Anda di halaman 1dari 24

TUGAS KLIPING

KEBERAGAMAN SUKU BANGSA


INDONESIA

AFIQAH HESSA SALSABILA


KELAS III B

SD NEGERI CITAPEN
KOTA TASIKMALAYA

1
PENDAHULUAN

Pengertian Keberagaman Suku

Suku bangsa adalah bagian dari suatu bangsa. Suku bangsa mempunyai ciri-ciri mendasar
tertentu. Ciri-ciri itu biasanya berkaitan dengan asal-usul dan kebudayaan. Ada beberapa ciri
yang dapat digunakan untuk mengenal suatu suku bangsa, yaitu: ciri fisik, bahasa, adat istiadat,
dan kesenian yang sama. Contoh ciri fisik, antara lain warna kulit, rambut, wajah, dan bentuk
badan. Ciri-ciri inilah yang membedakan satu suku bangsa dengan suku bangsa lainnya. Suku
bangsa merupakan kumpulan kerabat (keluarga) luas.

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki beragam suku bangsa. Seperti dikutip dari
situs Indonesia.go.id, menurut sensus penduduk Badan Pusat Statistik pada 2010, ada lebih dari
300 kelompok suku bangsa di Indonesia, yang jika dirinci terdapat sekitar 1.340 suku bangsa di
Indonesia. eberapa nama suku bangsa di Indonesia seperti, suku Jawa, Sunda, Batak, Betawi,
Madura, Bugis, Melayu dan lainnya. Lantas, apa yang menjadi penyebab keberagaman suku
bangsa dan budaya di Indonesia. Berbagai sumber menyebutkan, bahwa ada beberapa faktor
yang jadi penyebab keberagaman suku bangsa dan budaya di Indonesia.

Apa itu Suku Bangsa

Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebut bahwa suku bangsa adalah kesatuan sosial yang
dapat dibedakan dari kesatuan sosial lain, berdasarkan kesadaran akan identitas perbedaan
kebudayaan, khususnya bahasa. Menurut Koentjaraningrat suku bangsa adalah suatu golongan
manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas dalam kesatuan kebudayaan. Kesadaran
identitas ini juga dikuatkan biasanya dikuatkan oleh kesatuan bahasa

Nama Suku Bangsa di Indonesia

Berdasarkan sensus penduduk Badan Pusat Statistik 2010 menyatakan ada sekitar 1.340
suku bangsa di Indonesia. Meski terdapat ribuan suku bangsa, tapi Indonesia bukanlah negara
dengan jumlah suku bangsa terbanyak di dunia, melainkan Papua Nugini

Apa saja nama suku bangsa di Indonesia:

1 Suku asal Aceh


(Aceh/Achin/Akhir/Asji/A-Tse/Ureung Aceh, Alas, Aneuk Jamee, Gayo, Gayo Lut,
Gayo Luwes, Gayo Serbe Jadi, Kluet, Sigulai, Simeulue, Singkil, Tamiang)

2
Meski dari masing-masing suku di atas terdapat adat dan bahasa yang berbeda-
beda, namun tetap berdampingan dengan baik. Hal itu membuktikan kekayaan dan
keanekaragaman Indonesia merupakan kekuatan persatuan.

Suku Aceh adalah nama sebuah suku yang mendiami wilayah pesisir dan
beberapa pedalaman Aceh. Orang Aceh mayoritas beragama Islam. Bahasa yang
dituturkan adalah bahasa Aceh yang adalah anggota dari bahasa Melayu-Polinesia Barat,
cabang dari keluarga bahasa Austronesia dan berkerabat dengan bahasa Cham di
Vietnam dan Kamboja. Selain di wilayah provinsi Aceh sendiri, populasi suku Aceh juga
terdapat di Kedah, Malaysia

Suku Aceh dikenal dengan kejayaan kerajaan Islam Aceh sampai perjuangan atas
penaklukan kolonial Hindia Belanda.

Tarian tradisional Aceh

2 Suku Batak
(Batak Angkola, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Pakpak Dairi, Batak
Simalungun, Batak Tapanuli, Batak Toba, Dairi)
Batak merupakan suku yang tinggal di sekitar Danau Toba, Sumatera Utara. Suku
ini tersebar hampir di seluruh wilayah provinsi Sumatera Utara.
Nenek moyang Suku Batak merupakan kelompok Proto Melayu atau Melayu Tua.
Kelompok ini berasal dari Asia Selatan dan bermigrasi ke Nusantara melalui Pulau

3
Sumatera. Dari semenanjung Malaya, mereka menyeberang ke Pulau Sumatera dan
akhirnya menetap di sekitar Danau Toba, Sumatera Utara.
Suku Batak memiliki sebelas subsuku yang tercatat. Subsuku tersebut meliputi,
Batak Karo, Batak Toba, Batak Papa, Batak Simalungun, Batak Angkola, Batak
Mandailing, Batak Dairi, Batak Nias, Batak Alas, Batak Gayo, dan Batak Kluet. "Dari
subsuku bangsa tersebut ,ada lima subsuku bangsa yang menjadi subetnis utama Batak,
yaitu Toba, Pakpak, Simalungun, Karo, dan Mandailing," terang Giyanto. Subsuku
lainnya diketahui memisahkan diri dan membentuk identitas baru menjadi suku
berbeda. Suku Batak hidup secara berkelompok dalam satu kampung yang disebut huta
atau kuta dalam bahasa Karo. Setiap huta biasanya didiami beberapa keluarga yang
masih memiliki ikatan kekerabatan.

Suku Batak di Pulau Samosir, Danau Toba, Sumatera Utara

3 Suku Nias
Nias merupakan sebutan untuk pulau, kepulauan, sekaligus kelompok etnik yang
mendiaminya. Pulau Nias berada di sebelah barat Pulau Sumatera, yang secara
administratif merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Utara. Penduduk asli Nias atau
yang disebut Suku Nias merupakan salah satu suku di Indonesia yang memiliki
keragaman budaya. Dalam bahasa aslinya, orang Nias menamakan diri mereka "Ono

4
Niha" (Ono = anak/keturunan; Niha = manusia) dan pulau Nias sbg "Tanö Niha" (Tanö =
tanah).
Suku Nias merupakan penduduk yang hidup dalam anggota yang terkait hukum
budaya dan kebudayaan yang sedang tinggi. Hukum hukum budaya Nias secara umum
dikata fondrakö yang mengatur segala bidang kehidupan mulai dari lahir sampai
kematian. Penduduk Nias kuno hidup dalam tipu daya budi megalitik dibuktikan oleh
peninggalan sejarah berupa ukiran pada batu-batu akbar yang sedang ditemukan di
wilayah pedalaman pulau ini sampai sekarang. Kasta : Suku Nias mengenal sistem
kasta(12 tingkatan Kasta). Dimana tingkatan kasta yang tertinggi merupakan "Balugu".
Untuk mencapai tingkatan ini seseorang mesti mampu melakukan pesta akbar dengan
mengundang ribuan orang dan menyembelih ribuan ekor ternak babi selama berhari-
hari.
Budaya suku Nias yang terkenal ialah Lompat batu atau Fahombo, tradisi yang
sangat populer pada masyarakat Nias di Kabupaten Nias Selatan. Tradisi ini telah
dilakukan sejak lama dan diwariskan turun temurun oleh masyarakat di Desa Bawo
Mataluo “Bukit Matahari”. Tradisi lompat batu sudah dilakukan sejak jaman para
leluhur, dimana pada jaman dahulu mereka sering berperang antar suku sehingga
mereka melatih diri supaya kuat dan mampu menembus benteng lawan yang konon
cukup tinggi untuk dilompati.

Lompat Batu Nias

5
4 Suku Melayu
(Melayu Asahan, Melayu Deli, Melayu Riau, Langkat/ Melayu Langkat, Melayu
Banyu Asin, Asahan, Melayu, Melayu Lahat, Melayu semendo)
Suku Melayu tentu bukan lagi nama suku yang asing di telinga masyarakat
Indonesia dikarenakan suku ini termasuk dalam suku terbesar yang ada di Indonesia.
Bahkan, suku Melayu pun tidak hanya tersebar di Indonesia, tetapi juga di negara lain
seperti Malaysia dan Singapura.
Permulaan penggunaan nama Melayu diduga berasal dari Kerajaan Malayu,
kerajaan yang pernah ada di kawasan Sungai Batang Hari, Jambi. Kerajaan Malayu
tersebut dalam perkembangannya takluk kepada kekuasaan Kerajaan Sriwijaya dan
membuatnya berada dikuasa Kerajaan Sriwijaya tersebut. Dari peristiwa tersebut, istilah
Melayu mulai dikenal luas oleh masyarakat bahkan tidak hanya di kawasan Sumatra
saja. Melainkan sudah meluas ke kawasan Jawa dan Kalimantan.
Masyarakat suku Melayu termasuk dalam suku yang mempunyai ciri khas yang
cukup kentara bila disandingkan dengan suku-suku yang lain. Karakteristik paling
menonjol ada pada dialek bahasanya yang begitu khas. Selain itu, masyarakat Melayu
juga terkenal sebagai masyarakat yang kebanyakan beragama Islam serta menjunjung
tinggi adab dan sopan santun.
Akibat adanya pengaruh agama Islam yang kuat di kalangan masyarakat Melayu,
hal tersebut membuat banyak kata serapan yang diambil dari bahasa Arab. Tentunya,
karakteristik ini semakin menunjukkan jika masyarakat Melayu memang mempunyai
keunikan yang berbeda dari suku lainnya

Tarian tradisional melayu

6
5 Suku Minangkabau

Suku Minangkabau atau suku Minang asli berasal dari provinsi Sumatera Barat.
Cerita rakyatnya yang melegenda membuat suku Minang juga dikenal luas di Indonesia.

Berdasarkan hasil sensus penduduk dari Badan Pusat Statistik pada 2010, suku
Minagkabau berada di urutan ketujuh suku dengan populasi terbanyak di Indonesia.
Terdapat lebih dari enam juta suku Minang yang tersebar di berbagai daerah di Tanah
Air. Suku ini sebagian besar tinggal di tanah asalnya, yakni Sumatera Barat dengan
Padang sebagai ibu kota provinsi. Penduduk Sumatera Barat berjumlah 4,8 juta jiwa ini
didominasi masyarakat beretnis Minang, karena itu wajar saja jika Sumatra Barat
dikenal lewat suku Minangkabau.

Minangkabau sendiri merupakan salah satu desa yang berada di kawasan


Kecamatan Sungayang, Tanah Datar, Sumatera Barat. Desa tersebut awalnya
merupakan tanah lapang, namun karena isu yang berkembang bahwa Kerajaan
Pagaruyung akan di serang oleh kerajaan Majapahit dari Provinsi Jawa, maka terjadilah
peristiwa adu kerbau atas usul kedua belah pihak. Kerbau tersebut mewakili
peperangan kedua kerajaan. Karena kerbau Minang berhasil memenangkan perkelahian
maka muncul kata manang kabau yang selanjutnya dijadikan nama nagari atau desa
tersebut. Sebagai upaya mengenang peristiwa bersejarah tersebut, penduduk
Pagaruyung mendirikan sebuah rumah loteng (rangkiang) di mana atapnya mengikuti
bentuk tanduk kerbau.

Tari Piring berasal dari daerah Solok, Sumatra Barat dan berkembang dalam tradisi
Suku Minang

7
6 Suku asal Jambi
(Jambi, Kerinci, Anak Dalam/ Anak Rimbo, Batin, Kubu, Pindah)
Suku Jambi merupakan kelompok etnis yang asli berada dari provinsi Jambi. Suku
Jambi ini dapat di temukan di sekitar wilayah Kota Jambi, Kabupaten Muaro Jambi,
Kabupaten Tanjung, Kabupaten Batanghari dan Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tebo.
Saat menemukannya, kita akan mengetahui bahwa tempat mereka bermukim saling
berjauhan dengan rumah-rumah yang dibangun di sekitar pinggiran sungai besar
maupun sungai kecil.
Di Jambi sendiri terdapat empat suku asli Jambi. Berikut ini sejarah singkat dari
suku-suku Jambi tersebut yaitu:
a. Suku Bangsa Kubu
Suku Bangsa Kubu atau yang lebih dikenali dengan Suku Anak Dalam (SAD) ialah
suku bangsa yang diyakini paling pertama datang ke Jambi yaitu sekitar tahun 4500
sebelum masehi. Asal muasal suku Bangsa Kubu ini masih belum bisa dipastikan
karena adanya pendapat yang menyebutkan bahwa suku ini adalah masyarakat
Sriwijaya yang diserang oleh Kerajaan Chola India, Kerajaan Singasari dan juga
Majapahit.
b. Suku Bangsa Kerinci
Suku Bangsa Kerinci merupakan suku bangsa diurutan yang kedua datang ke Jambi.
Suku Bangsa Kerinci ini merupakan penduduk asal Hindia Belakang yang datang
melalui jalur Semenanjung Malaka lalu ke hulu untuk menyusuri Batanghari dan
mencari daerah subur yaitu daerah Kerinci. Proses perpindahaan ini terjadi sekitar
tahun 4000an sebelum masehi.
c. Suku Bathin
Suku Bathin ialah suku bangsa yang berusul dari pegunungan sebelah barat lebih
tepatnya menduduki daerah Kabupaten Sarolangun, Merangin, Bungo dan Tebo.
Perpindahan ini kemungkinan terjadi pada sekitar abad pertama masehi.
d. Suku Melayu
Suku Melayu datang ke Jambi sekitar tahun 3500 SM. Suku Melayu merupakan
penduduk asal Hindi Belakang. Pola kehidupan suku ini nyaris memiliki kemiripan
dengan Suku Bathin yang bisa bertahan hidup dengan memanfaatkan hasil dari
pertaniannya.

Suku Jambi memiliki ciri khas antara lain:


 Bahasa dengan dialek “O”

8
 Suku dengan akulturasu antara kebudayaan Islam dan Melayu Kuno Buddish
dimana pengaruhnya terlihat di upacara adat, pernikahan, sistem masyarakat
dan sebagainya.
 Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.

Suku Kerinci di Jambi

7 Suku asal Sumatera Selatan


(Palembang, Daya, Enim, Gumai, Kayu Agung, Kikim, Kisam, Komering,
Lematang, Lintang, Lom, Mapur, Sekak, Meranjat, Musi Banyuasin, Musi Sekayu, Sekayu,
Ogan, Orang Sampan, Pasemah, Pedamaran, Pegagan, Rambang, Ranau, Rawas, Saling,
Semendo, Teloko, Ulu) Suku asal Lampung (Lampung, Penghulu, Abung/ Bunga Mayang/
Sembilan Marga/ Siwo Megou, Belalau, Buay Lima, Krui, Megau Pak Tulang Bawang,
Melintang Rajabasa-Peminggir MR, Nagarigung, Peminggir Semangka/ Skala Brak/ Teluk,
Pepaduan, Pubian/ Pubian Telu Suku/ Pubiyan, Seibatin)
Sumatera Selatan dulunya terkenal dengan kerajaan besar yang disebut dengan
Kerajaan Sriwijaya. Adat istiadat yang dinaungi oleh kerajaan Sriwijaya ini mempunyai
banyak sekali macam ras, suku dan budayanya. Di Sumatera Selatan sendiri diketahui
ada 12 suku yang hingga kini masih bertahan keberadaannya

9
Tarian tradisional sumatera selatan

8 Suku asal Sumatera Lainnya


(Anak Laut/Laut, Akik/Akit, Bonai, Hutan, Kuala, Rawa, Sakai, Talang Mamak, Ulu
Muara Sipongi, Lubu, Pesisir, Siberut, Siladang, Mentawai, Belom, Gumbak
Cadek/Muslim Gunung Ko, Keme, Lambai/Lamuri, Lingga, Pagai, Sawang, Mantang,
Suban, Suku-suku lainnya di Sumatera, Bengkulu, Enggano, Kaur, Lembak,Muko-Muko,
Pekal, Rejang, Serawai, Bangka, Belitung, Ameng Sewang)

9 Suku Betawi

Suku Betawi pasti kita tahu bahwa suku tersebut meninggali kota Jakarta, selain
itu juga suku Betawi bermukim di daerah daerah sekitar Jakarta seperti Bekasi, Depok,
Bogor, Tanggerang yang banyak kita jumpai orang Betawi. Sejarah awal mula Betawi
yaitu saat pada zaman Belanda,agar tebentuknya indentitas kelompok masyarakat yang
homogen dengan itu nama Betawi pun muncul, dan merupakan pemberian dari pihak
Belanda. Usut punya usut, Betawi diambil dari nama Jakarta pada masa itu, yaitu
Batavia. Suku Betawi terbentuk pada abad ke-17, merupakan hasil dari campuran
beberapa suku bangsa seperti Bali, Sumatera, China, Arab, dan Portugis.

10
Anggota suku atau pendatang asing yang datang mulai berdiam di Jakarta untuk
waktu yang cukup lama. Etnis pendatang yang pertama kali mendiami kota ini adalah
orang Melayu, Jawa, Bali, Bugis, dan Sunda. Sedangkan, orang asing yang pertama kali
tinggal di kota ini adalah Portugis, Cina, Belanda, Arab, India, Inggris, dan Jerman.

Asal mula penyebutan Suku Betawi berasal dari kesalahan penyebutan kata
Batavia menjadi Betawi. Masyarakat Betawi secara geografis dibagi mejadi dua bagian,
yaitu Tengah dan Pinggiran. Masyarakat Betawi Tengah meliputi wilayah Tanjung Priok
atau meliputi radius 7 km dari Monas. Wilayah ini mayoritas dipengaruhi oleh budaya
Melayu dan agama Islam yang terlihat dalam kesenian Samrah, Zapin dan berbagai
macam Rebana.

Ondel ondel

10 Suku asal Banten (Banten, Badui/Baduy)

Asal usul suku Banten erat kaitannya dengan sejarah berdirinya Kesultanan Banten.
Suku Banten bersama Urang Kanekes (Baduy) pada dasarnya adalah sub-etnik dari Suku
Sunda yang mendiami bekas wilayah Kesultanan Banten (wilayah Karesidenan Banten
setelah Kesultanan Banten dihapuskan dan dianeksasi oleh pemerintah Hindia Belanda).
Hanya saja setelah dibentuknya Provinsi Banten, kemudian sebagian orang menerjemahkan
Bantenese sebagai kesatuan etnik dengan budaya dan bahasa tersendiri, Budaya dan
Bahasa Sunda Banten

11
n

Suku baduy

11 Suku Sunda
Suku Sunda adalah salah satu suku bangsa terbesar di Indonesia, yang mayoritas
mendiami wilayah Provinsi Banten dan Jawa Barat. Menurut data sensus penduduk
pada tahun 2010, populasi orang Sunda di Indonesia mencapai hampir 37 juta jiwa.
Dalam catatan Portugis, Suma Oriental, orang Sunda digambarkan memiliki sifat optimis,
ramah, sopan, riang, dan bersahaja. Kata Sunda berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu
sund atau sudsha, yang memiliki makna terang, bersinar, putih, atau berkilau. Dalam
bahasa Bali dan Jawa Kuno juga terdapat kata Sunda, yang artinya bersih, suci, murni,
tak bernoda, dan tak tercela. Orang Sunda dikenal memiliki karakter yang halus, optimis,
dan sopan dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.
Orang-orang Sunda berasal dari keturunan Austronesia yang diperkirakan berasal dari
Taiwan. Mereka kemudian bermigrasi melalui Filipina lalu mencapai Jawa pada sekitar
1500 SM hingga 1000 SM. Selain itu, ada yang berpendapat bahwa nenek moyang Suku
Sunda berasal dari daerah Sundalandia. Sundalandia merupakan orang yang mendiami
semenanjung cekung besar yang saat ini membentuk Laut Jawa, Selat Malaka, Selat
Sunda, dan kepulauan di sekitarnya.

12
Permainan alat musik angklung

12 Suku Jawa
(Jawa, Osing/Using, Tengger, Samin, Bawean/ Boyan, Naga, Nagaring)
Suku Jawa merupakan suku terbesar yang berada di Indonesia dengan jumlah
populasi sekitar 95.217.022 jiwa menurut Sensus Penduduk 2010.Suku ini terkenal akan
tatakrama, lemah lembut, dan sopan.
Masyarakatnya tidak hanya berada di Jawa saja, melainkan tersebar ke seluruh
pelosok Indonesia. Hal ini karena penduduk Pulau Jawa ikut program transmigrasi saat
pemerintahan Orde Baru.Kebesaran suku Jawa tak bisa dilepaskan dari sejarahnya yang
panjang. Hasil kebudayaan berupa peradaban suku Jawa menjadi salah satu yang paling
maju.
masyarakat Jawa adalah sebagai salah satu masyarakat yang hidup dan tumbuh
berkembang dari zaman dahulu sampai sekarang dan turun temurun menggunakan
bahasa Jawa dalam berbagai ragam dialeknya serta mendiami sebagian besar Pulau
Jawa. Sebagian besar masyarakat suku Jawa menggunakan bahasa Jawa dalam
berkomunikasi sehari-hari. Masyarakat Jawa dikenal memegang teguh filosofi hidup
seperti Narimo ing Pandum (menerima bagiannya masing-masing) dan memayu
hayuning bawana (mempercantik keindahan dunia).

13
Tari Tradisional suku jawa

13 Suku Madura

Suku Madura merupakan suku bangsa yang mendiami Pulau Madura, Jawa
Timur. Meski begitu, saat ini masyarakat suku Madura telah tersebar di berbagai daerah
Nusantara karena budaya merantaunya. Suku Madura termasuk ke dalam kategori Suku
Jawa. Namun, suku Madura memiliki tradisi serta bahasa yang cukup berbeda dengan
Suku Jawa. Logat daerah menjadi ciri khas orang Madura. Suku ini juga tak memiliki
tingkatan bahasa seperti yang ada di Bahasa Jawa.

14
Saronen, kesenian khas Madura

14 Suku Bali (Bali/Bali Hindu, Bali Majapahit, Bali Aga)

Suku Bali adalah suku mayoritas yang mendiami Pulau Bali, yang dikenal memiliki
beragam kebudayaan. Kesenian dan budaya Suku Bali meliputi seni tari, pertunjukan,
ukir, dan upacara keagamaannya yang menarik wisatawan dari berbagai penjuru dunia.
Bahkan dapat dikatakan bahwa orang Bali hampir semuanya adalah pekerja seni yang
sangat menghargai budaya dan alamnya. Suku Bali mayoritas menganut agama Hindu
beraliran Siwa, serta berkomunikasi dengan bahasa lokal, yaitu bahasa Bali.

Suku Bal

15
15 Suku Sasak

ulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), didiami oleh sejumlah suku. Salah satunya
adalah suku Sasak adalah penduduk asli dan kelompok etnis mayoritas di Lombok. Suku
ini meliputi 90 persen dari keseluruhan penduduk pulau tersebut. "Sasak secara
etimologi berasal dari kata sah yang berarti pergi dan shaka yang berarti leluhur," tulis
Amalia. Dari paduan kedua kata tersebut, Sasak dapat diartikan sebagai pergi ke tanah
leluhur. Masyarakat suku Sasak yang awalnya memiliki kepercayaan animisme dan
dinamisme kemudian mulai memeluk agama Hindu-Buddha dan islam.

Memiliki bangunan rumah yang terbuat dari tanah liat bercampur kotoran
kerbau, Suku Sasak merupakan masyarakat yang masih memegang teguh tradisi para
leluhurnya. Salah satu yang paling terlihat jelas adalah saat dilaksanakannya prosesi
pernikahan. Di Lombok istilah kawin lari sudah bukan hal yang tabu. Justru, inilah
keunikan tradisi yang dimiliki oleh masyarakat Suku Sasak

Suku sasak

16 Suku Nusa Tenggara Barat Lain (Bima, Dompu, Semawa/Sumbawa, Dongo, Mbojo, Kore)

17 Suku asal Nusa Tenggara Timur


(Abui, Adabe, Alor/Belagar/Kelong/Manete/ Mauta/Seboda/Wersin,
Atanfui/Atani/Atoni/ Atoni Meto/Dawan, Babui, Bajawa, Bakifan, Barawahing, Barue,
Belu, Blagar, Boti, Bunak/ Marae, Dadua, Deing, Ende, Fataluku, Faun, Flores, Gunung-
Orang Gunung, Hahak, Hawu/ Sabu, Helong, Henifeto, Kabola, Karera, Kawei, Kedang,
Kemak, Kemang, Keo, Kolana, Kramang, Krowe Muhang, Kui, Kupang, Labala, Lamahot/

16
Lamholot/Lamkolot, Larantuka, Lemma, Lio, Loloan, Lomblem, Maimaa, Manggarai,
Maung, Mela, Modo, Muhang, Na Ueti, Nage/Ngada, Nagekeo, Nyama Selam, Palue,
Pantar, Rai, Riung, Rote/Roti, Sikka, Solor/Solot, To Uluuwai, Toi Anas, Tokodede,
Baliaga, Bayan, Galoli, Idate, Ilimano, Kairul, Lakalei, Makasai, Makua, Mambai, Samoro,
Trunyan)

Suku yang ada di Nusa Tenggara Timur sangat banyak jumlahnya. Berdasarkan
Sensus Penduduk Indonesia 2010, berikut adalah jumlah penduduk menurut suku
bangsa di provinsi Nusa Tenggara Timur, dari 4.672.648 jiwa penduduk

Suku alor Nusa Tenggara Timur

18 Suku Dayak
(Dayak Abai, Dayak Air Durian/Dayak Air Upas/Dayak Batu Payung/Dayak
Belaban/ Dayak Kendawangan/Dayak Membulu’/Dayak Menggaling, dan suku Dayak
lainnya)
Suku Dayak berasal dari Kalimantan. Masyarakat adat ini masih memegang adat
istiadatnya hingga saat ini. Suku Dayak memiliki ciri khasnya dari bahasa, pakaian,
hingga rumah tradisional.
Dayak merupakan sebutan untuk penduduk asli Pulau Kalimantan. Suku ini
memiliki 405 sub sub suku yang masing-masing memiliki adat istiadat dan budaya yang
mirip. Suku Dayak berasal dari Kalimantan, namun tersebar hingga ke Sabah dan
Sarawak Malaysia. Menurut sejarah, suku ini pernah mendirikan kerjaan sebelum
akhirnya dihancurkan oleh Majapahit. Peristiwa tersebut membuat masyarakat Dayak

17
terpencar dan terdesak .Dalam komunikasi sehari-hari, masyarakat Dayak memiliki
bahasa sendiri yang disebut bahasa Dayak.

Upacara adat memelas pusaka suku dayak

19 Suku Banjar (Banjar Kuala/Batang Banyu/Pahuluan, Banjar)

Suku Banjar adalah suku bangsa yang berasal dari Kalimantan Selatan. Suku ini
tersebar hampir di seluruh wilayah tersebut. Salah satu wilayah pedalaman yang
menjadi pilihan masayarakat Banjar untuk menjalani kehidupan adalah daerah hulu
sungan atau disebut pahuluan

suku Banjar adalah penduduk Kalimatan Selatan yang secara historis sebenarnya
adalah hasil pembauran bangsa Melayu dengaan penduduk asli Kalimantan, yaitu
Maanyan, Lawangan, Bukit atau Ngaju. Agama dan keyakinan yang dianut oleh Suku
Banjar menambah warna dalam kehdupan sosial masyarakat Kalimantan Selatan.

18
Penari tradisional suku banjar

20 Suku asal Kalimantan Lainnya

(bai/Tidung/Tingalan/Tudung, Abal, Ahe, Anas/Toi, Apalin/Palin, Ata Kiwan, Auheng,


Ayus/ Bentian/ Karau/ Lemper/ Leo Arak/Bentian/Karau, dan suku lainnya)

21 Suku Makassar
Masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel) terdiri atas berbagai suku bangsa, yang
mempunyai konsep ideal dalam kebudayaan sesuai pandangan hidupnya. Setidaknya
ada 8 suku bangsa di Sulawesi Selatan yang tersebar di 24 kabupaten/kota di Sulsel.
Suku bangsa paling mayoritas di Sulawesi Selatan adalah Suku Makassar, Bugis dan
Toraja. Demikian pula dalam pemakaian bahasa sehari-hari, ketiga suku tersebut
dominan
Banyak yang mengira bahwa suku bangsa Sulawesi Selatan suku Makassar
identik dan serumpun dengan suku Bugis karena marak dan populernya akan istilah
"Bugis Makassar". Padahal keduanya memiliki perbedaan bahasa dan budaya. Makassar
merupakan suku bangsa dengan populasi terbanyak ke dua di Sulawesi Selatan.
Suku Makassar tersebar di pesisir selatan pulau Sulawesi. Meliputi wilayah Kota
Makassar, Kabupaten Gowa, Kabupaten Maros, Kabupaten Takalar, Kabupaten
Jeneponto, Kabupaten Bantaeng, dan Kabupaten Kepulauan Selayar. Suku Makassar
juga mendiami sebagian wilayah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, dan sebagian
besar wilayah Kabupaten Bulukumba.

19
22 Suku Bugis
Bugis merupakan suku bangsa Sulawesi Selatan yang memiliki populasi
terbanyak. Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 silam, ada sebanyak
6.359.000 orang Bugis tersebar di seluruh Indonesia. Sementara yang menetap di
Sulawesi Selatan mencapai 3.605.639 dari total populasi. "Bugis memang mayoritas.
Kalau tidak salah dari Sembilan juta penduduk Sulsel, hampir 6 juta orang bugis. Tapi
tersebar karena sebagian merantau,
Saat ini orang Bugis tersebar dalam beberapa Kabupaten yaitu Luwu, Bone,
Wajo, Soppeng, Sidrap, Pinrang, Barru. Sementara daerah peralihan antara Bugis
dengan Makassar adalah Bulukumba, Sinjai, Maros, Pangkajene Kepulauan. Adapun
daerah peralihan Bugis dengan Mandar adalah Kabupaten Polmas dan Pinrang.
Meskipun memiliki bahasa yang sama, logat bahasa bugis di setiap daerah berbeda.
Suku bugis juga memiliki aksara tersendiri yang disebut lontara

20
Suku Bugis

23 Suku Minahasa
(Bantik, Minahasa, Pasan/Ratahan, Ponosakan, Tombulu, Tonsawang,
Tonsea/Tosawang, Tonteboan, Totembuan, Toulour)

Suku Minahasa adalah kelompok etnis yang berasal dari Semenanjung Minahasa
di bagian utara pulau Sulawesi di Indonesia. Suku Minahasa merupakan gabungan dari
kelompok-kelompok sub-etnis yaitu Bantik, Pasan/Ratahan, Ponosakan, Tombulu,
Tondano (Toulour), Tonsawang (Tombatu), Tonsea, dan Tontemboan.] Dalam sebutan
etimologi, Minahasa berarti menjadi satu.

Menurut mitologi Minahasa, orang Minahasa adalah keturunan Toar dan


Lumimuut. Awalnya, keturunan Toar-Lumimuut dibagi menjadi tiga kelompok: Makarua
Siouw (dua kali sembilan), Makatelu Pitu (tiga kali tujuh), dan Pasiowan Telu (sembilan
kali tiga).Populasi mereka berkembang dengan pesat yang mengakibatkan perselisihan
di antara kelompok-kelompok ini. Para pemimpin mereka yang bernama Tona'as
kemudian memutuskan untuk bertemu dan membicarakan hal ini dalam pertemuan di
bukit Tonderukan yang adalah salah satu puncak dari Gunung Soputan. Dalam
pertemuan ini, terjadi tiga macam pembagian yang disebut Pahasiwohan (pembagian
wilayah), Pinawetengan un Nuwu (pembagian bahasa), dan Pinawetengan un Posan
(pembagian ritual).

21
Suku minahasa

24 Suku asal Maluku


(Alfuru, Alune, Amahai, Ambelau, Ambon, Aputai, Aru, Asilulu, Babar, Banda,
Barakai, Bati, Batuley, Benggoi, Bobot, Buru, Dagada, Dai, dan suku lainnya di Maluku)
Kepulauan Maluku adalah sekelompok pulau di wilayah timur Indonesia yang
terdiri atas Provinsi Maluku dan Maluku Utara. Masyarakat yang mendiami kepulauan
ini terdiri dari berbagai suku asli Maluku dan sejumlah bangsa pendatang, seperti suku
bangsa dari Sulawesi, Jawa, bahkan Tionghoa. Suku bangsa asli Maluku terus
melestarikan tradisi dan budaya lokal serta yang menjaga keindahan alamnya. Sebagian
besar penduduknya merupakan penduduk asli Maluku yang terdiri dari suku lokal
seperti suku Alifuru, suku Ambon, Buru, dan Kei.Terdapat juga suku-suku pendatang
seperti Bugis, Makassar, dan Buton serta suku-suku dari Jawa.

22
Suku maluku

25 Suku asal Papua


(Abau, Abra, Adora, Aikwakai, Aiso, Amabai, Amanab, Amberbaken, Arandai,
Arguni, Asienara, Atam, Hatam, Atori, Baham, Banlol, Barau, Bedoanas, Biga, Buruwai,
Karufa, Busami, Hattam, dan suku Papua lainnya)

Kata Papua sendiri berasal dari bahasa Melayu, yang artinya rambut keriting, mengacu
pada penampilan fisik suku-suku asli di sana. Jumlah suku di Papua diperkirakan mencapai 255,
yang masing-masing mempunyai bahasa dan kebudayaan sendiri.

Salah satu nya adalah Suku Asmat merupakan suku asli Papua yang mayoritas mendiami
wilayah Papua di bagian selatan. Mereka tinggal di sekitaran sungai besar, seperti Sungai
Aswets, Sungai Pomats, Sungai Undir, dan Sungai Bets. Orang-orang suku Asmat dapat
dikatakan berada di wilayah yang terisolasi dari dunia luar, karena sulit dijangkau. Mereka
umumnya memiliki mata pencarian sebagai pemburu hewan liar seperti babi hutan, serta
menangkap ikan di sungai. Selain itu, mereka memanen pohon sagu untuk bahan makanan
sehari-hari. Dalam kehidupan sosialnya, rumah orang-orang Asat dibedakan dengan diberi
tanda Ye, Je, dan Yeu. Ye menjadi tanda bagi rumah yang dihuni oleh para bujangan atau laki-

23
laki masyarakat Asmat, Je adalah rumah yang dihuni oleh perempuan dan anak-anak,
sedangkan Yeu digunakan sebagai pusat kegiatan sosial dan religi.

Suku Asmat Papua

24

Anda mungkin juga menyukai