Anda di halaman 1dari 39

KUMPULAN TUGAS PERTAMA (1)

Diajukan untuk memenuhi tugas perkuliahan


Budaya Alam Minangkabau yang dibina oleh Dr.
Erizal Gani, M.Pd

Oleh :
UNP2.60.3401.SL.10.40.44.SHAFITRI AISYAH

PROGRAM STUDI TATA RIAS DAN


KECANTIKAN
JURUSAN TATA RIAS DAN KECANTIKAN
FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN
PADANG
2021/2022
2

Peta Konsep

Pengertian
kebudayaan

Fungsi ciri
kebudayaan

Perubahan
Kebudayaan
Berdasarkan
sifatnya
Jenis Kebudayaan
Berdasarkan
Perihal
lingkup
Kebudayaan
persebarannya
Faktor faktor
kebudayaan

Peran
Kebudayaan

Karakteristik
kebudayaan

Sifat Hakikat
kebudayaan
3

Tugas Minggu 1 (Halaman 3-8)

PERIHAL KEBUDAYAAN

A. Kebudayaan
pengertian kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan, dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku, dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan
lain-lain, yang semuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.

B. Fungsi Ciri Kebudayaan


Kebudayaan berfungsi untuk menjadi pedoman hidup berperilaku. Hal ini diwujudkan
dalam bentuk nilai, norma, ataupun hukum. Oleh sebab itu maka kebudayaan seperti ini
terus diturunkan dari generasi ke generasi (shared culture).
Kebudayaan juga berfungsi sebegai alat atau media yang membantu hidup manusia, yang
diwujudkan dalam penciptaan teknologi. Menurut Soerjono Soekamto, setidaknya ada
tujuh unsur dalam teknologi yaitu alat produksi, senjata, wadah, makanan dan minuman,
pakaian dan perhiasan, rumah dan tempat berlindung, serta alat atau moda transportasi.
Kebudayaan juga dapat berfungsi sebagai control sosial atau tata tertib bagi masyarakat.

C. Perubahan Budaya:
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, bahwa budaya adalah hal yang dinamis dan
kerap kali berubah. Perubahan budaya ini dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu:
Invention, yaitu penemuan atau penciptaan hal baru umumnya berupa teknologi misalnya
penemuan telepon dan komputer.
Discovery, yaitu penemuan terhadap suatu benda atau fenomena yang sudah ada
sebelumnya misalnya penemuan Benua Amerika oleh Colombus. Colombus hanya
menemukan Benua Amerika, bukan menciptakan.
Difusi, yaitu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan misalnya penyebaran budaya
KPOP ke seluruh penjuru dunia.

D. Jenis Kebudayaan
Kebudayaan berdasarkan sifatnya
 Kebudayaan Subjektif adalah faktor nilai, idealisme, dan perasaan yang bila
disimpulakan dapat disebut sebagai sebuah faktor batin dalam kebudayaan.
 Kebudayaan Objektif adalah faktor lahiriah dari sebuah kebudayaan, yang
berupa teknik pengajaran, lembaga sosial, seni rupa, seni suara, seni sastra,
upacara budi bahasa.
4

Kebudayaan berdasarkan wujudnya


 Kebudayaan Material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata,
konkret. Yang termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-
temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mankuk tanah liat,
perhiasan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencangkup
barang-barang seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian,
gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
 Kebudayaan Imaterial adalah ciptaan-ciptaaan abstrak yang diwariskan dari
generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu-lagu
tarian tradisional.

Kebudayaan berdasarkan lingkup persebarannya


 Kebudayaan Daerah bukan hanya terungkap dari bentuk dan pernyataan rasa
keindahan melalui kesenian belaka, tetapi termasuk segala bentuk, dan cara-
cara berperilaku, bertindak, serta pola pikiran yang berada jauh dibelakang
apa yang tampak tersebut. Wilayah administrasi tertentu , menurut Judistira
bisa merupakan wilayah budaya daerah itu meliputi beberapa wilayah
administratif, ataupun di suatu wilayah administratif akan terdiri dari bagian-
bagian suatu budaya daerah. Wilayah administratif atau demografi pada
dasarnya menjadi batas budaya lokal dalam definisinya, namun pada
perkembangan dewasa ini, dimana arus urbanisasi dan atau persebaran
penduduk yang cenderung tidak merata, menjadi sebuah persoalan yang
mengikis definisi tersebut.
 Kebudayaan Lokal adalah tergantung pada aspek ruang, biasanya ini bisa
dianalisis pada ruang perkotaan dimana hadir berbagai budaya lokal atau
daerag yang dibawa setiap pendatang , namun ada budaya dominan yang
berkembang yaitu misalnya budaya lokal yang ada di kota atau tempat
tersebut. Definisi Jakobus itu seirama dengan pandangan Koentjaraningrat
(2000). Koentjaraningrat memandang budaya lokal terkai dengan istilah suku
bangsa, dimana menurutnya, suku bangsa sendiri adalah suatu golongan
manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan.
Dalam hal ini unsur bahasa adalah ciri khasnya.
 Kebudayaan Nasional adalah akumulasi dari budaya daerah. Terdapat
berbagai budaya nasional dengan berbagai macam wujudnya. Wujud dari
budaya nasional bisa dilihat secara umum. Jika diperhatikan dengan jelas,
maka terdapat persebaran besar antara kebudayaan di suatu daerah dengan
daerah yang lain. Nmanum keragaman budaya inilah yang menjadi jati diri
bangsa Indonesia.
Berikut persebaran budaya nasional dan bentuknya:
1. Rumah Adat
Rumah adat merupakan rumah khas yang terdapat di masing-masing daerah
(provinsi). Antara provinsi yang satu beda dengan provinsi yang lain. Misalnya
5

rumah Aceh bedadengan rumah balai batak toba di Sumatra Utara dari segi
bentuk dan arsitekturnya.
2. Upacara Adat
Upacara adat merupakan jenis trafisi yang turun temurun dilaksanakan secara
teratur dan tertib menurut ada kebiasaan masyarakat dalam bentuk suatu
rangkaian aktivitas permohonan sebagai sebagai ungkapan rasa terimakasih.
Selain iyu, adat upacara merupakan perwujudan dari sistem kepercayaan
masyarakat yang mempunyai nilai-nilai universal, bernilai sakral, suci, relijius,
dilakukan secara turun temurun, serta menjadi kekayaan kebudayaan nasional.
Bentuk pelaksanaan upacara adat di Indonesia berbeda antara satu daerah dengan
daerah lain. Contonya Aceh (peucicap, peutron aneuk), Sumatra Barat (tabuik,
bajamba), Jawa Barat (seren taun).
3. Tarian tarian
di suatu daerah juga berbeda antara daerah lain di Indonesia. Indinesia sangat kaya
akan tari-tarian. Hal ini dipengaruhi fakta bahwa disuatu daerah tidak hanya
terdapat satu tarian. Contohnya: Aceh terdapat tarian ranup lampau, seudati,
saman, dan lain-lain. Tiap suku di Indonesia memeliki tarian tersendiri.
4. Lagu
Terdapat banyak lagu daerah yang berbeda antara satu daerah dengan yang lain
dan terdapat juga lagu nasional kebangsaan serta lagu-lagu tentang kenegaraan
dan persatuan. Beberapa contoh lagu nasional, garuda pancasila, padamu negeri,
Indonesia raya, gugur bunga, himne guru dan lain-lain.
5. Musik
Identias musik indonesia mulai terbentuk ketika budaya zaman perunggu
bermigrasi kenusantara pada abad ketiga dan kedua sebelum masehi. Musik-
musik tradisinonal umumnya menggunakan instrumen perkusi , teutama gedang
dan gong. Bebrapa perkembangan menjadi musik yang rumit dan betbeda-beda,
seperti alat musik sasando dari pulau rote, angklung dari Jawa Barat, dan musik
orkesta gamelan yang kompleks dari Jawa dan Bali.
6. Pakaian Adat
Pakaian adat di Indonesia juga berbeda antar tiap daerah. Hal ini dipengaruhi oleh
faktor agama dan budaya terdapat di masing-masing daerah. Beberapa contoh:
Aceh (ulee baleng), Sumatra Utara (ulos), bangaka Belitung (kain cual) dan lain-
lain.

E. Faktor-Faktor Kebudayaan
1. faktor ras
pengertian ras di bagi menjadi dua bagian ada ras superior yaitu ras yang mampu
menciptakan kebudayaan . dan yang ke dua yaitu ras imperior dimana ras
imperior yaitu ras yang mampu mempergunakan hasil budaya dan menurut saja.
oleh karena itu ras merupakan suatu faktor yang sangat mendukung tehhadap
perkembangan suatu kebudayaan, yang mana harus ada dorongan dari induvidu
manusia untuk membentuk kebudayaan tersebut. peran ras dalam mempengaruhi
6

suatu kebudayaan tidak akan efektif  tanpa di dorong dengan kesadaran individu
seseorang yang menjadi subjek dalam pengembangan kebudayaan.
suatu ras akan mengalami kemajuan bilamana setiap individu yang ada di
dalamnya cakap dan mampu menghasilkan kebudayaan, maka ras tersebut akan
nampak dan akan terdapat suatu kebudayaan yang meningkat pesat. namun
sebaliknya bilamana jiwa individu yang ada di dalam ras tersebut tidak membuat
suatu kebudayaan maka ras tersebut akan lamban dalam perkembangan
kebudayaannya.
2. faktor lingkungan geografis
jika kita cermati faktor yang kedua ini terdapat kalimat "geografis" yang mana
dengan kata tersebut kita akan dapat mengartikan/mendeskripsikan bahwasanya
hal ini akan bersangkutan dengan fenomena geosfernya seperti keadaan tanah,
iklim, suhu udara, dan yang lainnya yang menyankut dengan alam dimana
manusia bertempat tinggal. oleh karena itu lingkungan alam sangat
mempengaruhi suatu kebudayaan daerah tertentu. misalanya orang yang tinggal di
daerah yang iklimnya tropis dalam segi pakaiannya akan berbeda dengan orang
yang tinggal di daerah yang suhunya subtropis.
3. faktor perkembangan teknologi
era globalisasi ini merupakan era yang berba modern dan terjadinya
perkembangan teknologi ynag sangat pesat. tingkat perkembangan teknologi
merupakan suatu faktor yang mempengaruhi kebudayaan. semakin pesat dan
tinggi tingkat teknologi manusia, maka pengaruh lingkungan geografis akan
semakin berkurang terhadap perkembanagan suatu kebudayaan. dikarenakan
dengan teknologi yang mutakhir dapat mempermudah suatu bangsa untuk
mengatasi lingkungan alam.
4. faktor hubungan antar bangsa
hubungan antar bangsa mempunyai suatu pengaruh yang signifikan terhadap
kebudayaan. dapat kita buktikan dengan adanya peristiwa berikiut ini:
- perembasan kebudayaan secara damai (penetration pasifique) 
hal tersebut terjadi dikarenakan adanya imigran dan menetap di negara lain.
mereka membawa kebudayaan mereka dan diterima oloh bangsa di negri tersebut
tanpa menimbukan kegoncangan masyarakat penerima.
- akulturasi (culture contact) 
akulturasi merupakan proses persilangan unsur kebudayaan asing dengan
kebudayaan setempat dan di cerna menjadi kebudayaan sendiri.
- difusi kebudayaan
difusi kebudayaan merupakan penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari suatu
tempat ke tempat lain.
- culture creisse
merupakan perkawinan antara dua unsur budaya di suatu tempat yang merupakan
diluar ke dua tempat kebuyaan tersebut.
5. faktor sosial
7

lapisan masyarakatdan hubungan interaksi sosial diantara suatu warga  akan


membentuk suatu watak dan ciri-ciri dari masyarakat tersebut. hubungan antara
anggota masyarakat dengan sesamanya akan mempunyai pengaruh terhadap
kebudayaan seperti halnya pada masyarakat yang masih mempunyai jenjang
dimensi stratifikasi sosial tersebut. 
6. faktor religi
keyakinan yang dimiliki suatu masyarakat yang diyakini sejak lama maka akan
sulit hilang dengan begitu saja. penghilangan suatu bentuk kebiasaan akan
membutuhkan keberanaian dari individu- individu sebagai kreatifator dan
inovator dalam pembangunan.
7. faktor prestige
faktor tersebut umumnya bersifat individual yang di populerkan di dalam
kehidupan sosial. konkritisasi dari faktor tersebut akan mempunyai efek negative
berupa pemaksaan diri ataupun keluarga, seperti halnya perayaan dan pesta besar
besaran, kejadian tersebut secara ekonomis tidak bisa di pertanggung jawabkan.
8. faktor mode
faktor ini bukanlah sebagai motif ekonomi melainkan hasil budaya pada saat-saat
tertentu. ini lebih bersifat temporer sebagai siklus yang terus menerus. faktor ini
sedikit banyak berpengaruh terhadap kebudayaan.

F. Peran Kebudayaan
Kebudayaan memiliki peran dan fungsi yang sentral dan mendasar sebagai landasan
utama dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara karena suatu bangsa akan
menjadi besar jika nilai-nilai kebudayaan telah mengakar (deep-rooted) dalam sendi
kehidupan masyarakat.

G. Karakteristik Kebudayaan
 Budaya mempelajari perilaku manusia
 Budaya terkadang bersifat abstrak, berupa ide, gagasan, ataupun keyakinan
 Budaya merupakan produk manusia, diciptakan oleh manusia atau sekelompok
manusia
 Budaya meliputi sikap, nilai, dan pengetahuan
 Budaya meliputi objek materi, yang diwujudkan dalam teknologi
 Budaya dibagikan dan diteruskan oleh anggota masyarakat.
 Budaya merupakan cara hidup.
 Budaya seringkali menghadapi perubahan atau dinamis.

H. Sifat Hakikat Kebudayaan


 Kebudayaan bersifat universal, namun perwujudan kebudayaan mempunyai ciri-
ciri khusus yang sesuai dengan situasi maupun lokasinya. Untuk menjelaskan ini,
kita dapat belajar dari pepatah “di mana langit di junjung, di situ bumi di pijak”,
8

jadi untuk mengaplikasikan suatu kebudayaan, kita harus melihat konteks lokasi
dan masyarakat yang bersangkutan
 Kebudayaan bersifat stabil, tetapi juga dinamis. Seiring perkembangan jaman,
tentulah terjadi perubahan pada budaya, namun perubahan ini umumnya terjadi
bertahap. Jika budaya tidak berubah mengikuti perkembangan jaman, umumnya
budaya tersebut akan mati dan ditinggalkan sehingga budaya merupakan hal yang
dinamis.
 Kebudayaan mengisi dan menentukan jalan kehidupan manusia. Kebudayaan
merupakan atribut dari manusia. Ia mengisi kehidupan manusia dan membantu
kehidupan manusia, namun kebudayaan juga dapat menentukan kehidupan
manusia ke depannya, seperti kehidupan manusia di masa modern yang sangat
bergantung kepada internet dan teknologi.
9

Peta Konsep
Pengertian
manusia

Pengertian
martabat

Manusia beda
dengab makluk
Perihal manusia lainnya
sebagai makhluk
berbudaya Manusia dan
Kebudayaan

HAM

Contoh hakekat
kebudayaan
10

Tugas Minggu 2 ( Halaman 10-11)


PERIHAL MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BERBUDAYA

A. Pengertian
Manusia merupakan makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk
menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya
sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha
menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan.

B. Martabat
Manusia merupakan makhluk yang berbudaya. Dimana manusia memikili adab akan
sikap dan perbuatan yang didasarkan pada budi murni manusia yang dihubungkan dengan
norma-norma, baik terhadap diri sendiri, sesama manusia, maupun terhadap
lingkungannya.

C. Manusia Beda Dengan Makhluk Lainnya


 Karena manusia memiliki akal budi pekerti yang baik, memiliki kebebasan
pendapat dan hati nurani dalam berbudaya. Makhluk lainnya tidak, karena mereka
hanya sekelompok makhluk yang tidak memiliki akal pikiran dalam berbudaya.
 Manusia dengan akal budinya mampu memperbaruhi dan
mengembangkan sesuatu untuk kepentingan hidup dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidup

D. Manusia dan Kebudayaan


Manusia sebagai makhluk hidup yang sempurna, dapat menciptakan kebuyaan tersendiri
dengan cara melestarikannya secara turun temurun., karena kebudayaan itu diciptakan
dengan akal sehat sehinggal manusia dan kebudayaan saling berhubungan.

Manusia sebagai makhluk berbudaya mempunyai ragam kebudayaan dengan manusia


lain dalam masyarakat. Hubungan tersebut dilandasi ole ikatan moral yang mewajibkan
pihak-pihak mematuhinya. Berdasarkan ikatan tersebut, seharusnya dilakukan
(kewajiban) dan memperoleh apa yang seharusnya didapat (hak).

• kebudayaan itu tidak diturunkan secara biologis melainkan


diperoleh melalui proses belajar; dan

• kebudayaan itu didapat, didukung dan diteruskan oleh manusia


sebagai anggota masyarakat.

E. HAM
Hak asasi manusia berarti hak-hak yang melekat pada manusia
11

berdasarkan kodratnya, maksudnya hak-hak yang dimiliki manusia sebagai


manusia. Hak asasi manusia (HAM) adalah hak-hak dasar yang dimiliki
manusia sebagai manusia yang berasal dari Tuhan, dan tidak dapat
diganggu gugat oleh siapapun.
Masalah Hak Asasi Manusia mempunyai akar budaya yang sangat kuat
di Indonesia. Hak Asasi Manusia merupakan hak yang melekat pada diri
manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah
Allah yang harus dihormati, dijaga, dan dilindungi oleh setiap individu,
masyarakat atau Negara.

F. Contoh Manusia Makhluk Berbudaya

 Manusia sebagai mahluk yang berbudaya dikenal sebagai manusia yang cinta
akan budaya dan tidak lepas dari budaya itu sendiri dari kehidupan sehari-hari.
Dia akan terus melestarikan budaya itu sebagai bagian dari kehidupannya karena
dengan budaya kita dapat mempererat tali persaudaraan di antara manusia dan
saling mengenal satu sama lain serta saling menjaga kelestarian budaya itu
sendiri.

sikap gotong royong dan memagi hasil kenikmatan secara adil merupakan contoh
manusia sebagai makhluk budaya.

 Tabuik/ Tabot di Pariaman dan Bengkulu, acara tersebut selalu dilakukan


setiap tahunnya pada bulan muharram.
 kebiasaan di daerah bali yang biasa melakukan upacara pemakaman yang
biasa disebut dengan ngaben. 
G. Sifat Hakekat kebudayaan
 Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perikelakuan manusia

 Kebudayaan telah ada terlebih dahulu daripada lahirnya suatu


 generasi tertentu, dan tidak akan mati dengan habisnya usia
generasi yang bersangkutan
 Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah
 lakunya
 Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-

kewajiban , tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan- tindakan

yang dilarang dan tindakan-tindakan yang diizinkan


12

Peta Konsep

Perihal
Kebudayaan
Minangkabau
( MKB)

Pengertian Sejarah Wilayah Landasan Filsafah


Tingkatan Adat Sifat Adat
Kebudayaan Kebudayaan Kebudayaan Adat
Minangkabau Minangkabau
Minangkabau Minangkabau Minangkabau Minangkabau
13

Tugas minggu 3 ( Halaman 13-18 )

Perihal kebudayaan Minangkabau (MKB)

A. Pengertian Kebudayaan Minagkabau (MKB)


Secara umum, perkataan Minangkabau mempunyai dua pengertian, pertama
Minangkabau sebagai tempat berdirinya kerajaan Pagaruyung. Kedua,
Minangkabau sebagai salah satu kelompok etnis yang mendiami daerah tersebut
(Mansoer, 1970:58). Istilah Minangkabau tidak lagi mempunyai konotasi sebuah
daerah kerajaan, akan tetapi lebih mengandung pengertian sebuah kelompok etnis
atau kebudayaan yang didukung oleh suku bangsa Minangkabau (Hajizar, 1988:31).

Minangkabau dalam pengertian sosial budaya merupakan suatu daerah


kelompok etnis yang mendiami daerah Sumatera Barat sekarang, ditambah dengan
daerah kawasan pengaruh kebudayaan Minangkabau seperti: daerah utara dan timur
Sumatera Barat, yaitu Riau daratan, Negeri Sembilan Malaysia; daerah selatan dan
timur yaitu; daerah pedalaman Jambi, daerah pesisir pantai sampai ke Bengkulu, dan
sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia (Couto dalam Arisman, 2001:56).

Tidak ada yang dinamakan suku bangsa Sumatera Barat atau kebudayaan
Sumatera Barat. Namun secara praktis pemerintah Daerah Tingkat I propinsi
Sumatera Barat-lah yang menggerakkan kebudayaan Minangkabau.

B. Sejarah kebudayaan Minangkabau (MKB)


Sejarah bermula pada masa kerajaan Adityawarman. Adityawarman adalah
seorang raja yang pernah memerintah di Pagaruyungan, pusat Kerajaan
Minangkabau. Tidak hanya itu, dirinya juga merupakan raja pertama yang
memperkenalkan sistem kerajaan di Sumatera Barat. Kemudian pada abad ke-17,
provinsi ini mulai lebih terbuka dengan provinsi lainnya, khususnya Aceh.
Sebelumnya, masyarakat Minangkabau didominasi oleh aga Budha, namun
demikian akhirnya masyarakat Minangkabau didominasi oleh agama Islam.
Sementara itu, kata Minang yang dipakai pada desa ini berawal dari adanya isu yang
beredar bahwa Kerajaan Pagaruyung akan diserang oleh Kerajaan Majapahit dari
Provinsi Jawa. Atas kerajaan tersebut, maka terjadilah peristiwa adu kerbau.
Peristiwa adu kerbau ini, akhirnya dimenangi oleh kerbau minang. Kemenangan
tersebut, memunculkan kata minang dan kabau.
Sehingga selanjutnya, kedua kata tersebut dijadikan nama desa Minangkabau.
Sebagai pengingat dari kemenangan peristiwa adu kerbau antara Kerajaan
Paguruyung dan Kerajaan Majapahit, masyarakat Minangkabau mendirikan
rangkiang atau rumah loteng yang atapnya mengikuti bentuk tanduk kerbau.
14

Beberapa tulisan sejarah mengatakan, transportasi masyarakat Minangkabau


pada saat itu adalah kerbau. Hal ini didorong dengan adanya pernyataan bahwa
agama yang dipercaya saat itu mengajarkan untuk menyayangi binatang seperti,
gajah, kerbau, dan lembu.
Runtuhnya kerajaan Paguruyungan, dan adanya pengaruh dari Belanda di Perang
Padri, membuat daerah pedalaman Minangkabau menjadi bagian dari Pax
Netherlandica atau politik kolonial Belanda, yang berupaya menyatukan wilayah
jajahan Belanda.

C. Wilayah Kebudayaan Minagkabau (MKB)


Etnik Minangkabau dapat dibagi menjadi
3 yaitu daerah darek (luhak), daerah rantau, dan pasisia (pesisir).

1. Daerah Darek(luhak)
Daerah Darek dianggap sebagai sumber dan pusat adat Minangkabau, dan di
dataran tinggi. Wilayah darek terbagi lagi atas tiga wilayah yaitu Luhak Tanah Datar,
Luhak Agam, Luhak Limo Puluh Koto. Yang dikatakan luhak tanah datar adalah
daerah kabupaten tanah datar sekarang, sebagian sawahlunto, sijunjuang, dan solok.
Yan disebut luhak agam terdiri atas ampek angkek, Lawang nan tigo balai, dan nagari
sakaliliang Danau Maninjau. Sedangkan luhak limo puluh koto adalah daerah yang
terletak disepanjang batang sinamar, daerah sekitar gunung sago bagian utara dan
barat, seiliran batang Lampasi dan Batang Agam, bahkan sampai ke sipisau pisau
anyuik ( Pekanbaru sekarang).

2. Daerah Rantau
Daerah ini merupakan tempat merantau bagi orang orang dahulu. Dari Luhak
Nan Tigo mereka pergi kedaerah lain dan membuat negeri baru disana. Disana
mereka tetap memakai adat seperti adat daerah yang meeka tinggalkan. Hubungan
mereka tidak putus dengan negeri asal mereka di luhak nan tigo. Umumnya daerah ini
erada disepanjang aliran sungai dan bermuara ke timur, ke selat Malaka, bahkan
termasuk Rantau Nan sembilan (negeri sembilan di Malaysia). Daerah rantau
Minangkabau dikenal juga dengan rantau nan tujuah jurai, yaitu rantau kampar,
kuantan, XII Koto, cati nan tigo, negeri sembilan, tiku pariaman, dan pasaman.
Daerah tiku pariaman dan pasaman dikenal juga dengan daerah pasisie.

3. Daerah Pasisie
Daerah ini meliputi daerah sepanjang pantai sebelah barat pulau sematera yang
memanjang dari barat laut ke tenggara. Dalam tambo disebutkan daerah pasisie yaitu
daerah nana nagari nagarinya talatak sabalah matohari ka tabanam, nan mamanjang
dari utara ka selatan. Jadi daerah ini mulai dari perbatasan daerah
minangkabaudengan daerah bengkulu sekarang yaitu muko muko sampai ke
perbatasan minangkabau dengan daerah tapanuli bagian selatan. Minangkabau
merupakan salah satu etnis yang menganut sistem matrilineal. Dimana garis
15

keturunan ditarik dari garis keturunan ibu. Dimana suku anak diturunkan dari suku
ibunya, jika disuatu keluarga tidak terdapat anak perempuan maka dapat dikatakan
bahwa suku tersebut telah punah. Sistem perkawinan di masyarakat minang kabau
menganut sistem eksogami, dimana tiap orang diharuskan menikah dengan orang
diluar sukunya, jika terjadi pernikahan dengan orang yang berasal dari suku yang
sama (incess) maka pasangan tersebut akan mendapatkan sanksi adat yakni
dikucilkan masyarakat dalam pergaulan atau dikenal dengan istilah dibuang
sapanjang adat. Masyarakat Minangkabau semuanya beragama islam karena tertuang
jelas dalam pepatah “adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah”. Dimana arti
dari adat basandi syarak berarti
semua peraturan adat berpedoman kepada ajaran agama, syarak basandi kitabullah
berarti agama yang dimaksud berpedoman kepada kitab Al-Qur’an. Maka bisa
dipastikan seluruh masyarakat minangkabau beragama islam,jika ada yang keluar dari
agama islam maka secara otomatis mereka tidak lagi dianggap sebagai orang minang
itu sendiri.

D. Orang (MKB)
Orang Minang terkenal sebagai kelompok yang terpelajar, oleh sebab itu pula
mereka menyebar di seluruh Indonesia bahkan manca-negara dalam berbagai macam
profesi dan keahlian, antara lain sebagai politisi, penulis, ulama, pengajar, jurnalis,
dan pedagang. Berdasarkan jumlah populasi yang relatif kecil (2,7% dari penduduk
Indonesia), Minangkabau merupakan salah satu suku tersukses dengan banyak
pencapaian. Majalah Tempo dalam edisi khusus tahun 2000 mencatat bahwa 6 dari 10
tokoh penting Indonesia pada abad ke-20 merupakan orang Minang.3 dari 4 orang
pendiri Republik Indonesia adalah putra-putra Minangkabau.
Keberhasilan dan kesuksesan orang Minang banyak diraih ketika berada di
perantauan. Sejak dulu mereka telah pergi merantau ke berbagai daerah di Jawa,
Sulawesi, semenanjung Malaysia, Thailand, Brunei, hingga Philipina. Pada tahun
1390, Raja Bagindo mendirikan Kesultanan Sulu di Filipina selatan. Pada abad ke-14
orang Minang melakukan migrasi ke Negeri Sembilan, Malaysia dan mengangkat raja
untuk negeri baru tersebut dari kalangan mereka. Di akhir abad ke-16 atau awal abad
ke-17, beberapa ulama Minangkabau seperti Tuan Tunggang Parangan, Dato ri
Bandang, Dato ri Patimang, Dato ri Tiro, dan Dato Karama, menyebarkan Islam di
Kalimantan, Sulawesi, dan Kepulauan Nusa Tenggara.

E. Landasan Filsafah Adat Minangkabau (MKB)


Dasar falsafah adat Minangkabau itu bertumpu pada ketetapan-ketetapan
Allah dan Rasulnya, yang tertuang dalam Al-Quran dan Sunnah Rasul-Nya,
termasuk yang dapat dicermati dari ayat-ayat Kauniah yang berupa Sunnatullah
(hukum alam). Sedangkan pemikiran para filosof Minang sendiri menempati
posisi yang paling rendah dari dasar falsafat adat Minang tersebut.
Ada tiga bentuk derajat falsafah adat Minangkabau :
16

 Bentuk yang berdasarkan agama, yang merupakan derajat tertinggi karena


didasarkan pada firman Allah dan Sunnah Rasul-Nya.
 Bentuk yang berdasarkan kepada ketentuan-ketentuan terdapat dalam
alam nyata yang dinyatakan dalam bentuk hukum alam atau sunnatullah.
 Corak dan derajat terendah adalah timbul dari buah fikiran manusia,
seperti filosuf.

F. Tingkatan Adat Minangkabau
Dari proses pertumbuhan dan perkembangannya adat Minang sampai
dewasa ini, seperti yang telah disinggung di atas terdapat empat jenis adat, yaitu:
o Adat istiadat
o Adat nan teradat
o Adat nan diadatkan
o Adat nan Sabana adat.
Adat jenis 1 dan 2 diformulasikan melalui musyawarah mufakat dari suatu kelompok
(nagari) masyarakat sesuai dengan kondisi dan priode waktu tertentu. Karenanya
kedua jenis adat ini dapat berubah disesuaikan dengan keadaan dan waktu. Jenis
adat 3 adalah diformulasikan dengan kesepakatan berdua oleh Dt.Perpatih nan
Sabatang dan Dt.Ketumanggungan.
Dt.Perpatih Nan Sabatang dan Dt.Ketumanggungan adalah dua orang pemikir dan
peletak dasar adat Minangkabau. Merekalah yang membuat patokan-patokan
yang akan diberlakukan bagi anak keturunannya, yaitu masyarakat Minangkabau.

G. Sifat Adat Minangkabau


Sifat adat Minang, sebagai akibat logis dari jenis adat di atas maka
dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu yang lestari dan yang berubah Selagi
orang Minang taat memeluk agama Islam dan beriman serta bertaqwa kepada
Allah swt, maka nilai-nilai yang terkandung di dalam ketentuan adat nan sabana
adat akan lestari sepanjang masa. Seseorang yang mengaku orang Minang akan/harus
mematuhi ketentuan-ketentuan agamanya yang dipakaikan dalam adat tersebut.
Demikian juga struktur masyarakat Minang yang tersusun menurut garis
ibu dimana pewarisan sako dan pusako yang telah dimantapkan oleh nenek moyang
mereka Dt.Perpatiah nan Sabatang dan Dt.Ketumanggungan, akan tetap menurut
garis ibu. Seseorang hanya berhak mewarisi sako (penghulu adat) kalau lai tumbuh
dibukunyo, artinya yang bersangkutan jelas silsilah atau ranjinya menurut
keturunan garis ibu yang ikatannya adalah batali darah, yang dikenal dengan
ungkapan :
Biriak biriak turun kasasak
Tibo disasak makan-makan
Dari niniak turun ka mamak
Dari mamak turun ka kamanakan.
17

Begitu juga pewarisan pusako (harta pusaka) pada dasarnya tetap melalui garis
keturunan ibu. Kedua contoh ketentuan adat tadi tidak akan mengalami
perubahan, dan bersifat sangat prinsip dalam struktur masyarakat dan adat
Minang.
Tentu saja tidak seluruh jenis adat bersifat tetap, nan tak lakang dek paneh
dan tak lapuk dek hujan. Jenis adat nan teradat dan adat istiadat dapat saja
berubah sesuai dengan keadaan lingkungan dan kemajuan zaman. Ketentuan ini
diungkapkan dalam petatah petitih :
Sakali aia gadang
Sakali tapian baranjak
Walaupun barubah disitu situ juo
Sakali gadang batuka
Sakali peraturan barubah
Namun adat baitu juo.

Jadi pada umumnya adat Minang itu bersifat terbuka hal ini sejalan dengan
ungkapan yang diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu :
Dimano bumi dipijak, disitu langik dijunjuang
Dimano ranting dipatah, disinan aia disauk
kandang kambiang mangembek
Masuk kandang kabau malanguah.
Tibo di rantau induak samang dan dunsanak cari dahulu

Dengan demikian ketika kita hendak mencoba memahami adat Minang, yang
perlu untuk kita ketahui adalah nan ampek (yang empat) Yang dimaksud dengan yang
empat itu adalah, bahwa patokan-patokan hidup itu didasarkan pada ungkapan-
ungkapan yang disederhanakan dalam bentuk pasangan-pasangan aturan itu
didasarkan atas empat patokan.
Nan ampek itu ialah :
1. Asal suku di Minangkabau adalah ampek; Bodi, Caniago, Koto dan Pilang.
2. Mula-mula adat diciptakan oleh nenek moyang kita adalah; adat
bajanjang naik batanggo turun,adat babarih babalabeh, adat baukua jo
bajangko, adat batiru bataladan.
3. Jalan yang harus dilalui dalam hidup ini ada empat; jalan mandata, jalan
mandaki, jalan melereng dan jalan manurun
4. Ajaran adat ada empat; raso, pareso, malu dan sopan.
5. Dasar nagari ada empat; taratak, dusun, koto dan nagari.
6. Kato-kato ada empat; kato pusako, kato mufakat, kato kamudian dan
kato dulu.
7. Hukum ada empat; hukum ilmu, hukum kurenah, hukum sumpah dan
hukum perdamaian.

Itulah beberapa penjelasan singkat di seputar Konsepsi Adat Minang.


18

Peta Konsep
19

Perihal Alam
Takambang Jadi
Guru

Pengertian Alam
Takambang jadi Falsafah Implementasi
guru

Bermakna Alam
kewajiban belajar Terkembang
sepanjang hayat Rahmat Allah
20

Tugas minggu 4 ( Halaman 20-25 )


Perihal Alam Takambang Jadi Guru

A. Pengertian Perihal Alam Takambang Jadi Guru


Merupakan pepatah yang berasal dari daerah Minang Kabau ( Sumatera
Barat). Diartikan dalam bahasa Indonesia kira-kira menjadi “Alam terkembang”
dijadikan guru. “AlamTakambang ” adalah sumber belajar yang sesungguhnya,
yakni sumber belajar yang sungguh-sunguh dapat memenuhi kebutuhan semua
yang sifatnya selalu ada sepanjang zaman ataupun memiliki makna ganda yaitu
bermakna kewajiban belajar sepanjang hayat dan bermakna alam dengan
segala isinya merupakan rahmat yang tak ternilai harganya dari Allah.
Berikut akan diuraikan masing-masing makna dimaksud.

a. Bermakna kewajiban belajar sepanjang hayat

Dalam kehidupan manusia, belajar merupakan sesuatu yang tidak dapat


ditinggalkan sedetikpun, kapanpun dan dimanapun kita berada. Ini terbukti dari
hadits rasulullah tuntutlah ilmu dari ayunan sampai keliang lahat. Tuntutlah
ilmu walaupun ke negri Cina.

Belajar yang dimaksud disini bukan hanya sekedar belajar untuk


mengetahui sesuatu yang belum diketahui tetapi belajar yang sungguh-sungguh
dan mengaplikasikan apa yang sudah dipelajari. Pepatah minang mengatakan:

Panakiak pisau sirawik (Penakik pisau siraut)

Ambiak ga/ah batang /intabuang (ambit galah batang


intabuang)

Si/odang ambiah ka niru (selodang ambil untuk nyiru)

Nan satitiak jadikan /auik ( yang sekepal jadikan gunung)

Nan sakapa jadikan gunuang (yang setitik jadikan laut)

a/am takambang jadi guru (alam terkembang jadi guru)


21

(Hakimy, 2001: 2)

Pepatah di atas mengandung arti agar manusia selalu berusaha


menyelidiki, membaca, serta mempelajari ketentuan ketentuan yang terdapat
pada alam semesta sebagai sunatullah. Penyelidikan yang dilakukan
berkali-kali diharapkan dapat menemukan suatu kesimpulan yang
dapat digunakan sebagai perbandingan yang berguna bagi man usia.

Salah satu peristiwa alam yang dapat dicontoh oleh manusia adalah
ketika manusia pertama kali mati di dunia yakni si Qabil anak laki-Iaki
nabi Adam a.s. yang dibunuh oleh kakaknya Habil. Habil bingung dan
berfikir bagaimana cara menguburkan adiknya si Qabil. Ketika itu
datang sepasang burung gagak lalu dia berkelahi dan satu diantaranya
mati. Burung gagak yang masih hidup berusaha menggali lubang
dengan kaki dan paruhnya. Setelah lubang itu dalam maka
dimasukkannyalah kawannya yang mati itu lalu ditimbunnya lobang itu
kembali. Habil memperhatikan peristiwa ini dari awal sampai akhir. Dari
perbuatan burung gagak tersebut habil memperoleh pelajaran yang
sangat bermakna yaitu bagaimana cara menguburkan orang yang
telah mati. Setelah itu Habilpun melakukan perbuatan yang sarna
dengan berusaha menggali lobang untuk menguburkan Qabil. Inilah
manusia pertama yang belajar dari peristiwa alam bahkan ada yang
mengatakan Habil adalah pencipta teknologi pertama.

b. Alam Terkembang Rahmat Allah

Rahmat adalah kebaikan yang diterima oleh manusia tanpa di


sengaja dan tanpa syarat apapun. Artinya rahmat tidak dikaitkan
dengan prestasi atau kebaikan kita, namun ia merupakan berkat,
anugrah dan karunia atau pemberian dari Allah (Sinamo, 2005).
Rahmat adalah semua fasilitas yang diberikan Allah kepada
22

manusia termasuk bumi dengan segala isinya agar manusia dapat


mengembangkan semua potensi yang dimilikinya. Dengan demikian
dapat dikatakan apa saja yang ada di alam ini merupakan rahmat
yang diberikan Allah pada manusia yang mau berfikir.

Nenek moyang orang minangkabau dari dahulu sudah


mempelajari bahwa alam merupakan rahmatan Iii alamin. Atas rahmat
Allah orang minangkabau belajar dari alam. Inilah rahmat terbesar yang
dirasakan masyarakat minangkabau terlebih lagi ketika masuknya
agama Islam ke minangkabau. Dimana kitab suei al Qur'an langsung
digunakan masyarakat minangkabau sebagai pedoman hidup beradat
istiadat. Pepatah minang mengatakan Adat basandi syarak, syarak
basandi kitabulJah.
Artinya apapun perbuatan yang harus dilakukan dalam adat
minangkabau tidak bertentangan dengan ajaran Islam bahkan dilandaskan
pada ajaran Islam.

Dalam adat minangkabau agama menjadi fundamen dan penyangga


budaya minangkabau. Meskipun Islam masuk ke minangkabau setelah
adat minangkabau itu ada, namun roh Islam sudah melekat dan
diamalkan dalam budaya minangkabau sehingga Islam menjadi
penyempurna budaya minangkabau.

Dalam Alqur'an banyak terdapat firman Allah yang menyuruh


manusia mempelajari dan menyelidi alam seperti firman Allah:
"Sesungguhnya kejadian bumi dan langit dan pergantian siang dan
malam merupakan aya-ayat yang harus dipelajari manusia yang berakal (
Ali Imran ayat 190).

Dan Allah yang menghamparkan permukaan bumi dan Dia jadikan


padanya tumbuh-tumbuhan dan sungai-sungai, dan bermacam buah-
buahan dan Dia jadikan siang dan malam, sesungguhnya yang
demikian menjadi tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (Arra'du ayat
23

3).

Dari cuplikan-cuplikan di atas dapat disimpulkan bahwa alam


semesta yang dicipta oleh Allah dengan segala isinya menjadi
rahmat bagi manusia umumnya dan khususnya bagi masyarakat
minangkabau yang memiliki budaya sesuai dengan ajaran Islam
tersebut. Pepatah berikut mengisyaratkan bahwa dalam pergaulan
hidup budi pekerti menjadi sangat penting dimana di dalam ajaran
Islam juga dikatakan demikian.

Nan kuriak kundi (Yang kurik kundi) Nan


merah sago (yang merah sago) Nan baiak
budi (yang baik budi)
Nan indah baso (yang indah base)
Jika dimaknai pepatah di atas, dapat dikatakan pepatah tersebut
mengandung arti yang sarna dengan tujuan pendidikan nasional yaitu
membentuk manusia beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia.

B. Falsafah
Falsafah “Alam Terkembang Jadi Guru” menyiratkan bahwa segala sesuatu yang
tersaji di alam semesta ini merupakan anugerah Tuhan yang dapat dijadikan sebagai
pedoman dalam tatanan hidup bermasyarakat. Implementasi dari konsep ‘Alam
Terkembang Jadi Guru” bukan hanya dimanifestasikan dalam bentuk perhatian dan
pemanfaatan alam sebagai sumber pengetahuan dan peradaban, melainkan juga tercermin
dalam perilaku berbahasa. Hal ini tercermin dalam pemanfaatan simbol-simbol yang
dapat merujuk pada konsep tertentu sesuai tujuan komunikasi. Keberadaan simbol dalam
ungkapan kebahasaan merupakan suatu yang tidak bisa lepas dari aktivitas berbahasa
bagi masyarakat Minangkabau. Kemampuan berpikir secara simbolik, dapat
mengabstraksikan pengalamannya dalam suatu sistem yang penuh makna, sehingga
memungkinkan seseorang dapat mewariskan dan mengkomunikasikan pengalaman dan
pemikiran mereka pada pihak lain.
24

“Alam Takambang Jadi Guru” yang ditulis oleh A. A. Navis (1984), di dalam
buku ini, Navis menggunakan pendekatan falsafah Minangkabau yang berpangkal pada
alam takambang jadi guru dan menggunakan pepatah serta petitih yang merupakan
produk asli kebudayaan Minangkabau. Di dalam buku ini Navis membahas tentang
falsafah alam, di mana alam merupakan hal yang sangat berarti bagi masyarakat
Minangkabau, tidak hanya sebagai tempat lahir, hidup, berkembang biak dan mati,
namun juga mempunyai makna filosofis, seperti yang diungkap dalam falsafah alam
takambang jadi guru (alam terkembang jadi guru). Di mana alam diumpamakan menjadi
seorang guru yang selalu mengajari dan mendidik masyarakat Minangkabau dalam proses
kehidupannya. Oleh karena itu, ajaran dan pandangan hidup Minangkabau yang
dinukilkan dalam pepatah, petitih, pituah, mamangan, serta lainnya mengambil bentuk,
sifat dan kehidupan alam.

C. Implementasi
Implementasi dari konsep ‘Alam Terkembang Jadi Guru” bukan hanya
dimanifestasikan dalam bentuk perhatian dan pemanfaatan alam sebagai sumber
pengetahuan dan peradaban, melainkan juga tercermin dalam perilaku berbahasa.
25

Peta Konsep

Luhak dan Rantau

Ungkapan tentang
Pengertian luhak Jenis luhak dan Ciri ciri luhak dan Perbedaan luhak
perbedaan luhak
dan rantau rantau rantau dan rantau dan rantau

Agam Lima Puluh Koto Tanah Datar


26

Tugas minggu 5 ( halaman 26-28)


Perihal luhak dan rantau

A. Pengertian Luhak dan Rantau

LUHAK
Secara etimologis bhs. Minangkabau, luhak = luak = kurang Menurut bhs. Sangsekerta
luhak berasal dari lwa = luas, lapang. Luhak adalah wilayah territorial pemerintahan,
wilayah administrasi di bawah keresidenan yang disebut afdeling (setingkat kabupaten
sekarang). Luhak merupakan kesatuan geografis, sosial ekonomis, politis dan kultural.

RANTAU
Rantau adalah wilayah tempat berusaha, mencari ilmu, keterampilan dan
pengalaman,
yang hasilnya untuk menambah kesejahteraan dan kebahagiaan diri sendiri, sanak
saudara dan kampung halaman.
 Penduduk rantau terutama berasal dari darek.
 Rantau merupakan daerah kolonisasi Alam Minangkabau.
 Penduduk rantau heterogen, demikianpun budayanya.

Luak atau luhak adalah wilayah konfederasi dari beberapa nagari di Minangkabau
yang terletak di pedalaman Sumatra Barat. Wilayah ini merupakan wilayah pemukiman
awal penduduk Minangkabau yang dikenal dengan istilah Darek (bahasa Indonesia:
darat) untuk membedakannya dengan wilayah rantau Minangkabau, baik Rantau Pasisie
di sepanjang pantai barat Sumatra maupun Rantau Hilia di wilayah Riau dan bagian barat
Jambi. Dalam Tambo Alam Minangkabau luak memiliki makna kurang atau berkurang.
Terdapat tiga luak di Minangkabau, yaitu:
 Luak Tanah Data yang meliputi kabupaten Tanah Datar, kabupaten Sijunjung, kota
Padang Panjang, dan kota Sawahlunto sekarang.
 Luak Agam yang meliputi kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi sekarang.
27

 Luak Limopuluah yang meliputi kabupaten Lima Puluh Kota dan Kota Payakumbuh
sekarang
 Ketiga luak tersebut juga dijuluki dengan luak nan tigo (luak yang tiga).
Luhak terdiri dari beberapa nagari, di mana setiap nagari yang ada di dalam suatu
luak dipimpin oleh para penghulu dan mempunyai adat yang sama, sedangkan adat di
suatu luhak dengan adat di luak yang lain tidak sama.
Rantau Daerah ini merupakan tempat merantau bagi orang orang dahulu. Dari
Luhak Nan Tigo mereka pergi kedaerah lain dan membuat negeri baru disana. Disana
mereka tetap memakai adat seperti adat daerah yang meeka tinggalkan. Hubungan
mereka tidak putus dengan negeri asal mereka di luhak nan tigo. Umumnya daerah ini
erada disepanjang aliran sungai dan bermuara ke timur, ke selat Malaka, bahkan termasuk
Rantau Nan sembilan (negeri sembilan di Malaysia). Daerah rantau Minangkabau dikenal
juga dengan rantau nan tujuah jurai, yaitu rantau kampar, kuantan, XII Koto, cati nan
tigo, negeri sembilan, tiku pariaman, dan pasaman. Daerah tiku pariaman dan pasaman
dikenal juga dengan daerah pasisie.

A. Jenis Luhak dan Rantau


Ada tiga buah luhak :
Agam -> nagari-nagari di lembah dataran tinggi gunung Singgalang – Merapi.
Limo Puluh Koto - > nagari-nagari di lembah dataran tinggi gunung Sago.
Tanah Datar - > nagari-nagari di lembah dataran tinggi gunung Tandikat –
Singgalang – Merapi.

B. Ciri Ciri Luhak dan Rantau


Ciri dan Karakter Masyarakat di Tiap Luhak
Agam : buminya hangat, airnya keruh, dan ikannya liar. Masyarakatnya keras
hati, berani dan suka berkelahi.
Limo Puluh Kota : buminya sejuk, airnya jernih, dan ikannya jinak.
Masyarakatnya berhati lembut, tenang dan suka damai.
28

Tanah Datar : buminya nyaman, airnya tawar, dan ikannya banyak.


Masyarakatnya peramah, sabar dan suka damai.

C. Luhak vs Rantau
Luhak berbeda dengan rantau. Budaya dan adat istiadat di luhak. cenderung
homogen, eksklusif, dan matriarki. Sebaliknya, budaya dan adat istiadat di luhak bersifat
heterogen, terbuka terhadap. pengaruh luar, cenderung bernuansa patriarki karena
pengaruh Islam. Jadi, terdapat perbedaan budaya dan karakter masyarakat yang mendiami
daerah rantau dengan luhak, meskipun sebagian penduduk rantau adalah migran dari
luhak.

D. Ungkapan tentang perbedaan Luhak dengan Rantau :


 Syarak mandaki, adat manurun
 Agama (Islam) masuk dan berkembang mulanya di daerah rantau, seterusnya baru
berkembang ke daerah Luhak nan Tigo.
 Sebaliknya, adat (Minangkabau) awal mulanya berkembang di daerah Luhak nan
Tigo, selanjutnya berkembang ke daerah rantau.
 Luhak bapangulu, rantau barajo
 Pemimpin tertinggi di wilayah Luhak nan Tigo disebut penghulu.
 Sebaliknya, pemimpin tertinggi di wilayah rantau disebut rajo (raja).
29

PETA KONSEP

Perihal Urang
Nan Ampek
Jinih

Pengertian Jenis Urang


Tugas
Urang Nan Nan Ampek Fungsi Kewajiban Penghulu
penghulu
Ampek Jinih Jinih

Pangulu
Pangulu Manti Dubalang Malin Pangulu Suku Pangulu Indu
Payuang
30

Tugas Minggu 6 ( halaman 30-35)

Perihal Urang Nan Ampek Jinih

A. Pengertian Urang Nan Ampek Jinih


Urang Nan Ampek Jinih dan Jinih nan Ampek merupakan struktur kepemimpinan
kolektif di Minangkabau. Urang Nan Ampek Jinih yaitu Pangulu, Manti, Dubalang, dan
Malin. Urang Nan Ampek Jinih adalah istilah untuk menyebutkan 4 (empat) unsur
pemangku adat di Minangkabau.Sementara Urang Jinih nan Ampek adalah orang atau
unsur yang membantu malin pemangku jabatan pelaksanaan keagamaan (syara’). Jinih
nan Ampek tersebut adalah Imam, Katik (Khatib), Bila (Bilal) dan Qadhi.Pangulu atau
Penghulu adalah pemimpin suku dalam kaumnya. Manti (menteri) adalah jabatan
pembantu pangulu di dalam tatalaksana pemerintahan adat di Nagari. Dubalang
(Hulubalang) adalah pembantu penghulu dalam bidang keamanan. Malin atau kadang-
kadang disebut Malim adalah orang alim dalam agama Islam. Jabatan ini muncul sebagai
bentuk integrasi Islam dengan adat Minangkabau.Jinih Nan Ampek (Imam, Katik, Bila
dan Qadhi) adalah perpanjangan tangan tegaknya ajaran Islam di Minangkabau kepada
anak dan kemanakan yang ada di Nagari.Saat ini eksistensi Urang Nan Ampek Jinih dan
Jinih Nan Ampek sudah mulai pudar dan mungkin saja sudah mulai punah di tataran
sosial masyarakat Minangkabau, terutama mereka yang di Kota, sangat sulit menemukan
struktur kepemimpinan kolektif ini.

B. Jenis Urang Nan Ampek Jinih


Pemimpin di nagari Minangkabau merupakan orang yang didahulukan selangkah
dan ditinggikan seranting. Tidak jauh jarak antara pemimpin dan yang dipimpin., Artinya
pemimpin di Minangkabau dekat dengan kaum (masyarakat) yang dipimpinnya.

Kepemimpinan di Minangkabau dalam pemangku adat ( Urang Nan 4 Jinih)


yakni:

1. PANGULU
31

 Bertanggungjawab ke luar dan ke dalam suku dan atau kampuang dalam


memimpin anak kemenakan.
 Karana kato pangulu kato pusako tagak di pintu bana, maka pangulu bertugas
menghukum adia bakato bana.
 Berfungsi mengkondisikan dan mengkonsultasikan segala hal yang akan
diambil keputusan kepada seluruh perangkat suku dan atau kampuang.
 Berwenang menunjuk perangkatnya dalam melaksanakan tugas pokokdan
fungsinya
 Manuruik labuah nan luruih, maikuik kato nan bana, mamaliharo anak
kamanakan, dan manjago harato pusako

2. MANTI
 Bertanggungjawab membantu penghulu di bidang kesekretariatan dan
administrasi adat secara internal kampuang dan atau suku sesuai titah
penghulu
 Karanao kato manti kato mufakat atau kato pangubuang tagak di pintu susah,
maka manti bertugas mengkomunikasikan dan menginformasikan segala
keputusan atau kesepakatan yang telah diambil kepada anak kemenakan
secara bertanggo turun
 Berfungsi mencatat seluruh anak kemenakan baik yang di kampuang maupun
yang di rantau pada buku induk suku (BIS). Dipercaya memeungut PBB
terhadap anak dan kemenakan
 Membuat ranji paruik dalam kampuang secara benar dan jujur, disetujui
mamak kepala waris dan mamak kepala kaum dan diketahui oleh KAN

3. DUBALANG
 Bertanggung jawab kepada penghulu di bidang keamanan dan ketertiban yang
ditetapkan oleh penghulu
 Karena kato dubalang kato mandareh tagak di pintu mati, maka dubalang
berfungsi menciptakan ketertiban, kedamaian dan keamanan dalam kampuang
32

 Walaupun dubalang memakai prinsip nan kareh ditakiak nan lunak disudu,
tetapi selalu memakai prinsip santun dalam berbahasa dan sopan dalam
bertindak
 Membuat pertimbangan laternatif untuk mengangkat dan atau
memperhentikan perangkat kampuang melalui urang tuo untuk diputuskan
oleh penghulu kampuang

4. MALIN
 Bertanggungjawab kepada penghulu di bidang keagamaan dan kesejahteraan
anak kemenakan sesuai dengan firman Allah dan sunnah rasul
 Karena ia bertanggung jawab dunia akhirat, maka ia bertugas merencanakan
kegiatan untuk anak kemenakan agar pandai shalat jo mangaji, pandai sekolah
jo babudi
 Berfungsi mengkoordinir dan mencatat anak kemenakan yang membayar
zakat, infak dan sedekah sesuai dengan ketentuan yang berlaku
 Berfungsi menegakkan dan mengamalkan ajaran adat basandi syara’
syara’basandikitabullah syara’ mangatoadatmamakai alam takambang jadi
guru untuk diamalkan oleh anak kemenakan

C. Fungsi Urang Nan Ampek Jinih


Semenjak kekuasaan pemerintahan adat hilang, urang nan ampek jinih hanya
memiliki fungsi memberikan saran dan masukan pada kepala desa/nagari. Golongan
urang nan ampek jinih pada masa sekarang pun sudah berganti yang dulunya diisi oleh
penghulu, malin, manti dan dubalang sekarang diisi oleh niniak mamak, cadiak pandai,
alim ulama dan bundo kanduang.

D. Kewajiban Urang Nan Ampek Jinih


Dalam suatu nagari memiliki tugas mengurus dan mengelola hal-hal yang
berkaitan dengan adat sehubungan sako dan pusako, menyelesaikan perkara adat dan adat
istiadat, mengusahakan perdamaian dan memberikan kekuatan hukum terhadap anggota
masyarakat yang bersengketa serta memberikan kekuatan hukum terhadap sesuatu hal
33

dan pembuktian lainnya menurut sepanjang adat, menginventarisasi, menjaga,


memelihara dan mengurus serta memanfaatkan kekayaan nagari untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat nagari dan mewakili nagari dan bertindak langsung atas nama
dan untuk nagari dalam segala perbuatan hukum di dalam dan di luar pengadilan untuk
kepentingan dan atau halhal yang menyangkut dengan hak dan harta kekayaan milik
nagari.

E. Penghulu

Luhak Bapangulu
Rantau Barajo

Pangulu atau Penghulu adalah pemimpin suku dalam kaumnya. Dilihat dari
tugasnya ada tiga tingkatan pangulu, yaitu:

 Pangulu Suku
Pangulu Suku adalah pimpinan suku. Pangulu suku disebut Pangulu Pucuak
(pucuk). Istilah ini digunakan oleh penganut sistem Kelarasan Koto Piliang. Sementara
penganut sistem kelarasan Bodi Caniago mnyebutnya Pangulu Tuo. Pangulu Suku ini
dipilih dari 4 (empat) suku yang ada di nagari.

 Pangulu Payuang
Pangulu Payuang adalah pemimpin dari suku yang belum membelah diri. Oleh
sebab itu Pangulu Payuang belum dapat diangkat sebagai Pangulu Pucuak. Syarat
mendirikan sebuah nagari di Minangkabau harus terdiri dari empat suku. Jika empat suku
itu belum bisa terpenuhi, maka ia belum dapat menjadi sebuah nagari. Untuk memenuhi
persyaratan tersebut salah satu suku harus membelah diri.

Sebagai contoh, sebuah wilayah dihuni oleh suku Sikumbang, Jambak dan Koto.
Agar terpenuhi syarat mendirikan nagari maka salah satu suku harus membelah diri.
Misalnya, Suku Sikumbang karena memiliki kaum yang lebih memungkinkan untuk
34

memecah suku membelah sukunya menjadi dua, yaitu Sikumbang Ampek dan
Sikumbang Tujuah. Istilah Sikumbang Ampek menujukkan bahwa suku asalnya dalah
Sikumbang dan Ampek menunjukkan 4 (empat) indu atau induak yang membentuk suku
baru ini.

o Pangulu Indu
Pangulu Indu adalah pemimpin warga suku dalam kaumnya yang saindu.
Indu di beberapa daerah juga disebut dengan paruik (perut).

Tugas Pangulu:
1. Bertugas ke luar dan ke dalam suku dalam memimpin urusan kaum atau urusan nagari.
Karena tugasnya ini, pangulu disebut tagak dipintu adat.
2. Bertugas memberi keputusan hukum adat. Hal ini merujuk kepada kato adat:
kato pangulu kato pusako kata penghulu kata pusaka) pangulu tagak di pintu bana
(Penghulu berdiri di pintu kebenaran) Mahukum adia bakato bana
(menghukum dengan adil berkata (hukum) dengan yang benar)

3. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, pangulu berwenang mengangkat


pembantu atau perangkat atau wakilnya langsung disebut panungkek Panungkek dapat
mewakili penghulu dalam tugas-tugas umum masyarakat adat seperti alek (pesta/ kenduri)
kaum sukunya, menghadiri ucok/ ucapan (undangan) alek di luar paruik, jurai dan atau di
luar alek sukunya di nagari. Sementara dalam dalam tugas yang prinsipil seperti
memimpin rapat “urang nan ampat jinih” atau mengambil keputusan dalam suku/ kaum,
penghulu tidak boleh diwakili oleh panungkek

4. Bertugas sesuai aturan, memelihara anak kemenakan dan menjaga harta pusako

manuruik labuah nan luruih,

maikuik kato nan bana

mamaliharo anak kamanakan dan manjago harato pusako


35

Peta Konsep

Pengertian urang nan


tigo jinih

Jenis urang nan tigo


jinih
Perihal Urang Nan Tigo
JInih
Ciri ciri Ninik Mamak

Unsur kepimpinan tigo


Alim Ulama
tungku sajarangan

Cadiak Pandai
36

Tugas Minggu 7 ( Halaman 36-39 )

Urang Nan Tigo Jinih



A. Urang Nan Tigo Jinih
Biasanya disebut juga dengan Tungku Tigo Sajarangan, yang terdiri dari:
a. Niniak Mamak/ Penghulu
Adalah fungsional adat yang berkedudukan sebagai Penghulu yang memegang
sako datuak secara turun-temurun menurut garis keturunan ibu dalam sistem matrilineal.

Pepatah merumuskan kedudukan dan peranan penghulu sebagai berikut:


“Nan tinggi ampak jauah, nan gadang jolong basuo, kayu gadang ditangah
padang, tampek balinduang kapanasan, tampek bataduah kahujanan, ureknyo tampek
baselo, batanggyo tampek basanda, pai tampek batanyo, pulang tampek babarito, biang
nan akan mambuakkan, gantiang nan akan mamutuihkan, tampek mangadu sasak sampik.

Yang prinsip kepemimpinannya adalah “birik-bitik tabang ka samak, dari samak


tabang ka halaman, patah sayok tabang baranti, tibo di tanah bato, dari niniak turun ka
mamak, dari mamak ka kamanakan, patah tumbuah hilang baganti, pusako lamo baitu
juo.” Kamanakan barajo ka mamak, mamak barajo ka panghulu, panghulu barajo ka
mufakat, mufakat barajo ka nan bana, nan bana badiri sandiri.

B. Jenis Urang Nan Tigo Jinih


Dikenal pula istilah urang tigo jinih, atau “tungku nan tigo sajarangan, tali nan
tigo sapilin”, yaitu ninik mamak, alim ulama dan cadiak pandai. Prinsip
kepemimpinannya adalah ninik mamak tagak di pintu adat, alim ulama tagak di pintu
syarak (agama Islam), dan cadiak pandai tagak di pintu ilmu.

C. Ciri-cirinya
Tungku tigo sajarangan adalah sebuah bentuk kepemimpinan yang ada di
Minangkabau.tungku tigo sajarangan terdiri dari penghulu, alim ulama dan juga cadiak
37

pandai. Ketiga tokoh ini punya peranan yang berbeda tapi memiliki tujuan yang sama
dalam membangun nagari agar sesuai dengan filosofi adat yang ada di Minangkabau
yaitu Adat Basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah.
1. Pangulu
Pangulu atau yang lebih akrab kita sapa dengan niniak mamak.dalam adat
minangkabau berasal dari kata Pangulu yang berarti “penggengam hulu” atau “pangkal
hulu”.
sedangkan dalam bahasa Melayu kuno pangulu berasal dari 2 suku kata pang yang
berarti kepala dan hulun yang berarti rakyat. Jadi bisa diartikan bahwa pangulu adalah
seorang pemimpin yang mengepalai rakyat. Sebuah pepatah minang mengatakan Elok
nagari dek pangulu, elok kampuang dek nan tuo. Dari pepatah tersebut sudah
membuktikan peranan besar seorang pangulu.
Sahabat Sejati semua, seorang pangulu biasanya dipilih dalam proses adat yang
panjang. Karena dalam memilih seorang pangulu atau niniak mamak tidak bisa
sembarangan. Seseorang tidak akan berfungsi menjadi niniak mamak jika dalam keluarga
sendiri tidak mempunyai gelar kebesaran kaum yang di milikinya.
Dan seorang niniak mamak harus memiliki sifat Siddiq (benar) dan Tabligh
(menyampaikan) yang dimaksud adalah seorang niniak mamak harus bisa menyampaikan
sesuatu yang benar kepada anak kemenakannya. Serta niniak mamak juga harus memiliki
sifat Amanah (kepercayaan) dan juga Fathonah (berilmu) yang bermaksud agar seorang
niniak mamak bisa dipercayai secara lahir dan batin karena jujur dan benar dan berilmu
untuk memecahkan masalah yang terjadi di masyarakat.
karena prinsip salah satu dari prinsip seorang niniak mamak tertuang dalam
pepatah bapantang kusuik indak ka salasai, bapantang karuah indak ka janiah.
2. Alim ulama
Sahabat Sejati semua karena masyarakat Minangkabau yang relegius serta
memiliki filosofi adat yang tinggi maka peranan seorang Alim Ulama pun tidak kalah
penting dalam membangun nagari.
Alim Ulama merupakan seorang warga masyarakat yang mengetahui segala hal
tentang ilmu agama. Seorang alim ulama lebih membimbing rohani masyarakat untuk
menempuh jalan yang benar di dunia serta akhirat.
38

alim Ulama di ibaratkan sebagai suluah bendang di nagari artinya seorang Alim
Ulama merupaka suluh yang terang benderang yang menerangi nagari.
3. Cadiak Pandai
Untuk membangun sebuah nagari pasti di perlukan ilmu pengetahuan . dan cadiak
pandai adalah solusi dari setiap permasalahan yang ada di masyarakat yang bersangkutan
dengan pengetahuan.
tahu dek rantiang nan ka mancucuak , tahu di dahan nan ka maimpok. Seorang
cadiak pandai harus bisa mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi dan
dapat memecahkan masalah dengan baik dan benar sesuai dengan ilmu yang dimilikinya.

D. Unsur kepemimpinan Tigo Tungku Sajarangan


1. Ninik Mamak
Ninik mamak atau yang juga dikenal dengan penghulu merupakan orang yang
memiliki peranan penting dalam masyarakat. Ninik mamak sebagai pemegang sako datuk
(datuak) secara turun temurun menurut garis keturunan ibu dalam sistem matrilineal
bertugas memelihara, menjaga, mengawasi, mengurusi dan menjalankan seluk beluk
adat. Seorang ninik mamak dituntut untuk memiliki kepedulian tinggi bagi masyarakat
serta memiliki empat sifat yaitu siddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh
(menyampaikan), dan Fathonah (cerdas) (Gani, 2002).
2. Alim Ulama
Alim Ulama merupakan pihak yang penting dalam kehidupan bermasyarakat di
Minangkabau. Hal ini karna masyarakat minangkabau dalam kehidupan sehari-hari
menjadikan syarak (agama) sebagai pedoman hidup sesuai filosofi Adat basandi syarak,
syarak basandi kitabullah. Ulama berfungsi sebagai Pembina Iman dan akhlak anak
nagari, serta mampu menjadi penenang bagi setiap kerusuhan yang terdapat di
masyarakat nagari. Dalam sistem pemerintahan nagari, ulama perlu diberikan posisi
tawar yang kuat, terutama sekali dalam mengontrol akhlak penyelenggara pemerintahan
nagari.
3. Cadiak Pandai
Istilah Cadiak Pandai dalam minangkabau didefenisikan sebagai seseorang yang
memiliki kecerdasan otak dan mampu mengatasi permasalahan (amir, 2001). Cadiak
39

Pandai juga dianggap sebagai seseorang yang punya pengetahuan luas dalam seluk beluk
kehidupan demi tercapainya tujuan yang sempurna lahir dan batin (Hakimy, 1997).
Keberadaan Cadiak Pandai dalam tatanan formal menjabat sebagi pelaksana
pemerintahan dalam ruang lingkup Sumatera Barat. Berbagai posisi dalam pemerintahan
biasanya di isi oleh CadiakPandai.

Tidak hanya dituntut cakap dalam bidang tertentu, Cadiak Pandai dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat minangkabau juga biasanya cakap dalam hal adat dan
agama. Dalam proses kepemimpinannya, Cadiak Pandai harus bisa mengantisipasi
berbagai kemungkinan yang akan terjadi dan mencari pemecahan masalah dari berbagai
persoalan yang timbul di masyarakat. Sebagai pemimpin dalam struktur pemerintahan di
Sumatera Barat, kalangan Cadiak Pandai harus bisa menjadi jembatan bagi
masyarakatnya dengan dunia luar. Jalinan komunikasi yang efektif dengan lingkungan
yang berasal dari luar daerahnya ikut menentukan kemajuan daerah yang dipimpinnya
(Gani, 2002).

Anda mungkin juga menyukai