Anda di halaman 1dari 8

PRINSIP PERSATUAN DALAM KEBERAGAMAN SUKU, AGAMA, RAS, DAN

ANTARGOLONGAN (SARA), SOSIAL, BUDAYA, EKONOMI, DAN GENDER DALAM


BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA
A. Keberagaman Masyarakat dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika
1. Makna Bhinneka Tunggal Ika
Berdasarkan Wikipedia Bahasa Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika adalah moto
atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuna dan
seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Jika
diterjemahkan per patah kata, kata bhinneka berarti "beraneka ragam" atau
berbeda-beda. Kata neka dalam bahasa Sanskerta berarti "macam" dan menjadi
pembentuk kata "aneka" dalam Bahasa Indonesia. Kata tunggal berarti "satu".
Kataika berarti "itu". Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan
"Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada
hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan. Semboyan ini
digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa
daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.

Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam Garuda Pancasila sebagai Lambang


Negara Republik Indonesia. Lambang negara Indonesia adalah Garuda
Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika Lambang
negara Indonesia berbentuk burung Garuda yang kepalanya menoleh ke sebelah
kanan (dari sudut pandang Garuda), perisai berbentuk menyerupai jantung yang
digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal
Ika yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu” ditulis di atas pita yang
dicengkeram oleh Garuda. Lambang ini dirancang oleh Sultan Hamid II
dari Pontianak, yang kemudian disempurnakan oleh Presiden Soekarno dan
diresmikan pemakaiannya sebagai lambang negara pertama kali pada Sidang
Kabinet Republik Indonesia Serikat tanggal 11 Februari 1950. Penggunaan
lambang negara diatur dalam UUD 1945 pasal 36A dan UU No 24 Tahun 2009
tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. (LN
2009 Nomor 109, TLN 5035). Sebelumnya lambang negara diatur dalam
Konstitusi RIS, UUD Sementara 1950, dan Peraturan Pemerintah No. 43/1958

Pasal 36 A, yaitu Lambang Negara Ialah Garuda Pancasila dengan semboyan


Bhinneka Tunggal Ika dan Pasal 36 B: Lagu Kebangsaaan ialah Indonesia Raya.
Menurut risalah sidang MPR tahun 2000, bahwa masuknya ketentuan mengenai
lambang negara dan lagu kebangsaan kedalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia 1945 yang melengkapi pengaturan mengenai bendera
negara dan bahasa negara yang telah ada sebelumnya merupakan ikhtiar untuk
memperkukuh kedudukan dan makna atribut kenegaraan ditengah kehidupan
global dan hubungan internasional yang terus berubah.Dengan kata lain,
kendatipun atribut itu tampaknya simbolis, hal tersebut tetap penting, karena
menunjukkan identitas dan kedaulatan suatu negara dalam pergaulan
internasional. Atribut kenegaraan itu menjadi simbol pemersatu seluruh bangsa
Indonesia ditengah perubahan dunia yang tidak jarang berpotensi mengancam
keutuhan dan kebersamaan sebuah negara dan bangsa tak terkecuali bangsa
dan negara Indonesia.

Kalimat Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam buku Sutasoma, karangan Mpu
Tantular pada masa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14. Dalam buku
Sutasoma (Purudasanta), pengertian Bhinneka Tunggal Ika lebih ditekankan
pada perbedaan bidang kepercayaan juga keanekaragam agama dan
kepercayaan di kalangan masyarakat Majapahit
Secara harfiah pengertian Bhinneka Tunggal Ika adalah Berbeda-beda tetapi
Satu Itu. Adapun makna Bhinneka Tunggal Ika adalah meskipun berbeda-
beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan.
Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan
Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka
ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan

Kata Bhineka Tunggal Ika dapat pula dimakna bahwa meskipun bangsa dan
negara Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku bangsa yang memiliki
kebudayaan dan adat-istiadat yang bermacam-macam serta beraneka ragam
kepulauan wilayah negara Indonesia namun keseluruhannya itu merupakan
suatu persatuan yaitu bangsa dan negara Indonesia. Keanekaragaman tersebut
bukanlah merupakan perbedaan yang bertentangan namun justru
keanekaragaman itu bersatu dalam satu sintesa yang pada gilirannya justru
memperkaya sifat dan makna persatuan bangsa dan negara Indonesia.

Bagi bangsa Indonesia semboyan Bhineka Tunggal Ika merupakan dasar untuk
mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia. Perwujudan semboyan Bhineka
Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dilakukan dengan cara hidup saling
menghargai antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya tanpa
memandang suku bangsa,agama,bahasa,adat istiadat, warna kulit dan lain-lain.
Seperti di ketahui Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari
beribu-ribu pulau dimana setiap daerah memiliki adat
istiadat,bahasa,aturan,kebiasaan dan lain-lain yang berbeda antara yang satu
dengan yang lainnya tanpa adanya kesadaran sikap untuk menjaga Bhineka
tunggal Ika pastinya akan terjadi berbagai kekacauan di dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika kita harus
membuang jauh-jauh sikap mementingkana dirinya sendiri atau daerahnya
sendiri tanpa perduli kepentngan bersama. Bila hal tersebut terjadi pastinya
negara kita ini akan terpecah belah.Oleh sebab itu marilah kita jaga bhineka
tunggal ika dengan sebaik-baiknya agar persatuan bangsa dan negara Indonesia
tetap terjaga

Keberagaman masyarakat dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika

Indonesia merupakan negara kepulauan yang penuh dengan kekayaan


serta keragaman budaya, ras, suku bangsa, kepercayaan, agama, bahasa
daerah, dan masih banyak lainnya. Meskipun penuh dengan keragaman
budaya, Indonesia tetap satu sesuai dengan semboyan nya, Bhineka
Tunggal Ika yang artinya "meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu jua".
Keragaman budaya turut serta didukung oleh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang terpisah wilayah-wilayahnya oleh lautan.

Keberagaman bangsa Indonesia adalah suatu kondisi dalam masyarakat


yang terdapat banyak perbedaan dalam berbagai bidang. Perbedaan
seperti itu ada pada suku bangsa, agama, ras, serta budaya. Keragaman
yang ada di Indonesia adalah kekayaan dan keindahan bangsa indonesia.
Pemerintah harus bisa mendorong keberagaman tersebut menjadi suatu
kekuatan untuk bisa mewujudkan persatuan dan kesatuan nasional menuju
indonesia yang lebih baik.

Keberagaman bangsa Indonesia dapat dibentuk oleh banyaknya jumlah


suku bangsa yang tinggal di wilayah Indonesia dan tersebar di berbagai
pulau dan wilayah di penjuru indonesia. Setiap suku bangsa memiliki ciri
khas dan karakteristik sendiri pada aspek sosial dan budaya. Menurut
penelitian badan statistik auat BPS, yang di lakukan tahun 2010, di
Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa.

Keberagaman yang ada pada masyarakat, bisa saja menjadi tantangan hal
itu disebabkan karena orang yang mempunyai perbedaan pendapat bisa
lepas kendali. Munculnya perasaan kedaerahan serta kesukuan yang
berlebihan dan dibarengi tindakan yang dapat merusak persatuan, hal
tersebut dapat mengancam keutuhan NKRI. Karean itu adanya usaha
untuk dapat mewujudkan kerukunan bisa dilakukan dengan menggunakan
dialog dan kerjasama dengan prinsip kesetaraan, kebersamaan,
toleransidan juga saling menghormati satu sama lain.

Keberagaman masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa hal, di


antaranya adalah sebagai berikut :
1. Kondisi negara kepulauan
2. Letak strategis wilayah Indonesia
3. Perbedaan kondisi alam
4. Penerimaan masyarakat terhadap perubahan
5. Keadaan transportasi dan kumunikasi

Dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika, keberagaman yang dimiliki bangsa


Indonesia harus dapat dimanfaatkan untuk Identitas bangsa di mata
internasional, sarana untuk memupuk sikap toleransi, mengembangkan
sikap nasionalisme, dan sebagai alat permersatu bangsa.

1) Identitas bangsa di mata internasional


Dengan kemajemukan budaya yang ada bisa menjadi identitas diri suatu
bangsa. Kita tahu bahwa bangsa australia adalah bangsa aborogin, hal itu
merupakan salah satu identitas negara australian di mata dunia. Kita tahu
bahwa alat musik gitar akustik adalah ciri musik latin dari Amerika selatan.
Itu pun bisa menjadi ciri khas suatu bangsa. Oleh sebab itu, manfaat
keberagaman budaya Indonesia ini membuat indonesia memiliki banyak
sekali artefak budaya yang bisa mengenalkan negara kita kepada dunia
internasional. Dengan keanekaragam budaya pula tentunya melahirkan
berbagai macam ide yang berguna bagi pembangunan bangsa dan
negara.

2) Memupuk sikap toleransi

Masih banyak lagi manfaat yang dapat kita rasakan dari keberagaman
budaya di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Dengan adanya
multikulturalisme (ragam budaya), diharapkan mempertebal sikap toleransi
dan rasa tolong menolong serta nasionalisme kita.

3) Menumbuhkan sikap nasionalisme

Perbedaan budaya yang ada dapat menciptakan rasa cinta tanah air,
karena keanekaragam budaya merupakan suatu kekayaan yang dimiliki
suatu bangsa. Tidak hanya hasil tambang, komoditi ekspor yang
mempengaruhi pendapatan negara. Faktor budaya juga menjadi daya tarik
dan kekayaan yang bisa dimiliki suatu bangsa. Budaya mengajarkan kita
akan nilai-nilai leluhur bangsa yang memiliki keunikan dan kegunaannya
masing-masing. Ketika kita memandang bahwa keanekaragaman budaya
merupakan suatu kekayaan, maka dengan sendirinya kita akan berusaha
menjaga kekayaan kita tersebut. Sehingga sikap memiliki dan menghargai
kekayaan bangsa dapat muncul di dalam diri kita.

3) Alat pemersatu bangsa


Dengan memiliki berbagai bahasa daerah, tidak menyebabkan bangsa
Indonesia terpecah belah tetapi justru menambah kekayaan
perbendaharaan bahasa. Karena keunikan ini merupakan kekayaan yang
mana tidak ada negara lain yang memiliki keanekaragaman budaya
layaknya Indonesia. Bhineka Tunggal Ika merupakan simbol pemersatu
bangsa dan sangat menarik di mata bagsa bangsa dunia.

Prinsip Persatuan dalam Keberagaman Suku, Agama, Ras dan


Antargolongan
Prinsip-prinsip persatuan dan kesatuan dari keberagaman di Indonesia
adalah sebagai berikut:

1) Prinsip Bhineka Tunggal Ika


Prinsip ini mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa Indonesia
merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai suku, bahasa, agama dan
adat kebiasaan yang majemuk. Hal ini mewajibkan kita bersatu sebagai
bangsa Indonesia.

2) Prinsip Nasionalisme Indonesia


Kita mencintai bangsa kita, tidak berarti bahwa kita mengagung-agungkan
bangsa kita sendiri. Nasionalisme Indonesia tidak berarti bahwa kita
merasa lebih unggul daripada bangsa lain. Kita tidak ingin memaksakan
kehendak kita kepada bangsa lain, sebab pandangan semacam ini hanya
mencelakakan kita. Selain tidak realistis, sikap seperti itu juga
bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan
yang adil dan beradab.

3) Prinsip Kebebasan yang Bertanggungjawab


Manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Ia
memiliki kebebasan dan tanggung jawab tertentu terhadap dirinya,
terhadap sesamanya dan dalam hubungannya dengan Tuhan Yang maha
Esa.

4) Prinsip Wawasan Nusantara


Dengan wawasan itu, kedudukan manusia Indonesia ditempatkan dalam
kerangka kesatuan politik, sosial, budaya, ekonomi, serta pertahanan
keamanan. Dengan wawasan itu manusia Indonesia merasa satu, senasib
sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu tekad
dalam mencapai cita-cita pembangunan nasional.

5) Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-cita Reformasi


Dengan semangat persatuan Indonesia kita harus dapat mengisi
kemerdekaan serta melanjutkan pembangunan menuju masyarakat yang
adil dan makmur.

D. Permasalahan yang Muncul dalam Keberagaman Suku, Agama,


Ras dan Antargolongan
Adanya permasalahan merupakan salah satu esensi dari kehidupan dan
perkembangan manusia yang mempunyai karakteristik yang beragam.
Manusia memiliki perbedaan jenis kelamin, strata sosial dan ekonomi,
system hukum, bangsa, suku, agama, kepercayan, aliran politik, serta
budaya dan tujuan hidupnya. Dalam sejarah umat manusia, perbedaan
inilah yang selalu menimbulkan permasalahan. Selama masih ada
perbedaan tersebut, permasalahan tidak dapat dihindari dan selalu terjadi.
Permasalahan selalu terjadi di dunia dalam system sosial yang bernama
negara, bangsa, organisasi, perusahaan dan bahkan dalam system sosial
terkecil yang bernama keluarga dan pertemanan. Permasalahan terjadi di
masa lalu, sekarang dan pasti akan terjadi di masa yang akan datang.

Beberapa contoh permasalahan yang muncul dalam keberagaman suku,


agama, ras dan antargolongan, antara lain:
1. Adanya tindakan kekerasan yang dilakukan sekelompok Ras atau Agama
tertentu kepada Ras atau agama yang lain.
2. Adanya penindasan dari kelompok yang kaya kepada kelompok masyarakat
yang miskin.
3. Adanya sikap yang merasa dirinya paling baik dan paling benar dari pada
orang lain.
4. Adanya sikap yang merendahkan orang lain, agama lain atau ras yang
berbeda.
5. Adanya sikap tidak mau bergaul dan berteman dengan orang lain yang
berbeda ras, agama dan golongan.

Salah satu upaya mengatasi permasalahan yang muncul dalam


keberagaman suku, agama, ras dan antargolongan adalah dengan
menumbuhkan rasa memiliki, rela berkorban dan cinta tanah air, serta
memahami dan menghayati berbagai lambang kedaulatan dan tanda
kehormatan bangsa sebagai simbol persatuan Indonesia. Perlu kamu
ketahui bahwa negara kita memiliki lambang-lambang kedaulatan dan
tanda kehormatan sebagai bangsa Indonesia.

Adapun lambang-lambang kedaulatan dan tanda kehormatan sebagai


bangsa Indonesia antara lain:
a. Bendera Kebangsaan Indonesia Sang Dwi Warna Merah Putih
Bendera kebangsaan merupakan penjelmaan dan cita-cita tinggi yang
tekandung dalam jiwa bangsa Indonesia. Pasal 35 UUD 1945 berbunyi,
“Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih”. Sang Saka Merah
Putih merupakan lambang kedaulatan dan kehormatan bangsa dan negara
Indonesia. Sang Merah Putih yang dikibarkan pada hari Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 disebut bendera
pusaka dan selanjutnya dikibarkan setiap hari kemerdekaan tanggal 17
Agustus. Bendera Pusaka dijahit oleh Ibu Fatmawati (ibu negara).

b. Garuda Pancasila sebagai Lambang Negara Republik Indonesia


Lambang negara kita adalah burung garuda. Burung tersebut
melambangkan kekuasaan dan kekuatan, setiap sayapnya terdiri atas 17
helai, ekornya terdiri dari 8 helai, bulu sisik di bawah perisai berjumlah 19
helai, dan di atas perisai 45 helai. Hal ini melambangkan hari Proklamasi
Kemerdekaan Negara Indonesia 17, bulan 8, dan tahun 1945. Perisai atau
tameng dikalungkan, di tengahnya terdapat garis yang melambangkan
garis Khatulistiwa serta lima ruangan yang memuat simbol-simbol dasar
negara Pancasila, antara lain sebagai berikut:
1) Nur (cahaya) berbentuk bintang bersudut lima melambangkan sila
Ketuhanan Yang Maha Esa.
2) Rantai bermata bulat dan persegi melambangkan sila Kemanusiaan
Yang Adil dan Beradab.
3) Pohon beringin melambangkan sila Persatuan Indonesia.
4) Kepala banteng melambangkan sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
5) Kipas dan padi melambangkan sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia.
Garuda Pancasila mencengkeram pita yang bertuliskan Bhinneka Tunggal
Ika yang mengandung arti berbeda-beda tetapi satu jua. Bangsa Indonesia
yang beragam merupakan satu bangsa, satu negara dan satu bahasa,
yakni Indonesia.

c. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya


Lagu Indonesia Raya merupakan gubahan Wage Rudolf Supratman. Lagu
ini diperdengarkan untuk pertama kali pada Kongres Pemuda II 28 Oktober
1928 yang menghasilkan Sumpah Pemuda di Jakarta. Setelah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, lagu Indonesia Raya dinyatakan
sebagai lagu kebangsaan Indonesia. Pada masa perjuangan,
lagu Indonesia Raya dapat mengobarkan semangat perjuangan melawan
penjajah. Sekarang, lagu tersebut dikumandangkan untuk memupuk
persatuan dan kesatuan dalam mengisi kemerdekaan dengan
pembangunan nasional di segala bidang.
Lagu kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan pada waktu-waktu tertentu,
misalnya ketika mengormati kepala negara dan wakil kepala negara, waktu
mengiringi pengibaran dan penurunan Bendera Kebangsaan Sang Merah
Putih, upacara-upacara kenegaraan, dan upacara yang bersifat nasional.

d. Kekayaan Alam dan Budaya


Kekayaan dan keadaan alam di Indonesia sukar dicari bandingannya.
Itulah yang menjadi salah satu pendorong yang menarik perhatian bangsa-
bangsa asing. Bumi Indonesia banyak mengandung bahan tambang,
seperti minyak bumi, gas, dan logam. Kesuburan tanahnya ditunjang oleh
dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Laut-laut yang luas di
Indonesia mengandung kekayaan laut, seperti ikan, minyak bumi dan gas.
Selain itu, hasil rempah-rempahnya terkenal di seluruh dunia. Kekayaan
alam yang demikian itu, menunggu pengolahan yang baik dan
mendatangkan kemakmuran bagi bangsa Indonesia.

Bangsa Indonesia adalah bangsa besar dan bangsa yang memiliki


kejayaan. Kebesaran dan kejayaan bangsa Indonesia ada sejak zaman
nenek moyang kita karena nenek moyang kita telah mampu
mengembangkan kebudayaan, misalnya dengan bercocok tanam (bertani),
membatik, serta mengembangkan karya-karya budaya lainnya. Karya
budaya dan peradaban yang mengagumkan dunia, antara lain Candi
Borobudur, Mendut, dan Prambanan yang dibangun pada masa kerajaan
Hindu di Indonesia. Sekarang peninggalan-peninggalan budaya itu banyak
menarik perhatian dunia luar, khususnya di bidang kepariwisataan.

Dengan memiliki modal dasar tersebut, saat ini kita sedang giat-giatnya
membangun untuk menjadi bangsa dan negara yang mandiri. Berbagai
sektor pembangunan diarahkan pada kemampuan putra-putri bangsa
sendiri. Para tenaga asing secara terus menerus dikurangi dan tidak
menjadi andalan bangsa kita. Berikut yang merupakan bukti bahwa kita
menjadi tuan rumah di negara sendiri, yaitu :
1) Semakin banyaknya produk dalam negeri yang dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan kita sendiri bahkan negara lain seperti semen, industri tekstil,
timah, dan logam.
2) Bidang iptek telah mampu memproduksi pesawat terbang, kapal laut, mobil,
dan telekomunikasi.
3) Bidang makanan, kita telah mampu mengolah makanan berkualitas yang
digunakan untuk kepentingan kita dan bangsa lain.

E. Upaya Pencegahan Konflik yang Bersifat SARA


Isu-isu SARA yang belakangan ini sangat marak terjadi dan bahkan bisa
menggoyahkan persatuan dan kesatuan Bangsa, maka dari itu kita harus
menyikapi nya secara bijak agar tidak terjadi perpecahan dalam kesatuan
dan persatuan Bangsa serta tidak akan merugikan orang lain.

Upaya pencegahan konflik yang bersifat SARA bukanlah hal yang mudah.
Banyak tantangan dan masalah yang harus dihadapi bersama. Salah satu
upaya pencegahan konflik yang bersifat SARA adalah dengan menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa. Tugas ini merupakan kewajiban seluruh
rakyat Indonesia karena negara ini tidak hanya terdiri atas satu golongan
suku, ras, dan agama, tetapi banyak sekali golongan yang ada di tanah air
kita tercinta. Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika mari kita perkokoh
persatuan dan kesatuan banggsa.

Sebagai siswa, kalian memiliki tanggung jawab yang besar dalam


mencegah konflik yang bersifat SARA. Posisi kalian sebagai generasi
penerus menuntut perilaku yang mampu mendukung persatuan dan
kesatuan. Kalian harus mampu menunjukkan peran yang positif sebagai
pelajar yang memiliki tanggung jawab moral untuk kejayaan bangsa pada
masa depan. Bukan zamannya lagi siswa saling mengejak dan melakukan
tindakan-tindakan yang tidak terpuji apalagi melakukan tawuran. Kalian
harus bersungguh-sungguh memanfaatkan kesempatan untuk menempa
diri. Kalian adalah harapan akan masa depan Indonesia yang adil dan
makmur dalam bingkai persatuan dan kesatuan bangsa dan negara
Indonesia.

Beberapa contoh sikap untuk mencegah dan mengatasi konflik SARA :


1. Menanamkan sikap cinta kasih. Dengan memiliki sikap mengasihi,
manusia memutuskan segala tindakannya sesuai yang benar.
2. Penanaman kembali persatuan Indonesia dalam “Bhineka Tunggal Ika”.
Manusia Indonesia perlu disadarkan kembali bahwa selama kita masih
menjadi warga Indonesia, kita adalah satu jiwa dan raga yang harus
emmperjuangkan kesejahteraan bersama.
3. Penegasan hukum yang berlaku. Hukum seharusnya mengatur rakyat untuk
bertindak sesuai aturan yang baik. Jangan sampai hukum justru diatur oleh
rakyat yang menyalahgunakan kekuasaan untuk membeli hukum.
Pemerataan hukum juga penting untuk menciptakan keadilan bagi seluruh
rakyat Indonesia. Hukum bagi petinggi negara harus sama dengan hukum
bagi rakyat biasa.
4. Pemerintah yang cepat tanggap dalam setiap permasalahan yang ada di
masyarakat. Tindakan pencegahan maupun penanganan masalah harus
dilakukan dengan cepat supaya tidak menimbulkan kerugian yang banyak
bagi masyarakat. Selain itu pemerintah juga harus melakukan upaya
penyelesaian masalah yang menjadi dasar konflik terjadi.

Anda mungkin juga menyukai