Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah
ini, dengan judul “ Wawasan Budaya dan Seni ; Keanekaragaman, Kebudayaan,
Peradaban, Kesenian ”.
Makalah ini berisikan tentang keberagaman budaya di Indonesia, Membahas
pengertian keberagaman budaya dalam masyarakat, faktor - faktor yang mempengaruhi
terjadinya keberagaman budaya di Indonesia, serta solusi singkat beberapa masalah akibat
keanekaragaman budaya,
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun penguasaan materi, mengingat akan kemampuan
penulisyang tebatas Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan
demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak - pihak yang
telahmembantu dalam menyelesaikan penelitian ini,
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejak zaman dahulu bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang
majemuk. Hal ini tercermin dari semboyan “Bhinneka tunggal Ika” yang artinya
berbeda-beda tetapi tetap satu. Kemajemukan yang ada terdiri atas keragaman suku
bangsa, budaya, agama, ras, dan bahasa. Adat istiadat, kesenian, kekerabatan,
bahasa, dan bentuk fisik yang dimiliki oleh suku – suku bangsa yang ada di
Indonesia memang berbeda, namun selain perbedaan suku – suku itu juga memiliki
persamaan antara lain hukum, hak milik tanah, persekutuan, dan kehidupan
sosialnya yang berasaskan kekeluargaan.
Dalam setiap suku bangsa terdapat kebudayaan yang berbeda-beda.selain itu
masing-masing suku bangsa juga memiliki norma sosial yang mengikat masyarakat
di dalamnya agar ta’at dan melakukan segala yang tertera didalamnya. Setiap suku
bangsa di indonesia memiliki norma-norma sosial yang berbeda-beda. Dalam hal
cara pandang terhadap suatu masalah atau tingkah laku memiliki perbedaan. Ketika
terjadi pertentangan antar individu atau masyarakat yang berlatar belakang suku
bangsa yang berbeda,mereka akan mengelompok menurut asal-usul daerah dan
suku bangsanya (primodialisme).
Itu menyebabkan pertentangan\ketidakseimbangan dalam suatu
negara(disintegrasi). Secara umum, kompleksitas masyarakat majemuk tidak hanya
ditandai oleh perbedaan-perbedaan horisontal, seperti yang lazim kita jumpai pada
perbedaan suku, ras, bahasa, adat-istiadat, dan agama. Namun, juga terdapat
perbedaan vertikal, berupa capaian yang diperoleh melalui prestasi (achievement).
Indikasi perbedaan-perbedaan tersebut tampak dalam strata sosial ekonomi, posisi
politik, tingkat pendidikan, kualitas pekerjaan dan kondisi permukiman.
Sedangkan perbedaan horisontal diterima sebagai warisan, yang diketahui
kemudian bukan faktor utama dalam insiden kerusuhan sosial yang melibatkan
antarsuku. Suku tertentu bukan dilahirkan untuk memusuhi suku lainnya. Bahkan
tidak pernah terungkap dalam doktrin ajaran mana pun di Indonesia yang secara
absolut menanamkan permusuhan etnik.
Sementara itu, dari perbedaan-perbedaan vertikal, terdapat beberapa hal yang
berpotensi sebagai sumber konflik, antara lain perebutan sumberdaya, alat-alat
produksi dan akses ekonomi lainnya. Selain itu juga benturan-benturan kepentingan
kekuasaan, politik dan ideologi, serta perluasan batas-batas identitas sosial budaya

1
dari sekelompok etnik. Untuk menghindari diperlukan adanya konsolidasi antar
masyarakat yang mengalami perbedaan.
Tetapi tidak semua bisa teratasi hanya dengan hal tersebut. Untuk menuju
integritas nasional yaitu keseimbangan antar suku bangsa diperlukan toleransi antar
masyarakat yang berbeda asal-usul kedaerahan. Selain itu faktor sejarah lah yang
mempersatukan ratusan suku bangsa ini. Mereka merasa mempunyai nasib dan
kenyataan yang sama di masa lalu. Kita mempunyai semboyan Bhineka Tunggal
Ika. Yaitu walaupun memiliki banyak perbedaan,tetapi memiliki tujuan hidup yang
sama. Selain itu,pancasila sebagai idiologi yang menjadi poros dan tujuan bersama
untuk menuju integrasi,kedaulatan dan kemakmuran bersama.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apakah makna kenegaragaman, kebudayaan, peradaban, dan kesenian?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Keberagaman Suku Bangsa


Sejak zaman dahulu bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang
majemuk. Hal ini tercermin dari semboyan “Bhinneka tunggal Ika” yang artinya
berbeda-beda tetapi tetap satu. Kemajemukan yang ada terdiri atas keragaman suku
bangsa, budaya, agama, ras, dan bahasa. Adat istiadat, kesenian, kekerabatan, bahasa,
dan bentuk fisik yang dimiliki oleh suku-suku bangsa yang ada di Indonesia memang
berbeda, namun selain perbedaan suku-suku itu juga memiliki persamaan antara lain
hukum, hak milik tanah, persekutuan, dan kehidupan sosialnya yang berasaskan
kekeluargaan.
Suku bangsa adalah golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan
identitas akan kesatuan kebudayaan. Orang-orang yang tergolong dalam satu suku
bangsa tertentu, pastilah mempunyai kesadaran dan identitas diri terhadap
kebudayaan suku bangsanya, misalnya dalam penggunaan bahasa daerah serta
mencintai kesenian dan adat istiadat. Suku – suku bangsa yang tersebar di Indonesia
merupakan warisan sejarah bangsa, persebaran suku bangsa dipengaruhi oleh factor
geografis, perdagangan laut, dan kedatangan para penjajah di Indonesia. perbedaan
suku bangsa satu dengan suku bangsa yang lain di suatu daerah dapat terlihat dari
ciri-ciri berikut ini :
a. Tipe fisik, seperti warna kulit, rambut,
b. Bahasa yang dipergunakan, misalnya Bahasa Batak, Bahasa Jawa, Bahasa
Madura,
c. Adat istiadat, misalnya pakaian adat, upacara perkawinan, dan upacara
kematian,
d. Kesenian daerah, misalnya Tari Janger, Tari Serimpi, Tari Cakalele, dan Tari
Saudati,
e. Kekerabatan, misalnya patrilineal dan matrilineal,
f. Batasan fisik lingkungan, misalnya Badui dalam dan Badui luar.
Cara menyikapi keberagaman suku bangsa di Indonesia seperti berikut ini :
a. Menerima suku bangsa lain dalam pergaulan sehari – hari.
b. Menambah pengetahuan kita tentang suku – suku lain. Mempelajari suku lain
tidak harus datang ke daerah tempat tinggal mereka.
c. Tidak menjelek-jelekkan, menghina, dan merendahkan suku-suku bangsa lain.
Kita, manusia yang diciptakan Tuhan dengan harkat dan martabat yang sama.

3
2.2 Keberagaman Bahasa

Secara historis, bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek temporal dari
bahasa Melayu yang struktur maupun khazanahnya sebagian besar masih sama atau
mirip dengan dialek-dialek temporal terdahulu seperti bahasa Melayu Klasik dan
bahasa Melayu Kuno. Secara sosiologis, bolehlah kita katakan bahwa bahasa
Indonesia baru dianggap “lahir” atau diterima keberadaannya pada tanggal 28
Oktober 1928. Secara yuridis, baru tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia secara
resmi diakui keberadaannya. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan
sebagai penghantar pendidikan di perguruan-perguruan di Indonesia.
Indonesia dengan luas kawasan 1.904.556 km² dan menurut Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat yang dikeluarkan tanggal 20 Julai
2007 menyatakan bahwa jumlah penduduk Indonesia adalah sekitar 222 juta jiwa
yang berasal dari berbagai etnis. Dengan keragaman etnis dan suku, di Indonesia
terdapat sekitar 706 bahasa daerah yang digunakan sebagai bahasa daerah khususnya
dalam berkomunikasi tidak resmi dengan ahli keluarga maupun masyarakat. 
Bahasa Indonesia adalah dialek baku dari bahasa Melayu yang pokoknya dari
bahasa Melayu Riau sebagaimana diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara (Bapak
Pendidikan Indonesia) dalam Kongres Bahasa Indonesia I tahun 1939 di Solo, Jawa
Tengah, “jang dinamakan ‘Bahasa Indonesia’ jaitoe bahasa Melajoe jang
soenggoehpoen pokoknja berasal dari ‘Melajoe Riaoe’, akan tetapi jang soedah
ditambah, dioebah ataoe dikoerangi menoeroet keperloean zaman dan alam
baharoe, hingga bahasa itoe laloe moedah dipakai oleh rakjat di seloeroeh
Indonesia; pembaharoean bahasa Melajoe hingga menjadi bahasa Indonesia itoe
haroes dilakoekan oleh kaoem ahli jang beralam baharoe, ialah alam kebangsaan
Indonesia”, atau sebagaimana diungkapkan dalam Kongres Bahasa Indonesia II 1954
di Medan, Sumatera Utara, “…bahwa asal bahasa Indonesia ialah bahasa Melaju.
Dasar bahasa Indonesia ialah bahasa Melaju jang disesuaikan dengan
pertumbuhannja dalam masjarakat Indonesia”. Bahasa Indonesia merupakan bahasa
dinamis yang hingga sekarang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui
penciptaan, maupun penyerapan dari bahasa daerah dan asing.
Menurut Bambang Kaswanti Purwo, laju kepunahan bahasa di Indonesia
sebagai negara kedua di dunia yang memiliki bahasa paling banyak yaitu 706 bahasa
setelah Papua Nugini yaitu 867 bahasa cukup memprihatinkan. Dari jumlah tersebut,
ada 109 bahasa (di luar Papua) yang punya penutur kurang dari 100.000 orang,
seperti Tondano di Sulawesi, Tanimbar di Nusa Tenggara, Ogan di Sumatera Selatan,
serta Buru di Maluku.
“Malahan ada satu bahasa di Nusa Tenggara Timur, yakni Maku’a, yang
jumlah penuturnya tinggal 50 orang. Hampir separuh dari bahasa di Indonesia

4
tersebar di wilayah Papua dan sangat terancam kepunahannya karena jumlah
penutur terus berkurang.”
Sementara itu, berdasarkan data UNESCO, setiap tahun, ada 10 bahasa di
dunia yang punah dan di era yang serba modern ini diperkirakan laju kepunahan
bahasa akan lebih cepat lagi. Satu abad lalu, tercatat ada lebih dari 6.000 bahasa di
dunia. Kini hanya tinggal 600 hingga 3.000 bahasa, hampir separuhnya memiliki
penutur kurang dari 10.000 orang, dan seperempatnya lagi kurang dari 1.000 orang.
“Padahal, salah satu syarat bagi upaya pelestarian bahasa adalah jika penuturnya
mencapai 100.000 orang.”

2.3 Keberagaman Agama

Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat.


Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia, Sila pertama Pancasila
berbunyi “KeTuhanan Yang Maha Esa”. Pada tahun 2010, kira-kira 85,1% dari
240.271.522 penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam, 9,2% Protestan, 3,5%
Katolik, 1,8% Hindu, dan 0,4% Buddha.
Berikut Adalah Enam (6) agama utama di Indonesia :
a. Islam
Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia,
dengan 85% dari jumlah penduduk adalah penganut ajaran Islam. Mayoritas
Muslim dapat dijumpai di wilayah barat Indonesia seperti di Jawa dan
Sumatera. Pada abad ke-12, sebagian besar pedagang orang Islam dari India
tiba di pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Hindu yang dominan beserta
kerajaan Buddha, seperti Majapahit dan Sriwijaya, mengalami kemunduran,
dimana banyak pengikutnya berpindah agama ke Islam. Dalam jumlah yang
lebih kecil, banyak penganut Hindu yang berpindah ke Bali, sebagian Jawa dan
Sumatera.
b. Kristen Protestan
Kristen Protestan berkembang di Indonesia selama masa kolonial Belanda
(VOC), pada sekitar abad ke-16. Kebijakan VOC yang mereformasi Katolik
dengan sukses berhasil meningkatkan jumlah penganut paham Protestan di
Indonesia. Agama ini berkembang dengan sangat pesat pada abad ke-20, yang
ditandai oleh kedatangan para misionaris dari Eropa ke beberapa wilayah di
Indonesia, seperti di wilayah barat Papua. Pada 1965, ketika terjadi perebutan
kekuasaan, orang-orang tidak beragama dianggap sebagai orang-orang yang
tidak ber-Tuhan, dan karenanya tidak mendapatkan hak-haknya yang penuh
sebagai warganegara. Sebagai hasilnya, gereja Protestan mengalami suatu
pertumbuhan anggota. Di Indonesia, terdapat tiga provinsi yang mayoritas

5
penduduknya adalah Protestan, yaitu Papua, Ambon,dan Sulawesi Utara dengan
90%,91%,94% dari jumlah penduduk.
c. Hindu
Kebudayaan dan agama Hindu tiba di Indonesia pada abad 1 M, bersamaan
waktunya dengan kedatangan agama Buddha, yang kemudian menghasilkan
sejumlah kerajaan Hindu-Buddha seperti Kutai, Mataram dan Majapahit.
Kerajaan ini hidup hingga abad ke 16 M, ketika kerajaan Islam mulai
berkembang. Periode ini, dikenal sebagai periode Hindu-Indonesia, bertahan
selama 16 abad penuh.
d. Buddha
Buddha tiba di Indonesia pada abad 6 M. Sejarah Buddha di Indonesia
berhubungan erat dengan sejarah Hindu, sejumlah kerajaan Buddha telah
dibangun sekitar periode yang sama. Seperti kerajaan Sailendra, Sriwijaya dan
Mataram. Kedatangan agama Buddha telah dimulai dengan aktivitas
perdagangan yang mulai pada awal abad pertama melalui Jalur Sutra antara
India dan Indonesia. Sejumlah warisan dapat ditemukan di Indonesia,
mencakup candi Borobudur di Magelang dan patung atau prasasti dari sejarah
Kerajaan Buddha yang lebih awal.
e. Katolik
Awal mula: abad ke-14 sampai abad ke-18 Kristen Katolik tiba di Indonesia
saat kedatangan bangsa Portugis, yang kemudian diikuti bangsa Spanyol yang
berdagang rempah-rempah. Agama Katolik mulai berkembang di Jawa Tengah
ketika Frans van Lith menetap di Muntilan pada 1896 dan menyebarkan iman
Katolik kepada rakyat setempat.
f. Khonghucu
Agama Konghucu berasal dari Cina daratan dan yang dibawa oleh para
pedagang Tionghoa dan imigran. Diperkirakan pada abad ketiga Masehi, orang
Tionghoa tiba di kepulauan Nusantara. Berbeda dengan agama yang lain,
Konghucu lebih menitik beratkan pada kepercayaan dan praktik yang
individual, lepas daripada kode etik melakukannya, bukannya suatu agama
masyarakat yang terorganisir dengan baik, atau jalan hidup atau pergerakan
sosial.

2.4 Keberagaman Kesenian Dan Tradisi

Tuhan telah menciptakan berbagai jenis makhluk hidup berupa tumbuhan,


manusia, dan hewan. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan telah diberi karunia
akal untuk berfikir, berkreasi, dan sebagainya. Dengan akal manusia dapat
mengembangkan berbagai kemampuan untuk menciptakan karya yang bernilai

6
tinggi. Salah satu karya manusia adalah seni. Tahukah anda apa yang dimaksud
dengan seni?
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, seni adalah kemampuan akal untuk
menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi. Dengan demikian seni adalah suatu hasil
karya manusia yang mempunyai keindahan dan dapat dinikmati serta dirasakan oleh
manusia.
Berikut ini merupakan contoh kesenian yang ada di Indonesia :
1.      Banten : Debus
2.      DKI Jakarta : Ondel-ondel, Lenong
3.      Jawa Barat : Wayang Golek, Rudat, Banjet, Tarling, Degung
4.      Jawa Tengah : Wayang Kulit, Kuda Lumping, Wayang Orang, Ketoprak,
5.      Jawa Timur : Ludruk, Reog, Wayang Kulit
6.      Bali : Wayang Kulit, Janger
7.      Riau : Makyong
8.      Kalimantan : Mamanda
Selain hasil kesenian yang sudah disebutkan di atas, suku – suku bangsa di
Indonesia juga mempunyai hasil karya seni dalam bentuk benda. Karya seni yang
dihasilkan oleh seniman-seniman dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia,
antara lain seni lukis, seni pahat, seni ukir, patung, batik, anyaman, dan lain-lain.
Benda-benda karya seni yang terkenal, antara lain ukiran Bali dan Jepara, Patung
Asmat dan patung-patung Bali, anyaman dari suku-suku Dayak di Kalimantan, dan
lain-lain. Hasil kerajinan seni ini menjadi barang-barang cindera mata yang sangat
digemari turis mancanegara.
Tradisi dalam bahasa latin traditio yang berarti “diteruskan“ atau kebiasaan,
dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak
lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat. Sedangkan
pengertian keberagaman tradisi adalah Keanekaragaman kebiasaan yang telah
dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok
masyarakat. Berikut ini merupakan contoh tradisi di Indonesia :
1. Tradisi ‘Siraman’ di Jawa
Upacara adat jawa bagi para calon pengantin untuk membersihkan diri dan hati
sehingga semakin mantap dalam melangsungkan pernikahan esok harinya.
2. Tradisi ‘Balimau’ di Sumatra Barat
Tradisi untuk menyambut bulan suci rahmadan, balimau memiliki makna
mandi disertai keramas yang melambangkan pembersihan diri sebelum
berpuasa.

7
3. Tradisi ‘Pasola Sumba’ di Sumba
Upacara adat yang dilakukan untuk memohon restu kepada dewa agar panen di
tahun tersebut berhasil dengan baik.
4. Tradisi ‘Rambu Solo’ di Toraja
Upacara kematian sebagai tanda penghormatan terakir kepada mendiang yang
telah meninggal.

2.5 Masalah Yang Muncul Akibat Kebergaman Budaya


Keberagaman budaya itu merupakan tantangan sekaligus peluang bagi
masyarakat Indonesia. Merupakan tantangan karena apabila tidak dikelola dan
ditangani dengan baik maka keberagaman budaya akan dapat mendorong timbulnya
persaingan dan pertentangan sosial. Sebagai peluang, keragaman budaya itu bila
dibina dan diarahkan secara tepat, maka akan menjadi suatu kekuatan atau potensi
dalam melaksanakan pembangunan bangsa dan Negara Indonesia. Untuk lebih
jelasnya, berikut ini diuraikan masalah-masalah yang muncul sebagai akibat dari
keberagaman budaya.
Sebagaimana telah dijelaskan di depan bahwa keragaman suku bangsa yang
dimiliki Indonesia adalah letak kekuatan bangsa Indonesia itu sendiri. Selain itu,
keadaan ini menjadikan Indonesia memiliki nilai tambah di mata dunia. Namun, di
sisi lain realitas keanekaragaman Indonesia berpotensi besar menimbulkan konflik
sosial berbau sara (suku, agama, ras, dan adat). Oleh karena itu, kemampuan untuk
mengelola keragaman suku bangsa diperlukan guna mencegah terjadinya perpecahan
yang mengganggu kesatuan bangsa. Konflik-konflik yang terjadi di Indonesia
umumnya muncul sebagai akibat keanekaragaman etnis, agama, ras, dan adat, seperti
konflik antaretnis yang terjadi di Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Papua, dan
lain-lain.
Di Kalimantan Barat adanya kesenjangan perlakuan aparat birokrasi dan
hukum terhadap suku asli Dayak dan suku Madura menimbulkan kekecewaan yang
mendalam. Akhirnya, perasaan ini meledak dalam bentuk konflik horizontal.
Masyarakat Dayak yang termarginalisasi semakin terpinggirkan oleh kebijakan-
kebijakan yang diskriminatif. Sementara penegakan hukum terhadap salah satu
kelompok tidak berjalan sebagaimana mestinya. Sedangkan di Poso, Sulawesi
Tengah konflik bernuansa sara mula-mula terjadi pada tanggal 24 Desember 1998
yang dipicu oleh seorang pemuda Kristen yang mabuk melukai seorang pemuda
Islam di dalam Masjid Sayo. Kemudian pada pertengahan April 2000, terjadi lagi
konflik yang dipicu oleh perkelahian antara pemuda Kristen yang mabuk dengan
pemuda Islam di terminal bus Kota Poso. Perkelahian ini menyebabkanterbakarnya

8
permukiman orang Pamona di Kelurahan Lambogia. Selanjutnya, permukiman
Kristen melakukan tindakan balasan.
Dari dua kasus tersebut terlihat betapa perbedaan mampu memicu munculnya
konflik sosial. Perbedaan-perbedaan yang disikapi dengan antisipasi justru akan
menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan banyak orang. Oleh karena itu,
bagaimana kita bersikap dalam keanekaragaman benar-benar perlu diperhatikan.
Untuk lebih jelasnya kita akan menganalisis konflik etnis antara Dayak dan
Madura sebagai akibat keanekaragaman dan kekeliruan dalam menyikapi
keanekaragaman tersebut melalui bilik info di berikut ini.
Kita harus menyadari bahwa kehidupan masyarkat Indonesia sangat majemuk
dalam suku bangsa dan budaya. Keberagaman suku bangsa dan budaya itu akan
berdampak negatif, berupa timbulnya pertentangan antar budaya, jika tidak benar-
benar ditangani secara tepat. Kehidupan bangsa Indonesia yang beragam suku bangsa
dan budaya, kadang-kadang diwarnai oleh konflik antar budaya. Hal itu terbukti dari
timbulnya berbagai kerusakan sosial, seperti yang terjadi di Jakarta, Bandung,
Tasikmalaya, Situbondo, Ambon, Poso, Sambas, Aceh, Papua (Irian Jaya), dan
daerah-daerah lainnya.
Peristiwa Tasikmalaya merupakan contoh konflik yang disebabkan oleh
kecemburuan Poso merupakan contoh konflik yang disebabkan oleh perbedaan
agama antar umat Islam dengan umat Kristen. Peristiwa Sambas merupakan contoh
konflik dan yang disebabkan oleh perbedaan etnis / suku bangsa anara suku Dayak
(penduduk asli) dengan suku Madura (penduduk pendatang). Peristiwa Aceh dan
Papua (Irian Jaya) merupakan contoh konflik sosial yang disebabkan perbedaan
kepentingan politik antara pemerintah Pusat dengan masyarakat daerah setempat.
Kerusakan sosial yang terjadi di ibukota Jakarta tentara suku bangsa Betawi
(penduduk asli) dengan suku bangsa Madura (penduduk pendatang) merupakan
akibat dari sentiment ke daerahan. Perubahan nilai-nilai budaya akibat pengaruh
globalisasi ternyata telah memicu timbulnya konflik sosial budaya dalam kehidupan
masyarakat Indonesia. Jakarta sebagai ibu kota Negara seringkali diwarnai oleh
peristiwa kerusuhan sosial, seperti peristiwa Tanjung Priuk dan prasasti. Konflik
sosial tersebut telah menimbulkan korban jiwa dan harta yang cukup banyak. Warga
masyarakat yang tidak berdosa banyak yang menjadi korban amuk massa. Konflik
sosial akibat keberagaman budaya mempunyai dampak negatif yang amat luas dan
kompleks.
Pada era reformasi sekarang ini, dampak negatif akibat keberagaman sosial
budaya, antara lain sebagai berikut :

9
a. Menimbulkan krisis ekonomi dan moneter yang berkepanjangan dan sulit
diatasi , menyebabkan naiknya harga barang-barang kebutuhan pokok serta
rendahnya daya beli masyarakat;
b. Menimbulkan konflik antar elite dan golongan politik, sehingga menghambat
jalannya roda pemerintah dan pelaksanaan pembangunan;
c. Menimbulkan konflik ssantar suku bangsa, antar golongan, atau antar kelas
sosial, sehingga menyebabkan timbulnya perilaku anarkisme, terorisme,
sekularisme, primordialisme, separalisme, dan sebagainya;
d. Menimbulkan perubahan sosial dan budaya yang terlalu cepat, sehingga terjadi
perubahan nilai dan norma sosial, perubahan pranata dan lembaga sosial,
perubahan pandangn hidup, perubahan sistem dan struktur pemerintahan, dan
sebagainya.

2.6 Kebudayaan
Kebudayaan adalah cara orang hidup, yang tercermin misalnya dalam bahasa yang
mereka ucapkan, makanan yang mereka makan, pakaian yang mereka kenakan. Ini
mengekspresikan cara seseorang berpikir dan melakukan sesuatu. Dengan kata lain,
kebudayaan adalah seperangkat pengetahuan, pengalaman dan perilaku yang umumnya
dimiliki oleh sekelompok orang. Ini adalah sesuatu yang diperoleh seseorang melalui
pembelajaran.

Budaya meliputi seni, pengetahuan, kepercayaan, adat istiadat, tradisi, moral, festival,
nilai-nilai, sikap, kebiasaan dan sebagainya yang diwarisi oleh seseorang sebagai anggota
masyarakat. Itu bisa dilihat dalam literatur, musik, bentuk tarian, praktik keagamaan, gaya
berpakaian, kebiasaan makanan, cara menyapa orang lain, rekreasi dan lain-lain. Budaya
yang berbeda dapat ditemukan di tempat yang berbeda, karena bervariasi dari satu daerah
ke daerah lain.

Phraya Anumanrajathon, seorang sarjana Thailand yang terkenal, telah mendefinisikan


“budaya” sebagai pemikiran, konsep, dan kepercayaan manusia yang muncul dalam empat
cara, yaitu;

1. Perilaku sosial
2. Karakteristik umum dalam masyarakat

Kegiatan sosial, dan Penciptaan dalam masyarakat.

10
2.7 Peradaban

Peradaban adalah proses mengembangkan keadaan masyarakat sejauh budaya,


industri, teknologi, pemerintah, dan lain-lain mencapai tingkat maksimum. Istilah
‘peradaban’ berbicara tentang mengadopsi cara hidup yang lebih baik, dan memanfaatkan
sebaik mungkin sumber daya alam, untuk memenuhi kebutuhan sekelompok orang.

Lebih lanjut, ini menekankan pada sistematisasi masyarakat ke dalam berbagai kelompok
yang bekerja secara kolektif dan terus-menerus untuk meningkatkan kualitas hidup,
mengenai makanan, pendidikan, pakaian, komunikasi, transportasi, dan sejenisnya.

Peradaban (civilization) dapat diartikan sebagai hubungannya dengan


kewarganegaraan karena diambil dari kata civies (Latin) atau civil (Inggris) yang berarti
seorang warga Negara yang berkemajuan. Dalam hal ini dapat diartikan dengan dua cara

1. proses menjadi berkeadaban,


2. suatu masyarakat manusiayang sudah berkembang atau maju.

Berdasarkan pengertian tersebut maka indikasi suatu peradaban adalah adanya gejala
gejala lahir seperti masyarakat yang telah memiliki berbagai perangkat kehidupan.

Peradaban adalah identik dengan gagasan tentang kemajuan sosial, baik dalam
bentuk kemenangan akal dan rasionalitas terhadap dogma maupun doktrin agama,
memudarnya norma - norma lokal tradisional dan perkembangan pesat ilmu pengetahuan
alam dan teknologi. Segala hal, berupa perbuatan dan pemikiran manusia tak bisa
dilepaskan dari peradaban. Jadi, konsep peradaban bersifat mencakup semua. Oleh karena
itu, menjadi beradab adalah menjadi santun dan berakhlak baik dan peduli pada orang lain
dan sebagainya.

Berikut arti dari peradaban menurut beberapa ahli :

 Yusuf Qardhawi mangatakan bahwa peradaban adalah sekumpulan dari bentuk-


bentuk kemajuan, baik yang berupa kemajuan bendawi, ilmu pengetahuan, seni, sastra,
maupun sosial, yang terdapat pada suatu masyarakat atau pada masyarakat yang serupa.

 Menurut Syed Naquib Al-Attas mengungkapkan bahwa peradaban itu ialah


keadaan kehidupan insan bermasyarakat yang telah mencapai taraf kehalusan tata susila
dan kebudayaan yang luhur bagi seluruh masyarakatnya.

 M. Abdul Karim mengatakan peradaban adalah bagian-bagian dari kebudayaan


yang memiliki sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan
dan ilmu pengetahuan yang luas. Dan ditegaskan lagi bahwa pengertian umum yang

11
dipakai adalah peradaban merupakan bagian dari kebudayaan yang bertujuan untuk
memudahkan dan mensejahterakan hidup.

 De Haan mengatakan peradaban adalah lawan dari kebudayaan. Peradaban adalah


seluruh kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan teknologi.

 Sedilot mengatakan bahwa peradaban merupakan khazanah pengetahuan dan


kecakapan teknis yang meningkat dari angkatan ke angkatan dan sanggup berlangsung
terus-menerus.

 Beals dan Hoiyer mengatakan bahwa peradaban sama dengan kebudayaan apabila


dipandang dari segi kualitasnya, tetapi berbeda dalam kuantitas, isi dan kompleks pola-
polanya.

 Badri Yatim mengungkapkan bahwa peradaban adalah sesuatu yang dipakai untuk


bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus dan indah.

 Chudoba dan J.Schall mejelaskan bahwa Peradaban adalah gagasan-gagasan,


karya-karya, alat-alat, adat istiadat dan pranata-pranata dalam masa lampau yang tak dapat
diubah.

 Koentjaraningrat menyatakan bahwa peradaban merupakan bagian dan unsur


kebudayaan yang halus, maju, dan indah seperti misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat
sopan santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, kebudayaan yang
mempunyai sistem teknologi dan masyarakat kota yang maju dan kompleks.

Saat ini peradaban manusia dibedakan menjadi empat tingkatan, yaitu :

 Peradaban Pertama, sebagai tahap peradaban awal (primitif), dimana manusia


masih berpindah-pindah sebagai bagian dari kegiatan berburu dan meramu

 Peradaban Kedua, sebagai tahap peradaban pertanian, dimana dimulai kehidupan


baru dari budaya meramu ke bercocok tanam. Revolusi Agraris

 Peradaban Ketiga, sebagai tahap peradaban industri penemuan mesin uap, energi
listrik, mesin untuk mobil dan pesawat terbang. Revolusi Industri.

 Peradaban Keempat, sebagai tahap peradaban informasi, dimaka dikarenakan


adanya penemuan di bidang Teknologi Informasi dan komunikasi serta teknologi digital.

12
Sebuah peradaban adalah kebudayaan yang lebih maju sehingga dibedakan antara yang
terpelajar dan yang tidak terpelajar yang mempertentangkan dengan manusia barbar,
berperadaban adalah baik dan tidak berperadaban adalah buruk (Hungtinton, 2010).

Sebuah peradapan tidak hanya memerlukan suatu kehidupan yang lahiriah yang maju dan
menonjol, melainkan juga perlu ada kehidupan rohaniah yang mantap dan merata.
Peradaban juga merupakan sebuah proses yang tidak akan berhenti sejak
munculnya kesadaran manusia akan nilai-nilai kemanusiaannya, dan sejak manusia
menyadari bahwa ia harus memanusiakan manusia dan memuliakan harkat dan derajatnya,
akal dan budinya, nalar dan nalurinya, karya dan ciptanya, agar lebih tinggi dari
kebudayaan dan peradaban makhluk yang lain.

Suatu peradaban manusia secara lahiriah bisa dikatakan pengetahuan maupun teknologi
yang dihasilkan memberikan buah hasil yang baik terhadap orang lain karena ide dan
teknologinya memberikan manfaat pada orang lain, tetapi apabila tidak dijalankan secara
bersama-sama dengan kehidupan yang rohaniah maka suatu peradaban akan menjadi
peradaban yang tidak beradab (Sayidiman,1995).

Wujud Peradaban

Wujud dari peradaban dapat berupa :

 Moral : nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan kesusilaan.

 Norma : aturan, ukuran, atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan


sesuatu benar atau salah, baik atau buruk.

 Etika : nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang menjadi
pegangan dalam megatur tingkah laku manusia. Bisa juga diartikan sebagai etiket, sopan
santun.

 Estetika : berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan,


mencakup kesatuan ‘unity’, keselarasan ‘balance’, dan kebalikan ‘contrast’.

2.8 Kesenian
Seni adalah suatu ekspresi perasaan manusia yang memiliki unsur keindahan di
dalamnya dan diungkapkan melalui suatu media yang sifatnya nyata, baik itu dalam bentuk
nada, rupa, gerak, dan syair, serta dapat dirasakan oleh panca indera manusia.

13
Ada juga yang berpendapat bahwa pengertian seni adalah semua hal yang diciptakan oleh
manusia yang mengandung unsur keindahan dan dapat mempengaruhi perasaan orang
lain. Pada intinya, seni merupakan hasil akivitas batin seseorang yang dinyatakan dalam
bentuk karya yang bisa mempengaruhi perasaan manusia.

Pengertian seni secara etimologi berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu Sani yang artinya
pemujaan, persembahan, dan pelayanan. Dengan kata lain, seni sangat erat hubungannya
dengan upacara keagamaan yang disebut juga dengan “kesenian”.

Pengertian Seni Menurut Para Ahli

Untuk lebih memahami apa arti seni, maka kita dapat merujuk pada pendapat beberapa ahli
tentang definisi seni. Berikut ini adalah pengertian seni menurut para ahli:

1. Aristoteles

Menurut Aristoteles, pengertian seni adalah suatu bentuk ungkapan dan penampilan yang


tidak pernah menyimpang dari kenyataan, dan seni itu meniru alam.

2. Plato

Menurut Plato, pengertian seni itu adalah hasil tiruan alam dan segala isinya (ars imitator
naturam).

3. Herbert Read

Menurut Herbert Read, pengertian seni adalah ekspresi dari penuangan hasil pengamatan


dan pengalaman yang dikaitkan dengan perasaan, aktivitas fisik dan psikologis ke dalam
bentuk karya.

4. Thomas Munro

Menurut Thomas Munor, definisi seni adalah suatu alat buatan manusia untuk


menimbulkan efek-efek psikologis atas manusia lain yang melihatnya.

5. Leo Tolstoy

Menurut Leo Tolstoy, pengertian seni adalah ungkapan perasaan pencipta yang kemudian


diungkapkan pada orang lain dengan harapan mereka dapat merasakan apa yang dirasakan
oleh penciptanya.

6. Sudarmaji

Menurut Sudarmaji, pengertian seni adalah manifestasi batin dan pengalaman estetis


manusia dengan memakai media garis, bidang, warna, tekstur, volume, dan gelap terang.

14
7. Ki Hajar Dewantara

Menurut Ki Hajar Dewantara, arti seni adalah hasil keindahan sehingga dapat
mempengaruhi perasaan seseorang yang melihatnya, dan seni merupakan perbuatan
manusia yang bisa mempengaruhi dan menimbulkan perasaan indah.

8. Alexander Baum Garton

Menurut Alexander Baum Garton, pengertian seni adalah keindahan dan tujuan yang


positif menjadikan penikmat merasa dalam kebahagiaan.

9. Drs. Popo Iskandar

Menurut Popo Iskandar, pengertian seni adalah hasil ungkapan emosi yang ingin


disampaikan seseorang kepada orang lain dalam kesadaran hidup
bermasyarakat/berkelompok.

10. Immanuel Kant

Menurut Immanuel Kant, definisi seni adalah sebuah impian karena rumus-rumus tidak


dapat mengihtiarkan kenyataan.

11. Hilary Bel

Menurut Hilary Bel, pengertian seni adalah istilah yang digunakan untuk semua karya yang
dapat menggugah hati untuk mencari tahu siapa penciptanya.

12. Eric Ariyanto

Menurut Eric Ariyanto, pengertian seni adalah aktivitas rohani atau batin yang


direfleksikan dalam bentuk karya dan dapat membangkitkan perasaan seseorang yang
melihat atau mendengarnya.

13. Ensiklopedi Indonesia

Menurut Ensiklopedi Indonesia, pengertian seni adalah ciptaan dari segala hal, karena


keindahannya maka orang senang untuk melihat ataupun mendengarkannya.

Fungsi Seni

Berdasarkan pengertian seni yang telah disebutkan di atas, fungsi seni secara umum


adalah sebagai bentuk/ cara penyampaian ekspresi seseorang kepada orang lain dan
lingkungannya. Beberapa fungsi seni dapat bedakan dalam dua kelompok, yaitu fungsi seni
bagi individu dan fungsi seni bagi sosial.

15
A. Fungsi Seni Bagi Individu

Bagi individu, seni memiliki fungsi sebagai alat pemenuhan kebutuhan mereka. Adapun


bentuk kebutuhan tersebut diantaranya:

1. Seni Sebagai Alat Pemenuhan Kebutuhan Fisik

Manusia adalah mahluk yang mempunyai kecakapan dalam memberi apresiasi pada
keindahan dan penggunaan berbagai benda. Dalam proses pemenuhan kebutuhan fisik ini,
para seniman mempunyai peranan penting dalam menciptakan berbagai benda-benda
bernilai seni untuk pemuasan kebutuhan fisik dan memberikan kenyamanan bagi orang
lain.

2. Seni Sebagai Alat Pemenuhan kebutuhan Emosional

Emosi adalah peraasaan di dalam diri manusia, baik itu perasaan senang, marah, sedih,
haru, cinta, benci, dan lain-lain. Semua orang perlu meluapkan perasaan di dalam diri
mereka agar kondisi kejiwaannya tetap normal.

Untuk memenuhi kebutuhan emosional tersebut, manusia membutuhkan dorongan dari luar
dirinya. Misalnya, seseorang yang punya jiwa seni dan estetika akan mengungkapkan
emosinya melalui musik, lukisan. Atau ketika seseorang merasa stress, maka ia
membutuhkan waktu untuk rekreasi, nonton bioskop, atau hal lainnya untuk meredakan
tekanan jiwa.

B. Fungsi Seni Bagi Sosial

Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kebutuhan akan interaksi dengan orang lain
dan lingkungannya. Dalam hal ini seni juga berfungsi sebagai media untuk pemenuhan
kebutuhan sosial tersebut.

1. Seni Sebagai Media Agama/ Kepercayaan

Seni punya peranan penting dalam penyampaian pesan religi/ agama kepada manusia. Hal
ini bisa kita lihat dari busana/ pakaian, upacara pernikahan, upacara kematian, lagu rohani,
kaligrafi, dan lain-lain.

Contoh fungsi seni dalam agama dapat kita lihat pada Candi Borobudur dan Candi
Prambanan. Relief yang terdapat di dinding Candi tersebut merupakan ilustrasi kitab suci
agama Budha dan Hindu.

16
2. Seni Sebagai Media Pendidikan

Seni juga punya peranan penting dalam dunia pendidikan. Pendidikan dapat
dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu

Pendidikan formal; pendidikan di lingkungan sekolah

Pendidikan non formal; pendidikan di lingkungan masyarakat

Pendidikan informal; pendidikan di lingkungan keluarga

Melalui seni, individu dapat belajar tentang nilai-nilai dan ilmu pengetahuan dengan cara
yang menyenangkan. Misalnya seorang siswa dapat belajar musik atau drama, dimana
kegiatan ini dapat mengekspresikan diri mereka kepada orang lain.

3. Seni Sebagai Media Informasi

Melalui seni juga kita bisa menjelaskan sesuatu kepada orang lain dengan lebih mudah.
Misalnya penggunaan poster yang bernilai seni dimana di dalamnya terdapat informasi
tentang bahaya narkoba, pentingnya imunisasi, dan penyampaian program pemerintah.

4. Seni Sebagai media Hiburan

Sebagian besar yang berkaitan dengan hiburan mengandung unsur seni dimana para pelaku
seni dapat mengekspresikan diri secara aktif atau pasif. Seorang seniman dapat merasakan
senang, marah, terharu, ketika karyanya disukai atau tidak disukai orang lain.

Begitupun individu yang melihat, mendengar, merasakan sebuah karya seni. Manusia bisa
merasa terhibur ketika melihat sebuah lukisan, menonton bioskop, atau menonton sebuah
konser musik.

Macam-Macam Seni

Seni dapat dinikmati melalui media pendengaran (audio art), penglihatan (visual art), dan
kombinasi keduanya (audio visual art). Secara umum, seni dapat dibedakan menjadi empat
kelompok, yaitu:

1. Seni Musik

Seni musik merupakan karya seni yang menggunakan bunyi sebagai unsur utamanya.
Selain itu, di dalam musi terdapat juga unsur lain seperti harmonisasi, melodi, dan notasi.
Selain dari alat-alat musik, suara musik juga berasal dari manusia, misalnya akapela
atau beatbox.

2. Seni Rupa

17
Seni rupa adalah karya seni yang dapat dinikmati melalui media penglihatan, atau visual
art. Seni rupa fokus pada karya yang memiliki wujud dan rupa yang diekspresikan dalam
bentuk lukisan, gambar, patung, kerajinan tangan, multimedia, dan lain-lain.

3. Seni Tari

Seni tari merupakan bentuk seni yang memanfaatkan gerakan tubuh sebagai keindahan.
Seorang pengarah tari (koreografer) dapat menyampaikan maksud atau pesan tertentu
melalui gerakan tarian.

Pada umumnya seni tari digabungkan dengan seni musik. Dengan begitu maka konsentrasi
dan konsistensi gerakan tari menjadi lebih sempurna dalam penyampaian pesan dan
perasaan.

4. Seni Sastra

Seni sastra merupakan bentuk seni yang dinikmati melalui media pendengaran dan
penglihatan. Melalui seni sastra dalam kata-kata, seseorang bisa menyampaikan pesan dan
kesan dengan cara yang indah. Contoh seni sastra misalnya puisi (suara) dan kaligrafi
(tulisan).

5. Seni Teater

Seni teater adalah seni yang memvisualisasikan imajinasi atau menggambarkan buah pikir
seseorang. Hasil imajinasi tersebut berhubungan dengan perilaku mahluk hidup, baik
secara individu maupun kelompok.

Adapun beberapa kemampuan dasar dalam seni teater adalah kemampuan menciptakan
naskah, memahami karakter, dan mengekspresikan karakter dalam naskah

2.9 Alternatif Pemecahan Masalah


Kita tahu bahwa keberagaman budaya dapat menimbulkan konflik dan
kerusuhan sosial. Sebenarnya, telah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah
kita dalam mengatasi masalah sosial akibat keberagaman budaya. Ahli-ahli ilmu
sosial juga telah memberikan teori-teori pemecahan masalah akibat konflik sosial
budaya. Namun pengaruh pemecahan masalah tersebut, tidak langsung dirasakan
hasilnya oleh masyarakat.Sungguh cerdas pujangga Mpu Tantular. Sesaat setelah
melihat keanekaragaman masyarakat yang ada di dalam masyarakat Kerajaan
Majapahit, ia membuat sebuah rumus sosial yang bisa mempersatukan seluruh
perbedaan yang ada di masyarakat. Bahkan, rumus yang ia kemukakan itu bisa

18
dijadikan acuan dalam menghadapi permasalahan yang muncul sebagai akibat
keanekaragaman.
Ia kemudian kita ketahui menulis sebuah kitab Sutasoma, yang di dalamnya
tertulis Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa. Kamu tentu mengetahui
apa arti dari kalimat ini. Tetapi pelajaran yang terpenting dari potongan sejarah ini
adalah bahwa keanekaragaman bukanlah merupakan penghambat bagi tercapainya
persatuan, kesatuan, dan kerukunan masyarakat. Fakta sejarah memang
membuktikan bahwa kehidupan agama di Kerajaan Majapahit berjalan dengan sangat
harmonis antara agama Hindu Siwa, Buddha, dan lainnya, bahkan hingga masuknya
pengaruh agama Islam. Sebagai bukti adalah adanya kebijakan dari raja Majapahit
saat membebaskan raja-raja bawahan di pesisir pantai utara Jawa untuk menganut
agama Islam.
Itu terjadi pada abad-abad yang silam. Bagaimana cara mengatasi
permasalahan yang muncul sebagai akibat dari keanekaragaman dan perubahan
kebudayaan yang ada di masyarakat? Setidaknya ada dua potensi yang bisa dijadikan
dasar pijakan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi di
masyarakat yang multikulturalseperti Indonesia.
a. Menggunakan Kearifan Lokal
Ada sisi positif dan negatif dari kehadiran ratusan suku bangsa di Indonesia.
Selain bisa memperkaya khazanah kebudayaan nasional, juga menjadi pemicu
munculnya disintegrasi sosial. Sering kita dengar terjadinya perang antarsuku
atau konflik sosial antaretnis di Indonesia. Ada banyak alasan yang
mendasarinya. Tetapi, yang menarik adalah ternyata banyak suku bangsa yang
mempunyai mekanisme atau cara di dalam menyelesaikan permasalahan itu.
Kisah tentang kehidupan masyarakat di Lembah Baliem, bisa jadi merupakan
contoh kearifan lokal yang dapat kita jadikan referensi dalam upaya
mencarikan solusi atas permasalahan antaretnis atau antarsuku bangsa di
Indonesia.
b. Menggunakan Kearifan Nasional
Pada saat kita dihadapkan pada beragam konflik dan sengketa yang terjadi di
antara etnis atau suku bangsa yang ada di Indonesia, belajar dari sejarah adalah
cara yang paling tepat. Pada masa penjajahan Belanda kita merasakan betapa
sulit merangkai nilai persatuan untuksama-sama menghadapi bangsa penjajah.
Hingga ketika kita mulai menyadarinya di tahun 1928. Saat itu kita mengakui
Indonesia sebagai identitas bersama, yang mampu mengatasi sejumlah
perbedaan kebudayaan di antara suku bangsa yang ada. Nasionalisme
Indonesia pun terbentuk dalam wujud pengakuan bahasa, tanah air, dan

19
kebangsaan. Dampaknya adalah perjuangan menghadapi kolonialisme Belanda
semakin menampakkan hasilnya.
c. Puncak dari pencarian identitas itu ditemukan pada saat Pancasila disepakati
sebagai dasar negara dan petunjuk atau arah kehidupan bangsa. Kompleksitas
keragaman masyarakat dan budaya di Indonesia pun bisa diakomodasi
bersama. Dasar negara inilah yang digunakan oleh para founding fathers kita
pada saat mendirikan sebuah Negara nasional baru. Disebut negara nasional
karena negara Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang bisa hidup
berdampingan dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keanekaragaman budaya jangan dijadikan sebagai perbedaan, tetapi hendaknya
dijadikan sebagai kekayaan bangsa Indonesia. Kita selaku bangsa Indonesia mempunyai
kewajiban untuk selalu melestarikan kebudayaan yang beraneka ragam tersebut. Di
samping itu, dengan mendalami kebudayaan yang beraneka ragam tersebut, wawasan kita
akan bertambah sehingga kita tidak akan menjadi bangsa yang kerdil. Kita dapat menjadi
bangsa yang mau dan mampu menghargai kekayaan yang kita miliki, yang berupa
keanekaragaman kebudayaan tersebut.

3.2 Saran
Sikap saling menghormati budaya perlu dikembangkan agar kebudayaan kita yang
terkenal tinggi nilainya itu tetap lestari, tidak terkena arus yang datang dari luar.
Melestarikan kebudayaan nasional harus didasari dengan rasa kesadaran yang tingi tanpa
adanya paksaan dari siapapun. Dalam rangka pembinaan kebudayaan nasional, kebudayaan
daerah perlu juga kita kembangkan, karena kebudayaan daerah mempunyai kedudukan
yang sangat penting.Untuk menyikapi keberagaman yang ada kita harus saling
menghormati antara satu denan yang lain agar tercipta kedamaian, tidak ada perpecahan di
antara kita semua.

DAFTAR PUSTAKA
21
http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Indonesia

http://aprilia180490.wordpress.com/2010/05/29/keanekaragaman-suku-bangsa-di-
indonesia/

http://robiartea.blogspot.com/2012/07/makalah-pkn-keanekaragaman-suku-bangsa.html

http://tugino230171.wordpress.com/2011/10/29/keragaman-suku-bangsa-di-indonesia/

http://bahasa.kompasiana.com/2012/09/03/bahasa-indonesia-dan-keberagaman-bahasa/

 http://ganiasmoro.blogspot.com/2011/10/fakta-keragaman-bahasa-indonesia.html

 http://www.jpnn.com/read/2012/08/31/138263/Keragaman-Bahasa-Bisa-Picu-
Disintegritas-

http://apachemask.wordpress.com/2010/12/16/keberagaman-dan-perkembangan-seni-di-
indonesia/

http://coreei7.blogspot.com/2012/08/bab-v-keberagaman-budaya-di-indonesia.html

https://www.academia.edu/28991878/MAKALAH_KEANEKARAGAMAN_BUDAYA.d
ocx

https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-peradaban/115751/2

22

Anda mungkin juga menyukai