NAMA: ANASSIBA
Kelas : x otkp
NO.Absn: 02
A.KEANERAGAMAAN DI INDONESIA
Indonesia Negeri yang sangat Indah. Bagaimana tidak sekitar 1340 Suku dan 300 Etnik
berada di dalam Jamrud Berbicara tentang Khatulistiwa. Dari mulai Suku Gayo di Aceh
hingga Suku Dani di Papua. Keramah tamahan seluruh Suku Meleburkan diri menjadi Satu,
Indonesia
Puluhan Ribu jenis Flora dan Fauna yang tersebar di 17.508 Pulau dengan garis pantai
terpanjang di dunia, Puluhan Taman Nasional, Ratusan Gunung Berapi membuat Indonesia
menjadi syurga dunia. Wisatawan dometik maupun mancanegara juga sudah
membuktikannya, seperti di Pulau Bali yang setiap harinya didatangi jutaan wisatawan baik
domestik maupun mancanegara. Keindahan Indonesia itulah yang tidak dimiliki oleh
Ratusan Negara lain di dunia.
Keanekaragaman Indonesia tidak hanya Suku dan Alamnya saja, Budaya di Indonesia juga
Sangatlah Menpesona. Tarian tradisional, Rumah Adat, Pakaian Adat, Hingga Upacara Adat
menjadi Bagiannya. Setiap daerah di Indonesia dapat dipastikan memiliki Tarian tradisional
mulai dari Tari Remo di Jawa Timur, Tari Jaipong di Jawa Barat hingga Tari Selamat datang
di Papua.
Kelezatan kuliner di Indonesia tidak kalah dengan Negara lain. Dengan ciri khas
menggunakan rempah – rempah yang legendaris menjadikan masakan Indonesia berada di
Level tertinggi. Menurut CNN Rendang menjadi menjadi raja kuiner di dunia dan Nasi
goreng betengger di posisi kedua. Kuliner di setiap daerah juga memiliki ciri khas seperti
masakan Padang yang identik dengan rasa pedas dan masih banyak daerah lain yang
memiliki kuliner khas lainnya.
Keanekaragaman Indonesia tidak hanya dari Suku, Alam, Budaya serta Kuliner saja. Bahasa
menjadi bagian dari Keanekaragaman di Indonesia. Ribuan bahasa tersebar di setiap sudut
Bumi Pertiwi dan bahasa menjadi bagian penting bagi masyarakat Indonesia.
Secara administratif, Indonesia terdiri dari 34 provinsi yang terbagi menjadi kabupaten dan
kota. Setiap wilayah memiliki ciri-ciri tersendiri yang berpengaruh langsung terhadap kondisi
lingkungan termasuk flora dan fauna. Kondisi letak daerah dan geografis secara tidak langsung
juga membentuk keberagaman warga negara atau penduduk yang mendiaminya dengan
berbagai aspek kehidupannya.
Keberagaman wilayah dan lingkungan Indonesia ini memiliki keindahan yang luar biasa
sehingga banyak lokasi wilayah di Indonesia yang menjadi obyek wisata.
. Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa adalah sekelompok manusia yang memiliki kesatuan
budaya dan terikat oleh kesadaran dan identitas tersebut. Kesadaran dan identitas biasanya
dikuatkan oleh kesatuan bahasa. Ciri-ciri mendasar yang membedakan suku bangsa satu
dengan yang lain yakni bahasa daerah, adat istiadat, sistem kekerabatan, kesenian daerah dan
tempat asal.
Identitas atau ciri khas suku bangsa atau kelompok etnik dapat dilihat dari beberapa aspek
yaitu:
1.Tipe fisik seperti bentuk fisik, warna kulit, rambut dan sebagainya.
2. Bahasa seperti bahasa Jawa, Sunda, Batak dan
sebagainya. 3. Adat istiadat seperti pakaian, rumah,
upacara perkawinan dan sebagainya. 4.Keseninan seperti tari, alat
musik, seni rupa dan sebagainya. 5. Sistem
kekerabatan seperti patrilineal atau matrilineal.
6. Batas fisik lingkungan misalnya Badui Dalam dan Badui Luar.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), di Indonesia terdapat sekitar 1.128 suku bangsa yang
masing-masing memiliki karakteristik tersendiri. Sehingga membuat Indonesia memiliki
perbedaan kemudian membentuk keberagaman di Indonesia
Sedangkan budaya adalah segala hasil karya manusia baik yang bersifat fisik maupun nonfisik.
Keberagaman budaya di Indonesia dipengaruhi berbagai faktor antara lain:
Agama adalah sistem keyakinan kepada Tuhan. Kebebasan beragama dijamin oleh UUD
1945. Agama yang diakui secara sah di Indonesia adalah:
1.Islam
2. Kristen
3.Katolik
4. Hindu
5.Buddha
6. Konghucu
Agama-agama tersebut disebarkan oleh bangsa lain dan pegagang asing yang datang ke
wilayah Indonesia. Keberagaman agama di tengah-tengah masyarakat menunjukkan bahwa
bangsa Indonesia adalah bangsa yang relijius.
Semua agama meyakini akan keberadaan dan kekuasaan Tuhan. Akan tetapi sistem keyakinan
dab ibadah antara satu agama dengan agama yang lain berbeda.
Menganut agama merupakan hak asasi manusia dan dijamin oleh UUD 1945 pasal 28E ayat 1
yang berbunyi:
Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan
dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di
wilayah negara dan meninggalkannya serta berhak kembali.
Maka dari itu, perlu dikembangkan toleransi umat beragama yang meliputi:
.Keberagaman ras
Dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan
Etnis, menyebutkan bahwa ras adalah golongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik dan garis
keturunan. Setiap manusia memiliki perbedaan ciri-ciri fisik seperti warna kulit, warna dan
bentuk rambut, bentuk muka, ukuran badan, bentuk badan, bentuk dan warna mata serta ciri
fisik yang lainnya.
Secara umum, ras manusia dapat dikelompokkan menjadi lima macam yaitu :
1.Pengertian Demonstrasi
Demonstrasi merupakan salah satu kegiatan menyampaikan aspirasi atau menentang
kebijakan suatu pihak, baik itu organisasi atau pemerintah, dimana kegiatan tersebut
merupakan upaya penekanan secara politik yang dilakukan oleh pihak tertentu yang
memiliki kepentingan.
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak
setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi
mengizinkan warga negara berpartisipasi—baik secara langsung atau melalui
perwakilan—dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.
Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya politik secara bebas dan
yang memungkinkan adanya praktik kebebasan setara. Demokrasi juga merupakan
seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan beserta praktik dan prosedurnya.
Demokrasi mengandung makna penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia
Kata ini berasal dari bahasa Yunani δημοκρατία (dēmokratía) "kekuasaan rakyat",[2]
yang terbentuk dari δῆμος (dêmos) "rakyat" dan κράτος (kratos) "kekuatan" atau
"kekuasaan" pada abad ke-5 SM untuk menyebut sistem politik negara-kota Yunani,
salah satunya Athena; kata ini merupakan antonim dari ἀριστοκρατία (aristocratie)
"kekuasaan elit". Secara teoretis, kedua definisi tersebut saling bertentangan, namun
kenyataannya sudah tidak jelas lagi.[3] Sistem politik Athena Klasik, misalnya,
memberikan kewarganegaraan demokratis kepada pria elit yang bebas dan tidak
menyertakan budak dan wanita dalam partisipasi politik.
Kata demokrasi (democracy) sendiri sudah ada sejak abad ke-16 dan berasal dari
bahasa Prancis Pertengahan dan Latin Pertengahan lama. Konsep demokrasi lahir dari
Yunani kuno yang dipraktikkan dalam hidup bernegara antara abad ke IV SM sampai
dengan abad ke VI SM. Demokrasi yang dipraktikkan pada waktu itu adalah demokrasi
langsung (direct democracy), artinya hak rakyat untuk membuat keputusan-keputusan
politik dijalankan secara langsung oleh seluruh rakyat atau warga negara.
Suatu pemerintahan demokratis berbeda dengan bentuk pemerintahan yang
kekuasaannya dipegang satu orang, seperti monarki, atau sekelompok kecil, seperti
oligarki. Apapun itu, perbedaan-perbedaan yang berasal dari filosofi Yunani ini
sekarang tampak ambigu karena beberapa pemerintahan kontemporer mencampur
aduk elemen-elemen demokrasi, oligarki, dan monarki.
Ada beberapa jenis demokrasi, tetapi hanya ada dua bentuk dasar. Keduanya
menjelaskan cara seluruh rakyat menjalankan keinginannya. Bentuk demokrasi yang
pertama adalah demokrasi langsung, yaitu semua warga negara berpartisipasi
langsung dan aktif dalam pengambilan keputusan pemerintahan.