Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM ILMU POLITIK


MATA KULIAH KONSEP DASAR POLITIK DAN BELA NEGARA

Disusun Oleh :

Kelompok : 4
Kelas : 3 D
Semester : 3

1. Aisyah Nur Fadillah (A1G020024)


2. Sayid Rafif (A1G020128)
3. Sihismanias tari folanda (A1G020025)
4. Susan Yuliatri (A1G020130)
5. Indriastuty Sumarsih (A1G020099)
6. Ericha Putri Amanda (A1G020132)

Dosen Pengampu :
Dra. Atika Susanti, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan nikmat-
Nya-lah penulis masih diberi kehidupan dan kemampuan untuk menyelesaikan penulisan
Makalah. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Beliau
adalah petunjuk jalan keyakinan penulis untuk tetap menganut Islam dan teladan bagi penulis
untuk menjalankan kehidupan.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah kami.Kami juga mengucapkan terimakasih kepada,Dosen Atika
Susanti, M.Pd yang telah membimbing dalam pembuatan makalah ini. Akhir kata, semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Bengkulu,Rabu 1 September 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 3
BAB II........................................................................................................................................ 4
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 4
2.1 Pendekatan-Pendekatan Dalam Ilmu Politik ............................................................... 4
A. Pendekatan Legal/Institusional ................................................................................... 4
B. Pendekatan Institusional Baru ..................................................................................... 5
C. Pendekatan Perilaku .................................................................................................... 6
D. Pendekatan Pilihan Rasional ....................................................................................... 7
E. Pendekatan Ketergantungan ........................................................................................ 7
F. Teori Ketergantungan .................................................................................................. 8
BAB III ...................................................................................................................................... 9
PENUTUP.................................................................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 9
3.2 Saran ............................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendekatan dalam ilmu politik Dalam pandangan umum ilmu pengetahuan adalah
sesuatu yang dapat di uji kebenarannya melalui suatu eksperimen terkontrol. Namun
manusia adalah makhluk yang kreatif. Manusia selalu melakukan hal-hal baru yang tidak
dapat diamati dalam keadaan terkontrol. Oleh karena itu untuk memahami politik sebagai
ilmu, banyak orang yang menggunakan cara pendekatan-pendekatan khusus. Pendekatan
merupakan cara memperoleh suatu pengetahuan, dengan berdasarkan pengamatan akan hal
tertentu. Beberapa pendekatan dalam ilmu politik yaitu: pendekatan institusonal-legal,
pendekatan perilaku, pendekatan neo-Marxis, pendekatan pilihan rasional, dan pendekatan
institusionalisme baru.

Ilmu politik selalu berkembang pendefinisiannya. Banyak cara dalam mempelajariilmu


politik. Pada umumnya ada dua pendekatan yang dilakukan dalam memahami ilmu politik
yaitu pendekatan tradisional atau juga disebut dengan pendekatan sejarah,dikatakan
tradisional karena dalam memahami ilmu politik lebih memfokuskan pada apayang
seharusnya dilakukan oleh pelaku politik yang ada disetiap system. Selain pendekatan
tradisional ada juga pendekatan tingkah laku yang memfokuskan pada apayang sebenarnya
terjadi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan legal?
2. Apa yang dimaksud dengan pendekatan institusionalisme baru?
3. Apa yang dimaksud dengan pendekatan perilaku?
4. Apa yang dimaksud dengan pendekatan pilihan rasional
5. Apa yang dimaksud dengan pendekatan dan teori ketergantungan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pendekatan legal
2. Untuk mengetahui pendekatan institusionalisme baru
3. Untuk mengetahui pendekatan perilaku
4. Untuk mengetahui pendekatan pilihan rasional
5. Untuk mengetahui pendekatan dan teori ketergantungan

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pendekatan-Pendekatan Dalam Ilmu Politik


Dibawah ini beberapa pendekatan dalam ilmu politik, diantaranya:

A. Pendekatan Legal/Institusional
Pendekatan ini sering dinamakan pendekatan tradisional, mulai berkembang pada abad
ke-19 pada masa sebelum perang dunia II. Pada pendekatan ini negara menjadi fokus
utama, terutama konstitusional dan yurisidisnya. Bahasan pendekatan ini menyangkut sifat
dari Undang-Undang Dasar, masalah kedaulatan, kedudukan dan kekuasaan formal serta
yuridis dari lembaga-lembaga kenegaraan seperti parlemen, badan eksekutif, dan badan
yudikatif. Pendekatan ini lebih sering bersifat normatif dengan mengasumsikan norma-
norma demokrasi barat serta negara lebih di artikan sebagai suatu badan dari norma-norma
konstitusional yang formal.

Pendekatan institusionalisme atau kelembagaan mengacu pada negara sebagai fokus


kajian utama. Setidaknya, ada dua jenis atau pemisahan institusi negara, yakni negara
demokratis yang berada pada titik "pemerintahan yang baik" atau good governance dan
negara otoriter yang berada pada titik "pemerintahan yang jelek" atau bad governance dan
kemudian berkembang lagi dengan banyak varians yang memiliki sebutan nama yang
berbeda-beda.. Namun, pada dasarnya—jika dikaji secara krusial, struktur pemerintahan
dari jenis-jenis institusi negara tersebut tetap akan terbagi lagi menjadi dua yakni masalah
antara "baik" dan "buruk" tadi.

Bahasan tradisional dalam pendekatan ini menyangkut antara lain sifat undang-undang
dasar, masalah kedaulatan, kedudukan, dan kekuasaan formal serta yuridis dari lembaga-
lembaga kenegaraan seperti parlemen dan lain-lain. Dengan kata lain, pendekatan ini
mencakup unsur legal maupun institusional. Pendekatan legal/institusional, yang sering
dinamakan pendekatan tradisional, mulai berkembang abad 19 pada masa sebelum Perang
Dunia II. Dalam pendekataan ini negara menjadi fokus pokok, terutama segi konstitusional
dan yuridisnya.
Setidaknya, ada lima karakteristik atau kajian utama pendekatan ini, yakni
1. Legalisme (legalism), yang mengkaji aspek hukum, yaitu peranan pemerintah pusat
dalam mengatur hukum;.
2. Strukturalisme, yakni berfokus pada perangkat kelembagaan utama atau menekankan
pentingnya keberadaan struktur dan struktur itu pun dapat menentukan perilaku
seseorang;.
3. Holistik (holism) yang menekankan pada kajian sistem yang menyeluruh atau holistik
alih-alih dalam memeriksa lembaga yang "bersifat" individu seperti legislatif;.
4. Sejarah atau historicism yang menekankan pada analisisnya dalam aspek sejarah seperti
kehidupan sosial-ekonomi dan kebudayaan;.

4
5

5. Analisis normatif atau normative analysis yang menekankan analisisnya dalam aspek
yang normatif sehingga akan terfokus pada penciptaan good government..

Institusionalisme baru atau neo-institusionalisme adalah sebuah pendekatan untuk studi


institusi yang berfokus pada pengaruh yang membatasi dan memungkinkan dari aturan
formal dan informal pada perilaku individu dan kelompok. Institusionalisme baru secara
tradisional mencakup tiga aliran: institusionalisme sosiologis , institusionalisme pilihan
rasional , dan institusionalisme historis . Institusionalisme baru berasal dari karya sosiolog
John Meyer yang diterbitkan pada tahun 1977.
Institusionalisme sosiologis adalah bentuk institusionalisme baru yang menyangkut
"cara di mana institusi menciptakan makna bagi individu, menyediakan landasan teoretis
yang penting bagi institusionalisme normatif dalam ilmu politik". Beberapa institusionalis
sosiologis berpendapat bahwa institusi telah berkembang menjadi serupa (menunjukkan
isomorfisme ) di seluruh organisasi meskipun mereka berevolusi dengan cara yang berbeda.
Oleh karena itu, institusi dipandang penting dalam memperkuat dan menyebarkan norma-
norma budaya. Institusionalis sosiologis juga menekankan bagaimana fungsi dan struktur
organisasi tidak selalu mencerminkan tujuan fungsional, melainkan upacara dan ritual.
Aktor mematuhi aturan dan norma institusional karena jenis perilaku lain tidak dapat
dibayangkan; aktor mengikuti rutinitas karena mereka mengambil kualitas yang wajar.

B. Pendekatan Institusional Baru


Pendekatan ini berbeda dengan pendekatan-pendekatan yang lain. Ia lebih merupakan
suatu visi yang meliputi beberapa pendekatan lain, bahkan beberapa bidang ilmu
pengetahuan lain seperti sosiologi dan ekonomi. Institusional baru mempunyai banyak
aspek dan variasi.
Disebut Institusionalisme baru karena menyimpang dari Institusioanalisme yang lama.
Selain itu Institusionalisme baru melihat institusi Negara sebagi hal yang dapat diperbaiki
kearah tujuan tertentu. Pendekatan ini sebenarnya dipicu oleh pendekatan behavioralis yang
melihat politik dari kebijakan public sebagai hasil dari perilaku dari kelompok besar atau
massa, dan pemerintahan sebagai institusi yang hanya mencerminkan kegiatan massa itu.
Bentuk dan sifat dari institusi tergantung dari aktornya. Ada semacam consensus bahwa
inti dari institusi politik adalah rules or the game (Aturan main). Institusi tidak hanya
merupakan refleksi dari kekuatan social. Institusi seperti pemerintahan, parlemen, parpol,
dan birokrasi. Dapat dikatakan suatu institusi adalah organisasi yang tertata melalui pola
prilaku yang diatur oleh peraturan.
Inti dari institusionalisme baru yang dirumuskan Robert E. Goodin sbb:
Actor dan kelompok melaksanakan proyeknya dalam suatu konteks yang dibatasi secara
kolektif. Pembatasab-pembatasan itu terdiri dari institusi-institusi. Pembatasan-pembatasan
ini dalam banyak hal juga member keuntungan bagi individu atau kelompok dalam mengejar
proyek mereka masing-masing.
Faktor-faktor yang membatasi kegiatan individu dan kelompok,mempengaruhi
pembentukan preferensi dan motivasi dari actor dan kelompok.
Pembatasan ini mempunyai akar historis sebagai peninggalan dari tindakan dan pilhan masa
6

lalu. Mewujudkan, memlihara, dan member peluang serta kekuatan yang berbeda kepada
individu dan kelompok masing-masing. Perbedaan institusionalisme baru dan lama terletak
pada nalisis ekonomi, kebijakan fiscal dan moneter, pasar dan globalisasi di mana
institusionalisme tertuju ke sana, ketimbang masalah konstitusi yuridis.

C. Pendekatan Perilaku
Salah satu pemikiran pokok dalam pendekatan perilaku ialah bahwa tidak ada gunanya
membahas lembaga-lembaga formal karena pembahasan seperti itu tidak banyak
memberikan informasi mengenai proses politik yang sebenarnya. Sementara itu, inti
"pilihan rasional" ialah bahwa individu sebagai aktor terpenting dalam dunia politik dan
sebagai makhluk yang rasional selalu mempunyai tujuan-tujuan yang mencerminkan apa
yang dianggapnya kepentingan diri sendiri. Kedua pendekatan ini (perilaku dan pilihan
rasional), memiliki fokus utama yang sama yakni individu atau manusia. Meskipun begitu,
penekanan kedua pendekatan ini tetaplah berbeda satu sama lainnya.

Pendekatan perilaku timbul dan mulai berkembang di amerika pada tahun 1950-an
seusai Perang Dunia II. Adapun sebab-sebab kemunculannya adalah seabgai berikut. Sifat
deskriptif dari ilmu politikdianggap tidak memuaskan
1. Ada kekhawatiran bahwa jika ilmu politik tidak akan maju dengan pesat

2. Di kalangan pemerintah amerika tealh muncul keraguan mengenai kemampuan para


sarjana ilnu politik untuk menerangkan fenomena politik. Pendekatan ini tidak
menganggap lembaga-lembaga formal sebagai sentral atau actor independen, tetapi
sebagai kerangka.

Perilaku ini mempelajari perilaku anggota parlemen seperti pola pemberian suara
rancangan undang-undang. Beberapa konsep pokok pendekatan prilaku menurut David
Easton dan Albert Somit :

1. Prilaku politik menampilkan keteraturan yang peril dirumuskan sebagai generalisasi-


generalisasi yang kemudian di buktikan atau diverifikasi kebenarannya.
2. Harus ada usaha membedakan jelas anatra norma dan fakta.
3. Analisis politik tidak boleh dipengaruhi oleh nilai-nilai pribadi sipeneliti
4. Penelitian harus sistematis dan menuju pembentuka teori baru
5. Ilmu politik harus bersifat murni.
Adapun aspek yang ditekankan dalam pendekatan ini adalah:

1. Menekankan pada teori dan metodologi. Dalam mengembangkan studi ilmu politik,
teori berguna untuk menjelaskan berbagai fenomena dari keberagaman di dalam
masyarakat..
7

2. Menolak pendekatan normatif. Kaum behavioralis menolak hal-hal normatif yang


dikaji dalam pendekatan institusionalisme karena pendekatan normatif dalam upaya
menciptakan "pemerintahan yang baik" itu bersifat bias..
3. Menekankan pada analisis individual. Kaum behavioralis menganalisis letak atau
pengaturan aktor politik secara individual karena fokus analisisnya memang tertuju
pada analisis perilaku individu..

D. Pendekatan Pilihan Rasional


Pendekatan ini muncul dan berkembang setelah pertentangan anatara pendekatan-
pendekatan sebelumnya. Dan juga bebas dari peperangan besar yang selama ini terjadi.
Dalam ilmu politik dikenal nama pendekatan Pilihan Rasional. Pada akhir-akhir ini
perkembangan satu bidang ilmu politik itu tersendiri.
Inti dari politik menurut mereka adalah individu sebagai actor terpenting dalam dunia
politik. Sebagai mahkluk rasional mereka selalu memiliki tujuan tersendiri. Pelaku rasional
ini terutama politisi, birokrat, pemilih, dan actor ekonomi, pada dasrnya egois dan segalanya
tindakannya berdasarkan kecenderungan ini.
Dasar dari pendekatan ini adalah:
1. Tindakan manusia adalah instrument agar perilaku manusia dapat dijelaskan sebagai
usaha untuk mencapai suatu tujuan yang sedikit banyak jarak jauh.
2. Para actor merumuskan perilakunya melalui perhitungan rasional mengenai aksi mana
yang akan memaksimalkan keuntungannya.
3. Proses social berkala besar termasuk hal-hal seperti ratings, institusi dan praktik-praktik
merupakan hasil dari kalkulasiseperti itu. Pendekatan ini sanagat berjasa untuk mendorong
usaha kuantifikasi dalam ilmu politik dan mengembangkan sifat empiris yang adapat
dibuktikan kebenarannya. Ia merupakan suatu studi empiric, ketimbang abstrak dan
spekulatif.

E. Pendekatan Ketergantungan
Bertolak belakang dengan konsep Lenin mengenai imprealisme, mereka beranggapan
bahwa imprealisme masih hidup tapi dalam bentuk lain seperti ekonomi yang didominasi
negara-negara kaya. Pembangunan negara kurang maju selalu berkaitan dengan
kepentingan pihak lain seperti:
1. Negara jajahan dapat menyediakan sumber daya manusia atau sumber daya alam.

2. Negara kurang maju dapat menjadi pasar untuk hasil produksi Negara maju.
Ander Gunder Frank berpendapat bahwa penyelesaian masalah hanyalah melalui
revolusi social secara global. Mereka berpendapat bahwa gejala ini sudah menjadi gejala
seluruh dunia.Yang menarik adalah pandangan mereka yang membuka mata kita
terhadap akibat dari dominasi ekonomi ini. Dan itu dapat dilihat dari membumbungnya
hutang dan kesenjangan sosial.
8

F. Teori Ketergantungan
Teori ketergantungan merupakan kelompok yang mengkhususkan penelitiannya pada
hubungan antara negara Dunia Pertama dan Dunia Ketiga. Teori Ketergantungan yang pada
awalnya memusatkan perhatian pada negara-negara Amerika Selatan adalah pandangan
mereka yang membuka mata terhadap akibat dominasi ekonomi. Ini bisa dilihat dari
membumbungnya utang kesenjangan sosial-ekonomi dari pembangunan di banyak negara
Dunia Ketiga.

Teori ini lebih berpengaruh kepada negara ketiga atau negara kurang maju dalam
kerugiannya, dan negara maju justru berpengaruh dalam keuntungannya. Ada dua hal yang
dalam keberpengaruhan tersebut. Pertama Negara bekas jajahan (negara ketiga) dapat
menyediakan sumber daya manusia dan sumber daya alam, semua hal itu menjadi investasi
yang menguntungkan bagi negara pertama (penjajah atau negara maju). Kedua, negara
kurang maju (negara ketiga) dapat menjadi pasar untuk hasil produksi negara maju dan hal
ini adalah kegiatan eksploitasi yang menyebabkan negara-negara kurang maju mengalami
kemiskinan terus-menerus.

Teori ketergantungan sebagai teori yang muncul sebagai kritikan dari teori modernisasi.
Jika sebelumnya menurut teori modernisasi bahwa pembangunan itu seharusnya berkiblat
dan mencontoh negara negara barat yang terlebih dahulu maju, dan penyebab tidak
berkembangnya sebuah negara dikarena faktor-faktor dalam negara tersebut yang
menghambat gerak pembangunan. Oleh karena itu, segala faktor internal tersebut harus
dihapus dengan mencontoh negara-negara barat. Negara-negara dunia ketiga yang
mengikuti hal tersebut ternyata justru menghadapi masalah dalam perekonomian, mereka
terikat pada tingginya angka hutang piutang dan angka inflansi yang tinggi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam ilmu politik terdapat beberapa pendekatan, yaitu
A. Pendekatan Legal/Institusional
Pendekatan ini sering dinamakan pendekatan tradisional, mulai berkembang pada abad
ke-19 pada masa sebelum perang dunia II. Pada pendekatan ini negara menjadi fokus
utama, terutama konstitusional dan yurisidisnya.

B. Pendekatan Institusional Baru


Pendekatan ini berbeda dengan pendekatan-pendekatan yang lain. Ia lebih merupakan
suatu visi yang meliputi beberapa pendekatan lain, bahkan beberapa bidang ilmu
pengetahuan lain seperti sosiologi dan ekonomi. Institusional baru mempunyai banyak
aspek dan variasi.

C. Pendekatan Perilaku
Salah satu pemikiran pokok dalam pendekatan perilaku ialah bahwa tidak ada gunanya
membahas lembaga-lembaga formal karena pembahasan seperti itu tidak banyak
memberikan informasi mengenai proses politik yang sebenarnya.

D. Pendekatan Pilihan Rasional


Pendekatan ini muncul dan berkembang setelah pertentangan anatara pendekatan-
pendekatan sebelumnya. Dan juga bebas dari peperangan besar yang selama ini terjadi.
Dalam ilmu politik dikenal nama pendekatan Pilihan Rasional. Pada akhir-akhir ini
perkembangan satu bidang ilmu politik itu tersendiri.

E. Pendekatan Ketergantungan
Bertolak belakang dengan konsep Lenin mengenai imprealisme, mereka beranggapan
bahwa imprealisme masih hidup tapi dalam bentuk lain seperti ekonomi yang didominasi
negara-negara kaya.

3.2 Saran
Karena sistem pembuatan makalah ini online dan diskusi secara online, sangat
diharapkan ketika membuat makalah ini sebaiknya kita harus mendisukusikan secara rinci
pada anggota kelompok dan harus bekerja sama. Kita juga harus menggunakan sumber-
sumber yang benar-benar akurat seperti dari buku, media internet atau materi lainnya yang
sudah diberikan oleh Dosen Pengampu.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/4728319/Pendekatan_Dalam_Ilmu_Politik
Diakses pada tanggal 1 September 2021 pukul 10.30 WIB
http://handiarto.com/beragam-pendekatan-dalam-ilmu-politik
Diakses pada tanggal 1 September 2021 pukul 10.30 WIB
http://id.shvoong.com/law-and-politics/politics/2114294-pendekatan-dalam-politik/
Diakses pada tanggal 1 September 2021 pukul 10.30 WIB
http://muspiarsaputra.blogspot.com/2010/12/paper-pendekatan-dalam-ilmu-politik.html
Diakses pada tanggal 1 September 2021 pukul 10.30 WIB

10

Anda mungkin juga menyukai