Anda di halaman 1dari 21

WUJUD, FUNGSI, DAN MAKNA KEARIFAN

LOKAL

DosenPengampu :
Pebrian Tarmizi, M.Pd
Dra. Hasnawati, M.Si

Kelompok : 2
1. Winda Malika - A1G020051
2. Yetri Hernelti - A1G020137
3. Reka Elsadila Utami - A1G020052
4. Nurul hidayah - A1G020026
5. Nicia putri sakinah - A1G020135
6. MSY.Isye Aulia - A1G020060
7. Thaufiq Mieza Pratama - A1G020098

Mata Kuliah :
Kearifan Lokal

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS BENGKULU
2023
Wujud, Fungsi, dan Makna Kearifan Lokal| 1
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT.Shalawat dan salam selalu


tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan tugas Kearifan lokal. Buku ini disusun
untuk melengkapi tugas kearifan lokal Bengkulu. Pengembangan dan
penyusunan materi diberikan secara urut. Penyajian materi di desain untuk
memperkuat pemahaman tentang kearifan lokal dengan penjelasan yang
cukup panjang.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini,tidak sedikit hambatan yang


penyusun hadapi. Namun penyusun menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan dan dorongan teman -
teman ,sehingga kendala-kendala tersebut dapat teratasi. Penyusunan buku
ini disesuaikan dengan referensi yang di dapat dari jurnal, buku, artikel,
maupun internet. Segala kritik dan saran yang membangun senantiasa
diharapkan penyusun demi penyempurnaan tugas ini. Semoga buku ini
dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca dan bermanfaat bagi pendidik serta rekan-rekan
dalam mengembangkan ilmu pemhaman tentang kearifan lokal di Bengkulu.

Bengkulu, 9 Februari 2023

Wujud, Fungsi, dan Makna Kearifan Lokal| 2


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………................... 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………….....…3
PENDAHULUAN…………………………………………………………….…4
Latar Belakang……………………………………………………….…... 4
WUJUD, FUNGSI, DAN MAKNA KEARIFAN LOKAL……………….….6
Wujud Kearifan Lokal……………………………………………...…... 6
Fungsi Kearifan Lokal……………………………………………...…... 7
Makna Kearifan Lokal………………………………………………..… 9
Identitas Kearifan Lokal yang Ada di Provinsi Bengkulu……….…11
GLOSARIUM…………………………………………………………………… 19
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….… 21

Wujud, Fungsi, dan Makna Kearifan Lokal| 3


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seluruh kebudayaan lokal yang berasal dari kebudayaan beraneka


ragam suku-suku di Indonesia merupakan bagian integral daripada
kebudayaan Indonesia. Kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri atas
berbagai suku bangsa dengan segala keanekaragaman dan tidak bisa lepas
dari ikatan-ikatan primordial, kesukuan dan kedaerahan. Proses
pembangunan yang sedang berlangsung menimbulkan perubahan dan
pergeseran sistem nilai budaya sehingga mental manusia pun terkena
pengaruhnya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan
perubahan kondisi kehidupan manusia . Maka dari itu diperlukan sebuah
peranan budaya lokal untuk mendukung ketahanan budaya nasional itu
sendiri.
Kearifan lingkungan atau kearifan lokal masyarakat sudah ada di
dalam kehidupan masyarakat semenjak zaman dahulu mulai dari zaman
prasejarah hingga saat ini, kearifan lingkungan merupakan perilaku positif
manusia dalam berhubungan dengan alam dan lingkungan sekitarnya
yang dapat bersumber dari nilai-nilai agama, adat istiadat, petuah nenek
moyang atau budaya setempat (Wietoler dalam Akbar (2006)) yang
terbangun secara alamiah dalam suatu komunitas masyarakat untuk
beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya, perilaku ini berkembang
menjadi suatu kebudayaan di suatu daerah dan akan berkembang secara
turun-temurun. Secara umum, budaya lokal atau budaya daerah dimaknai
sebagai budaya yang berkembang di suatu daerah, yang unsur-unsurnya
adalah budaya suku-suku bangsa yang tinggal di daerah itu. Dalam
pelaksanaan pembangunan berkelanjutan oleh adanya kemajuan teknologi
membuat orang lupa akan pentingnya tradisi atau kebudayaan masyarakat
dalam mengelola lingkungan, seringkali budaya lokal dianggap sesuatu
yang sudah ketinggalan di abad sekarang ini, sehingga perencanaan
pembangunan seringkali tidak melibatkan masyarakat.

Wujud, Fungsi, dan Makna Kearifan Lokal| 4


Pengertian Kearifan Lokal dilihat dari kamus Inggris Indonesia,
terdiri dari 2 kata yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Local berarti
setempat dan wisdom sama dengan kebijaksanaan. Dengan kata lain maka
local wisdom dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan, nilai-nilai-nilai,
pandangan-pandangan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh
kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota
masyarakatnya. Dalam disiplin antropologi dikenal istilah local genius.
Local genius ini merupakan istilah yang mula pertama dikenalkan oleh
Quaritch Wales. Para antropolog membahas secara panjang lebar
pengertian local genius ini (Ayatrohaedi, 1986). Antara lain Haryati
Soebadio mengatakan bahwa local genius adalah juga cultural identity,
identitas/kepribadian budaya bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut
mampu menyerap dan mengolah kebudayaan asing sesuai watak dan
kemampuan sendiri (Ayatrohaedi, 1986:18-19). Sementara Moendardjito
(dalam Ayatrohaedi, 1986:40-41) mengatakan bahwa unsur budaya daerah
potensial sebagai local genius karena telah teruji kemampuannya untuk
bertahan sampai sekarang

Wujud, Fungsi, dan Makna Kearifan Lokal| 5


Kelompok 2/6D
Bab.II.

WUJUD, FUNGSI, DAN MAKNA KEARIFAN


LOKAL
A. Wujud Kearifan Lokal

K
earifan lokal terdiri dari dua jenis, yaitu kearifan lokal yang
berwujud nyata atau dikenal dengan istilah tangible dan juga
kearifan lokal tidak berwujud atau yang biasa disebut intangible.

1. Kearifan Lokal Berwujud Nyata atau Tangible


Sesuai dengan namanya, kearifan lokal berwujud nyata adalah
kearifan lokal yang bisa kita lihat dan sentuh wujudnya. Kearifan lokal
dalam bentuk nyata atau tangible ini bisa dilihat dalam berbagai bentuk,
baik itu dalam bentuk tekstual seperti tata cara, aturan, atau sistem nilai.
Bentuk selanjutnya adalah arsitektural seperti berbagai jenis
rumah adat yang ada di setiap daerah di Indonesia. Misalnya rumah
Gadang di Sumatera Barat, rumah Joglo dari Jawa Tengah, atau rumah
Panggung dari Jambi.
Bentuk kearifan lokal berwujud nyata lainnya adalah cagar budaya
seperti patung, berbagai alat seni tradisional, senjata tradisional yang
diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi lainnya, hingga
tekstil tradisional seperti kain batik dari Pulau Jawa dan kain tenun dari
Pulau Sumba.

Wujud, Fungsi, dan Makna Kearifan Lokal| 6


2. Kearifan Lokal yang Tidak Berwujud atau Intangible
Kebalikan dari kearifan lokal berwujud yang nyata dan bisa dilihat
serta dirasakan, kearifan lokal tidak berwujud atau intangible ini tidak
bisa dilihat wujudnya secara nyata. Namun, walaupun tidak terlihat,
kearifan lokal jenis ini bisa didengar karena disampaikan secara verbal
dari orang tua ke anak, dan generasi selanjutnya.
Bentuk kearifan lokal tidak berwujud antara lain adalah nasihat,
nyanyian, pantun, atau cerita yang mengandung pelajaran hidup bagi
generasi selanjutnya yang bertujuan agar para generasi muda di wilayah
tersebut tidak melakukan tindakan buruk yang dapat merugikan diri
sendiri, masyarakat, serta alam sekitar yang menjadi rumah serta sumber
penghidupan mereka.
Contohnya adalah kepercayaan asal Papua yang dikenal dengan
nama Te Aro Neweak Lako. Kepercayaan ini merupakan bentuk
kearifan lokal yang tidak berwujud atau intangible, dimana masyarakat
mempercayai bahwa alam merupakan bagian dari diri mereka.
B. Fungsi Kearifan Lokal
Fungsi dari kearifan lokal adalah sebagai berikut.
1. Konservasi Pelestarian Sumber Daya Alam yang Ada
Kearifan lokal memiliki cakupan yang cukup luas. Bukan hanya
adat istiadat, kearifan lokal juga merupakan pandangan hidup
masyarakat mengenai sumber daya alam yang ada di wilayah mereka.
Kearifan lokal yang ada membuat masyarakat lebih sadar mengenai
pentingnya sumber daya alam yang ada disekitar mereka.
Alih-alih merusak, kearifan lokal justru membantu untuk
mendorong masyarakat di wilayah tertentu untuk melakukan konservasi
agar alam tempat mereka tinggal tetap terjaga dan tidak mengalami
kerusakan.
Misalnya, nelayan Aceh yang memiliki hari-hari yang pantang
dipakai untuk melaut, seperti hari Jumat atau hari raya Idul Fitri. Selain
dua hari tersebut, ada beberapa hari lainnya yang juga ditetapkan
sebagai hari terlarang untuk melaut.
Hal ini dilakukan agar ikan memiliki kesempatan untuk
berkembang biak dengan maksimal. Selain itu, masyarakat yang bekerja
Wujud, Fungsi, dan Makna Kearifan Lokal| 7
sebagai nelayan juga dilarang untuk menangkap ikan dengan pukat
harimau atau bom yang dapat merusak terumbu karang dan mengganggu
ekosistem di lautan.
2. Menjadi Petuah, Kepercayaan, dan Pantangan
Orang-orang tua kita di masa lalu, tentu ingin yang terbaik
untuk kehidupan anak cucunya kelak. Sayangnya, mereka tidak bisa
hidup selamanya untuk menjaga agar anak cucunya tetap menjalani
kehidupan yang baik.
Sebagai gantinya, nenek moyang kita mewariskan berbagai
kearifan lokal. Dengan kearifan lokal yang melekat pada masyarakat,
maka bukan hanya merupakan pandangan hidup yang bisa menjadi
lebih baik. Lebih dari itu, kearifan lokal juga mencakup nasihat atau
petuah, pantangan yang tidak boleh dilanggar, juga kepercayaan
yang dipelihara dengan baik.
Petuah dan nasihat lama ini diwariskan tentu saja untuk
menjaga agar kehidupan setiap generasi di wilayah tertentu dapat
berjalan baik.
3. Menjadi Ciri Utama Sebuah Masyarakat
Kearifan lokal yang ada juga mencakup adat dan istiadat.
Meski seringkali dianggap kuno, tetapi adat dan istiadat inilah yang
justru membuat sebuah daerah jadi unik dan berbeda dari daerah
lainnya di Indonesia.
Dengan adanya kearifan lokal, maka masyarakat akan
menganggap seperangkat tradisi sebagai hal yang sudah seharusnya
dilakukan, karena mereka sudah terbiasa dengan adat istiadat dan
budaya tersebut. Selain itu, masyarakat setempat juga sudah
menganggap bahwa kearifan lokal merupakan hal yang memang
harus dilakukan di wilayah tersebut.
Namun, beda ceritanya dengan para turis, dan pelancong
yang berkunjung ke suatu wilayah identik dengan kearifan lokalnya.
Kearifan lokal yang tercermin dalam adat istiadat dan budaya ini
jelas tidak bisa ditemukan di wilayah lain, karena itulah yang
membuat turis merasa terkesan dengan wilayah tersebut.

Wujud, Fungsi, dan Makna Kearifan Lokal| 8


Lihat saja Bali, bukan hanya punya alam yang cantik, Bali
juga memelihara adat dan budaya yang diwariskan oleh para nenek
moyang kepada mereka. Alhasil, warisan budaya inilah yang
membuat Bali terasa berbeda, terasa lebih istimewa, terasa lebih
berkesan dibandingkan dengan tempat-tempat lain yang ada di
dunia.
4. Pengembangan sumber daya manusia
Kearifan lokal mencakup nilai-nilai yang menjadi acuan sikap
dan perilaku seseorang. Hal ini berhubungan dengan proses
pengembangan sumber daya manusia (SDM). Oleh sebab itu,
berbagai kegiatan pengembangan SDM sebaiknya berlandaskan
kearifan lokal. Misalnya, kegiatan yang berkaitan dengan upacara
daur hidup.
5. Pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan
Nilai budaya yang melekat di masyarakat dalam suatu daerah
tidak akan lepas dari kearifan lokal. Oleh karena itu, ilmu
pengetahuan dan kebudayaan dapat berkembang baik jika
berlandaskan kearifan lokal.
C. Makna Kearifan Lokal
Kearifan lokal dapat dimaknai sebuah pemikiran tentang hidup.
Pemikiran termaksud dilandasi nalar jernih, budi yang baik, dan
memuat hal-hal positif. Kearifan lokal dapat diterjemahkan sebagai
karya akal budi, perasaan mendalam, tabiat, bentuk perangai, dan
anjuran untuk kemuliaan manusia. Penguasaan atas kearifan lokal,
akan mengusung jiwa mereka semakin berbudi luhur. Kearifan lokal
dalam konteks bahasa lokal (Jawa) tentu memiliki kekhasan. Orang
Jawa yang menyimpan kearifan lokal tidak sekedar pikiran yang
berperan, tetapi juga rasa. Orang Jawa tidak sekedar memiliki
pengalaman biasa, melainkan sebuah laku, hingga muncul kearifan
lokal (Wagiran, 2011).
Keanekaragaman pola-pola adaptasi terhadap lingkungan hidup
yang ada dalam masyarakat Indonesia yang diwariskan secara turun
temurun menjadi pedoman dalam memanfaatkan sumberdaya alam.
Kesadaran masyarakat untuk melestarikan lingkungan dapat
ditumbuhkan secara efektif melalui pendekatan kebudayaan. Jika
Wujud, Fungsi, dan Makna Kearifan Lokal| 9
kesadaran tersebut dapat ditingkatkan, maka hal itu akan menjadi
kekuatan yang sangat besar dalam pengelolaan lingkungan. Dalam
pendekatan kebudayaan ini, penguatan modal sosial, seperti pranata
sosialbudaya, kearifan lokal, dan norma-norma yang terkait dengan
pelestarian lingkungan hidup penting menjadi basis yang utama
(Suhartini, 2009).
Kearifan lokal itu mengandung kebaikan bagi kehidupan
mereka, sehingga prinsip ini mentradisi dan melekat kuat pada
kehidupan masyarakat setempat. Meskipun ada perbedaan karakter
dan intensitas hubungan sosial budayanya, tapi dalam jangka yang
lama mereka terikat dalam persamaan visi dalam menciptakan
kehidupan yang bermartabat dan sejahtera bersama. Dalam bingkai
kearifan lokal ini, antar individu, antar kelompok masyarakat saling
melengkapi, bersatu dan berinteraksi dengan memelihara nilai dan
norma sosial yang berlaku (Putra, 2016).
Dalam setiap kearifan lokal tentunya memiliki makna positif
yang berperan dalam terbentuknya nilai-nilai kearifan lokal tersebut.
Makna adalah arti dari sebuah kata atau benda, makna didapat pada
saat menggunakan bahasa dikarenakan adanya peran bahasa dalam
komunikasi dan proses berpikir, khususnya hal yang menyangkut
bagaimana mengidentifikasi, memahami ataupun meyakini
(Sumaryono, 1999). Makna adalah arti atau maksud yang dapat
merujuk pada hal-hal berikut:
1. Makna Simbol, yaitu makna yang terdapat dalam bentuk-bentuk
budaya seperti bahasa, ritual dan konstrusi simbolik yang di
dalamnya memiliki pemaknaan yang melebihi dari simbol itu sendiri
(Paul Ricoeur, 2013).
2. Makna Estetika, yaitu suatu sosok benda yang mempunyai sifat
indah, segala hasil seni, meskipun tidak semua hasil seni indah, atau
sifat-sifat yang merujuk kepada sesuatu yang indah di mana manusia
mengekspresikan perasaan indah tersebut melalui berbagai hal yang
mengandung unsur estetis dinilai secara umum oleh masyarakat
(Khairi, 2010).
3. Makna Filosofis, yaitu makna yang terkandung dari nilai (budaya)
yang terpancar dari benda sebagai kekuatan dalam tiap aksen yang
ada dalam benda tersebut (Syarofie, 2012).
Wujud, Fungsi, dan Makna Kearifan Lokal| 10
D. Identitas Kearifan Lokal yang Ada di Provinsi Bengkulu
1. Kain Besurek
Kain besurek bermotif bahasa arab, budaya, dan alam menandakan
Akulturasi budaya lokal dan arab. Mulai dikenal sejak tahun 2015. Besurek
berasal dari melayu dialek artinya bersurat atau bertulisan dengan maksud
tulisan berciri kaligrafi arab gundul. Sebagai bentuk keagungan kepada
tuhan, media dakwah islam, serta kecintaan terhadap budaya dan alam.
Motifnya ada 7 macam: kaligrafi arab, rembulan, kembang melati, burung
kuau, pohon hayat kombinasi kembang cengkih dan kembang cempaka serta
perpaduan relung paku dan burung punai.
Gambar 1.1 Kain Batik Basurek
Sumber : https://bengkulu.pikiran-
rakyat.com/kabar-bengkulu/amp/pr-
2504714307/8-budaya-dan-tradisi-bengkulu-
yang-masih-populer-dan-lestari-di-masyarakat-
hingga-saat-ini

Kain yang digunakan berbahan


dasar katun dan sutra, serta cenderung
berwarna merah kecoklatan dan merah
manggis. Biasanya digunakan untuk
untuk penutup kepala bagi raja
penghulu, buayan dalam upacara cukur
bayi, penutup jenazah, dan untuk
upacara adat pengantin. Penggunaanya
hingga kini tidak hanya pada ritual adat melainkan bisa fashion sehari-hari,
apalagi pemerintah daerah sekarang sudah menerapkan batik besurek
sebagai baju kedinasan. Sehingga penggunaanya bisa dijangkau oleh semua
orang namun nilai jualnya masih cukup tinggi. Dikarenakan masih
menggunakan alat tradisonal dan itulah yang membedakan dengan kain
sablon lainnya

Wujud, Fungsi, dan Makna Kearifan Lokal| 11


2. Tabot

Tabot merupakan Tradisi Bengkulu dirayakan setiap tahunnya dari


tanggal 1 hingga 10 muharam. Untuk memperingati hari kebangkitan islam
dan mengenang imam Husein ali bin abu thalib cucu nabi Muhammad
SAW. Yang dulunya perna
menjadi tawanan oleh tentara
Yazid Bin Muawiyah di Padang
Karbala, Irak untuk membela
islam serta meyampaikan nahi
mungkar. Menyampaikan
kebenaran bukan hal mudah,
Melainkan harus disuarakan jika
kebenaran tidak ditegakan maka
kebatilan akan berkuasa.

Gambar 1.2 Perayaan Tabot di Bengkulu


Sumber : https://bengkulu.pikiran-rakyat.com/kabar-
bengkulu/amp/pr-2504714307/8-budaya-dan-tradisi-bengkulu-yang-masih-populer-dan-lestari-
di-masyarakat-hingga-saat-ini
Awalnya tabot dibawa oleh para pekerja islamiyah syiah Madras dan
Bengali, India bagian selatan. Untuk membuat benteng malborough ,
dibawah naungan Tentara inggris. Secara harfiah tabot berasal dari bahasa
arab yg artinya tabut. Ritual tabot menjadiakan acuan masyarakat untuk
tetap semangat karena setiap perbuatan memberikan kebaikan.
pelaksanaannya dengan serangkaian upacara adat dan diakhiri dengan arak-
arakan bangunan berhias (tabot) yang diiringi musik dol ( alat musik
Bengkulu). Menariknya setiap tradisi tabot pemerintah menyelenggarakan
festival, tentu menarik wisata untuk berkunjung serta mendekatkan yang
jauh atau sebagai ajang silahturami keluarga.

Wujud, Fungsi, dan Makna Kearifan Lokal| 12


3. Dol
Dol merupakan
instrument pengiring
musik yang digunakan
untuk perayaan tabot dan
hari besar lainnya. Dol
sejenis beduk namun
ukurannya lebih kecil,
terbuat dari bonggol
pohon kelapa yang dilubangi serta dilapisi kulit kerbau atau lembu.
Gambar 1.3
Sumber : https://bengkulu.pikiran-rakyat.com/kabar-
bengkulu/amp/pr-2504714307/8-budaya-dan-tradisi-bengkulu-yang-masih-populer-dan-lestari-
di-masyarakat-hingga-saat-ini
Alat pemukulnya dari kayu yang dilapisi kain. Dol diwarnai dengan
corak menarik, ukuran yang cukup besar dan ringan. Tidak menutup
kemungkinan anak kecil untuk memainkanya. Dari muda hingga tua sangat
mahir. maka dari itu, pelastariannya lebih ditingkatkan supaya dol akan
selalu eksis.Dengan suara gemuruh yang kencang membuat orang disekitar
bersemangat. sensasi ini yang membedakan dengan alat musik lainnya. Dulu
dol hanya dimainkan oleh garis keturunannya. Orang Bengkulu keturunan
india atau disebut sipai, Sehingga
jika bukan keturunannya sangat sulit
untuk mencoba namun kini semua
orang boleh untuk mencobanya.
4. Kesenian sarafal Anam
Kesenian sarafa anam
digunakan untuk adat acara
perkawinan dan aqiqah. oleh suku
lembak termasuk daerah Lebong,
Bengkulu Tengah dan Kota
Bengkulu. Awalnya sarafal anam diperkenalkan oleh Syech Serunting
ulama banten sebagai media untuk menyebarkan agama islam.
Gambar 1.4 Sarafal Anam

Wujud, Fungsi, dan Makna Kearifan Lokal| 13


Sumber : https://bengkulu.pikiran-
rakyat.com/kabar-bengkulu/amp/pr-2504714307/8-budaya-dan-tradisi-bengkulu-yang-masih-
populer-dan-lestari-di-masyarakat-hingga-saat-ini

Sejak saat itu H. Wajid Bin Raud yang merupakan masyarakat asli
suku Lembak sebagai tokoh yang dipercaya dan dihormati menerima serta
mengembagkan sarafal anam secara turun temurun.
Seni vokal Dengan lantunan ayat suci al-qur’an serta syairnya,
serasa membuat hati tenang dan damai. Dengan tujuan sebagai bentuk
pujian terhadap segala keberkahan oleh allah swt, doa dan wujud syukur
hamba kepada tuhannya. Nilainya sebagai panutan masyarakat berupa
kehidupan sosial : kebersamaan dan gotong royong terhadap sesama yang
melibatkan beberapa laki-laki yang berzikir.
Syair melayu yang disenandungkan dengan melantunkan syair
Bisyarih dan tanakal (syair arab) diiringi oleh rebana. yang memainkannya
harus mengikuti ajaran islam dengan memakai kopiah, baju muslim serta
kain sarung. Pemerannya
diperuntukan laki-laki sebab laki-
laki sebagai pemipin selayak yang
memimpin doa untuk kaumnya.
5. Kerajinan kulit lantung
Daya tarik dengan khas
tiada tanding menjadikan provinsi
Bengkulu kreatif dengan segala
kekayaan yang dipunya. Kulit
lantung diambil dari pohonnya lalu
ditipiskan dengan cara dipukul-
pukul, inilah asal mula kulit
lantung. Dengan memanfaatkan
pohon karet, dan pohon ibuh untuk
menciptakan berbagai kerajinan
tangan unik dan nilai jual. Seperti:
tas,dompet gantungan,celengan, bingkai foto dan perabotan rumah lainnya.
Bukan hanya sekedar nilai guna melainkan ada sejarah didalamnya.
Gambar 1.5 Tas dari Kulit Lantung
Sumber : https://bengkulu.pikiran-rakyat.com/kabar-bengkulu/amp/pr-2504714307/8-budaya-
dan-tradisi-bengkulu-yang-masih-populer-dan-lestari-di-masyarakat-hingga-saat-ini
Wujud, Fungsi, dan Makna Kearifan Lokal| 14
Awalnya pada tahun 1943 masa pendudukan Jepang. kulit lantung
dibuat menjadi pakaian sehari-hari. Kain yang disebut sebagai kain Terjajah
ini merupakan lambang perjuangan rakyat terhadap penjajah. Orang
terdahulu memutar otak untuk tetap survive. Meski tekanan, keadaan
memburuk, kelaparan serta penindasan lainnya Tak menyurut semangat.
Jika diam dan hanya berpasrah diri hingga waktu berlalu tidak akan perna
ada kreatif sedemikian rupa ini. Maka tetaplah konsisten serta usaha
semaksimal untuk membangkitkan potensi yang ada dalam diri.
Menjadikan nilai plus dari kerajinan kulit lantung dari getahnya, karena
menurut penilaian masyarakat bengkulu getah membuat barang tidak mudah
rusak. Sehingga bisa digunakan dengan jangka waktu yang lama dan juga
harganya ekonomis. Tentu menjadi pilihan bagi para ibu rumah tangga
untuk bisa bergaya, tidak perlu mengerluarkan biaya mahal bahkan bisa
terlihat indah dan
berkualitas.
6. Opai Malem Likua
G
a
m
b
a
r

1
.
6

Sumber : https://bengkulu.pikiran-rakyat.com/kabar-bengkulu/amp/pr-2504714307/8-budaya-
dan-tradisi-bengkulu-yang-masih-populer-dan-lestari-di-masyarakat-hingga-saat-ini

Tradisi serawai dan rejang yang masih dipakai sampai kini. pada
malam 27 ramadhan diadakannya kegiatan membakar batok kelapa setinggi
1,5 meter. pembakaran dilakukan dihalaman depan rumah setelah magrib.
Uniknya satu rumah hanya boleh membakar 1 lunjuk batok kelapa
sebagai lambang kesaan Allah SWT. itu menandakan bahwa budaya tidak
lepas dari agama. Agama selalu mengambil perannya untuk budaya.Konon
katanya sebagai bentuk rasa syukur kepada allah SWT serta menjadi ucapan
doa kepada terdahulu atau meninggal dunia agar arwahnya tentram. Dengan
berkeyakinan itu suku serawai dan rejang mempercayai bahwasanya batok
Wujud, Fungsi, dan Makna Kearifan Lokal| 15
kelapa yang dibakar sebagai penyambutan kedatangan roh dan penerang
jalan para roh. dengan aroma yang khas kelapa membuat orang tetap berada
didekatnya. Nyaman dengan kenikmatan malam bersama orang-orang
tercinta sehingga opai melem likua menjadi pilihan berkumpul bersama
keluarga.
7. Marhaban Buai Bayi
G
a
m
b
a
r

1
.
7

B
uai Bayi
Sumber : https://bengkulu.pikiran-
rakyat.com/kabar-bengkulu/amp/pr-2504714307/8-budaya-dan-tradisi-bengkulu-yang-masih-
populer-dan-lestari-di-masyarakat-hingga-saat-ini
Pelaksanaanya dengan melantukanMarhaban buai bayi merupakan
tradisi adat provinsi bengkulu untuk bayi sedang aqiqah dengan maksud
memberikan pujian serta doa agar kedepannya selalu terjaga dalam
kebaikan. Bayi diletakan dibuaian kain bermotif besurek digendong bujang
(laki-laki belum menikah).
shalawat diringi rebana serta dengan ramuan yang sudah dibacakan
doa seperti air kelapa diberikan dikepala bayi dengan maksud shalwat yang
dibacakan menjadi rahmat untuk bayi. Setelah itu bayi dikelilingi untuk
dicukur rambutnya.Menarik dalam tradisi ini ada banjar uang atau bendera
yang ditempelkan uang menjadi moment untuk anak-anak kecil
mengambilnya jadi setiap diadakan aqiqah anak kecil sangat tertarik untuk
ikut.

Wujud, Fungsi, dan Makna Kearifan Lokal| 16


8. Berejung
Berejung merupakan tradisi yang tidak terlepas dari tarian adat suku
serawai. dengan memulai tarian adat, lalu dipertengahan dengan berejung,
setelah itu ditutup tarian adat.

Gambar 1.8

Sumber :
https://bengkulu.pikiran-
rakyat.com/kabar-
bengkulu/amp/pr-2504714307/8-
budaya-dan-tradisi-bengkulu-
yang-masih-populer-dan-lestari-
di-masyarakat-hingga-saat-ini
Biasanya berejung
untuk acara pernikahan
dan peresmian. Sebagai
pertunjukan nyanyian
dengan logat serawai
dengan mengungkapkan isi hati sesuai pengalaman yang terjadi. Namun
tidak terlepas disitu berejung juga dapat memberikan nasihat dan nilai
dengan penyampaian yang unik sehingga orang yang datang merasa terhibur
dan tidak merasa digurui.
9. Kenduri Nasi Santan
Masyarakat suku lembak di Kota Bengkulu menggelar tradisi
kenduri nasi santan
menjelang panen raya.
Kenduri nasi santan ini
sudah turun temurun
dilakukan sebagai bentuk
rasa syukur karena
tanaman padi milik
mereka sudah memasuki
musim panen raya.

Gambar 1.9

Sumber : https://news.okezone.com/read/2020/06/22/340/2234238/melihat-suku-lembak-dan-
tradisi-kenduri-nasi-santan-jelang-panen-raya
Wujud, Fungsi, dan Makna Kearifan Lokal| 17
Dalam tradisi ini, mereka menikmati nasi santan (nasi uduk) yang
telah dimasak di rumah untuk dimakan bersama di area persawahan yang
akan dipanen. Tradisi ini dipimpin oleh tokoh adat. Biasanya, tokoh adat
bakal menjadi pembaca doa saat kenduri nasi santan. Sebelum memanjatkan
doa yang dibawakan tokoh masyarakat, tuan rumah membakar kemenyan
didekat batang padi didekat pondok. Usai membakar kemenyan, tokoh
masyarakat memberikan kata pengantar doa.

Wujud, Fungsi, dan Makna Kearifan Lokal| 18


GLOSARIUM
Akulturasi suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok
manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan
unsur dari suatu kebudayaan asing.

Benteng bangunan untuk keperluan militer yang dibuat untuk


keperluan pertahanan sewaktu dalam peperangan.

Ritual rangkaian kegiatan berupa gerakan, nyanyian, doa, dan


bacaan, menggunakan perlengkapan, baik dilakukan secara
sendirian maupun bersama-sama, dipimpin oleh seseorang.

Festival pesta besar atau acara meriah yang diadakan dalam rangka
memperingati sesuatu.

Instrument alat dalam sebuah penelitian.

Syair salah satu jenis puisi klasik yang memperoleh pengaruh


kebudayaan Arab.

Survive bertahan hidup dalam kondisi yang tidak diinginkan dalam


jangka waktu yang lama.

Nasihat suatu bentuk yang menghubungkan pendapat pribadi atau


institusi, sistem kepercayaan, nilai, rekomendasi, atau
panduan tentang situasi tertentu yang disampaikan dalam
konteks tertentu kepada orang, kelompok, atau pihak lain.

Konservasi pelestarian atau perlindungan.


Pelestarian proses atau cara perlindungan dari kemusnahan dan
kerusakan.

Wujud, Fungsi, dan Makna Kearifan Lokal| 19


Landasan sebuah homonim karena arti-artinya memiliki ejaan.
Kebudayaan cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh bersama serta
diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya.
Petuah bijak dapat dijadikan sebagai bacaan yang memotivasi untuk
kembali bangkit dan berjuang. Bahkan bisa menjadi pedoman
hidup.
Pantangan yang terlarang menurut adat atau kepercayaan.
Tangible kearifan lokal yang berwujud
Intangible kearifan lokal yang tidak berwujud
Kearifan lokal pengetahuan yang eksplisit yang muncul dari periode
panjang yang berevolusi bersama-sama masyarakat dan
lingkungannya dalam sistem lokal yang sudah dialami
bersama-sama
Eksplisit informasi dengan unsur gramatikal yang jelas.

Wujud, Fungsi, dan Makna Kearifan Lokal| 20


DAFTAR PUSTAKA
Diem, A. F. (2012). Wisdom of the locality (sebuah kajian: kearifan
lokal dalam arsitektur tradisional Palembang). Berkala Teknik, 2(4), 299-
305.

Tondi, M. L., & Iryani, S. Y. (2018). Nilai dan makna kearifan lokal
rumah tradisional limas palembang sebagai kriteria masyarakat
melayu. Langkau betang: jurnal arsitektur, 5(1), 15-32.

Soedigdo, D., Harysakti, A., & Usop, T. B. (2014). Elemen-elemen


pendorong kearifan lokal pada arsitektur nusantara. Jurnal Perspektif
Arsitektur, 9(1).

Agung, Achmad M. 2006. Membincangkan Kearifan Ekologi Kita,


dalam Kompas, 30 Nopember 2006.

Buku Ajar Kearifan Lokal Daerah Sumatera Selatan. N.p., Bening


Media Publishing, 2022.

I yud Dw i Mursit , 2022. 8 Budaya dan Tradisi Bengkulu yang


Masih Populer dan Lestari di Masyarakat Hingga Saat Ini. Pikiran-
rakyat.com diakses pada tanggal 7 Februari 2023 pukul 15:18 WIB

Wujud, Fungsi, dan Makna Kearifan Lokal| 21

Anda mungkin juga menyukai