Anda di halaman 1dari 12

A.

Status Gizi

1. Pengertian Status Gizi

Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk tertentu atau
perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Status gizi dapat pula diatikan
sebagai gambaran kondisi fisik seseorang sebagai refleksi dari keseimbangan energi yang
masuk dan yang dikeluarkan oleh tubuh. Status gizi adalah keadaan kesehatan yang
berhubungan dengan penggunaan makanan oleh tubuh. Status gizi dibedakan menjadi tiga
kategori, yaitu status gizi kurang, status gizi normal, dan status gizi lebih .

2. Standar Status Gizi

a. Gizi Seimbang

Pada anak remaja kudapan berkontribusi 30% atau lebih dari total asupan kalori remaja
setiap hari. Tetapi kudapan ini sering mengandung tinggi lemak, gula dan natrium dan dapat
meningkatkan resiko kegemukan dan karies gigi. Oleh karena itu, remaja harus didorong
untuk lebih memilih kudapan yang sehat. Bagi remaja makanan merupakan suatu kebutuhan
pokok untuk pertumbuhan dan perkembagan tubuhnya. Kekurangan konsumsi makanan,
baik secara kualitatif maupun kuantitatif, akan menyebabkan metabolisme tubuh tergangu.

b. Gizi Kurang

Prevalensi IMT kurang atau kurus berkisar antara 30%-40%. Kurus merupakan masalah
gizi yang umumnya lebih banyak ditemukan pada remaja wanita. Karena ada motto bahwa
kurus itu indah, bagi remaja wanita maka remaja wanita sering melakukan diet tanpa
pengawasan dari dokter atau ahli gizi sehingga zat-zat penting tidak dapat dipenuhi. Pada hal
masa remaja merupakan masa rawan gizi, karena kebutuhan akan gizi sedang tinggi-
tingginya. Kurang energi protein ini mempengaruhi produksinya keja dan kualitas
sesseorang untuk mengatasi masalah ini dianjurkan bertahap diberikan makan yinggi energi,
tinggi protein sesui kebutuhan gizinya untuk menambah berat badan secara bertahap.
c. Gizi Lebih
Penderita gizi lebih bayak ditemukan pada remaja dan eksekutif muda di perkotaan
karena konsumsi makanan berlebihan, kurangaktivitas fisik dan berolahraga selain itu
penampilan penderita gizi lebih juga kurang menrik, gerkan tidaj lincah dan cenderung
lambat.Umumnya penyebab gizi lebih adalah ketidak seimbangan antara energi yang masuk
dengan energi yang keluar dan akibatnya timbul energi dalam tubuh ni akan berubah
menjadi lemak.
3. Penilaian status gizi
Penilaian status gizi merupakan penjelasan yang berasal dari data yang diperoleh dengan
menggunakan berbagai macam cara untuk menemukan suatu populasi atau individu yang
memiliki risiko status gizi kurang maupun gizi lebih. Penilaian status gizi terdiri dari dua
jenis, yaitu :
1. Penilaian langsung
a. Antopometri
Secara umum antopometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang
gizi maka antopometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh
dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antopometri secara umum
digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan
ini terlihat pada pola pertmbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan
jumlah air dalam tubuh.
b. Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi
masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahanperubahan yang terjadi yang dihubungkan
dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (superficial
epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau pada organorgan yang
dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini umumnya
untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk
mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat
gizi.
c. Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara
laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang
digunakan antara lain: darah, urine, tinja, dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan
otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan
malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan
kimia faali dapat banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik
d. Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan
melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari
jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja
epidemik (epidemic of night blindness). Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.

2. Penilaian status gizi secara tidak langsung


a. Survei konsumsi makanan
Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung
dengan melihat jumah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi
makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat,
keluarga, dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat
gizi.
b. Statistik Vital
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data beberapa
statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian
akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.
c. Faktor ekologi
Penilaian status gizi dengan menggunakan faktor ekologi karena masalah gizi dapat
terjadi karena interaksi beberapa faktor ekologi, seperti faktor biologis, faktor fisik, dan
lingkungan budaya. Penilaian berdasarkan faktor ekologi digunakan untuk mengetahui
penyebab kejadian gizi salah (malnutrition) di suatu masyarakat yang nantinya akan sangat
berguna untuk melakukan intervensi gizi.

4. Indeks Antropometri
Indeks antropometri adalah pengukuran dari beberapa parameter. Indeks antropometri bisa
merupakan rasio dari satu pengukuran terhadap satu atau lebih pengukuran atau yang
dihubungkan dengan umur dan tingkat gizi. Salah satu contoh dari indeks antropometri
adalah Indeks Massa Tubuh (IMT).
IMT merupakan alat sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang
berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan berat badan
normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang.
IMT hanya dapat digunakan untuk orang dewasa yang berumur diatas 18 tahun.
Dua parameter yang berkaitan dengan pengukuran Indeks Massa Tubuh, terdiri dari :
1. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu parameter massa tubuh yang paling sering digunakan
yang dapat mencerminkan jumlah dari beberapa zat gizi seperti protein, lemak, air dan
mineral. Untuk mengukur Indeks Massa Tubuh, berat badan dihubungkan dengan tinggi
badan (Gibson, 2005).
2. Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan parameter ukuran panjang dan dapat merefleksikan pertumbuhan
skeletal (tulang)
Berat badan(kg)
IMT =
Tinggibadan (m) ²

Status gizi Laki-laki Perempuan


 Kurus < 20,1 < 18,7
Normal  20,1 – 25 18,7 – 23,8
Overweight  25,1 – 30 23,9 - 28,6
Obese > 30  >28,6

5. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Status Gizi


a. Faktor Keturunan (Genetik)
Faktor keturunan juga berperan dalam mempengaruhi status gizi remaja. remaja yang
mempunyai orang tua gemuk, maka kemungkinan remaja tersebut juga bisa mengalami
kegemukan (obesitas). Ataupun sebaliknya, bila orang tua kurus, maka remaja tersebut juga
mengalami hal sama. Faktor genetik adalah merupakan model dasar pencairan hasil akhir
proses tumbuh kembang anak. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi
dengan lingkunagn secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. Hasil
penelitian menunjukan bahwa Genetik memainkan peranan penting dalam status gizi dari
segi psikologi dan kadar metabolik badan. Setiap orang mempunyai pola makanan tersendiri
disebabkan cara hidup dan faktor lingkungan tersendiri. Faktor genetik tidak menunjukkan
perubahan status gizi yang drastik.
b. Faktor Gaya Hidup (Life Style)
Banyaknya tayangan media massa tentang berbagai makana cepat saji, dapat memicu remaja
untuk mengikuti gaya hidup tersebut. Yang saat ini lagi trend adalah fast food. Padahal
dinegara maju, fast food sudah mulai ditinggalkan dan beralih kedalam (back to nature).
Akibat konsumsi makanan cepat saji yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya
obesitas.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kegiatan dan latihan fisik yang teratur
meningkatkan massa otot dan mengurangkan massa lemak tubuh. Kekurangan latihan fisik
menyebabkan kurangnya massa otot dan meningkatnya seperti menonton tv. Bagi orang
obes, kegiatan fisik meningkatkan pengeluaran tenaga lebih dari food intake, dan
mengakibatkan penurunan berat badan yang jelas. konklusinya, aktivitas fisik adalah cara
efektif untuk mengurangkan simpanan lemak.
c. Faktor Lingkungan
Pengaruh lingkungan tak salah pentingnya terhadap perilaku remaja. kebiasaan ikut-ikutan
dengan teman sekelompoknya atau teman sebayanya merupakan salah satu masalah yang
dapat terjadi pada remaja. Bila biasanya remaja buruk seperti minum-minuman beralkohol,
merokok, begadang tiap malam sangatlah mempengaruhi keadaan gizi remaja tersebut,
kebiasan minum-minuman alkohol dapat menimbulkan ganguan pada hati, kebiasaan
merokok dapat menimbulkan ISPA kronis bukan TB paru atau pun kanker paru, kebiasaan
begadang tiap malam dapat menyakibatkan daya tahan tubuh menjadi menurun sehingga
mudah terkena infeksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Faktor lingkungan memainkan
peranan dalam peningkatan obesitas di negara perindustrian kerana terdapat banyak makanan
yang mengandungi lemak yang tinggi dan cara hidup moden dan senang. Cara hidup ini
menyebabkan aktivitas fizikal masyarakat menurun.
d. Umur Dan Jenis Kelamin
Umur adalah masa hidup responden dalam tahun dengan pembulatan kebawah atau umur
pada waktu ulang tahun terakhir. Umur mempunyai peran penting pemilihan makanan pada
remaja, sedangkan saat dewasan seseorang mulai mempunyai kontrol terhadap makanan apa
saja yang mereka mau makan.Jenis kalamin menetukan besar kecilnya kebutuhan gizi bagi
seseorang karena pertumbuhan dan perkembangan individu sangat berdeda antara lakilaki
dan perempuan, dalam kelurga biasanya remaja laki-laki mendapat prioritas yang tinggi
dalam distribusi makan dari pada remaja prempuan. Keadaan gizi remaja prempuan lebih
baik dibandingkan lakilaki. Perbedaan prevalensi antara jenis kelamin belum bisa dijelaskan
dengan pasti, apakan faktor genetik atau perbedaan dalam hal perawatan dalam pemberi
asupan makanan dan kebiasaan diet serta kebiasaan sarapan .
e. Pendidikan
Pendidikan orang tua mempengaruhi status gizi remaja. semakin tinggi pendidikan orang tua
cenderung mempunyai remaja dengan status gizi yang baik dalam memperoleh asupan
makan, kebiasaan makan. Tinggkat pendidikan biasanya sejalan dengan pengetahuan,
semakin tinggi pengetahun gizi samakin baik dalam hal pemilihan bahan makanan.
Menunjukan ada hubungan yang bermakna antara pendidikan remaja dengan status gizi .Juga
menunjukan adanya hubungan antara penegtahuan remaja dengan status gizi. pengetahuan
gizi sebaiknya diberikan sejak dini sehingga dapat meberikan kesan yang mendalam dan
dapat menurunkan remaja dalam memilih makanan yang sehat dalam kehidupan sehari-hari.
f. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangan,
seorang yang gemuk mengunakan lebih banyak energi untuk melakukan suatu pekerjaan dari
pada seorang yang kurus, karena orang yang gemuk membutuhkan usaha yang lebih besar
untuk mengerakan berat badan tambahan dan kebiasan diet.Dalam prinsip gizi seimbang,
aktivitas fisik diperlukan remaja untuk menjaga berat badan yang ideal dan kebugaran tubuh
serta konsep diri.
g. Asupan
Asupan makan yang tidak memadai dan penyakit infeksi merupakan penyebab langsung
terjadi masalah gizi kurang .
h. Infeks
Status gizi didapatkan hasil yang tidak signifikan tidak mempengaruhi status gizi remaja,
dapat menimbulkan remaja kekurangan makan dan akhirnya berat badan menurun dan
akhirnya status gizi menjadi kurang bahkan bisa menjadi buruk. Kemungkinan lain tidak ada
hubungan antara infeksi dengan status gizi, mengkonsumsi makan secara baik.
i. Faktor eksternal
1) Pendapatan Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf ekonomi
kelurga, yang berhubungan tentang status gizi.
2) Pendidikan Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan, sikap dan
perilaku orang tua atau masyarakat tentang status gizi yang baik.
3) Pekerjaan Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang
kehidupan keluarganya, bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhasap
kehidupan keluarga.
4) Budaya Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan
kebiasaan.
B. Gizi Seimbang

1. Pengertian Gizi Seimbang

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa gizi adalah zat makanan
yang diperlukan bagi pertumbuhan dan kesehatan badan (Safii, 2007: 1). Gizi adalah
suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui
proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat
yang tidak digunakan untuk mempertahakan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal
dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Kata gizi merupakan kata yang relatif baru
dikenal sekitar tahun 1857.
Kata gizi berasal dari Bahasa Arab ghidza yang berarti makanan. Dalam Bahasa
Inggris, food menyatakan makanan, pangan, bahan makanan.
Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam
jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip
keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan berat
badan normal untuk mencegah masalah gizi (Kemenkes RI, 2014: 3). Keinginan untuk
makan dan kebutuhan pangan menjadi sebuah naluri bagi makhluk hidup yang
mendorongnya untuk melakukan berbagai cara dan berusaha mendapatkannya dari alam.
Dalam pengertian sederhana seperti ini, ukuran tercukupinya kebutuhan pangan
dinyatakan dengan kondisi tidak lapar. Setiap makhluk hidup di dunia ini, termasuk
manusia memerlukan makanan. Karena setiap hari manusia memerlukan energi. Energi
yang dibutuhkan manusia terkandung di dalam makanan. Oleh karena itu, manusia harus
mengetahui tentang gizi. Makanan adalah segala bentuk makanan yang terbuat dari
bahanbahan makanan dan dimasukkan ke dalam tubuh melalui mulut kemudian melalui
proses pencernaan. Makanan mutlak dibutuhkan bagi tumbuh kembang anak baik secara
fisik maupun psikis. Makanan yang masuk ke dalam tubuh juga diolah menjadi energi
yang bermanfaat bagi aktivitas anak sehari-hari.
2. Fungsi Zat Gizi
Menurut Ahmad Jauhari (2015: 27-28), fungsi zat-zat makanan secara umum ialah:
a. sebagai sumber energi atau tenaga
b. menyokong pertumbuhan badan
c. memelihara jaringan tubuh, mengganti yang rusak atau aus terpakai
d. mengatur metabolisma dan mengatur berbagai keseimbangan, misalnya
keseimbangan air, keseimbangan asam-basa dan keseimbangan mineral di dalam
cairan tubuh
e. berperan di dalam mekanisma pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit,
misalnya sebagai antitoksin dan atibodies lainnya.
3. Kandungan Gizi Seimbang

1. Karbohidrat

Karbohidrat Karbohidrat merupakan sumber utama zat tenaga/energi. Di dalam


tubuh setiap 1 g karbohidrat dapat memberikan energi sebesar 4 kkal. Pada umumnya,
karbohidrat terdiri dari karbohidrat sederhana, yaitu monosakarida (glukosa, fruktosa,
galaktosa), disakarida (sukrosa, laktosa, maltosa), karbohidrat komplek (polisakarida
seperti pati, glikogen, selulosa), pektin, dan lignin. Sumber karbohidrat sederhana adalah
berbagai jenis tepung dan gula, sedangkan sumber karbohidrat kompleks adalah padi-
padian (misalnya beras, jagung, gandum); umbi-umbian (misalnya ubi jalar, ubi
kayu/singkong, talas, kentang); sagu; pisang; dan hasil olahannya (misalnya combro,
pisang goreng, getuk, lontong, biskuit). Konsumsi karbohidrat sederhana akan segera
menghasilkan tenaga/energi, namun akan cepat habis sehingga akan cepat merasa lapar.
Oleh karena itu, sebaiknya mengonsumsi karbohidrat kompleks agar rasa kenyang lebih
lama. Kekurangan karbohidrat pada anak sekolah dapat menyebabkan mudah lelah,
mudah terkena infeksi, dan kurang konsentrasi. Konsumsi karbohidrat sederhana,
terutama gula, sebaiknya dibatasi 4 (empat) sendok makan setiap hari, hal ini karena
kelebihan energi tersebut akan disimpan dalam bentuk lemak sehingga menimbulkan
kegemukan (obesitas). Disamping itu, gula sederhana juga dapat menyebabkan karies
gigi. makanan pokok sumber karbohidrat misalnya beras, jagung, gandum, ubi kayu,
kentang, sagu, dan sebagainya.
2. Protein
Protein berperan penting sebagai zat pembangun dalam struktur dan fungsi sel.
Selain itu protein juga dapat menjadi sumber energi, yaitu menghasilkan 4 kkal dari 1
gram protein. Protein merupakan rangkaian dari unit-unit asam amino. Asam amino
terdiri dari asam amino esensial dan non esensial. Asam amino esensial merupakan asam
amino yang diperlukan oleh tubuh tetapi tidak dapat disintesis oleh tubuh, sehingga harus
dipenuhi dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Asam amino esensial terdiri dari
histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan dan valin.
Sedangkan asam amino non esensial merupakan asam amino yang dapat disintesis oleh
tubuh, antara lain alanin, arginin, sistein, glutamin, glisin, taurin. Sumber protein dapat
berasal dari nabati maupun hewani. Sumber protein nabati, seperti kacang-kacangan, dan
sumber protein hewani seperti susu, daging, ikan darat maupun laut, dan produk pangan
olahannya. Guna memperoleh mutu protein yang baik, paling tidak 1/5 (seperlima) angka
kecukupan protein dipenuhi dari protein hewani. Kekurangan protein dapat menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan anak-anak, menurunkan daya tahan/imunitas, serta timbulnya
kejadian kwashiorkor dan marasmus.
3. Lemak
Lemak menghasilkan energi tertinggi karena setiap 1 gram asupan lemak akan
menghasilkan 9 kkal energi. Pada umumnya lemak merupakan trigliserida yang terdiri
dari gliserol dan asam-asam lemak. Asam lemak dikelompokkan menjadi asam lemak
jenuh (asam palmitat dan asam stearat), dan asam lemak tidak jenuh (omega-3 (misalnya
asam linolenat, asam dokosaheksaenoat/DHA) dan omega-6 (asam linoleat, asam
arakidonat/ARA). Asam lemak tidak jenuh sangat dibutuhkan anak-anak terutama untuk
proses pertumbuhan, termasuk pada perkembangan otak. Pangan sumber lemak/minyak
secara umum dibedakan menjadi dua, yaitu nabati (tumbuhan) dan hewani (hewan).
Pangan sumber lemak nabati yaitu minyak kelapa, minyak sawit, minyak jagung, minyak
kedelai, minyak kacang tanah, berbagai kacang, kemiri, alpukat, durian dan margarin.
Pangan sumber lemak hewani antara lain kuning telur, daging sapi, daging kambing,
daging ayam, udang, ikan, hati, susu, mentega dan keju.
Mineral yang penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tulang adalah kalsium,
magnesium, fosfor dan fluor. Sumber pangan yang mengandung kalsium antara lain
produk olahan susu, keju dan yogurt, ikan salmon dan sarden khususnya dengan
tulangnya, sayuran berdaun hijau misalnya brokoli. Mineral lain yang diperlukan bagi
anak sekolah antara lain natrium, kalium, klor, besi, seng, iodium, selenium, mangan,
tembaga, kromium, dan molibdenum. Anemia Gizi Besi (AGB) merupakan masalah
kekurangan zat gizi yang sering terjadi pada anak di seluruh dunia termasuk Indonesia.
Kekurangan zat besi dapat ditandai dengan wajah pucat dan lemah/letih. Sumber zat besi
antara lain: daging sapi, daging kambing, hati, ikan tuna, telur dan kacang-kacangan.
Garam umumnya mengandung natrium, dan biasanya banyak terdapat pada makanan,
bumbu penyedap, dan pengawet. Natrium berfungsi untuk mengatur tekanan darah,
namun konsumsi natrium berlebih merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan
kenaikan tekanan darah. Konsumsi garam sebaiknya dibatasi 1 (satu) sendok teh setiap
hari. Adapun buahnya diantara lain pisang , apel , papaya , jeruk .
4. Vitamin
Vitamin Vitamin merupakan zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah sangat
sedikit namun sangat penting, serta harus selalu tersedia dalam makanan karena tidak
dapat dibuat oleh tubuh. Berdasarkan kelarutannya, vitamin dibagi menjadi vitamin larut
air (vitamin B1, B2, B3, B6, B12, asam pantotenat, asam folat, biotin, dan vitamin C);
dan vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, K).
5. Air
Air mempunyai fungsi penting bagi tubuh manusia, yaitu 1) sebagai pembentuk
tubuh; 2) sebagai pengatur suhu tubuh; 3) sebagai pelarut; 4) sebagai pelumas dan
bantalan; 5) sebagai media transportasi; dan 6) sebagai media pembuangan racun dan sisa
metabolisme. Asupan air wajib sekurang-kurangnya sebesar 1600 mL berasal dari air
minum, makanan, dan hasil oksidasi zat makanan.
6. Serat
Serat juga dibutuhkan oleh tubuh terutama untuk membantu mempermudah proses
buang air besar. Serat pangan larut air yang umumnya terdapat dalam buah, kacang dan
sereal berfungsi untuk memperlambat penyerapan glukosa, kolesterol dan garam empedu
di dalam usus halus, sehingga menurunkan kadar gula dan kolesterol darah. Sedangkan
serat pangan yang tidak larut air dapat membantu memudahkan buang air besar yang
bersumber dari sayur dan buah.
4. Sumber Zat Gizi
Dalam ilmu gizi dikenal lima macam zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein,
mineral dan vitamin. Dalam mengelompokkannya, zat gizi dibagi berdasarkan fungsi dan
jumlah yang dibutuhkan. Berdasarkan fungsinya, zat gizi digolongkan ke dalam “Triguna
Makanan”, yaitu sebagai berikut (Susilowati & Kuspriyanto, 2016: 6):
a. Sumber zat tenaga, yaitu padi-padian dan umbi-umbian serta tepungtepungan, seperti
beras, jagung, gandum, ubi-ubian, kentang, sagu, roti dan mie. Makanan yang
mengandung sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari.
b. Sumber zat pengatur, yaitu sayuran dan buah-buahan. Zat pengatur mengandung
berbagai vitamin dan mineral yang berperan untuk melanxarkan bekerjanya fungsi
organ tubuh.
c. Sumber zat pembangun, yaitu kacang-kacangan, makanan hewani, dan hasil
olahannya. Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari nabati adalah kacang-
kacangan, tempe, dan tahu. Sedangkan makanan sumber zat pembangun yang berasal
dari hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu, serta hasil olahannya. Zat
pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
kecerdasan seseorang.

Anda mungkin juga menyukai