Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi TUHAN YANG MAHA ESA yang telah
memberikan saya kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup
untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun dengan
tujuan utama menyelesaikan tugas mata kuliah Konsep Dasar IPS SD.
Saya juga mengucapkan terimakasih banyak kepada dosen yang telah
memberikan tugas ini yaitu agar menambah wawasan saya tentang Ilmu Politik.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa pengalaman dan ilmu yang dimiliki
masih terbatas dan terdapat banyak kekurangan sehingga penulisan makalah ini
masih jauh dari sempurna. Saya mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun dari Dosen pengampu guna mencapai hasil yang lebih baik.
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi saya pribadi juga bagi
para pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................1
1.1 Latar belakang ........................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah ....................................................................................................2
1.3 Tujuan .....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu politik adalah disiplin ilmu klasik yang mempelajari tentang fenomena politik.
Tujuannya adalah untuk memperdalam pemahaman manusia tentang bentuk dan sifat
tindakan politik dan untuk mengembangkan alat teoritis untuk menafsirkan fenomena yang
bermakna secara politik. Disiplin berkaitan dengan bidang tradisional kehidupan nasional
masyarakat, seperti demokrasi, parlemen, politisi, pemilihan umum, dan pemerintahan.
Bagaimanapun, politik modern tidak terbatas pada apa yang terjadi di tingkat negara.
Ilmu politik Jyväskylä berangkat dari pandangan bahwa pada dasarnya politologi
berarti mengambil perspektif politik pada setiap aspek kehidupan manusia. Apa pun bisa
memiliki kualitas politik yang berkaitan dengan kekuasaan, identitas, atau tujuan tindakan.
Dengan demikian, misalnya, seni, budaya, moral, bahasa, nama, konsep, dsb. Dapat dipahami
sebagai mengandung properti politik yang penting.
Ilmu politik adalah disiplin ilmu yang bersifat internasional. Politik Jyväskylä modern tidak
dibagi menjadi bidang penelitian politik nasional dan internasional yang terpisah, karena
fenomena yang bermakna secara politik tidak dibatasi oleh batas-batas nasional. Saat
mempelajari fenomena apa pun, penting untuk memiliki perspektif internasional tentangnya,
dan lebih disukai untuk memahaminya dalam bahasa yang berbeda. Politik dunia di
Jyväskylä bukanlah disiplin yang terpisah, tetapi merupakan aspek dari politik.
Spesialisasi ilmu politik meningkatkan pemahaman tentang fenomena politik,
membiasakan orang untuk melihat sesuatu dalam perspektif internasional, dan mendorong
tindakan politik. Ini didasarkan pada gaya politik Jyväskylä yang berbeda. Ini berkaitan
dengan bidang penyelidikan politik tradisional, seperti politisi, kekuasaan, sistem politik, dll.
Namun, di Jyväskylä kami juga telah menekankan bahwa fenomena apa pun dapat memilik
aspek politik, sehingga misalnya seni, bahasa, sejarah atau gender dapat dipahami secara
politik. Pemahaman semacam ini dapat dipupuk dengan cara mengenal teori politik klasik,
spesimen teori politik modern yang baik, dan budaya politik berbagai negara. Mayoritas
tindakan politik adalah tindak tutur. Politik lebih banyak dilakukan secara retoris dengan
membentuk nama, konsep dan struktur argumentasi. Memahami komunikasi politik dan
budaya, dalam berbagai bahasa, sangat penting.
Baik guru maupun siswa ilmu politik banyak bergerak secara internasional, baik secara fisik
maupun intelektual, yang menyoroti pentingnya keterampilan linguistik yang baik.
Dimungkinkan untuk lulus studi dalam bahasa Finlandia dan Inggris, tetapi biasanya mereka
yang berspesialisasi dalam politik memperoleh keterampilan juga dalam bahasa Nordik
lainnya, Jerman, Prancis, Spanyol, Rusia, Jepang, Cina, atau beberapa bahasa yang lebih
jarang. Mereka yang telah mempelajari ilmu politik telah mendapatkan pekerjaan di
lingkungan nasional dan internasional. Beberapa alumni secara nasional terlihat dalam politik
parlementer, tetapi lebih banyak orang telah menempatkan diri mereka di tingkat administrasi
Uni Eropa, negara bagian, provinsi dan komunal, baik di Finlandia maupun di luar negeri.
Selain itu, banyak jenis pekerjaan lain yang terbuka untuk mereka, seperti penelitian,
pendidikan orang dewasa, berbagai pekerjaan media dan hubungan masyarakat, organisasi
nasional dan internasional, serta entitas budaya. Mereka juga bekerja di perusahaan swasta
sebagai analis atau pembuat konten.
Mereka yang telah mempelajari ilmu politik tidak dapat dengan mudah digantikan dengan
robot. Mereka adalah generalis yang fleksibel. Dalam pekerjaan mereka, pembelajaran
konstan, pemahaman tentang hubungan yang kompleks, kemampuan untuk memahami
perspektif yang berbeda, dan empati yang dalam terhadap perilaku manusia diperlukan.
Mempelajari ilmu politik mengembangkan kompetensi untuk semua itu.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Definisi Ilmu Politik?


2. Apa Hubungan Ilmu Politik dengan Ilmu sosial lainnya?

1.3 Tujuan

1. Untuk memberikan pemahaman kepada rekan-rekan mahasiswa tentang Ilmu Politik


dan juga tentang Hubungan Ilmu Politik dengan Ilmu Sosial Lainnya.
2. Untuk diajukan kepada dosen pengampu mata kuliah Konsep Dasar IPS SD sebagai
pemenuhan atas tugas yang diberikan, serta untuk dipresentasikan kepada rekan-rekan
mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI ILMU POLITIK


Ilmu politik merupakan ilmu yang mempelajari politik atau politics atau kepolitikan.
Politik adalah usaha menggapai kehidupan yang baik. Di Indonesia kita mengenal sebuah
pepatah “gemah ripah loh jinawi”. Orang Yunani Kuno terutama Plato dan Aristoteles
menamakannya sebagai en dam onia atau the good life.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa politik dalam suatu negara (state)
berkaitan dengan masalah kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision making),
kebijakan publik (public policy) dan alokasi atau distribusi (allocation or distribution).
Pemikiran politik di dunia barat banyak dipengaruhi oleh filsuf Yunani Kuno abad ke-5 SM,
seperti Plato dan Aristoteles menganggap politik sebagai suatu usaha untuk mencapai
masyarakat politik yang terbaik.
Dewasa ini definisi mengenai politik yang sangat normatif itu telah mendesak yang
lebih menekankan pada upaya (means) untuk mencapai masyarakat yang baik, seperti
kekuasaan, pembuatan keputusan, kebijakan, alokasi nilai dan sebagainya. Pada umumnya
politik dapat dikatakan bahwa politik adalah usaha untuk mentukan peraturan-peraturan yang
dapat diterima baik oleh sebagian besar warga, untuk membawa masyarakat ke arah
kehidupan bersama yang harmonis. Usaha untuk menggapai the good life ini menyangkut
bermacam-macam kegiatan yang antara lain menyangkut proses penentuan tujuan dari
sistem, serta cara-cara melaksanakan tujuan tersebut. Cara-cara yang dapat dipakainya dapt
bersifat persuasi (meyakinkan) dan jika perlu bersifat paksaan (coercion). Tanpa unsur
paksaan, kebijakan ini hanya merupakan perumusan keinginan (statement of intent) belaka.
Menurut Rod Hague et al, politik adalah kegiatan yang menyangkut cara bagaimana
kelompok-kelompok mencapai keputusan-keputusan yang bersifat kolektif dan mengikat
melalui usaha untuk mendamaikan perbedaan-perbedaan diantara anggota-anggotanya. Ada
pendapat lain yang datang dari Andrew Heywood yang menyatakan bahwa politik adalah
kegiatan suatu bangsa yang bertujuan untuk membuat, mempertahankan dan
mengamandemen peraturan-peraturan umum yang mengatur kehidupannya, yang berarti
tidak dapat lepas dari gejala konflik dan kerja sama.
Di samping itu ada definisi-definisi lain yang lebih bersifat pragmatis, perbedaan-
perbedaan dalam definisi disebabkan karena setiap sarjana meneropong hanya satu aspek atau
unsur dari politik. Unsur ini diperlukan sebagai konsep pokok yang akan dipakainya untuk
meneropong unsur-unsur lain. Konsep-konsep itu antara lain:
- Negara
- Kekuasaan (power)
- Pengambilan keputusan (decision making)
- Kebijakan (policy, beleid)
- Pembagian (distribution) atau alokasi (allocation)
Bidang-bidang Ilmu Politik
Dalam Contemporary Political Science terbitan UNESCO 1950, ilmu politik dibagi menjadi
empat bidang, yaitu:
- Teori politik
– Sejarah perkembangan ide-ide politik.
Lembaga-lembaga politik
1.1 Undang-undang Dasar;
1.2 Pemerintah nasional;
1.3 Pemerintah daerah dan lokal;
1.4 Fungsi ekonomi dan sosial dari pemerintah;
– Perbandingan lembaga-lembaga politik.
2 Partai-partai, golongan-golongan (groups) dan pendapat umum
2.1 Partai-partai politik;
2.2 Golongan-golongan dan asosiasi-asosiasi;
2.3 Partisipasi warga negara dalam pemerintah dan administrasi;
– Pendapat umum.
3 Hubungan Internasional
3.1 Politik internasional;
3.2 Organisasi-organisasi dan administrasi internasional;
3.3 Hukum Internasional.
Teori politik yang merupakan bidang pertama dari ilmu politik adalah bahasan sistematis dan
generalisasi-generalisasi dari fenomena politik. Teori politik bersifat spekulatif sejauh
menyangkut norma-norma untuk kegiatan politik, tetapi dapat juga bersifat menggambarkan
atau membandingkan atau berdasarkan logika. Ide-ide politik sering juga dibahas menurut
sejarah perkembangannya, oleh karena setiap ide politik selalu erat hubungannya dengan
pikiran-pikiran dalam masa ide itu lahir.
2.3 HUBUNGAN ANTARA ILMU POLITIK DENGAN ILMU – ILMU SOSIAL
LAINNYA
Hubungan Ilmu Politik dengan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya
1. Filsafat
Ilmu pengetahuan lain yang sangat erat hubungannya dengan ilmu politik adalah filsafat.
Filsafat ialah usaha untuk secara rasional dan sistematis mencari pemecahan atau jawaban
atas persoalan-persoalan yang menyangkut alam semesta (universe) dan kehidupan manusia.
Filsafat menjawab pertanyaan seperti: Apakah asas-asas yang mendasari fakta? Apakah yang
dapat saya ketahui? Apakah asas-asas dari kehidupan? Filsafat sering merupakan pedoman
bagi manusia dalam menentukan sikap hidup dan tingkah lakunya.
Ilmu politik terutama sangat erat hubungannya dengan filsafat politik, yaitu bagian dari
filsafat yang menyangkut kehidupan politik terutama mengenai sifat hakiki, asal mula dan
nilai (value) dari negara. Negara dan manusia di dalamnya dianggap sebagai sebagian dari
alam semesta. Etika membahas persoalan yang menyangkut norma-norma baik / buruk.
Penilaian semacam ini, jika diterapkan dalam politik menimbulkan berbagai pertanyaan
sebagai berikut:
Apakah sebenarnya tujuan dari negara itu?
Bagaimana seharusnya sifat sistem pemerintahan yang terbaik untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut?
Bagaimana seorang pemimpin harus bertindak untuk keselamatan negara dan warganya?
Dengan demikian kita sampai pada bidang filsafat politik yang membahas masalah politik
dengan berpedoman kepada suatu sistem nilai dan norma-norma tertentu.
2. Sejarah
Sejarah merupakan alat yang paling penting bagi ilmu politik, oleh karena menyumbang
bahan, yaitu data dan fakta dari masa lampau, untuk diolah lebih lanjut. Perbedaan pandangan
antara ahli sejarah dengan sarjana ilmu politik ialah bahwa ahli sejarah selalu meneropong
masa yang lampau dan inilah yang menjadi tujuannya, sedangkan sarjana ilmu politik
biasanya lebih melihat ke depan (future oriented). Bahan mentah yang disajikan oleh ahli
sejarah, teristimewa sejarah kontemporer, oleh sarjana ilmu politik hanya dipakai untuk
menemukan pola-pola ulangan (recurrent patterns) yang dapat membantu untuk menentukan
suatu proyeksi masa depan. Sarjana ilmu politik tidak puas dengan hanya mencatat sejarah,
tetapi ia akan selalu mencoba menemukan dalam sejarah pola-pola tingkah laku politik
(patterns of political behavior) yang memungkinkannya untuk dalam batas-batas tertentu
menyusun suatu pola perkembangan untuk masa depan dan memberi gambaran bagaimana
sesuatu keadaan dapat diharapkan akan berkembang dalam keadaan tertentu.
3. Sosiologi
Diantara ilmu-ilmu sosial, sosiologi-lah yang paling pokok dan umum sifatnya. Sosiologi
membantu sarjana ilmu politik dalam usahanya memahami latar belakang, susunan dan pola
kehidupan sosial dari berbagai golongan dan kelompok dalam masyarakat. Dengan
menggunakan pengertian-pengertian dan teori-teori sosiologi, sarjana ilmu politik dapat
mengetahui sampai dimana susunan dan stratifikasi sosial memengaruhi ataupun dipengaruhi
oleh misalnya keputusan kebijakan, corak dan sifat keabsahan politik, sumber-sumber
kewenangan politik, pengendalia sosial dan perubahan sosial.
Baik sosiologi maupun ilmu politik sama-sama mempelajari negara. Akan tetapi sosiologi
menganggap negara sebagai salah satu lembaga pengendalian sosial (agent of social control).
Sosiologi menggambarkan bahwa pada masyarakat yang sederhana maupun yang kompleks
senantiasa terdapat kecenderungan untuk timbulnya proses, pengaturan, atau pola-pola
pengendalian tertentu yang formal maupun yang tidak formal. Jadi, ilmu politik dan
sosiologi sama dalam pandangannya bahwa negara dapat dianggap baik sebagai asosiasi
(kalai melihat manusia) maupun sebagai sistem pengendalian (system of control). Hanya saja
bagi ilmu politik negara merupakan objek penelitian pokok, sedangkan dalam ilmu sosiologi
negara hanya merupakan salah satu dari banyak asosiasi dan lembaga pengendalian dalam
masyarakat.
4. Ilmu Hukum
Terutama di negara-negara Eropa, ilmu hukum sejak dulu sangat erat dengan ilmu politik,
karena mengatur dan melaksanakan undang-undang (law enforcement) merupakan salah satu
kewajiban negara yang penting. Cabang-cabang ilmu hukum yang khususnya meneropong
negara ialah hukum tata negara dan ilmu negara.
Sarjana hukum melihat negara sebagai lembaga atau instituta dan menganggapnya sebagai
organisasi hukum yang mengatur hak dan kewajiban manusia. Fungsi negara ialah
menyelenggarakan penertiban, tetapi oleh hukum penertiban ini dipandang semata-mata
sebagau tata hukum. Menusia dilihat sebagai makhluk yang menjadi objek dari sistem
hukum, dan dianggap sebagai pemegang hak dan kewajiban politik semata-mata. Ilmu hukum
tidak melihat manusia sebagai makhluk yang terpengaruh oleh faktor sosial, psikologi dan
kebudayaan.
Selain itu ilmu hukum bersifat normatif dan selalu mencoba mencari unsur keadilan. Aliran
ini kuat sekali dalam kupasan-kupasan mengenai Negara Hukum (rechstaat), yang
menekankan bahwa kadilan (sense of justice) merupakan basis dari seluruh sistem norma
yang mendasari negara. Sistem hukum adalah dasar legal dari negara, seluruh struktur dan
fungsi negara ditetapkan oleh hukum.
Selain itu masih terdapat ilmu-ilmu sosial lain yang berhubungan sangat erat dengan ilmu
politik ini, diantaranya geografi, anropologi, ilmu ekonomi, psikologi sosial dan sebagainya.
Karena terbatasnya literatur jadi penulis hanya menyebutkan bagian-bagian yang mendasar
saja.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemikiran politik di dunia barat banyak dipengaruhi oleh filsuf Yunani Kuno abad ke-5 SM,
seperti Plato dan Aristoteles menganggap politik sebagai suatu usaha untuk mencapai
masyarakat politik yang terbaik. Dewasa ini definisi mengenai politik yang sangat normatif
itu telah mendesak yang lebih menekankan pada upaya (means) untuk mencapai masyarakat
yang baik, seperti kekuasaan, pembuatan keputusan, kebijakan, alokasi nilai dan sebagainya.
Pada umumnya politik dapat dikatakan bahwa politik adalah usaha untuk mentukan
peraturan-peraturan yang dapat diterima baik oleh sebagian besar warga, untuk membawa
masyarakat ke arah kehidupan bersama yang harmonis.
Ada pendapat lain yang datang dari Andrew Heywood yang menyatakan bahwa politik
adalah kegiatan suatu bangsa yang bertujuan untuk membuat, mempertahankan dan
mengamandemen peraturan-peraturan umum yang mengatur kehidupannya, yang berarti
tidak dapat lepas dari gejala konflik dan kerja sama. Teori politik yang merupakan bidang
pertama dari ilmu politik adalah bahasan sistematis dan generalisasi-generalisasi dari
fenomena politik.
Ilmu politik terutama sangat erat hubungannya dengan filsafat politik, yaitu bagian dari
filsafat yang menyangkut kehidupan politik terutama mengenai sifat hakiki, asal mula dan
nilai (value) dari negara.
Perbedaan pandangan antara ahli sejarah dengan sarjana ilmu politik ialah bahwa ahli sejarah
selalu meneropong masa yang lampau dan inilah yang menjadi tujuannya, sedangkan sarjana
ilmu politik biasanya lebih melihat ke depan (future oriented). Bahan mentah yang disajikan
oleh ahli sejarah, teristimewa sejarah kontemporer, oleh sarjana ilmu politik hanya dipakai
untuk menemukan pola-pola ulangan (recurrent patterns) yang dapat membantu untuk
menentukan suatu proyeksi masa depan.
Sarjana ilmu politik tidak puas dengan hanya mencatat sejarah, tetapi ia akan selalu mencoba
menemukan dalam sejarah pola-pola tingkah laku politik (patterns of political behavior) yang
memungkinkannya untuk dalam batas-batas tertentu menyusun suatu pola perkembangan
untuk masa depan dan memberi gambaran bagaimana sesuatu keadaan dapat diharapkan akan
berkembang dalam keadaan tertentu. Dengan menggunakan pengertian-pengertian dan teori-
teori sosiologi, sarjana ilmu politik dapat mengetahui sampai dimana susunan dan stratifikasi
sosial memengaruhi ataupun dipengaruhi oleh misalnya keputusan kebijakan, corak dan sifat
keabsahan politik, sumber-sumber kewenangan politik, pengendalia sosial dan perubahan
sosial. Hanya saja bagi ilmu politik negara merupakan objek penelitian pokok, sedangkan
dalam ilmu sosiologi negara hanya merupakan salah satu dari banyak asosiasi dan lembaga
pengendalian dalam masyarakat.
Ilmu Hukum Terutama di negara-negara Eropa, ilmu hukum sejak dulu sangat erat dengan
ilmu politik, karena mengatur dan melaksanakan undang-undang (law enforcement)
merupakan salah satu kewajiban negara yang penting.

3.2 Saran
Sebagai Mahasiswa kita harus memahami dalam - dalam Ilmu Politik, karena Ilmu politik
sangat bermanfaat dan bertujuan untuk mensejahterakan bangsa, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan memelihara perdamaian dunia. Saya berharap dari materi yang telah dipaparkan
diatas bisa menjadi pedoman bagi mahasiswa akan pentingnya ilmu politik bagi suatu bangsa.
Dan tentunya makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu saya meminta saran
dan kritik yang membangun dari dosen pengampu guna mencapai makalah yang lebih baik
lagi. Kiranya makalah ini bermanfaat untuk semua orang sekian dari kami saya Deis
Harikedua saya ucapkan banyak-banyak terima kasih.

Daftar Pusaka
https://fisipol.uma.ac.id/ilmu-politik/
https://pkbh.uad.ac.id/definisi-ilmu-politik/

Anda mungkin juga menyukai