OLEH :
WIWIT SRI WULANDARI
NO.ABSEN 19
KELAS : X/OTKP
2. Kebhinekaan Ras
Letak Indonesia sangat strategis sehingga Indonesia menjadi tempat
persilangan jalur perdagangan. Banyaknya kaum pendatang ke Indonesia
mengakibatkan terjadinya akulturasi baik pada ras, agama, kesenian maupun
budaya. Kebhinekaan tidak mengurangi persatuan dan kesatuan karena tiap ras
saling menghormati dan tidak mengangap rasnya paling ungul.
4. Kebihinekaan Agama
Masuknya kaum pendatang baik berniat untuk berdagang maupun menjajah
membawa misi penyebaran agama yang mengakibatkan kebihinekaan agama di
Indonesia. Ada agama islam, Kristen, katilik, protestan, hindu, budha dan konghucu
serta aliran kepercayaan. Kebihinekaan agama sangat rentan akan kinflik, tetapi
dengan semangat persatuan dan semboyan bihineka tunggal ika konflik tersebut dapat
dikurangi dengan cara saling toleransi antar umat. Setiap agama menghargai
perbedaan sehingga dapat hidup rukun saling berdampingan dan tolong menolongdi
masyarakat.
5. Kebhinekaan Budaya
Budaya adalah keseluruhan system gagasan tindakan dan hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan masayarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara
belajar. Budaya memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga prilaku sumber daya
manusia kearah yang lebih baik. Masuknya kaum pendatang juga mengakibatkan
kebhinekaan budhaya di Indonesia, sehingga budaya tradisional berubah menjadi
budaya yang modern tanpa menghilangkan budaya asli Indonesia sendiri seperti
budaya sopan santun, kekeluargaan dan gotong royong. Budaya tradisional dan
modern hidup berdampingan di masyarakat tanpa saling merendahkan satu sama lain.
Agama-agama tersebut disebarkan oleh bangsa lain dan pegagang asing yang datang
ke wilayah Indonesia. Keberagaman agama di tengah-tengah masyarakat menunjukkan
bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang relijius.
Semua agama meyakini akan keberadaan dan kekuasaan Tuhan. Akan tetapi sistem
keyakinan dab ibadah antara satu agama dengan agama yang lain berbeda .
Menganut agama merupakan hak asasi manusia dan dijamin oleh UUD 1945 pasal 28E
ayat 1 yang berbunyi: Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut
agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya
serta berhak kembali.
Maka dari itu, perlu dikembangkan toleransi umat beragama yang meliputi:
1. Toleransi antarumat beragama yang berbeda (toleransi eksternal)
2. Toleransi antarumat beragama yang sama (toleransi internal)
Keberagaman ras Dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang
Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis, menyebutkan bahwa ras adalah golongan
bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik dan garis keturunan.
Setiap manusia memiliki perbedaan ciri-ciri fisik seperti warna kulit, warna dan bentuk
rambut, bentuk muka, ukuran badan, bentuk badan, bentuk dan warna mata serta ciri
fisik yang lainnya.
Secara umum, ras manusia dapat dikelompokkan menjadi lima macam yaitu :
. Keberagaman Golongan
Golongan adalah sebagai kelompok masyarakat dengan ciri-ciri dan aktivitas
tertentu. Beberapa faktor yang digunakan untuk menggolongkan keberagaman adalah
sebagai berikut:
1.Pengertian Demonstrasi
Demonstrasi merupakan salah satu kegiatan menyampaikan aspirasi atau menentang
kebijakan suatu pihak, baik itu organisasi atau pemerintah, dimana kegiatan tersebut
merupakan upaya penekanan secara politik yang dilakukan oleh pihak tertentu yang
memiliki kepentingan.
Kebebasan dalam menyampaikan pendapat ini juga merupakan implementasi dari
demokrasi Pancasila yang dianut oleh negara Indonesia. Selain itu, gerakan
menyampaikan pendapat atau demonstrasi ini juga diatur di dalam undang-undang
negara.
Pengertian Demonstrasi Menurut Para Ahli
1. KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Demonstrasi yakni
Pernyataan protes yang dikemukakan secara massal; unjuk rasa
Peragaan atau pertunjukan tentang cara melakukan atau mengerjakan sesuatu
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak
setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi
mengizinkan warga negara berpartisipasi—baik secara langsung atau melalui
perwakilan—dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.
Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya politik secara bebas dan
yang memungkinkan adanya praktik kebebasan setara. Demokrasi juga merupakan
seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan beserta praktik dan prosedurnya.
Demokrasi mengandung makna penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia
Kata ini berasal dari bahasa Yunani δημοκρατία (dēmokratía) "kekuasaan rakyat",[2]
yang terbentuk dari δῆμος (dêmos) "rakyat" dan κράτος (kratos) "kekuatan" atau
"kekuasaan" pada abad ke-5 SM untuk menyebut sistem politik negara-kota Yunani,
salah satunya Athena; kata ini merupakan antonim dari ἀριστοκρατία (aristocratie)
"kekuasaan elit". Secara teoretis, kedua definisi tersebut saling bertentangan, namun
kenyataannya sudah tidak jelas lagi.[3] Sistem politik Athena Klasik, misalnya,
memberikan kewarganegaraan demokratis kepada pria elit yang bebas dan tidak
menyertakan budak dan wanita dalam partisipasi politik.