otonomi daerah yang kurang tepat
akan memperlemah nilai dan kesadaran kolektif kebangsaan di bawah payung nasionalisme.
Di samping itu bangsa Indonesia relatif berhasil membentuk identitas nasional. Beberapa
bentukidentitas bangsa Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Bahasa Nasional atau persatuan, bahasa Indonesia.
2. Dasar filsafat Negara yaitu pancasila.
3. Lagu kebangsaan Indonesia Raya.
4. Lambang Negara Garuda Pancasila.
5. Semboyan negara Bhinneka Tunggal Ika
6. Bendera Negara Sang Merah Putih.
7. Konstitusi Negara yaitu UUD 1945.
8. Bentuk Negara kesatuan Republik Indonesia.
9. Konsep Wawasan Nusantara.
10. Kebudayaan daerah yang diterima sebagai kebudayaan nasional.
Dari ke-10 identitas bangsa Indonesia tersebut akan dibahas salah satu yaitu mengenai
semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang merupaka semboyan pemersatu bangsa Indonesia.
UUD Republik Indonesia menyatakan dengan tegas tentang realitas multikultural Bangsa
Indonesia. Kenyataan tersebut dilukiskan di dalam lambang negara “Bhinneka Tunggal Ika.”
Kebhinnekaan masyarakat dan bangsa Indonesia diakui bahkan dijadikan sebagai dasar
perjuangan nasional permulaan abad ke-20. Untuk itu integrasi nasional bangsa Indonesia pun
harus diwujudkan di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk karena masyarakat yang
majemuk merupakan salah satu potensi sumber konflik yang menyebabkan disintegrasi
bangsa. Agar identitas bangsa Indonesia di mata dunia terkenal dengan bangsa yang majemuk
tetapi satu dalam keanekaragaman (suku, bahasa, agama, dll, yang berbeda-beda) semboyan
Bhinneka Tunggal Ika harus diwujudka
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang kami jabarkan diatas, maka dapat diambil
beberapa rumusan masalah guna menunjang isi makalah ini, antara lain :
1. Bagaimana perjalanan Sejarah tentang Bhineka Tunggal Ika sebagai bentuk
identitas Bangsa Indonesia. Kapan pertama ditetapkannya, penerapan
3
Bhineka Tunggal Ika, dan Pengimplementasiaan Lambang Bhineka Tunggal
Ika pada saat ini?

1. Apa pengertian NKRI dan Hakikat Negara ?


2. Bagaimana Negara Kesatuan Republik Indonesia ?
3. Bagaimana Negara Kebangsaan Pancasila ?
4. Bagaimana Hakikat Negara Integralistik ?

5. Apa Butiran-Butiran NKRI ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang dapat diperoleh dari Lambang Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetap satu jua,
yang dimana kita sebagai penerus bangsa agar tetap bersatu di era Globalisasi ini.
1. Untuk mengetahui pengertian NKRI dan Hakikat Negara.
2. Untuk mengetahui Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Untuk mengetahui Negara Kebangsaan Pancasila.
4. Untuk mengetahui Negara Integralistik.
5. Untuk mengetahui Butiran-Butiran NKRI.

4
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN

A. Keberagaman Dalam Masyarakat Indonesia


Indonesia merupakan negara kepulauan yang penuh dengan kekayaan serta keragaman
budaya, ras, suku bangsa, kepercayaan, agama, bahasa daerah, dan masih banyak lainnya.
Meskipun penuh dengan keragaman budaya, Indonesia tetap satu sesuai dengan semboyan
nya, Bhineka Tunggal Ika yang artinya “meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu jua”.
Keragaman budaya turut serta didukung oleh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang terpisah wilayah-wilayahnya oleh lautan.
Keragaman merupakan suatu kondisi pada kehidupan masyarakat. Perbedaan seperti itu
ada pada suku bangsa, agama, ras, serta budaya. Keragaman yang ada di Indonesia adalah
kekayaan dan keindahan bangsa indonesia. Pemerintah harus bisa mendorong keberagaman
tersebut menjadi suatu kekuatan untuk bisa mewujudkan persatuan dan kesatuan nasional
menuju indonesia yang lebih baik.
1. Faktor Penyebab Keberagaman Masyarakat Indonesia
Keberagaman bangsa Indonesia dapat dibentuk oleh banyaknya jumlah suku bangsa yang
tinggal di wilayah Indonesia dan tersebar di berbagai pulau dan wilayah di penjuru
indonesia. Setiap suku bangsa memiliki ciri khas dan karakteristik sendiri pada aspek
sosial dan budaya. Menurut penelitian badan statistik auat BPS, yang di lakukan tahun
2010, di Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa.
Keberagaman masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah
sebagai berikut:
a. Keadaan geografis
Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki beribu-ribu pulau yang
dipisahkan oleh selat dan laut. Ini merupakan kondisi lingkungan geografis Indonesia.
Lingkungan geografis semacam itu menjadi sumber adanya keanekaragaman suku,
budaya, ras dan golongan Indonesia. Kondisi geografis yang demikian menimbulkan
perbedaan dalam kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah mata pencaharian
penduduk. Jenis-jenis pekerjaan yang ada juga menyebabkan beranekaragamnya

5
peralatan yang diciptakannya, misalnya bentuk rumah dan bentuk pakaian. Akhirnya
sampai pada bentuk kesenian yang ada di masing-masing daerah berbeda. Keadaan
geoografis juga menyebabkan tiap-tiap pulau memiliki agama dan budaya yang
berkembang sendiri-sendiri.
b. Pegaruh kebudayaan asing
Adanya kontak dan komunikasi dengan para pedagang asing yang memiliki corak
budaya dan agama yang berbeda menyebabkan terjadinya proses akulturasi unsur
kebudayaan dan agama.
c. Kondisi iklim dan kondisi alam yang berbeda
Kondisi iklim seperti perbedan musim hujan dan kemarau antar daerah, serta
perbedaan kondisi alam seperti pantai, pegunungan mengakibatkan perbedaan pada
masyarakat. Ada komunitas masyarakat yang mengandalkan laut sebagai sumber
pemenuhan kebutuhan kehidupannya ada pula yang mengandalkan pertanian dan
perkebunan, dan lainnya.
2. Keanekaragaman Suku Bangsa di Indonesia

Adat istiadat, kesenian, kekerabatan, bahasa, dan bentuk fisik yang dimiliki oleh suku-suku
bangsa yang ada di Indonesia memang berbeda, namun selain perbedaan suku-suku itu juga
memiliki persamaan antara lain hukum, hak milik tanah, persekutuan, dan kehidupan
sosialnya yang berasaskan kekeluargaan.

Suku bangsa adalah golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan
kesatuan kebudayaan. Orang-orang yang tergolong dalam satu suku bangsa tertentu,
pastilah mempunyai kesadaran dan identitas diri terhadap kebudayaan suku bangsanya,
misalnya dalam penggunaan bahasa daerah serta mencintai kesenian dan adat istiadat.

Perbedaan suku bangsa satu dengan suku bangsa yang lain di suatu daerah dapat terlihat
dari ciri-ciri berikut ini.

1. Tipe fisik, seperti warna kulit, rambut, dan lain-lain.


2. Bahasa yang dipergunakan, misalnya Bahasa Batak, Bahasa Jawa, Bahasa Madura,
dan lain-lain.
3. Adat istiadat, misalnya pakaian adat, upacara perkawinan, dan upacara kematian.
4. Kesenian daerah, misalnya Tari Janger, Tari Serimpi, Tari Cakalele, dan Tari Saudati.
5. Kekerabatan, misalnya patrilineal (sistem keturunan menurut garis ayah) dan
matrilineal (sistem keturunan menurut garis ibu).
6. Batasan fisik lingkungan, misalnya Badui dalam dan Badui luar.

Masyarakat Indonesia terdiri atas bermacam-macam suku bangsa. Di Indonesia terdapat


kurang lebih 300 suku bangsa. Setiap suku bangsa hidup dalam kelompok masyarakat yang
mempunyai kebudayaan berbeda-beda satu sama lain. Jumlah suku bangsa di Indonesia
ratusan jumlahnya.

Berikut ini contoh persebaran suku bangsa di Indonesia.

1. NAD: suku Aceh, suku Alas, suku Gayo, suku Kluet, suku Simelu, suku Singkil, suku
6
Tamiang, suku Ulu.
2. SumBar: suku Minangkabau, suku Mentawai, suku Melayu, suku guci, suku jambak
3. Riau: Melayu, Siak, Rokan, Kampar, Kuantum Akit, Talang Manuk, Bonai, Sakai,
4. Jawa Tengah: Jawa, Karimun, Samin, Kangean

3. Keanekaragaman Budaya Bangsa di Indonesia


Bangsa Indonesia mempunyai keanekaragaman budaya. Tiap daerah atau masyarakat
mempunyai corak dan budaya masing-masing yang memperlihatkan ciri khasnya. Hal ini bisa
kita lihat dari berbagai bentuk kegiatan sehari-hari, misalnya upacara ritual, pakaian adat,
bentuk rumah, kesenian, bahasa, dan tradisi lainnya. Contohnya adalah pemakaman daerah
Toraja, mayat tidak dikubur dalam tanah tetapi diletakkan dalam goa. Di daerah Bali, mayat
dibakar(ngaben). Lingkungan tempat tinggal mempengaruhi bentuk rumah tiap suku bangsa.
Rumah adat di Jawa dan di Bali biasanya dibangun langsung di atas tanah. Kolong rumah
biasanya dimanfaatkan untuk memelihara ternak dan menyimpan barang. Keanekaragaman
budaya dapat dilihat dari bermacam-macam bentuk rumah adat.

Berikut ini beberapa contoh rumah adat.

1. Rumah Bolon (Sumatera Utara).


2. Rumah Gadang (Minangkabau, Sumatera Barat).
3. Rumah Joglo (Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur).
4. Rumah Lamin (Kalimantan Timur).

Setiap suku bangsa mempunyai upacara adat dalam peristiwa-peristiwa penting kehidupan.
Misalnya upacara-upacara kelahiran, penerimaan menjadi anggota suku, perkawinan,
kematian, dan lain-lain. Nama dan bentuk upacara menandai peristiwa kehidupan itu
berbeda-beda dalam masing-masing suku.

Beberapa contoh upacara adat yang dilakukan suku-suku di Indonesia antara lain sebagai
berikut.

1. Mitoni, tedhak siti, ruwatan, kenduri, grebegan (Suku Jawa).


2. Seren taun (Sunda).
3. Kasodo (Tengger).
4. Nelubulanin, ngaben (Bali).
5. Rambu solok (Toraja).

Keberagaman kebudayaan di Indonesia juga tampak dalam kesenian daerah. Ada


bermacam-macam bentuk kesenian daerah.

Contoh lagu-lagu daerah sebagai berikut.

1. Nangroe Aceh Darussalam Piso Surit


2. Sumatera Barat Kambanglah Bungo, Ayam Den Lapeh, Mak Inang, Kampuang Nan
Jauh di Mato
3. Riau Soleram
4. Jawa Tengah Gundul-gundul Pacul, Gambang Suling, Suwe Ora Jamu, Pitik Tukung,
Ilir-ilir,
5. Kalimantan Barat Cik Cik Periok

Contoh Tari-tarian Tradisional Indonesia

7
1. Nangroe Aceh Darussalam Tari Seudati, Saman, Bukat
2. Sumatera Utara Tari Serampang, Baluse, Manduda
3. Sumatera Barat Tari Piring, Payung, Tabuik
4. Riau Tari Joget Lambak, Tandak
5. Sumatera Selatan Tari Kipas, Tanggai, Tajak

Contoh Seni Pertunjukan yang Ada di Indonesia

1. Banten: Debus
2. DKI Jakarta: Ondel-ondel, Lenong
3. Jawa Barat: Wayang Golek, Rudat, Banjet, Tarling, Degung
4. Jawa Tengah: Wayang Kulit, Kuda Lumping, Wayang Orang, Ketoprak, Srandul
5. Jawa Timur: Ludruk, Reog, Wayang Kulit
6. Bali: Wayang Kulit, Janger
7. Riau: Makyong
8. Kalimantan: Mamanda

Selain hasil kesenian yang sudah disebutkan di atas, suku-suku bangsa di Indonesia juga
mempunyai hasil karya seni dalam bentuk benda. Karya seni yang dihasilkan oleh seniman-
seniman dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia, antara lain seni lukis, seni pahat,
seni ukir, patung, batik, anyaman, dan lain-lain. Benda-benda karya seni yang terkenal,
antara lain ukiran Bali dan Jepara, Patung Asmat dan patung-patung Bali, anyaman dari
suku-suku Dayak di Kalimantan, dan lain-lain. Hasil kerajinan seni ini menjadi barang-barang
cindera mata yang sangat digemari turis mancanegara.

Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa suku bangsa adalah suatu golongan manusia
yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan. Identitas seringkali
dikuatkan kesatuan bahasa. Oleh karena itu, kesatuan kebudayaan bukan suatu hal yang
ditentukan oleh orang luar, melainkan oleh warga yang bersangkutan itu sendiri. Suku-suku
yang ada di Indonesia antara lain Gayo di Aceh, Dayak di Kalimantan, dan Asmat di Papua.

4. Keanekaragaman Agama di Indonesia

B. Nilai-Nilai yang Terkandung Dalam NKRI


Nilai atau value mengandung pengertian sesuatu yang berharga. Sesuatu yang bernilai apabila
memiliki guna (memiliki keindahan) kebenaran atau kebaikan. Nilai-nilai Kebangsaan yang
terkandung dalam pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945, yaitu:
1. Nilai demokrasi, mengandung makna bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat, setiap
warga negara memiliki kebebasan yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaran
pemerintahan.
2. Nilai kesamaan derajat, setiap warga negara memiliki hak, kewajiban dan kedudukan
yang sama di depan hukum.
3. Nilai ketaatan hukum, setiap warga negara tanpa pandang bulu wajib mentaati setiap
hukum dan peraturan yang belaku.

8
C. Kedudukan NKRI Dalam Empat Pilar
Empat pilar kebangsaan yaitu:
1. Pancasila,
2. Undang-Undang Dasar 1945
3. Negara Kesatuan Republik Indonesia
4. Bhineka Tunggal Ika.
Pancasila dalam pengertian ini sering juga disebut way of life. Dalam hal ini, Pancasila
dipergunakan sebagai petunjuk hidup sehari-hari (Pancasila diamalkan dalam hidup sehari-
hari). Dengan perkataan lain, Pancasila digunakan sebagai penunjuk arah semua kegiatan atau
aktifitas hidup dan kehidupan didalam segala bidang. Ini berarti bahwa semua tingkah laku
dan tindak/perbuatan setiap manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari
semua sila Pancasila karena Pancasila sebagai weltanschauung selalu merupakan suatu
kesatuan, tidak bias dipisah-pisahkan satu dengan yang lain.
UUD 1945 sebagai sumber hukum tertinggi, tidak saja dalam bidang politik, tetapi juga
dalam bidang ekonomi, dan bahkan sosial. Karena itu, UUD 1945 merupakan konstitusi
politik, konstitusi ekonomi, dan sekaligus konstitusi sosial. UUD 1945 adalah konstitusi yang
harus dijadikan referensi tertinggi dalam dinamika kehidupan bernegara, bermasyarakat, dan
dalam dinamika ekonomi pasar (market economy). Di samping soal-soal politik, UUD 1945
juga mengatur tentang sosial-sosial ekonomi dan sosial atau yang terkait dengan keduanya,
yaitu
(1) Hal keuangan negara, seperti kebijakan keuangan (moneter) dan fiskal,
(2) Bank sentral,
(3) Soal Badan Pemeriksa Keuangan Negara hal kebijakan pengelolaan dan pemeriksaan
tanggungjawab keuangan negara,
(4) Soal perekonomian nasional, seperti mengenai prinsip-prinsip hak ekonomi, konsep
kepemilikan pribadi dan kepemilikan kolektif, serta penguasaan negara atas kekayaan
sumberdaya alam yang penting dan menyangkut hajat hidup orang banyak, serta
(5) Mengenai kesejahteraan sosial, seperti sistem jaminan sosial, pelayanan umum dan
pelayanan kesehatan, dan pemeliharaan fakir, miskin, dan anak terlantar oleh negara.
Bhineka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno dan diterjemahkan dengan kalimat
Berbeda-beda tetapi tetap satu. Kemudian terbentuklah Bhineka Tunggal Ika menjadi jati diri
bangsa Indonesia. Ini artinya, bahwa sudah sejak dulu hingga saat ini kesadaran akan hidup
bersama di dalam keberagaman sudah tumbuh dan menjadi jiwa serta semangat bangsa di
negeri ini.

9
Kemudian dilanjutkan dengan adanya Sumpah Pemuda yang tidak kalah penting dalam
sejarah perkembangan pembentukan Jati Diri Bangsa ini. Tjahjopurnomo (2004) menyatakan
bahwa Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada 28 Oktober 1928 secara historis merupakan
rangkaian kesinambungan dari Sumpah Palapa yang terkenal itu, karena pada intinya
berkenaan dengan persatuan, dan hal ini disadari oleh para pemuda yang mengucapkan ikrar
tersebut, yakni terdapatnya kata sejarah dalam isi putusan Kongres Pemuda Kedua. Sumpah
Pemuda merupakan peristiwa yang maha penting bagi bangsa Indonesia, setelah Sumpah
Palapa. Para pemuda pada waktu itu dengan tidak memperhatikan latar kesukuannya dan
budaya sukunya berkemauan dan berkesungguhan hati merasa memiliki bangsa yang satu,
bangsa Indonesia. Ini menandakan bukti tentang kearifan para pemuda pada waktu itu. Dengan
dikumandangkannya Sumpah Pemuda, maka sudah tidak ada lagi ide kesukuan atau ide
kepulauan, atau ide propinsialisme atau ide federaslisme. Daerah-daerah adalah bagian yang
tidak bisa dipisah-pisahkan dari satu tubuh, yaitu tanah Air Indonesia, bangsa Indonesia, dan
bahasa Indonesia. Sumpah Pemuda adalah ide kebangsaan Indonesia yang bulat dan bersatu,
serta telah mengantarkan kita ke alam kemerdekaan, yang pada intinya didorong oleh kekuatan
persatuan Indonesia yang bulat dan bersatu itu.
D. Kedaulatan Suatu Negara Berkaitan Erat Dengan Wilayah Suatu Negara
Kedaulatan suatu negara sangat erat kaitannya dengan wilayah. Kedaulatan merupakan
konsep mengenai kekuasaan tertinggi dalam penyelenggaraan suatu negara. Kata “daulat”
dalam pemerintahan berasal dari kata Arab (daulah), yang berarti rezim politik atau kekuasaan.
Menurut seorang ahli pikir Prancis, Jean Bodin (1500-1596), kedaulatan adalah kekuasaan
tertinggi untuk menentukan hukum dalam suatu negara.
Kedaulatan merupakan suatu hak eksklusif untuk menguasai suatu wilayah pemerintahan dan
masyarakat. Dalam hukum konstitusi dan internasional, konsep kedaulatan terkait dengan
suatu pemerintahan yang memiliki kendali penuh urusan dalam negerinya sendiri dalam suatu
wilayah atau batas teritorial atau geografisnya, dan dalam konteks tertentu terkait dengan
berbagai organisasi atau lembaga yang memiliki yurisdiksi hukum sendiri. Penentuan apakah
suatu entitas merupakan suatu entitas yang berdaulat bukanlah sesuatu yang pasti, melainkan
seringkali merupakan masalah sengketa diplomatik.
Dengan demikian, jika kekuasaan diartikan secara yuridis, maka kekuasaan dapat disebut
sebagai kedaulatan. Tentang pengertian kedaulatan ini terdapat perbedaan pendapat oleh
beberapa para sarjana karena kedaulatan sering ditinjau menurut sejarahnya.
Kedaulatan suatu negara sangat erat kaitannya dengan wilayah. Wilayah suatu negara
merupakan tempat berlindung bagi rakyat sekaligus sebagai tempat bagi pemerintahan untuk

10
mengorganisir dan menyelenggarakan pemerintahannya. Wilayah suatu negara terdiri atas
daratan, lautan, serta udara. Indonesia sebagai negara merdeka telah memiliki kedaulatan dari
hasil perjuangan revolusi kemerdekaan yang berpuncak pada proklamasi kemerdekaan 17
Agustus 1945. Akan tetapi, isi proklamasi kemerdekaan itu sendiri barulah bersifat simbolik.
Secara teknis, Indonesia sebagai negara merdeka dan menetapkan kedaulatannya pada tanggal
18 Agustus 1945 dengan disahkannya UUD 1945 sebagai dasar hukum negara dan juga
dipilihnya Soekarno dan Mohammad Hatta sebagai presiden dan wakil presiden. Maka, secara
otomatis sejak saat itu Indonesia telah resmi memiliki kedaulatannya berupa wilayah,
pemerintah yang berdaulat, sumber hukum, serta rakyat sebagai warga negara yang sah.
Dalam dunia internasional, Indonesia pun telah mendapat dukungan dan pengakuan dari
negara lain atas kemerdekaan Indonesia dan juga berupa kedaulatan. Ketentuan mengenai
wilayah negara ditegaskan pula dalam Pasal 25A UUD 1945 yang menyatakan, “Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri nusantara dengan
wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang”.
E. Cara Menjaga Keutuhan dan Kesatuan Kedaulatan NKRI
Sebagai sebuah bangsa yang besar, keutuhan dan kesatuan negara harus bisa dijaga oleh
segenap rakyat Indonesia. Berikut ini adalah cara yang dapat dilakukan untuk menjaga
keutuhan dan kesatuan NKRI :
1. Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya.
2. Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga keutuhan,
kedaulatan negara, dan mempererat persatuan bangsa.
3. Menghormati perbedaan suku, budaya, agama, dan warna kulit. Perbedaan yang ada akan
menjadi indah jika terjadi kerukunan, bahkan menjadi sebuah kebanggaan karena
merupakan salah satu kekayaan bangsa.
4. Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa, bahasa
persatuan, dan tanah air Indonesia, serta memiliki pancasila, Undang-Undang Dasar 1945,
dan Sang Saka Merah putih. Kebersamaan dapat diwujudkan dalam bentuk mengamalkan
nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.
5. Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu semangat mewujudkan
persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik alamiah maupun aspek
sosial yang menyangkut kehidupan bermasyarakat. Wawasan nusantara meliputi
kepentingan yang sama, tujuan yang sama, keadilan, solidaritas, kerjasama, dan
kesetiakawanan terhadap ikrar bersama.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bhineka Tunggal Ika merupakan semboyan negara Indonesia sebagai dasar untuk mewujudkan
persatuan dan kesatuan indonesia, dimana kita haruslah dapat menerapkannya dalmm kehidupan
sehari-hari yaitu hidup saling menghargai antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya tanpa
memandang suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat, warna kulit, dll. Indonesia merupakan negara
kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau dimana setiap daerah memiliki adat istiadat, bahasa,
aturan, kebiasaan dll yg berbeda antara yang satu dgn yg lainnya. kalo kita tidak sadar dgn adanya
sikap kita yng berbhineka tunggal ika maka kita akan mengalami kerusuhan dan kekacauan dimana-
mana, dan pastinya negara ini akn pecah belah. Mangkanya dari itu kita harus menjaga Kebhinekaan
negara kita supaya kita ttp bersatu, dan dapat menyatukan wilayah republik indonesia menjadi
negara kesatuan.
B. Saran
Sebagai bangsa yang besar terbentang dari sabang sampai merauke, bangsa ini tidak akan
menjadi bangsa yang besar apabila rakyat dalam hal ini kita sebagai pelajar tidak peduli, oleh
karena itu sudah saatnya kita semua harus bersatu yang mau terpecah belah oleh hal apapun.
.

Daftar Pustaka

12
Ainur Rahman dkk. Politik, Partisipasi dan Demokrasi dalam Pembangunan. Malang, Averroes
Press, 2009
HAW. Widjaja. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2002
http://gerryprotokol.wordpress.com/2011/01/05/partisipasi-masyarakat-dalam-perencanaan-
pembangunan-daerah/
http://wazni.staff.unri.ac.id/pemerintahan-daerah-dilihat-dari-beberapa-aspek/
http://pkmk-lanri.org/2013/02/18/pengembangan-pola-partisipasi-masyarakat-dalam-perumusan-
kebijakan-publik/
http://sosbud.kompasiana.com/2011/06/17/partisipasi-masyarakat-hanyalah-mimpi-373788.html
http://nissa2601.blogspot.com/2011/05/partisipasi-masyarakat-dalam-pelaksaan.html

13
Disusun Oleh:

KEUIS

KELAS IX.C

14
Kata Pengantar

Asslamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan nikmat iman

dan nikmat islam kepada kita, tak lupa shalawat beserta salam kami limpah curahkan kepada Nabi

Muhammad SAW.

Pada kesempatan ini kami selaku penulis mencoba untuk membuat makalah tentang Kedaulatan

Negara Kesatuan Republik Indonesia

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap pembaca. Apabila dalam makalah ini

terdapat banyak kekurangan, kami mohon maaf. Dan kami sangat menantikan saran dn kritik pembaca

yang sifatnya membangun. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Sagaranten, April 2019

KEUIS

15
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii

I. PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1

A. Latar Belakang............................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah........................................................................................................ 2

C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................... 2

II. KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN............................................................................. 3

A. Pengertian Negara Kesatuan Republik Indonesia....................................................... 3

B. Nilai-Nilai yang Terkandung Dalam NKRI................................................................. 3


C. Kedudukan NKRI Dalam Empat Pilar......................................................................... 3
D. Kedaulatan Suatu Negara Berkaitan Erat Dengan Wilayah Suatu Negara.................. 5
E. Cara Menjaga Keutuhan dan Kesatuan Kedaulatan NKRI.......................................... 6

III. BAB PENUTUP................................................................................................................... 7

A. Kesimpulan.................................................................................................................. 7

B. Sasaran......................................................................................................................... 7

Daftar Pustaka................................................................................................................................ 8

ii16
17

Anda mungkin juga menyukai